Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Keinginan yang Menghinakan (2)

0 Pendapat 00.0 / 5

Al-Qur’an sendiri menegaskan pentingnya tidak mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan: 

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ 

“Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Ṣhad [38]: 26) 

Imam al-Askari as memperingatkan agar manusia tidak terjerumus dalam keinginan yang bertentangan dengan kehormatan dan kemuliaannya. Dalam kehidupan sosial, tidak jarang kita menyaksikan seseorang yang mengejar jabatan atau kedudukan tanpa kelayakan. Ambisi ini pada awalnya tampak menguntungkan, namun pada akhirnya membawa kehinaan ketika realitas menunjukkan ketidakmampuannya. 

Al-Qur’an menggambarkan bahwa orang yang tidak mampu menahan nafsu ibarat hewan yang hanya mengikuti dorongan rendah: 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ 

“Maka pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?” (QS. al-Jatsiyah [45]: 23) 

Pesan ini senada dengan peringatan Imam Hasan al-Askari as agar manusia tidak menjadi budak dari keinginannya sendiri, apalagi yang merendahkan martabatnya. 

Pesan Imam Hasan al-Askari as tentang keinginan yang menghinakan merupakan ajakan untuk refleksi diri. Dalam kehidupan modern yang sarat dengan tawaran materi, jabatan, dan popularitas, pesan ini tetap relevan: tidak semua keinginan layak diikuti. Keinginan yang sejati ialah yang mengangkat martabat manusia, bukan yang merendahkannya. 

Al-Qur’an pun menegaskan bahwa kemuliaan hanya milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman: 

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ 

“Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang beriman.” (QS. al-Munafiqun [63]: 8) 

Dengan demikian, pengendalian keinginan adalah syarat mutlak untuk menjaga kemuliaan diri seorang mukmin.