Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah? (1)
Nahj al-Balaghah adalah sebuah kitab yang di dalamnya terkumpul sejumlah khutbah, surat, dan ucapan singkat Imam Ali as, Washi dan Penerus Rasulullah Saw.
Nahj Al-Balaghah, yang berarti “Jalan Kefasihan”, merupakan salah satu sumber terpenting untuk memahami Islam, etika, filsafat, dan politik.
Menurut laporan Pars Today, kitab ini memuat khutbah, surat, dan kalimat singkat Imam Ali as, Washi dan penerus Rasulullah Saw. Dalam khutbah dan ucapannya dibahas berbagai tema seperti ketuhanan, moralitas, pengetahuan tentang alam semesta, hakikat manusia, serta analisis mengenai pemerintahan yang adil dan yang zalim. Sementara itu, surat-suratnya lebih banyak membahas urusan pemerintahan dan hubungan antara para pejabat dengan rakyat.
Nahj Al-Balaghah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Persia, Inggris, Prancis, Urdu, Turki, Hindi, dan Tajik, serta telah ditulis banyak syarah (penjelasan dan komentar) atasnya.
Di antara syarah berbahasa Arab yang paling penting adalah karya Ibn Abi Al-Hadid dan Ibn Maytham Al-Bahrani, sedangkan dalam bahasa Persia, karya Naser Makarem Shirazi berjudul Payam-e Imam Amir Al-Mu’minin as menempati posisi istimewa.
Sebelum munculnya teknologi percetakan, ratusan manuskrip tulisan tangan dari Nahj al-Balaghah telah disalin, dan naskah tertua yang diketahui berasal dari tahun 469 Hijriah, kini disimpan di Perpustakaan Ayatullah Mar’ashi Najafi. Setelah percetakan menyebar luas, kitab ini telah diterbitkan berkali-kali di berbagai negara, termasuk Iran, Mesir, Lebanon, Suriah, dan Qatar.
Bersambung...