Peran Perempuan dalam Cermin Puisi Parvin Etesami (1)
Parvin Etesami, penyair Iran dengan jiwa lembut dan feminin, telah menggambarkan peran seorang ibu dengan ungkapan terindah dalam bentuk puisi, menampilkannya sebagai sumber segala kedudukan dan martabat.
Ketika berbicara tentang “perempuan” dan “ibu,” banyak pikiran secara naluriah tertuju pada sosok-sosok yang telah memberi makna pada kehidupan manusia melalui kasih sayang, pengorbanan, dan harapan. Perempuan, dalam perannya sebagai ibu, bukan hanya makhluk biologis atau sosial; ia adalah “pangkuan kemanusiaan,” “sekolah pertama,” dan “pelita kehidupan” yang menuntun generasi menuju masa depan. Para penyair besar Persia masing-masing memuliakan kedudukan perempuan dan ibu dengan caranya sendiri, namun di antara mereka, Parvin E’tesami menempati posisi yang istimewa. Dalam tulisan ini, Pars Today menyoroti pandangan penyair besar Iran tersebut tentang perempuan dan ibu.
Parvin bukan hanya penyair dengan tutur lembut, tetapi juga seorang pemikir sosial. Dalam puisinya, ia berulang kali menekankan pentingnya pendidikan, peran moralitas, dan kedudukan perempuan. Dalam salah satu puisinya, dengan menyebut nama para filsuf besar, ia menyampaikan kebenaran yang mendalam:
Ibu: Sumber Kebijaksanaan
“Jika Plato dan Socrates menjadi besar,
Maka besar pula pengasuh kebijaksanaan mereka.
Dalam buaian ibu mereka tertidur sebagai bayi,
Lalu di sekolah hikmah, Luqman menjadi bijak.”
Bait-bait ini mengingatkan kita pada satu kenyataan mendasar: tidak ada kebesaran yang lahir tanpa pangkuan seorang ibu. Para filsuf dan orang bijak seperti Socrates, Plato, dan Luqman — lambang kebijaksanaan — semuanya pertama-tama tumbuh dalam dekapan ibu. Parvin menunjukkan bahwa sumber setiap ilmu, kebijaksanaan, dan keberanian berasal dari bisikan lembut dan kasih seorang ibu.
Ibu: Sekolah Kemanusiaan
Dalam kelanjutan puisi yang sama, Parvin menulis:
“Baik pahlawan, peziarah, zahid, maupun faqih,
Semuanya murid dari sekolah ini.”
Dalam pandangan penyair, ibu adalah sekolah yang melahirkan semua tokoh besar dunia — dari para pahlawan dan pejuang hingga para sufi dan ulama. Tak ada gambaran yang lebih agung dari ini. Ibu bukan hanya pengasuh jasmani, tetapi juga guru moral dan kemanusiaan.
Bersambung...