Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kemuliaan Fatimah Ma'sumah Bukan Hanya Nasab, Tapi Ilmu dan Ketakwaan

0 Pendapat 00.0 / 5

Sayyidah Fathimah Ma’sumah bukan hanya mulia karena nasabnya. Dalam usia muda, beliau pernah menggantikan sang ayah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting yang diajukan oleh sekelompok Syiah. Jawabannya begitu tepat, sehingga ketika Imam Musa al-Kazhim melihatnya, beliau berkata tiga kali:

“Fidāhā abūhā — Ayahnya menjadi tebusannya.”

Ungkapan ini memiliki makna spiritual yang dalam, menunjukkan bahwa Sayyidah Fathimah Ma’sumah as memiliki kedudukan ruhani dan keilmuan yang sangat tinggi, sebuah kedudukan yang bahkan seorang Imam rela “menebusnya” dengan jiwa beliau sendiri. Ini adalah ucapan yang hanya pernah diucapkan Nabi Muhammad untuk Sayyidah Fathimah Zahra as, dan oleh Imam Ma’sum untuk Sayyidah Fathimah Ma’sumah as.

Spiritualitas Sebagai Identitas Sejati

Menurut Dr. Hosseini, poin terpenting dalam kehidupan Sayyidah Fathimah Ma’sumah adalah bahwa beliau mendefinisikan diri bukan berdasarkan dunia atau manusia lain, tetapi berdasarkan hubungannya dengan Allah. Inilah hakikat dari ma’rifat al-nafs, mengenal diri melalui pengenalan kepada Tuhan.

Kita hidup dalam dunia yang dipenuhi kebingungan identitas. Banyak orang kehilangan arah karena tidak tahu siapa mereka sebenarnya. Mereka mendefinisikan diri melalui pencapaian duniawi, pendapat orang lain, atau standar sosial. Tapi Sayyidah Fathimah Ma’sumah mengajarkan kita bahwa identitas sejati hanya akan terbentuk ketika kita menyadari bahwa kita adalah hamba Allah, dan hidup kita adalah untuk mengabdi kepada-Nya.