Syahadahnya Sang Cahaya Kebenaran yang Mengguncang Kezaliman (2)
Syahadah Sang Imam
Di antara para penguasa yang paling membenci Imam Zainal Abidin as adalah Al-Walid bin Abdul Malik. Seorang yang sombong dan keras kepala, zalim dan sewenang-wenang.
Umar bin Abdul Aziz dari Bani Umayyah sendiri menyebut kepemimpinannya dengan berkata tentangnya:
“Dia adalah orang yang telah memenuhi bumi dengan kezaliman.”
Al-Walid bin Abdul Malik merasa terganggu dengan keberadaan sang Imam.
Diriwayatkan oleh Az-Zuhri, bahwa Al-Walid berkata:
“Aku tidak akan pernah merasa tenang selama Ali bin Husain masih ada di dunia ini.”
Kebencian itu terjadi karena popularitas Imam begitu besar di tengah masyarakat. Orang-orang membicarakan ilmu, akhlak, ibadah, dan kesabarannya dengan penuh kekaguman.
Hatinya telah merebut cinta dan hormat umat manusia.
Hingga ada ungkapan populer di masa itu:
“Orang yang paling beruntung adalah orang yang dapat melihat Imam Sajjad as, berjumpa dengannya, dan mendengarkan ucapannya.”
Kedudukan luhur Imam sangat mengganggu ketenangan para penguasa Bani Umayyah. Mereka resah dan merasa terancam.
Setelah mendapatkan kekuasaan, Al-Walid memutuskan untuk membunuh Imam. Ia mengirimkan racun mematikan kepada gubernurnya di Madinah, dan memerintahkannya agar meracuni sang Imam.
Perintah itu dijalankan. Racun tersebut menyebar di tubuh suci Imam, hingga ruh sucinya naik menghadap Sang Pencipta, setelah sebelumnya menerangi dunia ini dengan ilmu, ibadah, perjuangan, dan kezuhudannya dari hawa nafsu.
Sang Imam pun pergi meninggalkan dunia yang fana ini menuju ke haribaan Allah, dengan kesyahidan pada tanggal 25 bulan Muharram al-Haram, tahun 95 Hijriah. Saat itu, usianya telah mendekati lima puluh tujuh tahun, usia penuh kebijakan dan pengabdian dalam menyebarkan cahaya ilahi kepada umat manusia
Setelah kesyahidannya, putra beliau Imam Muhammad al-Baqir as mengurus pemandian, pengkafanan jenazah ayahandanya. Madinah menyaksikan prosesi pemakaman besar-besaran yang tak pernah terlihat sejak syahidnya Nabi Muhammad saw.
Jasad suci Imam dibawa ke Baqī‘ dan dimakamkan di samping pamannya, Imam Hasan Al-Mujtaba as…
Semoga bermanfaat.