Agama & Aliran
Membongkar Logika Hasan Al-Yamani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab
Setelah membaca pernyataan Ahmad Hasan al-Yamani terkait Injil Barnabas tersebut, ada sesuatu yang tak make sense dengan akal sehat kita. Kita mendapati adanya kontradiksi dalam pemikirannya. Kejadian ini menambah keyakinan kita akan ketidaklayakannya ia menjadi seorang pemimpin, apalagi mengaku sebagai utusan Al-Mahdi atau Al-Mahdi itu sendiri.
Pemerintahan Ahmadi dalam Khutbah Al-Bayan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
…Dari Abi Bashir, dari Abu Abdillah As, ia berkata: Aku bertanya padanya tentang al-Qaim. Imam As berkata: mereka yang telah menentukan waktu (munculnya al-Qaim) telah berbohong. Sesungguhnya kami Ahlul Bait tidak menentukan waktu.
Serampangan, Sekte Al-Yamani Mengajukan Hadits yang Tidak Berhubungan Sebagai Dalil
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab
Berbekal dua alasan di atas dapat dipahami bahwa Ahmad yang dari Bashrah adalah Ahmad bin Mulih. Dengan demikian hadits yang disebutkan oleh kelompok al-Yamani, tidak ada hubungannya dengan pemimpin mereka. Sebab bapaknya adalah Ismail bukan Mulih.
Pemaksaan Dalil Sekte al-Yamani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Mengingat banyaknya kesalahan dan kerancuan pada argumentasi yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembenaran sosok Ahmad Hasan Bashri dengan kutipan pernyataan di atas merupakan kesalahan fatal yang tidak dapat diterima.
Syubhat Para Mahdi dalam Kitab Fiqh Ar-Ridho
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
…Dari Abi Bashir ia berkata pada Imam Shadiq as, Wahai Putra Rasulullah Saw, aku mendengar ayahmu As berkata, setelah Al-Qaim ada dua belas Mahdi. Imam Berkata, ayahku hanya mengatakan dua belas Mahdi , ia tidak mengatakan dua belas imam, mereka (Mahdiyin) merupakan kaum dari Syiah kami yang mengajak manusia pada kepemimpinan kami dan ma’rifah kebenaran kami.
Pandangan Ulama Terhadap Hadis Wasiat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhamad soleh
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Demikianlah terlihat bahwa hadis wasiat ini dalam kaca mata ulama tidak memiliki kekuatan jika dibandingkan dengan riwayat 12 imam yang muktabar dan menjadi asas keyakinan atau akidah Islam. Belum lagi ditambah dengan isi atau kandungannya yang menuai berbagai kritikan ilmiah, sehingga dalam hal ini hadis tersebut tidak bisa kita terima atau bahkan dijadikan dalil.
Terdapat Kontradiksi di dalam Matan Hadits Wasiat, Dalil Sekte al-Yamani Tertolak
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Kontradiksi yang dimaksud adalah, penggalan yang memuat tentang nama-nama Imam Ali As di langit. Di mana di dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa beliau memiliki beberapa nama khusus yang tidak akan diberikan kepada selainnya; dalam artian bahwa nama itu hanya untuk beliau dan orang lain tidak berhak mendapat gelar tesebut karena itu merupakan pemberian langsung dari Allah Swt. Dan salah satu nama khusus yang disebutkan adalah al-Mahdi.
Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Mutawatir maknawi adalah sebuh riwayat yang memiliki kandungan dengan kata-kata dan ungkapan yang berbeda-beda. Sementara, Mutawatir Lafdzi adalah sebuah riwayat yang memiliki dengan kata-kata dan kalimat yang memiliki kesamaan.
Kedhaifan Rawi Hadits Wasiat Yang Menjadi Dalil Sekte al-Yamani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Pernyataan di dalam kitab rijal di atas menjadi bukti bahwa hadits wasiat yang dijadikan landasan sekte al-Yamani merupakan hadits daif karena salah seorang perawinya merupakan rawi yang sangat lemah yang tidak pantas untuk dilihat dan diikuti riwayat-riwayatnya.
Syubhat Indikasi Keshahihan Hadis Wasiat al-Yamani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Adapun dalam hadis wasiat Ahmad Hasan Bashri tidak ditemukan dalam matannya perihal kesaksian dua orang adil. Sedangkan riwayat yang ada dalam kitab Salim bin Qais disebutkan disitu ada tiga Sahabat Rasulullah Saw yang menjadi saksi ketika Rasulullah Saw memberikan wasiat.
Menelisik Sisi Shudur (Muncul dari Maksum) Hadis Wasiat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Kelima, Tawatur Maknawi yang didakwakan oleh pengikut Ahmad Bashri berkenaan dengan hadis wasiat ini tidak dapat dipertahankan. Sebab selain tidak memiliki sanad, baik itu hadis yang secara utuh menyerupainya ataupun hadis-hadis berbeda yang memiliki kesesuaian kandungannya dengan hadis wasiat, juga diakui kelangkaan dan sedikit jumlahnya oleh para ulama. Sehingga hadis tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai hadis yang mutawatir maknanya. Lain halnya jika yang dimaksud adalah terkait 12 imam setelah nabi Muhammad Saw, atau tentang imam Mahdi, maka ini yang dapat kita temukan dengan berbagai periwayatan dan sanad yang ada.
Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Allamah Ali bin Yunus Bayadi Amuli berkata, “Riwayat 12 Imam Mahdi setelah 12 Imam adalah bagia dari riwayat yang syadz (langka). Dan riwayat ini bertentengan dengan seluruh riwayat senada yang shahih dan mutawatir. Maka, sesuai dengan riwayat tersebut, setelah pemerintahan Al-Mahdi, tidak akan ada pemerintahan yang lain.”
Kesalahan Fatal Ahmad Hasan Bashri dalam Berargumentasi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ahmad alfadhani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Termasuk Ahmad Hasan Bashri, ia lupa jika di dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa washi Imam Mahdi dilantik ketika imam Mahdi telah wafat, sedangkan Ahmad Hasan memproklamirkan dirinya sebagai washinya sementara beliau belum wafat. Bahkan belum muncul dari kegaibannya dalam keyakinan Syiah atau belum lahir dalam keyakinan Ahlussunnah.
Aliran al-Yamani dan Klaim Ahmad al-Hasan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Jadi, sesiapa yang mengaku Imam, khalifah, wali, atau kedudukan lainnya secara batil dan tidak benar, maka dia telah berdusta pada Allah Swt sesuai dengan ayat tersebut. Dan itu berlaku walaupun ia merupakan keturunan Fathimah atau Ali as. Adapaun pembahasan lebih jauh tentang syubhat-syubhat lainnya yang berkaitan dengan al-Yamani, insya Allah akan dikupas pada pembahasan-pembahasan selanjutnya.
Nilai Perbuatan Baik Non-Muslim di Hadapan Allah (Bagian Akhir)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Disadur dari buku Keadilan Ilahi – Ayatullah Murtadha Muthahhari
Niat adalah ruh suatu perbuatan. Kalau badan manusia menjadi mulia karena adanya ruh, begitu pula hubungan niat dengan amalnya. Apa yang menjadi ruh bagi perbuatan itu? Ruhnya adalah ikhlas. Allah Swt. berfirman di dalam Alquran, “Tidaklah mereka diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan keikhlasan kepada-Nya.” (QS. al-Bayyinah: 5)
Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Allah (Bag 3)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- *Disadur dari buku Keadilan Ilahi – Ayatullah Murtadha Muthahhari
Adalah jelas bahwa saya menyebut Descrates sekadar sebagai contoh, dan ini tidak berarti bahwa saya membatalkan prinsip yang telah saya jelaskan sebelumnya, yaitu bahwa kita tidak bisa memastikan pandangan mengenai seseorang. Dengan menampilkan Descartes sebagai contoh, saya bermaksud mengatakan bahwa seandainya ucapan dan sikap taslim Descartes itu benar seperti yang dikatakannya dan dia telah mengerahkan segenap usahanya, tetapi hasilnya tidak lebih dari yang dikatakannya itu, dia dipandang sebagai seorang “Muslim fitri”.
Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Tuhan (bag 2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Disadur dari buku Keadilan Ilahi – Ayatullah Murtadha Muthahhari
Alquran membangun perspektifnya di atas dasar yang istimewa. Ketika manusia mengetahuinya, dia akan dipaksa mengakui bahwa satu-satunya pemecahan yaitu yang diberikan oleh Alquran itu, sehingga kita semakin yakin terhadapnya dan menyadari bahwa pengetahuan luhur ini bukanlah berasal dari manusia, melainkan pengetahuan yang memiliki asal-usul samawi.
Mencari Islam yang Menjadi Rahmat bagi Sekalian Alam
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Hujan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Kekayaan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Anak atau keturunan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Sebagaimana halnya kunci, bisa dipakai untuk membuka pintu, dan juga bisa dipakai untuk menguncinya. Jika hampir semua hal lainnya memiliki dua kemungkinan, Nabi Muhammad saw tidak memiliki kemungkinan lain, selain menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Hikmah Mengucapkan Selamat Natal
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Septi Dewi Cahyawati
- Sumber:
- alif.id
Ya, namun tetap saja Quraish Shihab dalam video di Youtube tersebut memberi kesimpulan bahwasannya bagi mereka yang merasa dengan mengucapkan Selamat Natal akidahnya berubah dalam artian keimanannya menjadi goyah maka jangan mengucapkan. Namun bagi mereka yang mengucapkan sebagai bentuk menjalin hubungan harmonis kepada sesama maka silakan mengucapkanya. Karena kita menghormati dan menghargai perbedaan, dengannya kehidupan ini akan menjadi indah, rukun, harmonis, dan damai.
Selamat Atas Kelahiran Almasih
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinahonline.com
Mengucapkan selamat atas hari kelahiran seseorang, apalagi manusia agung, tak perlu tanggal khusus atau tanggal yang sesuai tanggal kelahirannya. Tapi, bersama-sama merayakannya tentu lebih bergaung. Nabi SAW dirayakan kelahirannya alias maulidan setiap saat. Merayakan kelahirannya adalah cara beradab dalam berterima kasih atas anugerah petunjuk yang disebarkannya.