Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

10 Tips Sukses Dalam Bermasyarakat Ajaran Imam Ali Ar Ridha as (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Syeikh Ibnu Syu’bah Al Harrâni meriwayatkan sebuah mutiara hikmah dari Imam Ali Ar Ridha as. yang dapat menjadi pedoman hidup dan pilar kesuksesan dalam bergaul dan membangun relasi dalam hubungan bersosial. Belai as berkata: 

لَا يَتِمُ عَقْلُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ حَتَّى تَكُونَ فِيهِ عَشْرُ خِصَالٍ: الْخَيْرُ مِنْهُ مَأْمُولٌ، وَالشَرُ مِنْهُ مَأْمُونٌ، يَسْتَكْثِرُ قَلِيلَ الْخَيْرِ مِنْ غَيْرِهِ، وَيَسْتَقِلُ كَثِيرَ الْخَيْرِ مِنْ نَفْسِهِ، لَا يَسْأَمُ مِنْ طَلَبِ الْحَوَائِجِ إِلَيْهِ، وَلَا يَمَلُ مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ طُولَ دَهْرِهِ، الْفَقْرُ فِي اللَّهِ أَحَبُ إِلَيْهِ مِنْ الْغِنَى، وَالذُلُ فِي اللَّهِ أَحَبُ إِلَيْهِ مِنْ الْعِزِ فِي عَدُوِهِ، وَالْخُمُولُ أَشْهَى إِلَيْهِ مِنْ الشُهْرَةِ، 

Akal seorang Muslim tidaklah sempurna sampai ada sepuluh sifat dalam dirinya: kebaikan darinya diharapkan, kejahatan darinya dihindari, dia menganggap banyak kebaikan orang lain sedikit, dan menganggap sedikit kebaikan dirinya banyak, dia tidak bosan meminta kebutuhan kepada Allah, tidak lelah mencari ilmu sepanjang hidupnya, kefakiran di sisi Allah lebih dicintai daripada kekayaan, kerendahan hati di sisi Allah lebih dicintai daripada kemuliaan di sisi musuh, dan kesederhanaan lebih dicintai daripada ketenaran. 

ثُمَ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: الْعَاشِرَةُ وَمَا الْعَاشِرَةُ قِيلَ لَهُ: مَا هِيَ؟ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: لَا يَرَى أَحَدًا إِلَا قَالَ: هُوَ خَيْرٌ مِنِّي وَأَتْقَى، 

Kemudian Beliau berkata: Sifat yang kesepuluh, apa itu sifat yang kesepuluh?’ Ditanyakan kepada Beliau: ‘Apa itu?’ Beliau menjawab: ‘Dia tidak melihat seseorang kecuali dia berkata: ‘Orang itu lebih baik dan lebih bertakwa daripada saya. 

إِنَمَا النَاسُ رَجُلَانِ: رَجُلٌ خَيْرٌ مِنْهُ وَأَتْقَى، وَرَجُلٌ شَرٌ مِنْهُ وَأَدْنَى، فَإِذَا لَقِيَ الَذِي هُوَ شَرٌ مِنْهُ وَأَدْنَى قَالَ: خَيْرُ هَذَا بَاطِنٌ وَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَخَيْرِي ظَاهِرٌ وَهُوَ شَرٌ لِي، وَإِذَا رَأَى الَذِي هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ وَأَتْقَى تَوَاضَعَ لَهُ لِيَلْحَقَ بِهِ، فَإِذَا فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ عَلَا مَجْدُهُ، وَطَابَ خَيْرُهُ، وَحَسُنَ ذِكْرُهُ وَسَادَ أَهْلَ زَمَانِهِ. 

Manusia hanya ada dua jenis: orang yang lebih baik dan lebih bertakwa daripada saya, dan orang yang lebih buruk dan lebih rendah daripada saya. Jika dia bertemu dengan orang yang lebih buruk dan lebih rendah, dia berkata: ‘Kebaikan orang ini ada di dalam, dan kebaikan saya ada di luar, tapi kebaikan saya tidak sebaik kebaikan orang ini.’ Dan jika dia melihat orang yang lebih baik dan lebih bertakwa, dia merendahkan diri untuk menyamai orang itu. Jika dia melakukan hal itu, maka kemuliaannya akan meningkat, kebaikannya akan baik, pujian untuknya akan baik, dan dia akan menjadi pemimpin di zamannya.  (Tuhaful “Uqûl:443)  

Bersambung...