Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Husein as

Kepribadian Murni Imam Husain

Kepribadian Murni Imam Husain

Rahbar yang memiliki telaah mendalam sejarah meyakini bahwa Imam Husain as sebelum revolusi besarnya, telah melakukan segenap upaya dan cara untuk menjaga agama Islam dan mencegah penyimpangan serta bid’ah, tapi ketika melihat hanya satu jalan yang tersisa, yakni perlawanan hingga titik darah penghabisan, maka beliau tetap melakukannya.

Baca Yang lain

Kecintaan terhadap Imam Husein Berakar pada Lapisan Terdalam Eksistensi Pencinta Ahlul Bait

Kecintaan terhadap Imam Husein Berakar pada Lapisan Terdalam Eksistensi Pencinta Ahlul Bait Kepala Lembaga Penerangan Islam Iran dalam acara peluncuran buku "Musim Hujan" mengatakan bahwa keterikatan pada Imam Husein, Cucu Nabi Muhammad saw berakar pada lapisan terdalam dari keberadaan pencinta Ahlul Bait.

Baca Yang lain

Munajat Imam Husain

Munajat Imam Husain Pada detik-detik akhir kehidupannya itu, Imam Husain as berkesempatan untuk bemunajat kepada Allah Swt. Dengan hati yang luruh, beliau bermunajat, pasrah diri, dan mengadukan kepada-Nya segala bencana yang menimpa dirinya.

Baca Yang lain

Arbain, Puncak Kesempurnaan Asyura

Arbain, Puncak Kesempurnaan Asyura Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husain as adalah hari meraih kesempurnaan. Kesempurnaan Asyura adalah Arbain. Puncak kesempurnaan dari seluruh perjalanan, perjuangan dan kerja keras.

Baca Yang lain

Universalitas Arbain

Universalitas Arbain Angka 40 sangat termasyhur sebagai durasi kedukaan atas kesyahidan Imam Husain di Karbala pada 61 H. Disebutkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin as menangisi ayahandanya selama 40 tahun seraya berpuasa di siang harinya dan bermunajat di malam harinya.

Baca Yang lain

Imam Husain Rendah Hati

Imam Husain Rendah Hati Suatu ketika, Imam Husain as lewat di hadapan sekelompok orang miskin yang sedang membentangkan mantelnya ke tanah dan makan roti kering. Orang-orang miskin itu mengajak Imam Husain as untuk makan roti kering bersama mereka. Imam Husain as turun dari kudanya seraya melantunkan ayat: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong. (QS. an-Nahl: 23)

Baca Yang lain

Gaza, medan Karbala masa kini

Gaza, medan Karbala masa kini Selain itu, penderitaan yang dialami oleh keluarga Imam Husain dan para pengikutnya yang setia juga tercermin dalam kehidupan warga Palestina di Gaza yang terus-menerus berada di bawah pengepungan dan serangan.

Baca Yang lain

Gaza, medan Karbala masa kini (1)

Gaza, medan Karbala masa kini (1) Penting juga untuk menyadari bahwa dukungan terhadap warga Gaza bukan hanya masalah politik atau kemanusiaan, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral dan spiritual sebagai umat Muslim.

Baca Yang lain

Karbala kita saat ini (2)

Karbala kita saat ini (2) Kita melihat penguasa tiran di sekeliling kita hari ini. Kita melihat ketidakadilan dan penindasan di sekeliling kita hari ini. Saya tidak menyarankan kita untuk terbunuh dalam memerangi penindasan atau penguasa tiran, tetapi kita perlu keluar dari zona nyaman kita dan bertanya apakah kita sudah melakukan bagian kita. Tetap diam di hadapan penindasan dan ketidakadilan sama artinya dengan mendukung para tiran dan penindas.  

Baca Yang lain

Karbala kita saat ini (1)

Karbala kita saat ini (1) Ketika kita memperingati pengorbanan Imam Hussain, mari kita juga ingat rakyat Gaza dan semua yang menderita di bawah penindasan saat ini. Marilah kita bersuara menentang ketidakadilan dan mendukung mereka yang dengan berani melawan penindasan, seperti yang dilakukan Imam Hussain.  

Baca Yang lain

ASYURA DI LANGIT DAN DI BUMI

ASYURA DI LANGIT DAN DI BUMI Setiap individu pelintas Jalan Kesucian di Tanah Air Indonesia seharusnya memegang teguh sebagai "harga mati" dua paradigma kepatuhan ini; kepatuhan lintas ruang dan waktu sebagai umat, dan kepatuhan dalam teriotori Tanah dan Air sebagai bagian integral dari sebuah bangsa dengan jatidiri yang khas dan komitmen kebangsaannya yang dijunjung tinggi.

Baca Yang lain

REVOLUSI KARBALA DAN KAUM PINGGIRAN

REVOLUSI KARBALA DAN KAUM PINGGIRAN Laga logika kebenaran versus logika keuntungan terus berlangsung dalam ragam episode, baik dulu, kini, maupun dan akan datang. Inilah kemenangan kekuatan kualitatif atas kekuatan kuantitatif. Inilah logika darah mengalahkan pedang. Lihat Lebih Sedikit

Baca Yang lain

FEMININITAS DI KARBALA

FEMININITAS DI KARBALA Para wanita canggug dan ringkih menuntut pengakuan kesetaraan. Zainab dan para wanita Karbala membuktikan bahwa kesetaraan dihadirkan dalam sikap dan pilihan jalan hidup.

Baca Yang lain

"PERSETAN DENGAN MATI!"

"Idzan la nubali bil maut" ("Kalau begitu, persetan dengan mati") mengabadi dan terus membahana dalam relung jiwa setiap pemuda pengikut Ahlulbait..

Baca Yang lain

FAKTA-FAKTA ABADI ASYURA

FAKTA-FAKTA ABADI ASYURA Al Husain menjual murah tubuhnya juga keluarganya bahkan putranya yang bayi demi membuktikan bahwa Muhammad SAW menganjurkan keluarganya yang pertama menderita dan yang terakhir berbahagia.

Baca Yang lain

TRAGEDI KARBALA DALAM KONTEKS KINI DAN SINI

TRAGEDI KARBALA DALAM KONTEKS KINI DAN SINI Asyura mesti membuat para pengingatnya makin tangguh, rendah hati, lapang dada, tak mudah tersinggung, tak menanti apresiasi dalam interaksi sesama, tak membesarkan hal-hal kecil, melek prioritas dan rajin evaluasi.

Baca Yang lain

DIALEKTIKA ASYURA

DIALEKTIKA ASYURA Al-Husain menyambut syahadah itu dengan hati berbunga dan mata berbinar, sebagaimana sesumbarnya “Jika kematianku adalah tumbal dan syarat bagi tegaknya agama Muhammad, maka, hai pedang-pedang, ambillah aku!”.

Baca Yang lain

Hitam Karbala

Hitam Karbala Hitamnya Karbala bukan sekadar warna, melainkan simbol dari kezaliman yang luar biasa. Tragedi ini mengingatkan kita pada pembantaian manusia yang bahkan lebih pekat dibandingkan dengan kengerian yang dilakukan Eropa pada Perang Salib dan di Andalusia, di mana seratus ribu orang, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak, menjadi korban.

Baca Yang lain

JEJAK ASYURA DI NUSANTARA

JEJAK ASYURA DI NUSANTARA Kata "Sura", yang dipahami sebagai Bulan Muharram dalam Bahasa Jawa, diambil dari Bahasa Arab 'Asyura, yang berarti sepuluh, dan merujuk kepada hari ke-sepuluh di Bulan Muharram yang memiliki makna penting bagi umat Islam.  

Baca Yang lain

SELAMAT DATANG DI KARBALA

SELAMAT DATANG DI KARBALA Tiba-tiba kuda Al-Husain berhenti, enggan bergerak. Al-Husain berusaha memacunya, namun tetap juga bergeming. Setelah gagal mencoba beberapa kuda lain, Al-Husain menyapu dusun itu dengan tatapan penuh makna.

Baca Yang lain