Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ketika Dahi Menyentuh Tanah Karbala (2)

0 Pendapat 00.0 / 5

Riwayat Ahlulbait

Adapun riwayat para Imam Ahlulbait as adalah bersumber dari Rasulullah saw. 

Imam Muhammad al-Baqir dan Ja‘far al-Shadiq secara eksplisit menyatakan bahwa: segala sesuatu yang mereka riwayatkan berasal dari ayah mereka, Imam Ali Zainal Abidin, dari Imam Husain, dari Imam Ali as, dari Rasulullah saw dari Jibril, dari Allah Ta‘ala.

Mereka juga menyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak pernah berbicara atas dasar pendapat pribadi, melainkan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi saw.

Dalam satu riwayat, Imam al-Baqir as  berkata kepada Jabir:

“Wahai Jabir, demi Allah, jika kami menyampaikan sesuatu kepada manusia berdasarkan pendapat kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang binasa. Namun kami meriwayatkan kepada mereka dari peninggalan Rasulullah saw yang kami warisi dari leluhur kami, sebagaimana orang-orang menyimpan emas dan perak mereka.”

Kesimpulan:

Jika para Imam Ahlulbait as tidak berbicara dan beramal berdasarkan pendapat pribadi, melainkan berdasarkan peninggalan dari Rasulullah saw yang mereka warisi dan simpan sebagaimana orang menyimpan harta berharga. 

Maka seeloknya bagi kita kembali kepada apa yang telah mereka riwayatkan mengenai keutamaan sujud di atas tanah Karbala (turbah Husainiyyah). Karena itu bukan hanya sekedar tanah, tetapi simbol ketundukan yang murni kepada Allah dan penghubung spiritual dengan semangat pengorbanan Imam Husain as di Karbala.

Disintesis dari ide-ide Muqowamah

Imam Ali Zainal Abidin as adalah sosok yang tidak hanya melanjutkan perjuangan Imam Husain di medan spiritual dan sosial, tetapi juga meletakkan dasar maknawi yang mendalam bagi umat Islam dalam beribadah. Salah satu warisan pentingnya adalah tradisi sujud di atas tanah Karbala, yang kemudian dikenal sebagai turbah Husainiyah.

Tradisi ini bukan semata-mata simbol, melainkan memiliki makna spiritual dan ideologis yang dalam. Dengan bersujud di atas tanah yang menyerap darah syahid Imam Husain as, seorang mukmin tidak hanya melaksanakan rukun shalat, tapi juga menghadirkan hubungan antara hakikat shalat dan jihad. 

Sujud menjadi lambang ketundukan total kepada Allah dan dengan sujud di atas turbah, seorang hamba menegaskan bahwa penghambaan hanya kepada Allah, bukan kepada tirani, bukan kepada kezaliman.

Sujud di atas tanah suci Karbala adalah pernyataan nyata bahwa kehinaan bukan jalan hidup seorang mukmin.

Ketika dahi menyentuh turbah Husainiyah, yang terlintas bukan hanya kekhusyukan, tetapi juga keberanian, pengorbanan, dan semangat “Hayhat minna al-dzillah” ( Mustahil bagi Kami hidup dalam kehinaan).

Inilah makna terdalam dari sujud yang diwariskan oleh Imam Ali Zainal Abidin as. Sebuah sujud yang bukan sekadar gerakan, tetapi sebuah pernyataan iman, perlawanan dan cinta kepada keadilan. Saat kita bersujud di atas tanah itu, kita seakan mendengar suara Imam Husain yang berkata: “Jangan pernah tunduk kecuali kepada Tuhanmu.”

Semoga bermanfaat