Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (2)
Islam Hancur di Bawah Kekuasaan Yazid
Imam Husein as pada masa-masa ketika ia berada di bawah tekanan di Madinah untuk diambil baiat dari gubernur kota itu, menanggapinya dengan berkata, Sekarang umat Islam telah dijebak oleh penguasa seperti Yazid, maka mereka harus membaca Al-Fatihah bagi kehancuran Islam.
Imam ketiga dari Ahlul Bait Nabi, menanggapi surat undangan dari orang-orang Kufi, dan menguraikan karakteristik pemimpin Muslim sebagai berikut, “… Imam dan pemimpin umat Islam adalah orang yang bertindak berdasarkan Kitab Allah, mengambil jalan yang adil dan merata, mengikuti kebenaran, dan menaati perintah Allah dengan seluruh keberadaannya.”
"Yazid bukanlah orang yang memiliki ciri-ciri memimpin pemerintahan Islam, dan dengan kekuasaannya yang terus berlanjut atas kaum Muslim, tidak akan ada yang tersisa atas nama Islam. Oleh karena itu, dengan kematian Muawiyah, rintangan terhadap kebangkitan Imam Husein as telah disingkirkan, dan telah tiba saatnya baginya untuk bangkit menghidupkan kembali agama kakeknya dan menyatakan penentangannya terhadap pemerintahan Yazid yang tidak sah.
Faktor Kebangkitan Asyura
Kebangkitan Asyura terbentuk sebagai respons terhadap serangkaian faktor politik, agama, dan sosial. Faktor utamanya adalah penyimpangan parah dalam jalan Islam setelah wafatnya Nabi Saw dan naiknya kekuasaan pemerintahan Yazid yang korup, yang telah mengubah agama menjadi alat kekuasaan. Kebungkaman masyarakat dalam menghadapi penindasan, ketidakadilan, dan distorsi kebenaran agama mendorong Imam Husein as untuk bangkit menghidupkan kembali agama dan mereformasi umat Nabi. Mengambil tanggung jawab atas masyarakat, membela nilai-nilai ketuhanan, dan mencegah legitimasi pemerintahan yang menindas merupakan beberapa motivasi terpenting bagi gerakan sejarah besar ini.
Jika bukan karena tekanan Yazid agar Imam Husein as berbaiat kepadanya dan mengajak orang-orang Kufah, apakah Imam masih akan menentang pemerintah?
Menanggapi pertanyaan ini, perlu disebutkan bahwa Imam Husein as telah menentang keras jabatan Yazid sebagai putra mahkota sejak masa hidup Muawiyah. Setelah Muawiyah meninggal, ia tidak menerima permintaan penguasa Madinah untuk berbaiat kepada kekhalifahan Yazid. Sebab, berbaiat kepada Yazid selain menyetujui kekhalifahan pribadi yang memalukan, juga menyetujui pembentukan pemerintahan kerajaan dan turun-temurun Muawiyah.
Imam juga berulang kali mengumumkan bahwa ia tidak akan berbaiat kepada Yazid dengan cara apa pun atau dengan tekanan apa pun. Akan tetapi, jika tekanan ini tidak diberikan oleh Yazid untuk berbaiat, Imam Husein as akan tetap menentang pemerintahan Yazid yang tidak sah. Karena Yazid tidak layak untuk menjadi khalifah dan memimpin umat Islam.
Imam Husein as pindah dari Madinah dengan slogan amar makruf dan nahi munkar. Karena dunia Islam telah diliputi oleh kejahatan dan kerusakan serta pemerintahan pada masanya telah menjadi sumber kerusakan, maka Imam harus bangkit sesuai dengan tugas Ilahi dan tanggung jawab keagamaannya untuk menyelamatkan umat kakeknya dari kesengsaraan.
Bersambung ...