Imam Mahdi dan Membangun Kembali Sistem Keluarga
Hadis-hadis Islam menunjukkan bahwa di era kedatangan Imam Mahdi af, keluarga, sebagai pusat pendidikan dan moralitas, akan diselamatkan dari kehancuran dan krisis akhir zaman serta akan diarahkan menuju keadilan, cinta, dan transendensi.
Keluarga adalah lembaga sosial pertama dan dasar terpenting bagi pendidikan manusia. Dalam hadis-hadis Islam, akhir zaman digambarkan dengan krisis keluarga, runtuhnya hubungan yang sehat, melemahnya nilai-nilai, meningkatnya hubungan terlarang, dan pembalikan peran.
Situasi ini merupakan tanda kemerosotan moral dan sosial umat manusia. Namun, sebaliknya, era kedatangan Imam Mahdi af sebagai periode reformasi dan rekonstruksi akan mengembalikan keluarga ke posisi asalnya.
Menurut riwayat, Imam Zaman af akan menghidupkan kembali fondasi moral dan agama keluarga dengan membangun pemerintahan keadilan universal.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Al-Mahdi akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesetaraan."
Memenuhi bumi dengan kesetaraan dan keadilan berarti bahwa keadilan menyeluruh akan berlaku tidak hanya di bidang politik dan ekonomi, tetapi juga dalam keluarga dan hubungan antarmanusia.
Keadilan dalam keluarga berarti menghormati hak-hak laki-laki dan perempuan, mendidik anak dengan baik, dan memperkuat kasih sayang dan persatuan menuju kebaikan.
Di sisi lain, tradisi pernikahan, yang ditekankan dalam Islam (sebagaimana sabda Nabi, “Pernikahan adalah tradisi dan cara hidup dalam hidupku, maka siapa pun yang berpaling dari jalan ini bukanlah termasuk golonganku," akan memiliki tempat khusus dalam masyarakat Mahdawi.
Dengan mempromosikan tradisi ini, Imam Mahdi af akan membuka jalan bagi pembentukan keluarga yang sehat dan stabil. Riwayat-riwayat juga menyatakan bahwa di era wahyu, hubungan yang tidak sehat dan devaluasi keluarga akan lenyap dan digantikan oleh kesetiaan dan didikan ilahi.
Akhirnya, pengorganisasian keluarga dalam pemerintahan Mahdawi merupakan bagian dari proyek besar reformasi umat manusia di bawah perintah ilahi.