Wasiat Kedua Sayyidah Zahra sa: Tentang Zainab
Fatimah menatap putrinya yang berdiri dekat pintu. Senyum kecil muncul di bibirnya.
“Ali… Zainab adalah bagian dari jiwaku.”
Air mata Zainab pecah untuk pertama kalinya.
“Tolong, jangan biarkan dia hidup tanpa tujuan. Ajarkan dia untuk berdiri ketika dunia runtuh. Ajarkan dia untuk menjadi suara ketika semua suara dibungkam.”
Sayidah Fatimah tahu — dan Syariati sering menekankan — bahwa Zainab adalah warisan batinnya. Di pundak putri itulah sebagian besar tragedi Ahlulbait akan ditopang.
“Zainab akan membutuhkanmu lebih dari siapa pun,” katanya lirih. “Bimbing dia… karena suatu hari nanti, seluruh dunia akan bergantung pada keberaniannya.”