Keteguhan Ali Akbar di Medan Perang
Ketika pasukan Ibnu Ziyad mengepung dan menyerang para pengikut Imam Husain as, Ali Akbarlah yang pertama kali menyambut serangan mereka. Jumlah musuh yang begitu banyak dengan persenjataannya yang lengkap, tidak sedikit pun menggetarkan nyali Ali Akbar. Setelah pertempuran yang sangat hebat itu berlalu beberapa saat, sebagian besar para pembela Imam Husain as. berguguran. Jasad-jasad mereka seakan-akan dipeluk mesra oleh tanah Karbala yang sudah basah tersiram darah-darah suci mereka. Pada saat itu, di sekeliling Imam Husain as yang tersisa hanya tinggal anggota keluarganya saja.
Pada malam Asyura, para pemuda Bani Hasyim bertekad mempertaruhkan jiwa mereka sampai titik darah penghabisan. Mereka tidak rela melihat putra Imam Husain as dibantai dihadapan mata kepada mereka sendiri. Keesokan harinya, pada tanggal 10 Muharram, mereka terjun ke medan pertempuran hingga satu persatu berguguran. Semangat dan keberanian dalam kalbu mereka untuk tetap menegakkan kebenaran dan kerinduan meraih syahadah telah menggerakkan mereka untuk maju terus pantang mundur.
Ali Akbar, dengan penuh hormat, meminta izin kepada ayahnya untuk ikut terjun ke medan pertempuran. Dengan penuh haru dan derai air mata, Imam Husain as mengizinkan putranya ikut bertempur.
Imam Husain as memperhatikan putranya lalu menengadah ke langit seraya berujar lirih, “Ya Allah, saksikanlah orang-orang ini. Di antara mereka ada seorang pemuda yang perawakannya, perilaku dan cara bicaranya paling menyerupai Rasulullah. Apabila kami merasa sangat rindu kepada Nabi-Mu, maka kami pandangi wajahnya. Ya Allah jangan Engkau berikan keberkahan atas bumi ini kepada musuh-musuhnya. Cerai beraikan mereka. Koyakkan dada-dada mereka. Jangan kau ridhai kekuasaan mereka selama-lamanya. Kami telah menyeru dan mengajak mereka kepada kebenaran, namun mereka malah memusuhi dan memerangi kami.”