Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (1)
Sayidah Zainab as adalah cucu kesayangan Nabi Muhammad Saw dan dikenal sebagai teladan kesabaran dan kegigihan.
Sayidah Zainab, putri Sayidah Fatimah (putri Nabi Muhammad Saw) dan Imam Ali (penerus Nabi Muhammad), adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah Islam yang, berkat kepribadiannya yang teguh dan banyak pengorbanan, dikenal sebagai pembawa panji kebangkitan Asyura dan pelindung para tawanan Karbala.
Artikel dari Pars Today ini mengulas kehidupannya.
Kelahiran
Zainab adalah putri sulung Imam Ali dan Fatimah, serta saudara perempuan Imam Hasan dan Imam Husein. Terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal kelahiran Zainab. Beberapa sumber menyebutkan kelahirannya pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun ke-5 Hijriah, sementara yang lain menyebutkan kelahirannya pada tahun ke-6 Hijriah di Madinah.
Pemberian Nama
Zainab diberi nama oleh Nabi Muhammad. Diriwayatkan bahwa Jibril menyampaikan nama ini kepada Nabi dari Allah. Dinyatakan dalam kitab Al-Khasa'is Al-Zainabiyyah, Nabi menciumnya dan berkata, "Hai orang-orang yang hadir di antara umatku, sampaikanlah kepada mereka yang tidak hadir tentang kemuliaan putriku ini, Zainab. Sesungguhnya, dia seperti neneknya, Khadijah."
Zainab secara harfiah berarti "pohon yang indah dan harum" dan "perhiasan sang ayah".
Gelar
Banyak gelar yang telah dikaitkan dengannya. Beberapa menyebutkan lebih dari enam puluh gelar untuknya, beberapa di antaranya adalah Aqila Bani Hasyim, Arifah, Muwatstsaqah, Fadhilah, dan Kamilah. Sayidah Zainab disebut Umm Al-Masaaib karena banyaknya kesulitan yang dihadapinya dalam hidup. Mulai dari wafat kakeknya, Nabi Muhammad, penyakit dan kesyahidan ibunya, Fatimah, kesyahidan ayahnya, Amirul Mukminin, kesyahidan saudaranya, Imam Hasan, kesyahidan Imam Husain, peristiwa Karbala, dan penahanannya di Kufah dan Suriah, merupakan beberapa peristiwa sulit dan pahit dalam hidupnya.
Pernikahan
Menurut sumber sejarah, Sayidah Zainab menikahi sepupunya, Abdullah bin Ja'far, meskipun memiliki banyak pelamar, dan mereka dikaruniai empat putra dan satu putri.
Mendampingi Imam Husein dalam peristiwa Karbala dan pencerahan setelahnya
Banyak sejarawan menganggap peristiwa Karbala sebagai peristiwa terpenting dalam kehidupan Zainab. Beliau mendampingi Imam Husein dalam peristiwa Karbala hingga beliau syahid.
Setelah Imam Husein as syahid, beliau ditangkap bersama para penyintas lainnya dan pergi ke Kufah dan Suriah. Zainab diperkenalkan sebagai pembawa panji kebangkitan Karbala untuk menghadapi musuh-musuhnya dan mengungkap jati dirinya, serta untuk memperkenalkan status dan ketidakadilan terhadap Ahlul Bait setelah syahidnya saudara mereka, Imam Husein.
Khotbah dan pencerahannya juga dianggap sebagai rahasia keberlangsungan kisah Asyura dan kebangkitan umat.
Mohammad Mohammadi Eshtehardi, seorang penulis keagamaan di Iran, telah menyatakan tiga misi Sayidah Zainab setelah Asyura sebagai berikut: mengawasi para tawanan, mendukung dan menjaga Imam Sajjad, putra Imam Husein, dan menyampaikan pesan syuhada kepada masyarakat.
Bersambung...