Politisasi Kisah Wafat Nabi Saw (2)
Anda Berhak Heran dan Kecewa.
Anda berhak bertanya-tanya keheranan membaca laporan para ulama di atas, dan sekaligus merasakan kekecewaan bagaimana para sahabat itu berselisih di mana Nabi saw mereka harus dimakamkan? Perselisihan yang sungguh mengherankan. Padahal Nabi saw, tidak mati mendadak. Justeru jauh hari dan bahkan hingga hari-hari terakhir, beliau telah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Wasiat-demi wasiat perpisahan pun telah beliau sampaikan.
Mungkinkah memang terjadi perselisihan di kalangan para sahabat Anshar dan Muhajirin tentang di mana Nabi saw. harus dikebumikan? Jika dalam masalah ini saja mereka berselisih, lalu bagaimana dengan masalah-masalah lain yang tidak kalah seriusnya dalam Agama dan keumatan.
Laporan dalam riwayat di atas betatapun ia mengundang berbagai pertanyaan dan keingintahuan tentang hakikat sebenarnya yang terjadi di saat wafat Nabi saw, namun yang patut diacungi jempol adalah bahwa ia dilaporkan dengan profesional demi sebuah tujuan yang jelas.
Anda berhak bertanya-tanya:
A. Mengapa Nabi saw. membiarkan para sahabat tanpa petunjuk tentang bagaimana merawat jenazah beliau hingga prosesi pemakamannya? Paling tidak demi menghindarkan perselisihan di antara para sahabat. Dan apabila Nabi saw. telah memberikan petunjuk yang jelas, maka perselisihan itu rasa-rasanya tidak perlu. Dan ia patut dicurigai.
B. Anda juga berhak terheran-heran, apa sebanarnya yang mendorong sebagian sahabat untuk menguburkan Nabi saw. di Palestina, negeri yang jauh dari keluarga dan para sahabatnya? Seakan beliau ini nabi dari bani Israil.
C. Dan yang aneh lagi mengherankan, di mana keluarga Nabi saw.? Di Mana Ali, Abbas, Fatimah? Di mana Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib.
Mengapa dokumen-dokumen resmi itu sengaja menghilangkan sebutan apalagi peran mereka. Seakan Nabi Muhammad bin Abdillah bukan dari bangsa Arab. Bukan dari Bani Hasyim dan beliau hidup sebatang kara tidak memiliki keluarga.
D. Apa yang menjadikan para sahabat kemudian bersepakat untuk mengebumikan Nabi saw. di kamar tempat beliau wafat? Apakah ada wahyu yang mereka terima? Atau ada seorang dari mereka yang mendominasi pendapat dengan memonopoli petunjuk khusus dari Nabi saw. yang kemudian mengakhiri perdebatan seru mereka?
Di sinilah penting kisah di atas yang dirangkum dalam naskah skenario yang apik dan rapi untuk menggiring opini.
Hanya Abu Bakar Yang Memiliki Petunjuk Khusus Di Mana Nabi Saw. Harus Dimakamkan.
Suyûthi dan yang lainnya kemudian melanjutkan keterangannya bahwa perselisihan itu diakhiri dengan pemberitahuan Abu Bakar bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Setiap nabi akan dikebumikan di tempat ia diwafatkan.” Maka mereka sepakat bahwa Nabi saw dimakamkan di kamar beliau saw.
Bersambung...