Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (2)
Majelis Yazid di Suriah
Ketika kafilah tawanan Karbala memasuki istana Yazid, sebuah majelis resmi yang terdiri dari para tetua Suriah dan perwakilan agama diadakan di istana. Pada saat ini, atas perintah Yazid, para tawanan dibawa ke majelis sementara mata semua orang tertuju pada mereka. Pada saat itu, Sayidah Zainab berkata kepada Yazid:
"Apakah adil jika kalian menempatkan istri-istri dan budak-budak perempuan kalian di balik tirai, tetapi menjadikan putri-putri Rasulullah sebagai tawanan, merobek tirai kesucian mereka, memperlihatkan wajah mereka, dan menjadikan mereka sasaran kekuasaan musuh dari kota ke kota, sebagaimana penduduk kota, desa, istana, dan gurun memandang mereka dan mengamati wajah mereka dari jauh dan dekat? Betapa pun licik dan upaya kalian, demi Allah, kalian tidak akan pernah mampu menghapus ingatan dan nama kami, serta membunuh dan memadamkan wahyu kami... Aib dan rasa malu ini tidak akan pernah hilang dari kalian."
Pencerahan yang diberikan oleh Sayidah Zainab konon telah menghilangkan kegembiraan atas kemenangan Ibnu Ziyad, Yazid, dan Bani Umayyah. Akibat pencerahan yang diberikan oleh Sayidina Zainab, Yazid terpaksa meminta maaf dan mengungkapkan penyesalannya, serta menyalahkan Ubaydullah bin Ziyad atas kesyahidan Imam Husein. Setelah itu, Sayidina Zainab dan para tawanan Karbala meminta Yazid untuk berkabung atas Imam Husein di malam hari, dan Yazid pun menerimanya.
Kesabaran dan Keteguhan
Sayidah Zainab telah diperkenalkan sebagai simbol kesabaran dan pahlawan kesabaran. Keteguhan dalam menjaga kesucian agama, pengendalian diri dalam menghadapi kesulitan, tidak menunjukkan kelemahan di hadapan musuh, dan tidak mengeluh di hadapan manusia merupakan beberapa ciri kesabaran Sayidah Zainab.
Pada hari Asyura, ketika beliau melihat tubuh saudaranya, Imam Husein, yang berlumuran darah, beliau berkata, "Wahai Ya Allah, terimalah pengorbanan dan kematian kami (keluarga Nabi) di jalan-Mu.”
Ia pun menjawab pertanyaan Ibnu Ziyad yang menanyakan bagaimana pandangan beliau terhadap saudaranya dan Ahlul Bait, dengan mengatakan, “Aku tidak melihat apa pun kecuali keindahan.”
Kisah Zainab
Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam telah mengatakan, tentang kepribadian Sayidah Zainab, perempuan yang menjadi pencetus perlawanan: "Kisah Zainab yang Agung as... Melengkapi kisah Asyura... Keagungan karya Zainab yang Agung as tidak dapat dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah, melainkan harus dibandingkan dengan peristiwa Asyura itu sendiri. Manusia agung ini, perempuan agung Islam dan kemanusiaan ini, mampu mempertahankan keteguhan dan keagungannya dalam menghadapi gunung penderitaan yang berat... Beliau berdiri tegak dan gagah bagaikan puncak, baik dalam menghadapi musuh maupun dalam menghadapi musibah dan peristiwa pahit. Beliau menjadi teladan, panutan, pemimpin, dan pelopor.
Wafat dan Tempat Pemakaman
Sayidah Zainab wafat pada tanggal 15 Rajab tahun 62 H dan dimakamkan di Damaskus, Suriah.(sl)