Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menggapai Taqwa, Meraih Ihsan, Melalui Qurban (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar wa lilLahil-hamd

“Dan daging-daging serta darah (hewan qurban) itu tak sampai kepada Allah. Tapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan darimu.” (Al-Hajj 37)

Memang menyembelih kurban adalah suatu ritus ibadah yang bersifat simbolik. Ia menyimbolkan pengorbanan penuh kepasrahan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pada saat yang sama, ibadah kurban juga mengajarkan dan mendorong kita untuk mengambil pelajaran darinya.

Apa yang disimbolkan ritus ibadah ini, yang darinya kita bisa mengambil pelajaran?

Itulah semangat untuk memotong semua cabang dan ranting nafsu angkara murka (ammarah bis-su’), termasuk kesombongan, kesewenang-wenangan, kebencian, kekerasan, dan sebagainya.

iklan
Memang, semua ibadah kepada Allah pada puncaknya adalah persoalan hati. Persoalan khusyu’. Seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad saw:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik-fisik (material) dan bentuk-bentuk (penampilan) kalian. Melainkan dia melihat kepada hati kalian.“

Di sinilah masuk makna (batin) yang sesungguhnya dari ajaran tentang takwa ini.


Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar wa lilLahil-hamd

Takwa (berasal dari kata bahasa Arab, taqwa), secara istilah, berarti “melindungi”. Yakni, melindungi diri dari akibat melupakan Allah Swt dalam gerak-gerik kehidupan kita.

Tapi, sebelum membahas lebih jauh tentang takwa ini, kita perlu memahami bahwa para ulama membagi keadaan Muslim ke dalam tiga tingkatan, yakni:

1. Tingkatan abrar (orang yang berbuat amal-amal kebaikan)

2. Tingkatan muttaqi (orang bertakwa)

3. Tingkatan muhsin (orang yang sudah mencapai tingkat ihsan)

Tingkatan abrar adalah tingkatan pendahulu muttaqi. Bagi orang yang sudah melazimkan amal-amal baik dalam hidupnya, akan terbuka gerbang untuk mengancik maqam taqwa.  

Sedang maqam takwa sendiri, menurut para ulama dibagi lagi ke dalam tiga tingkatan:

1. Taqwa awam (takwanya orang kebanyakan): Orang-orang yang berada pada tingkatan ini selalu berusaha menghindar dari dosa dan selalu berupaya menjalankan syariah Allah.

2. Taqwa khawas (takwanya orang khusus): orang yang berada pada tingkatan takwa ini berusaha menghindar dari hal-hal yang memalingkan wajahnya dari Allah, meskipun dalam hal-hal yang halal

3. Taqwa khawwashul khawwash (takwa orang yang amat khusus): Orang yang berada pada tingkatan ini selalu sadar akan, dan hadir bersama, Allah dan Allah saja. Baginya iming-iming pahala dan ketakutan kepada dosa sudah tak lagi relevan baginya.

Sedemikian bersih hati orang yang bertakwa ini, sehingga hatinya telah  menjadi suci dan menjelma ‘arasy ar-Rahman, sesuai hadis:

 قلب المؤمن عرش الله

Dan pada hati orang bertakwa seperti ini bermanifestasi (bertajalli) nama-nama Allah. Dia disebut telah mengalami maqam musyahadah (menyaksikan) Allah Swt.

Bersambung ...