Pengaruh Khutbah Imam Sajjad (AS) dalam Mempermalukan Yazid
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Sejarah Tabari, Nafasul Mahmum, Hayat al-Husain, Tazkirah Sibth Ibn Jauzi, Kamil Ibn Atsir
Saat Imam Sajjad (AS) menyampaikan khutbah yang tegas, orang-orang yang hadir di masjid sangat terpengaruh dan terbangkitkan kesadarannya. Khutbah ini memberi mereka keberanian dan ketegasan.
ketika rombongan tawanan Husain tiba di majelis Yazid yang terkutuk, khutbah Imam Sajjad (AS) di majelis ini membangkitkan emosi rakyat dan menyadarkan mereka tentang kebobrokan rezim Bani Umayyah. Dalam kesempatan ini, kita akan mengkaji pengaruh khutbah ini di masyarakat Syam dan rezim pemerintahan Bani Umayyah.
Ketika Imam Sajjad (AS) menyampaikan khutbah yang tegas, orang-orang yang hadir di masjid sangat terpengaruh dan kesadaran mereka terbangkitkan. Mereka diberi keberanian dan ketegasan.
Seorang ulama besar Yahudi yang hadir di majelis Yazid bertanya kepada Yazid: “Siapakah pemuda ini?”
Yazid menjawab: “Ali bin Husain.”
Ia bertanya lagi: “Siapakah Husain itu?”
Yazid menjawab: “Anak dari Ali bin Abi Thalib.”
Ia bertanya lagi: “Siapa ibunya?”
Yazid menjawab: “Putri Muhammad.”
Orang Yahudi itu berkata: “Subhanallah! Ini adalah anak dari putri nabi kalian yang kalian bunuh?! Kalian benar-benar pengganti yang buruk bagi keturunan Rasulullah! Demi Allah, jika nabi kami Musa bin Imran meninggalkan seorang anak di antara kami, kami akan menghormatinya sampai batas penyembahan. Kalian baru saja kehilangan nabi kalian kemarin dan hari ini kalian memberontak terhadap anaknya dan membunuh cucunya?! Sungguh kalian adalah Umat yang celaka !”
Yazid marah dan memerintahkan untuk memenggal kepala ulama Yahudi itu. Ulama besar Yahudi itu berdiri sambil berkata: “Jika kalian ingin membunuhku, aku tidak peduli! Dalam Taurat, aku menemukan bahwa orang yang membunuh anak nabi akan selalu terkutuk dan tempatnya di neraka.”
Kemudian Yazid memerintahkan agar kepala suci Imam Husain (AS) digantung di gerbang istananya.
Hindun, putri Abdullah bin Amir, istri Yazid, ketika mendengar bahwa Yazid telah menggantung kepala Imam Husain (AS) di gerbang rumahnya, dia merobek tirai yang memisahkan Yazid dari haremnya dan berlari tanpa kerudung menuju Yazid.
Saat itu Yazid sedang duduk di majelis umum. Hindun berkata kepada Yazid: “Hai Yazid! Apakah kepala anak Fatimah, putri Rasulullah, harus digantung di gerbang rumahku?!”
Yazid bangkit dari tempatnya, menutupinya dan berkata: “Ya, ratapilah Husain. Menangislah untuk anak putri nabi! Semua suku Quraisy menangisinya! Ubaidullah bin Ziyad bergegas membunuhnya, semoga Allah membunuhnya!”
Hal ini menyebabkan Yazid meninggalkan kesombongan dan kegembiraan yang dia tunjukkan di awal kejadian saat dia memukul bibir suci Imam dan bersyair. Yazid kemudian menyalahkan pembunuhan Imam Husain (AS) kepada Ubaidullah bin Ziyad untuk membersihkan namanya!
Dalam kitab “Tazkirah Sibth Ibn Jauzi” dan “Kamil Ibn Atsir” disebutkan bahwa ketika kepala Imam dibawa ke Syam, Yazid pada awalnya senang dan menyatakan kepuasannya atas tindakan Ibn Ziyad. Yazid bahkan mengirim hadiah dan penghargaan kepada Ibn Ziyad.
Namun, setelah beberapa waktu berlalu, Yazid merasakan kebencian dan kemarahan rakyat terhadap tindakan keji tersebut. Dia menyesali apa yang telah dia katakan dan lakukan, dan berkata: “Semoga Allah mengutuk putra Marjanah yang membuat urusan begitu sulit bagi Husain sehingga dia memilih jalan kematian dan menjadi martir!”
Yazid berkata: “Apa yang terjadi antara aku dan Ibn Ziyad sehingga dia membuatku dibenci oleh orang-orang baik dan buruk?”
Dalam sejarah, ada banyak kasus dimana para pemimpin dan penguasa berusaha membersihkan nama mereka dengan menyalahkan tindakan buruk mereka kepada orang lain untuk menjaga kekuasaan mereka.
Dalam hal ini, setelah khutbah Zainab (AS) dan khutbah Ali bin Husain (AS), serta protes dari Abu Barzah al-Aslami, istri Yazid Hindun binti Abdullah bin Amir, dan lainnya, Yazid tiba-tiba mengubah kebijakan politiknya dan menyalahkan pembunuhan Imam Husain (AS) kepada Ubaidullah bin Ziyad! Dia berkata: “Semoga Allah mengutuk putra Marjanah!”
Setelah tragedi Karbala, Ibn Ziyad datang ke Syam dan Yazid memberinya banyak harta. Yazid mengundangnya ke istana dan mereka minum bersama.
Dalam keadaan mabuk, Yazid berkata: “Berikan aku minuman yang akan memuaskan diriku, lalu berikan yang sama kepada Ibn Ziyad. Ibn Ziyad yang memegang rahasia dan amanahku, untuk menyelesaikan kemenangan dan jihadku. Pembunuh pemberontak, yakni Husain, dan pembasmi musuh-musuh dan lawanku.”
Dalam Tarikh Tabari disebutkan, Yazid berkata: “Semoga Allah mengutuk putra Marjanah! Dia membuatku dibenci oleh kaum Muslim dan menanamkan kebencian dalam hati mereka, membuatku dibenci oleh orang baik dan buruk karena membunuh Husain!”
Dari kutipan ini, jelas bahwa kehancuran posisi sosial Yazid dan kemarahan rakyat membuat Yazid mengubah tindakannya.