Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Nur Muhammad saw: Sumber Ciptaan dan Rahmat Semesta (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Di tengah riuh kehidupan modern yang serba cepat, manusia kerap lupa pada akar spiritual keberadaannya. Kita sibuk menaklukkan bumi, menembus langit dengan teknologi, bahkan bercita-cita menjelajahi planet-planet jauh, namun sering alpa bertanya: siapakah kita sebenarnya, dan dari manakah semua ini bermula?

Al-Qur’an mengingatkan dengan tegas:

“Sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra [17]:70)

Ayat ini menjadi pintu masuk untuk merenungi hakikat penciptaan manusia—makhluk yang diangkat derajatnya, diberi akal, hati, dan amanah sebagai khalifah Allah di bumi. Namun, di atas semua itu, ada satu rahasia besar dalam sejarah kosmik: penciptaan cahaya Muhammad saw, sumber dari segala keberkahan semesta. (Bihar al-Anwar, jilid 15, hal. 24)

Manusia: Makhluk Termulia

Al-Qur’an menegaskan: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin [95]:4)

Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Nahjul Balaghah, berulang kali mengingatkan tentang kedudukan manusia sebagai makhluk paling sempurna. Dalam salah satu khotbah tentang penciptaan alam, beliau menggambarkan bagaimana Allah menciptakan langit tanpa tiang, membentangkan bumi, memancangkan gunung, dan menebarkan kehidupan. Namun, puncak ciptaan-Nya adalah manusia—makhluk yang tidak sekadar hidup, tetapi diberi kesadaran, kehendak, dan tanggung jawab moral. (Nahjul Balaghah, Khutbah 1)

Kisah penciptaan Adam menjadi saksi keagungan ini. Ketika Allah berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah [2]:30)

Para malaikat sempat bertanya-tanya: Mengapa manusia? Bukankah mereka berpotensi menumpahkan darah dan membuat kerusakan? Namun Allah menegaskan, “Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” Di sinilah letak rahasia: manusia diberi potensi luhur, bahkan malaikat diperintahkan bersujud kepada Adam sebagai penghormatan, bukan karena fisiknya, tetapi karena potensi ruhani yang Allah titipkan.
(Bihar al-Anwar, jilid 11, hal. 142)

Bersambung ...