Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

PENGARUH AKHLAK MULIA DAN MELAKUKAN IBADAH (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Masalah akhlak, mensucikan hawa nafsu dan menghiasi diri dengan akhlak mulia memiliki peran sangat penting dalam seluruh agama tauhid, terutama Islam yang menyebutkan bahwa tujuan diutusnya para nabi dan turunnya al-Qur’anul Karim adalah mendidik ummat dan menghiasi mereka dengan akhlak yang mulia. Dalam al-Qur’an, Allah swt bersabda: Dialah Tuhan yang telah mengutus seorang nabi dari ummat yang ummmi agar ia membacakan ayat-ayat kepada mereka dan mensucikan serta mendidik akhlak mereka.[1]
 
 Imam Khomeini ra berkata: Para nabi diutus untuk mendidik manusia, menciptakan insan sejati, menjauhkan manusia dari kejelekan, kekotoran, kefasikan dan akhlak yang buruk serta menghiasi mereka dengan akhlak dan adab yang baik. [2] بعثت لاتمم مکارم الاخلاق Hal ini sangat diperhatikan oleh Allah sehingga Allah mengutus para nabi…” [3]
 
 Mengenai pentingnya akhlak mulia, cukuplah jika disebutkan bahwa al-Qur’anul Karim telah menjadikannya sebagai standar nilai manusia sebagaimana al-Qur’an telah memuji para nabi karena mereka memilki akhlak mulia. Sebagai contoh, Nabi Ibrahim as telah dipuji karena memiliki 3 sifat yang baik:
 

ان ابراهیم لحلیم اواه منیب[4]
 

 Sesungguhnya Ibrahim adalah hamba yang sabar, sangat penyayang dan termasuk orang-orang yang kembali kepada-Nya.
 Dan tentang Rasulullah saww, al-Qur’an bersabda:
 
و انک لعلی خلق عظیم [5]
 

 Dan sesungguhnya engkau memiliki akhlak yang mulia.
 Dan perhiasan Nabi berupa akhlak ilahi inilah yang merupakan kunci kesuksesan Rasulullah saww dalam menyebarkan Islam: Dan karena rahmat Ilahilah sehingga kamu dapat bersikap lemah lembut kepada manusia dan jika kamu kasar dan berakhlak buruk maka mereka akan berpencar dari sekelilingmu. [6]
 
 Dalam al-Qur’anul Karim, perhatian akan hal ini tidak dicukupkan hanya sedemikian saja tetapi Allah selalu memerintahkan dan mendorong manusia untuk meraih akhlak mulia melalui ibadah. Dalam al-Qur’an, dorongan untuk meraih akhlak mulia telah disebutkan secara umum dalam ayat al-Qur’an. Sebagai contoh:
 
فاستبقوا الخیرات [7]
 

 Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan.
 Dan dalam ayat:
 
و سارعوا الی مغفره من ربکم و جنه [8]
 

 Bersegeralah menuju ampunan Allah dan surga yang tinggi yang baru akan tercapai ketika diri telah dihiasi dengan keutamaan.
 
 Tujuan Penciptaan Manusia danPeran Akhlak Mulia dalam Mencapai Tujuan Penciptaan
 Perhatian al-Qur'anul Karim dalam hal meraih akhlak mulia sangat besar dan ini menunjukkan bahwa akhlak mulia memiliki peran utama dalam nasib manusia. Menurut ajaran-ajaran Tauhid, tujuan penciptaan manusia adalah menyembah Allah dan mencapai maqam khalifatullah serta menempuh tahapan kesempurnaan sehingga manusia terhubung pada kesempurnaan mutlak dan qurb ilallah. Sebagaimana Allah swt berfirman di dalam al-Qur'an:
 

و ما خلقت الجن و الانسان الا لیعبدون [9]
 

 Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain untuk menyembah-Ku.
 Dan ingatlaj ketika Allah bersabda kepada para malaikat: Aku akan menjadikan khalifah-Ku di muka bumi. [10]
 Tujuan ini hanya akan tercapai dalam naungan pensucian diri dan menghiasi diri dengan akhlak mulia; sebab sejak manusia dilahirkan pada dasarnya ia adalah hewan (bil fil) dan memiliki potensi untuk menjadi insan sejati (bil quwwah). Hanya dengan pemupukan nilai-nilai tinggi kemanusiaanlah yang dapat membawa manusia melewati alam hewani dan merealisasikan kemanusiaan yang ada dalam dirinya sehingga ia mampu mencapai kesempurnaan akhirnya.Jika tidak, mungkin saja manusia akan turun dalam maqam yang disebutkan oleh al-Qur'an lebih rendah dari hewan.
 

اولئک کالانعام بل هم اضل [11]
 

 Oleh karena itu, semakin manusia memperkuat akhlak mulia dalam dirinya maka ia akan naik satu tingkat lebih tinggi dari alam hewani dan ia akan semakin dekat dengan kesempurnaaan hakikinya yaitu qurb ilallah. Hal ini telah diisyaratkan dalam ucapan mulia Rasulullah saww: Allah swt telah menjadikan akhlak mulia melalui hubungan antara Dia dan hamba-Nya. Hanya dengan meraih sebuah akhlak mulia, maka kalian akan terhubung dengan Allah. [12]
 Itulah sebabnya mengapa Rasulullah saww bisa sampai pada kesempurnan insani dan meraih kedudukan sebagai khalifah Allah. Dalam al-Qur’an, beliau telah dipuji demikian:
 
و انک لعلی خلق عظیم [13]
 

 Al-Qur’an menilai bahwa Rasulullah layak memiliki kedudukan tersebut karena beliau memiliki akhlak yang mulia dalam level yang paling tinggi.
 

Pengaruh Akhlak Mulia
Sistem penciptaan berlandaskan pada hukum sebab akibat dan di alam semesta ini, segala sesuatu akan memberikan pengaruhnya pada yang lain. Semua amal manusia, yang baik atau buruk, memiliki peran tersendiri dalam kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan akhirat manusia. Akhlak mulia juga tidak terlepas dari hukum sebab akibat ini dan ia memiliki pengaruh positif dalam kehidupan dunia dan akhirat manusia. Dalam tulisan ini, kami akan mengisyaratkan beberapa pengaruh tersebut dengan menggunakan ayat-ayat dan riwayat. Tapi sebelum masuk ke dalam pembahasan, ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa maksud dari akhlak mulia di sini adalah semua segala sesuatu yang memiliki peran dalam menyampaikan manusia pada kesempurnaan hakiki dan qurb ilallah. Oleh karena itu, akhlak mulia terdiri dari ibadah baik ibadah wajib atau sunnah. Dalam makalah ini hanya akan disebutkan sebagian pengaruh dari akhlak mulia yang berhubungan dengan ibadah secara umum atau sebagian ibadah. Dalam beberapa masalah juga hanya dipilih pengaruh dari beberapa akhlak sedang penjelasan terperinci dan independen dari masing-masing akhlak mulia harus dibahas pada tempatnya sendiri karena tidak mungkin untuk membahas semuanya dalam makalah ini.
 

1. Pengaruh materi.
 

a. Berkah dari langit dan bumi.
 

لو ان اهل القری آمنوا و اتقوا لفتحنا علیهم برکات من السماء و الارض [14]
 

 Dan karena penduduk kota dan desa telah beriman dan bertakwa maka Kami membuka pintu-pintu berkah dari langit dan bumi. Iman dan takwa adalah keutamaan terbesar yang dengan iman dan takwalah maka seseorang dapat memiliki berbagai akhlak yang mulia.
 

b. Memiliki kehidupan yang baik (thayyibah) dan kehidupan yang penuh dengan kesucian dan ketenangan.
Siapa saja yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki atau perempuan, sedang mereka itu beriman maka Kami akan menghidupkannya dalam kehidupan yang suci. [15]
 

c. Kesehatan jasmani dan rohani.
Sebagian akhlak mulia memiliki pengaruh langsung dengan keselamatan jasmani dan rohani manusia. [16] الا بذکر الله تطمئن القلوب Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang. [17] صوموا تصحواRasulullah saww bersabda: Berpuasalah agar kalian menjadi sehat. Dan Imam Sajjad as bersabda: Laksanakanlah haji dan umrah agar badan kalian sehat. [18]

Bersambung ...