Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hikmah adalah Salah Satu Sifat Orang Berakal

0 Pendapat 00.0 / 5

Dalam kehidupan, manusia terkadang berada dalam kondisi kebodohan, dan di lain waktu, ia memiliki akal namun belum memahami bagaimana cara menggunakannya dengan tepat. Pada kondisi pertama, ia membutuhkan ilmu dan hikmah untuk menghapus kebodohan dan menempatkan kesadaran serta pengetahuan pada tempatnya. Sedangkan pada kondisi kedua, ia harus mampu menggunakan akalnya secara bijaksana dalam tindakan dan perilaku.

Hikmah, atau kebijaksanaan, adalah bentuk taufik (petunjuk dan keberhasilan) dari Allah SWT. Ia merupakan sifat dan karakter mulia yang dapat diusahakan, asalkan seseorang memenuhi syarat-syarat tertentu dalam dirinya. Hikmah bukanlah hak eksklusif milik siapa pun. Siapa pun yang mempersiapkan dirinya dengan syarat-syarat yang diperlukan, insyaallah akan dianugerahi hikmah oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan hikmah sebagai “kebaikan yang banyak.” Dengan hikmah, seseorang mampu menghadapi berbagai persoalan dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup dengan ketenangan dan ketepatan.

Hikmah adalah ciri khas dari orang yang berakal. Yang dimaksud dengan “orang berakal” di sini tidak terbatas pada definisi filosofis, bukan pula hanya orang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi atau mencapai tingkat keilmuan tertentu. Melainkan, mencakup siapa saja yang mampu berpikir secara jernih, menyadari realitas, dan tahu bagaimana menggunakan akalnya dalam berinteraksi dengan sesama dan dalam bersikap. Mereka menjaga diri dari kesalahan, penyimpangan, dan kebatilan, serta mengupayakan keridhaan Tuhan dan penerimaan dari sesama manusia yang berakal.

Pentingnya Kebijaksanaan dalam Kehidupan

Kebijaksanaan adalah fondasi bagi segala keputusan yang tepat dan tindakan yang lurus. Orang yang berhikmah tidak hanya tahu apa yang benar, tetapi juga tahu kapan, di mana, dan bagaimana menerapkannya. Dalam dunia yang kompleks dan penuh tantangan ini, hikmah menjadi pelita yang menuntun akal agar tidak tergelincir dalam kesalahan. Tanpa hikmah, akal bisa menjadi alat yang tajam namun membahayakan. Namun, dengan hikmah, akal menjadi anugerah yang menyelamatkan.

Maka dari itu, kebijaksanaan adalah tanda kedewasaan akal. Ia bukan sekadar mengetahui, tetapi memahami secara mendalam dan bertindak dengan pertimbangan yang matang. Orang yang berhikmah membawa kedamaian bagi dirinya dan manfaat bagi orang lain. Dalam dirinya terletak perpaduan antara ilmu, pengalaman, dan rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, memperjuangkan hikmah adalah jalan menuju kemuliaan hidup, baik di hadapan manusia maupun di sisi Allah SWT.[]