Al Qur'an Al Karim
-
Bacaan & Tajwid
Artikel: 3 -
Ulumul Quran
Artikel: 18 -
Tafsir
Artikel: 107 -
Kajian
Artikel: 95
Ada Apa Dengan Nama Surat al-Baqarah?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Faqih Abdul Kodir
Jika menggunakan metodologi Qira’ah Mubadalah, ayat-ayat ini bisa dipilah dulu mana saja yang berbicara tentang relasi antar manusia. Lalu diklasifikasi mana yang bisa dikategorikan sebagai ayat-ayat yang prinsip, baik mabadi’ maupun qawa’id, dan mana ayat-ayat yang partikular kontekstual (juz’iyyat). Ayat-ayat yang prinsip lalu menjadi pemandu dalam memaknai ayat-ayat yang partikular. Jika ada yang melakukannya, bisa jadi akan menghasilkan tafsir-tafsir yang menarik. Siapa tahu kamu atau aku punya kesempatan, ada tenaga dan ide untuk kerja tafsir itu. Semoga. Amiin.
Jalan Menuju Cahaya: Surat At-Tur 41-49
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Namun begitu perkuat jiwamu dengan senantiasa berhubungan dengan Tuhan dan ucapkan tasbih dan puji-pujian kepada-Nya setiap pagi dan malam. Ini akan membuatmu tidak membutuhkan orang lain dan berhubungan dengan sumber kekuatan dan keagungan.
Jalan Menuju Cahaya: Surat At-Tur 32-40
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin berharga yang dapat dipetik: 1. Jika oposisi memiliki ucapan yang logis, maka kita juga harus bersedia menerimanya dan jangan terjebak pada fanatisme buta. 2. Mereka yang menisbatkan kata-kata tak berdasar kepada Tuhan seperti Tuhan memiliki putri, maka mereka juga tidak segan-segan melontarkan tudingan tak berdasar kepada para utusan Tuhan. 3. Dalam menyebarkan agama dan hidayah serta mengajak manusia kepada kebenaran, kita harus, seperti para nabi, menahan diri dari mengangkat masalah materi atau tuntutan keuangan dari orang-orang. Karena hal ini akan menetralisir efek dakwah dan juga memberi tekanan pada orang. Tentu saja, jika orang itu sendiri membantu secara sukarela atau memberi hadiah, tidak ada masalah untuk menerimanya.
Jalan Menuju Cahaya: Surat At-Tur 22-31
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Padahal Allah Swt berfirman, pengetahuan Rasulullah akan masa depan karena wahyu ilahi dan tanggung jawab kenabian dan risalahnya, dan ia bukan penyihir. Ia bukan penyair dan kata-katanya adalah firman Tuhan, bukan pemikiran dan hayalan pribadinya di mana akan hilang ketika ia pergi dan digantikan dengan penyair atau penyihir lain.
Jalan Menuju Cahaya: Surat At-Tur 13-21
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Tuhan memberi mereka pasangan yang indah dan suci. Pria beriman mendapat istri yang cantik dan perempuan beriman mendapat suami yang sempurna. Kesemuanya ini membuat mereka tenang. Mungkin pria dan wanita beriman yang telah hidup bersama selama bertahun-tahun dalam kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akan kembali berpasangan di akhirat nanti.
Jalan Menuju Cahaya 966: Surat At-Tur 1-12
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- khamanei.ir
Tanah tempat kita tinggal, terlepas dari gerakan postural dan transisional, sangat tenang sehingga kita tidak merasakan gerakan atau getaran apa pun dan hidup di atasnya dengan tenang. Tetapi pada saat Hari Kiamat, dengan terjadinya gempa bumi besar, gunung-gunung tumbang dan mulai bergerak. Secara umum, ayat-ayat ini merujuk pada fakta bahwa pada Hari Kiamat, dunia baru akan menggantikan dunia ini dengan sistem baru. Saat itulah manusia akan dihadapkan dengan konsekuensi dari tindakannya.
Dimanakah surah Al-Rum itu diturunkan? Di Mekkah atau di Madinah?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- khazanahalquran
Mengapa surah Al-Rum disebut sebagai surah Makkiyah? Sementara dalam Sunan Al-Tirmidzi disebutkan bahwa surah ini diturunkan setelah hijrah Rasulullah Saw ke Madinah?
Akrab dengan Al-Quran
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- khamanei.ir
Ketika seseorang menjadi akrab dengan Al-Quran, banyak membaca, banyak mendengarkan, maka dia akan mengerti bahwa selain dari aspek spiritual, bahasa ini, kalimat-kalimat ini, sangat fasih dan betapa indah.
Jalan Menuju Cahaya 970: Surat At-Tur 41-49
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Melanjutkan ayat sebelumnya terkait turunnya murka dan azab ilahi kepada orang kafir dan keras kepala, ayat ini mengatakan,"Azab ilahi tidak terbatas di akhirat, tapi juga akan diturunkan di dunia dan alam Barzah, tapi mereka yang tidak mengetahui wahyu, tidak mengetahui hal ini dan tidak berpikir untuk memperbaiki dan menyelamatkan diri dari azab Tuhan."
Orang-orang yang Tidak Memperoleh Syafaat Menurut Alquran(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Markaz ar-Risalah
- Sumber:
- buku Syafaat
“Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai sasaran olok-olok dan senda gurau dan mereka yang telah ditipu oleh kehidupan dunia. Ingatkanlah mereka dengan Alquran agar mereka tidak terjerumus ke dalam api neraka karena perbuatan mereka sendiri. Tidak ada pelindung dan pemberi syafaat bagi mereka selain dari Allah. Jika mereka hendak menebus kesalahan dengan harga apa pun maka tebusan itu tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka karena perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka telah tersedia minuman dari air yang mendidih dan azab yang sangat pedih disebabkan oleh kekafiran mereka dahulu.”
Orang-orang yang Tidak Memperoleh Syafaat Menurut Alquran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Markaz ar-Risalah
- Sumber:
- dari buku Syafaat
Jika kita memperhatikan makna dari masing-masing ayat mengenai orang-orang kafir di atas, kita akan dapat menyimpulkan bahwa pertama, ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa segala hal yang mereka sekutukan dengan Allah, baik berhala maupun yang lainnya, tidak dapat memberikan syafaat untuk mereka, ketika harus masuk ke dalam api neraka karena kemusyrikan mereka. Kedua, ayat-ayat tadi juga menjelaskan bahwa kaum kafir tidak akan mendapat syafaat dari para pemberi syafaat (seperti Nabi dan manusia-manusia suci lainnya) karena mereka memang tidak berhak untuk memperoleh ampunan. Dari sini jelaslah, bahwa syafaat adalah pertolongan di hari Kiamat yang tidak akan didapatkan oleh mereka yang masuk di dalam kategori kaum kafir dengan berbagai macam bentuknya.
Tawasul Itu Boleh, Ini Buktinya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust sutiawan
Kesimpulannya adalah tawasul itu dibolehkan dalam agama Islam. Jadi mereka yang tidak membolehkan umat Islam untuk bertawasul, mereka telah melakukan perlawanan pada perintah Allah swt dalam al-Quran.
Apakah Sunnah dapat menasakh al-Qur’an?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- islamquest.net
Terdapat beberapa pandangan sehubungan dengan nasakh al-Qur’an oleh sunnah mutawatir dan konsensus definitif (ijma’ qath’i). Sebagian berpendapat bahwa apabila terjadi kondisi seperti ini maka al-Qur’an dapat dinasakh oleh sunnah mutawatir. Namun yang masyhur di kalangan ulama, mereka menolak pendapat bahwa al-Qur’an dapat dinaskah oleh kabar tunggal (khabar wâhid).
Keamanan Sebuah Negara Menurut Al-Quran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust, sutiawan
Inilah poin mendalam yang diajarkan oleh Al-Quran dan Nabi Ibrahim as kepada kita. Sudah pastinya bahwa hal ini adalah benar adanya. Buktinya kita bisa menyaksikan keadaan negara-negara yang sedang dalam peperangan, mereka semua tidak mempunyai keadaan ekonomi yang stabil sehingga menyebabkan masyarakatnya menderita.
Sayyid Muhammad Naimuddin: Muhammad bin Abdul Wahhab Layak Mendapat Azab Karena Sesat dan Menyesatkan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Beliau dalam lanjutan tulisannya juga menukil dan menekankan apa yang disampaikan oleh Allamah Ibn Abidin yang menyebut kelompok Wahabi sebagai Khawarij, sebagaimana yang pernah kita bahas di tulisan sebelumnya. Itulah pendapat dan pandangan yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad Naimuddin. Beliau memandang bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai orang yang sesat dan menyesatkan sehingga layak mendapat Azab.
Hidup dengan Tuntunan Surah al-Fatihah (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ghulam Ali Haddad
- Sumber:
- dari buku Selalu Bersama Alquran
Ayat ini merupakan tafsiran bagi siratalmustakim. Jalan yang lurus, siratalmustakim, adalah jalan bagi orang-orang yang telah diberi nikmat dan karunia oleh Allah Swt. Dalam ayat-ayat Alquran, berulang kali dibicarakan status orang-orang yang diberi nikmat dan karakter manusia-manusia yang memperoleh jalan yang lurus. Misalnya, dalam surah an-Nisa, ayat ke-69, “Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran (shiddiqin), orang yang mati syahid dan orang orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Akhlak Nabi: Pembenci pun Menjadi Pecinta
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Mengenai kejadian ini, Fudhalah bersaksi, “Sungguh ketika Rasulullah SAW akan meletakkan tangannya di dadaku, tidak ada wajah yang lebih kubenci di muka bumi ini kecuali wajahnya. Dan saat Rasulullah SAW mengangkat tangannya dari dadaku, sungguh tidak ada wajah yang lebih kucintai di muka bumi ini kecuali wajahnya.”
Hubungan Penting antara Iman dan Al-Quran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust.sutiawan
“Insan yang mempunyai iman namun al-Quran tidak diberikan untuknya seperti buah yang rasanya manis namun tidak memiliki bau. Insan yang al-Quran diberikan untuknya, akan tetapi tidak mempunyai iman seperti daun pohon delima yang selalu hijau, ia mempunyai bau yang harum namun rasanya pahit.”
Kesesuaian Alquran dengan Kondisi Jiwa dan Obat Penawar Segala Macam Penyaki
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Disadur dari buku Membangun Generasi Qurani – Imam Khomeini & Syahid Murtadha Muthahhari
Alquran merupakan akhlak Rasulullah Saw. Maka, umatnya wajib menyesuaikan akhlaknya dengan Alquran untuk menyesuaikan pada akhlak sang kekasih yang sempurna. Berseberangan dengan kitabullah merupakan hal yang batil dan omong kosong tidak berarti. Ia juga wajib menyesuaikan semua ilmu pengetahuan, situasi hati, serta amal perbuatannya lahir dan batin dengan kitabullah serta bercermin padanya untuk mewujudkan hakikat Alquran. Alquran hendaknya dijadikan sebagai fotokopi batinnya. “Dan sesungguhnya engkau adalah kitab yang jelas, yang mana dengan huruf-hurufnya dapat menampakkan isi dimensi kandungannya.”
Kemungkinan Pengetahuan Perspektif al-Qur’an
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any
- Sumber:
- ikmalonline.com
Mengenal diri sebagai kesatuan kosmik merupakan satu aktivitas dalam membaca tanda dan membaca adalah proses epistemologis manusia yang tak pernah bisa dilepaskan dari dirinya. Dengan demikian, kita menyimpulkan bahwa dari ayat-ayat di atas, al-Qur’an menegaskan sebuah proses berpengetahuan manusia yang harus dilalui. Baik mengetahui alam maupun diri manusia itu sendiri. Maka, kemungkinan pengetahuan secara otomatis sudah dibuktikan dengan ajakan untuk melalui proses berpengetahuan. Karena tidak mungkin al-Qur’an memerintah untuk sesuatu yang sia-sia dan tak bermanfaat.