Muamalah Imam Ali dengan Tuhannya
Imam Ali as berkata dalam penggalan khutbahnya, “Para ahli takwa adalah orang-orang yang sabar dalam menjalani kehidupan dunia yang singkat ini demi mendapatkan ketenangan abadi. Ini merupakan sebuah tijarah (perdagangan) yang sangat menguntungkan yang telah disiapkan oleh Allah bagi mereka”
Berdasarkan sebuah riwayat disebutkan bahwa sabar itu terbagi menjadi 3 bagian:
1. Sabar untuk tidak bermaksiat.
2. Sabar dalam ketaatan kepada Allah Swt.
3. Sabar kala menghadapi musibah.
Allah Swt befirman: Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari dari azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu kedalan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan tempat- tempat tinggal yang baik di dalam surga ’Adn itulah kemenangan yang agung. Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin. (QS. ash-Shaff: 10-13)
Dalam penggalan khutbah ini, Imam Ali as mengibaratkan kesabaran layaknya barang dagangan yang harga dan nilainya adalah ketenangan abadi, sementara pembelinya adalah Allah Swt. Di sisi lain, Allah Swt menyebutkan dalam kitab-Nya bahwa salah satu bentuk dagangan yang ditawarkan dan layak dibeli adalah iman kepada-Nya dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya dengan harta atau jiwa.