Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kehidupan Spritual Fatimah Ma'sumah yang Penuh Ketenangan

0 Pendapat 00.0 / 5

Dr. Hosseini menyampaikan bahwa kehidupan orang yang bersandar pada Allah sepenuhnya akan berbeda. Orang ini:

1. Tidak gelisah karena kehilangan.

2. Tidak sombong karena keberhasilan.

3. Tidak terguncang karena badai dunia.

Sebab hatinya telah tertambat pada sumber yang tidak pernah goyah Allah. Ia tidak merasa sendiri, karena selalu merasa diawasi, dilindungi, dan dicintai oleh Tuhan. Ia tetap tenang bahkan ketika dunia berguncang seperti Sayyidah Zainab as yang berkata setelah tragedi Karbala: “Aku tidak melihat apa pun kecuali keindahan.”

Spiritualitas Melampaui Psikologi

Psikologi modern sering berbicara tentang “secure attachment” atau keterikatan yang aman biasanya kepada orang tua atau orang dekat. Namun spiritualitas mengajarkan bahwa keterikatan yang paling aman adalah kepada Allah. Orang tua bisa mengecewakan, teman bisa pergi, dunia bisa berubah  tapi Allah tidak pernah meninggalkan kita.

Oleh karena itu, banyak problem modern seperti depresi, kecemasan, bahkan keinginan mengakhiri hidup  berakar pada jauhnya manusia dari Allah. Ketika hubungan spiritual terputus, manusia kehilangan arah, makna, dan rasa aman. Tapi ketika hubungan itu terhubung kembali, maka lahirlah ketenangan sejati.

Sayyidah Fathimah Ma’sumah adalah teladan bagi perempuan, dan bahkan bagi seluruh umat manusia. Beliau menunjukkan bahwa perempuan bisa mencapai kedudukan spiritual tinggi  tidak hanya sebagai pengikut, tapi sebagai pembimbing ruhani. Beliau adalah contoh nyata bahwa keagungan bukan hanya karena nasab, tapi juga karena usaha, ilmu, dan hubungan batin dengan Allah.

Dengan meneladani beliau, kita bisa menapaki jalan tauhid, membangun kedekatan dengan Allah, dan menemukan ketenangan yang tidak tergantung pada dunia.

“A-lā bi-dzikrillāh tatma’innul-qulūb”
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Semoga, dengan cahaya Sayyidah Ma’sumah, kita pun mampu menapaki jalan ini, jalan spiritual yang penuh makna, ketenangan, dan cinta Ilahi.