Mengenang Keindahan Akhlak dan Kemuliaan Kedudukan Imam Al Hasan Al Mujtaba; Cucu Tercinta Nabi Muhammad Saw (2)
وَلَقَدْ قِيلَ لِمُعَاوِيَةَ ذَاتَ يَوْمٍ: لَوْ أَمَرْتَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَخَطَبَ، لِيَتَبَيَّنَ لِلنَّاسِ نَقْصُهُ. فَدَعَاهُ، فَقَالَ لَهُ: اصْعَدِ الْمِنْبَرَ وَتَكَلَّمْ بِكَلِمَاتٍ تَعِظُنَا بِهَا.
Suatu hari ada yang berkata kepada Mu‘awiyah: “Suruhlah al Ḥasan bin Ali naik mimbar dan berkhutbah, agar orang-orang tahu kekurangannya.” Maka Mu‘awiyah memanggilnya dan berkata: “Wahai Abu Muḥammad, naiklah mimbar, dan sampaikanlah kata-kata yang bisa menasihati kami.”
فَقَامَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ، مَنْ عَرَفَنِي فَقَدْ عَرَفَنِي، وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْنِي فَأَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَابْنُ سَيِّدَةِ النِّسَاءِ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَنَا ابْنُ خَيْرِ خَلْقِ اللَّهِ، أَنَا ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ، أَنَا ابْنُ صَاحِبِ الْفَضَائِلِ، أَنَا ابْنُ صَاحِبِ الْمُعْجِزَاتِ وَالدَّلَائِلِ، أَنَا ابْنُ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ، أَنَا الْمَدْفُوعُ عَنْ حَقِّي، أَنَا وَأَخِي الْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، أَنَا ابْنُ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، أَنَا مَكَّةَ وَمِنًى، أَنَا ابْنُ الْمَشْعَرِ وَعَرَفَاتٍ.
Maka Imam al Ḥasan as. pun naik mimbar, memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu berkata: “Wahai manusia, barangsiapa mengenalku maka ia telah mengenalku. Barangsiapa belum mengenalku, maka ketahuilah:
Aku al Ḥasan bin AlīI bin AbI Ṭhalib.
Aku putra wanita penghulu para wanita, Fāṭimah putri Rasulullahsaw.
Aku adalah putra sebaik-baik ciptaan Allah.
Aku adalah putra Rasulullah saw.
Aku putra pemilik segala keutamaan.
Aku putra pemilik mukjizat dan bukti-bukti kebenaran.
Aku adalah putra Amirul Mukminin.
Aku yang haknya dirampas.
Aku bersama saudaraku al Ḥusain adalah penghulu pemuda surga.
Aku adalah putra dari (Ka‘bah) Rukun dan Maqām.
Aku adalah putra Makkah dan Mina. Aku adalah putra Muzdalifah dan ‘Arafāt.”
فَقَالَ لَهُ مُعَاوِيَةُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، خُذْ فِي نَعْتِ الرُّطَبِ وَدَعْ هَذَا. فَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: الرِّيحُ .
Mendengar itu Mu‘awiyah berkata: “Wahai Abu Muḥammad, tinggalkanlah ini, berbicaralah tentang sifat kurma saja.”
Maka Imam a.s. menjawab: “Angin …”.
Sumber: Bihâr Al Anwâr,43/331.