Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tingkatan Jiwa Menurut Al-Qur’an (3)

0 Pendapat 00.0 / 5

3. Nafs al-Lawwamah 

Jika manusia sejak awal tidak lalai terhadap permusuhan jiwa dan mengetahui pengkhianatan serta tipu dayanya, serta menyadari bahwa jiwa ibarat kuda liar yang bisa ditundukkan sedikit demi sedikit, maka ia akan berusaha menempuh jalan penyucian dan perbaikan jiwa. Ia melatih jiwa dengan ibadah, ketaatan, dan mujahadah (perjuangan spiritual), serta menanamkan kesadaran tentang keburukan dosa dan keindahan kebaikan. 

Buah pertama dari pendidikan ini adalah: setelah melakukan perbuatan dosa, jiwa akan menyesal, mencela dirinya sendiri, dan menegur manusia karena telah melakukan keburukan tersebut. Keadaan ini merupakan cahaya pertama harapan bagi keselamatan manusia dan tanda awal perbaikan jiwa. 

Meskipun jiwa pada tahap ini belum sepenuhnya berada di bawah kendali akal, dan masih belum menjadi patuh total, namun ia telah melangkah menuju jalan penyucian. Karena itu, ia memperoleh nilai dan kedudukan, sampai-sampai Allah bersumpah dengan menyebutnya: 

لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ • وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ 

“Aku bersumpah demi hari Kiamat. Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu mencela (dirinya sendiri).” (QS. Al-Qiyamah: 1-2)