Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Agama & Aliran

Reformasi Pemikiran Jahiliyah oleh Ahlulbait

Reformasi Pemikiran Jahiliyah oleh Ahlulbait

Dari sejumlah hadis menunjukkan bahwa Rasulullah saw dan para imam menggunakan setiap kesempatan untuk meluruskan pemikiran dan perbuatan-perbuatan jahiliyah dan kejahiliyahan. Terkadang menyalahkan dasar dan asasnya, yakni fanatisme jahiliyah dan terkadang menjelaskan manifestasi dan esensinya dan kemudian mengkritiknya.

Baca Yang lain

Ilmu ‘Arudh; Panduan Menyusun Syair Arab

 Ilmu ‘Arudh; Panduan Menyusun Syair Arab Disiplin ilmu ini sangat bermanfaat bagi kita, terutama para santri maupun pelajar yang sedang mempelajari kutubutturats. Ada 4 kelebihan yang disajikan dalam ilmu Arudh. Pertama, memperbagus syair dan menghindari kesalahan sekaligus tipologi dalam bersyair maupun penulisannya.

Baca Yang lain

Apa Itu Agama?

Apa Itu Agama? Islam mempunyai perhatian yang khusus pada masalah akhlak. Oleh karena itu, dalam al-Quran, jumlah ayat yang berbicara tentang akhlak berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah ayat yang berbicara tentang hukum.  

Baca Yang lain

Kelahiran Isa Al-Masih, Suara Perdamaian Global(1)

Kelahiran Isa Al-Masih, Suara Perdamaian Global(1) Kini, berbagai masalah global menuntut peran lebih aktif para agamawan dan penganut agama di dunia, terutama Islam dan Kristen supaya bahu-membahu menyelesaikan berbagai masalah dunia demi menciptakan perdamaian global. Sebab, inilah salah satu pesan penting peringatan hari kelahiran Nabi Isa Al-Masih.

Baca Yang lain

Apakah perbedaan antara akal, pikiran dan mantik?

Apakah perbedaan antara akal, pikiran dan mantik? Akal memiliki makna yang banyak salah satu maknanya adalah kekuatan memahami dan berfikir.[1] Berfikir juga memiliki makna yang beragam: tafakur, ta’ammul, takut, stress, berfikir dan segala sesuatu yang didasari atas kesadaran berfikir secara sadar[2]

Baca Yang lain

Diseminasi Moderasi Beragama dan Dakwah Inklusif

Diseminasi Moderasi Beragama dan Dakwah Inklusif Walhasil jika program KMB ini dapat bersinergi dengan model dakwah inklusif tersebut maka masa depan keberagaman di Indonesia akan tetap terjaga. Sinergi keduanya menjadi pondasi keberagamaan kita yang kini tengah diuji oleh berbagai ketegangan di tengah kutub ekstrimitas anak bangsa yang seperti terbelah dan terkotakkan.

Baca Yang lain

Agama, Kolektivitas Spiritual, dan Kemaslahatan yang Abadi

Agama, Kolektivitas Spiritual, dan Kemaslahatan yang Abadi Walaupun manusia dapat mempertahankan fitrahnya dengan menggunakan akal, namun tidak semua kebenaran dan kebaikan sejati dapat dipahami oleh akal manusia. Akal adalah sebuah anugerah penting dari Tuhan sebagai alat untuk hidup manusia. Manusia diperintahkan untuk menggunakan akalnya (fides quaeren intellectum, yaitu iman membutuhkan rasionalitas) agar dapat menemukan kebenaran dan kebaikan. Namun, perlu diingat bahwa, akal saja tidak cukup untuk memahami dan menangkap kebenaran sejati, terutama tentang Tuhan Yang Maha Esa, karena tidak semua kebenaran dapat dijelaskan secara empiris dan rasional.

Baca Yang lain

Melihat Hubungan Kemanusiaan dan Agama

Melihat Hubungan Kemanusiaan dan Agama Ketika kata agama disebut, yang terlintas bagi sebagian manusia abad 21 adalah perihal Tuhan, hukum, ibadah, pahala, surga-neraka, dan hal-hal lain yang lebih bersifat gaib. Agama selalu diidentikkan dengan sesuatu yang metafisis, di luar jangkauan manusia. Pembahasan tentang kemanusiaan akhirnya tidak begitu mendapat tempat dalam agama. Sehingga dimensi ini cenderung terlupakan dan akhirnya hilang.  

Baca Yang lain

Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka

Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka Dengan demikian, pembahasan ini mengonfirmasi bahwa syafaat dalam Islam, khususnya berdasarkan Surat An-Nisa Ayat 64, adalah suatu praktek yang memiliki dasar yang kokoh dalam ajaran agama dan bukanlah bid’ah. Pemahaman lebih mendalam terhadap ayat ini dapat membantu umat Islam untuk mengambil pelajaran dan mempraktikkan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan keberlanjutan.  

Baca Yang lain

Dari Abdullah Bin Mas’ud, Rasulullah Mohonkan Ampun kepada Allah untuk Umatnya yang Beramal Buruk

Dari Abdullah Bin Mas’ud, Rasulullah Mohonkan Ampun kepada Allah untuk Umatnya yang Beramal Buruk Di samping itu, kita dapat menyimpulkan bahwa meminta syafaat atau tawassul kepada Rasulullah Saw adalah suatu bentuk penghormatan dan keterhubungan spiritual dengan Rasulullah Saw. Praktik ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam, melainkan merupakan salah satu wujud cinta dan pengakuan atas kebaikan yang beliau berikan kepada umat.

Baca Yang lain

Menggali Bukti Syafaat: Surat An-Nisa 64 dan Tawassul Arab Badui di Makam Nabi

Menggali Bukti Syafaat: Surat An-Nisa 64 dan Tawassul Arab Badui di Makam Nabi Dengan demikian, melalui bukti-bukti ini, umat Islam dapat memahami bahwa meminta syafaat kepada Rasulullah bukanlah suatu bid’ah atau praktik yang tidak memiliki dasar. Sebaliknya, amalan ini memiliki dasar yang kuat dalam al-Qur’an dan terdokumentasikan dalam riwayat-riwayat yang sahih.

Baca Yang lain

Kapal Islam

Kapal Islam Nama dan panggilan kapal ini adalah “Agama Islam”, dan kaptennya Rasulullah saw, penumpangnya orang beriman, kokinya para cendekiawan, dokternya para Sufi Tuhan. Kapten yang diberkahi ini kemudian memberikan sebuah tali-pengikat kepada mereka yang telah naik di kapal-kapal lain atau mereka yang terjatuh di dalam lautan, dengan mengucapkan, “Ayo naiklah ke kapalku, selamatkan diri kalian dari kehancuran.”  

Baca Yang lain

Riwayat-riwayat Aisyah, Abu Bakar Meminta Syafa’at ke Rasulullah yang Sudah Wafat

Riwayat-riwayat Aisyah, Abu Bakar Meminta Syafa’at ke Rasulullah yang Sudah Wafat Dari sajian bukti-bukti ini, dapat disimpulkan bahwa tindakan meminta syafaat kepada Rasulullah, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar, adalah sah dan sesuai dengan ajaran Islam. Tidak ada sangkalan dari para sahabat yang lain terhadap perbuatan ini, sehingga menjadi landasan bagi umat Muslim untuk melakukan praktik bertawasul dan meminta syafaat kepada Rasulullah, meskipun beliau telah berpulang ke alam lain.

Baca Yang lain

Tidak Hanya Semasa Hidup, Meminta Syafa’at kepada Nabi Dibolehkan Bahkan Setlah Beliau Wafat

Tidak Hanya Semasa Hidup, Meminta Syafa’at kepada Nabi Dibolehkan Bahkan Setlah Beliau Wafat Bukti-bukti dari kitab-kitab tersebut memberikan pencerahan bahwa kebolehan meminta syafaat kepada Rasulullah tidak terbatas pada masa kehidupan beliau di dunia, melainkan tetap relevan setelah beliau wafat. Praktik ini dapat menjadi sumber kekuatan spiritual bagi umat Islam, memberikan mereka keyakinan bahwa meminta syafaat dan bertawassul kepada Rasulullah adalah bentuk ibadah yang diterima di sisi Allah.

Baca Yang lain

Sah dan Diperbolehkan, Sahabat Meminta Syafaat kepada Rasulullah Saw

Sah dan Diperbolehkan, Sahabat Meminta Syafaat kepada Rasulullah Saw Dari bukti al-Quran ditambah dengan hadis dari Rasulullah di atas tadi, kita dapat memahami bahwa bukti adanya syafaat adalah benar. Rasulullah bahkan tidak menolak apalagi memarahi sahabat yang memintan dan memohon syafaat dari beliau. Maka dari itu keabsahan dan kebolehan meminta syafaat adalah dibenarkan. Di samping itu kita juga dapat memita syafaat kepada Rasulullah sebagaimana yang sahabat nabi lakukan.

Baca Yang lain

Saat Ibnu Hibban Mendapat Kesulitan Lalu Tawassul ke Imam Ali Ar-Ridha

Saat Ibnu Hibban Mendapat Kesulitan Lalu Tawassul ke Imam Ali Ar-Ridha Dengan demikian, tulisan ini mengajak umat Islam untuk mendekati konsep tawassul dan ziarah kubur dengan pemahaman yang benar, berdasarkan dalil-dalil yang shahih dari Al-Quran, hadis-hadis Rasulullah, dan riwayat-riwayat para ulama. Semoga pemahaman yang benar tentang tawassul dan ziarah kubur dapat membawa umat Islam kepada kehidupan yang lebih mendalam dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

Baca Yang lain

Tawassul Ulama Hanbali kepada Waliyullah Imam Musa al-Kaadzim

Tawassul Ulama Hanbali kepada Waliyullah Imam Musa al-Kaadzim Riwayat ini menggambarkan bahwa bertawassul tidak hanya terbatas pada Rasulullah, melainkan juga diperbolehkan terhadap orang-orang shaleh dan wali yang memiliki kedekatan dengan Allah. Dalam hal ini, Imam Musa al Kaazhim diakui sebagai salah seorang yang memiliki kewalian dan kesalehan. Pemahaman ini sejalan dengan prinsip bahwa tawassul dapat dilakukan kepada mereka yang memenuhi kriteria ketakwaan dan serta kewalian.

Baca Yang lain

Tepis Bid’ah, Sahabat Nabi Ajarkan Tata Cara Tawassul

Tepis Bid’ah, Sahabat Nabi Ajarkan Tata Cara Tawassul Riwayat ini menjadi bukti konkret yang memperkuat praktik tawassul yang diimani oleh kaum muslimin. Melalui kisah seorang sahabat Nabi Muhammad ini, kita memahami bahwa praktik tawassul bukanlah bid’ah, tetapi bagian dari tradisi Islam yang diwariskan. Di sisi lain, anggapan bid’ah, terutama dari kelompok yang tidak meyakini praktik tawassul seperti wahabi, dapat ditolak dengan kejelasan riwayat ini.

Baca Yang lain

Bukti Praktik Tawassul Imam Ali dan Abu Bakar kepada Rasulullah yang Telah Wafat

Bukti Praktik Tawassul Imam Ali dan Abu Bakar kepada Rasulullah yang Telah Wafat Dengan demikian, tawassul bukanlah ‎praktik yang kontroversial atau dipertentangkan. Sebaliknya, ia merupakan ‎sebuah tradisi yang memiliki dasar kuat dalam praktik dan keyakinan kaum Muslimin. Dengan ‎mempertimbangkan praktik tawassul oleh tokoh-tokoh besar ini, kita dapat menemukan landasan ‎keabsahan dan keutamaan dalam amalan ini.

Baca Yang lain

Tidak Bidah, Allah Ajarkan Nabi Adam Bertawasul Kepada Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya

Tidak Bidah, Allah Ajarkan Nabi Adam Bertawasul Kepada Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa praktik tawasul bukanlah sesuatu yang terlarang dalam Islam. Sebaliknya, tawasul diakui sebagai bentuk ibadah yang dibenarkan oleh ajaran agama. Namun, kelompok Wahabi memiliki perbedaan pandangan dari kebanyakan kaum muslimin, yaitu tidak meyakini praktikal sarana ibadah ini.

Baca Yang lain