Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Husein as

MUHARAM: DUA HIJRAH, KE DAN DARI MADINAH (2)

MUHARAM: DUA HIJRAH, KE DAN DARI MADINAH (2)

Penetapan Hijrah sebagai poros waktu, dengan segala motif politik dan teologis yang menyertainya, mungkin saja mengandung keganjilan historis. Namun, ia juga, secara tidak langsung, menunjuk pada dialektika hidup dan mati yang mulia ini—sebuah kebenaran yang jauh lebih dalam daripada sekadar perhitungan hari atau perayaan kemenangan yang disepakati.

Baca Yang lain

Kesendirian dan Luka Kosmik Husain (2)

Kesendirian dan Luka Kosmik Husain (2) Dalam satu momen agung malam Asyura, Husain memberi izin sahabat-sahabatnya untuk meninggalkannya. “Mereka hanya ingin membunuhku,” katanya. “Pergilah, aku takkan mencela kalian.” Tapi mereka tetap tinggal. Mereka tidak tinggal karena diperintah, tapi karena sadar: bahwa bersamanya adalah bersama dengan nilai yang tak mungkin dibeli oleh dunia. 

Baca Yang lain

MUHARAM: DUA HIJRAH, KE DAN DARI MADINAH (1)

MUHARAM: DUA HIJRAH, KE DAN DARI MADINAH (1) Penetapan peristiwa Hijrah sebagai poros penanggalan Islam bukanlah titah kenabian, melainkan sebuah keputusan politik beberapa tahun setelah warat Nabi termulia (638 M /17 H).  

Baca Yang lain

Kesendirian dan Luka Kosmik Husain (1)

Kesendirian dan Luka Kosmik Husain (1) Jika kau menangis untuk Husain, biarlah air matamu jadi sungai yang melawan keserakahan. Jika kau menyebut namanya, biarlah suaramu jadi guntur yang meruntuhkan tahta palsu. Jika kau mencintainya, biarlah cintamu menjadi jalan panjang yang tak henti mengeja: Tiada kehormatan dalam sujud kepada tirani.

Baca Yang lain

Sebuah Momen Di Padang Cinta (4)

Sebuah Momen Di Padang Cinta (4) Imam mengangkat pandangannya ke langit dalam keadaan itu dan menyeru pada Tuhan Yang Mahagung: صبرًا على قضائك يا رب، لا إله سواك، يا غياث المستغيثين “Sabar atas qadha-Mu, yaa Robb, Tiada Tuhan selain-Mu Wahai Penolong mereka yang meminta pertolongan. “

Baca Yang lain

ASYURA: TRAGEDI SENSOR SEJARAH

ASYURA: TRAGEDI SENSOR SEJARAH Upaya ini merupakan bagian dari sensor sejarah yang licik, yang berusaha mereduksi perjuangan heroik Al-Husain menjadi sekadar cerita ringan tentang kasih sayang kakek dan cucu, sembari mengaburkan makna pengorbanannya yang menggetarkan.

Baca Yang lain

Sebuah Momen Di Padang Cinta (3)

Sebuah Momen Di Padang Cinta (3) Ikatanya bukan sekadar darah, tapi darah yang tumpah karena cinta Allah. Tidak ada keacakan dalam semesta. Semua terhubung dalam Jalinan Kasih dan Takdir-Nya. Di balik semua kepedihan Karbala, sungguh Allah selalu mengawasi. Allah menyebut diri-Nya Raqīb dalam QS. An-Nisā’ (4:1):

Baca Yang lain

Sebuah Momen Di Padang Cinta (2)

Sebuah Momen Di Padang Cinta (2) Imam Husain as adalah juga mewarisi Khalilullah. Ia adalah Cinta yang mengalahkan segala. Sebagaimana Nabi Ibrāhīm menjadi khalīlullāh (QS. An-Nisā’ 4:125), Imam al-Ḥusain mewarisi cinta suci yang mengalahkan segalanya. Ketika seluruh tubuh beliau sudah berlumuran darah.  

Baca Yang lain

PARADOKS 1 DAN 10 MUHARAM

PARADOKS 1 DAN 10 MUHARAM 1 Muharam umat Muhammad berpesta kembang api. 10 Muharam keluarga Muhammad dikepung api. 1 Muharam umat Muhammad menyantuni anak yatim. 10 Muharam putra-putri Muhammad dijadikan yatim.

Baca Yang lain

Ali Asghar dan Pemenang Tanpa Sorak: Saat Fiksi Kejam Menyentuh Realita Kudus Karbala (2)

Ali Asghar dan Pemenang Tanpa Sorak: Saat Fiksi Kejam Menyentuh Realita Kudus Karbala (2) Ali Asghar bin Husain juga mengajarkan bahwa menjadi penolong agama tidak bergantung pada usia—bahkan seorang bayi pun mampu menjadi cahaya abadi dalam perjuangan suci. Ia tidak memiliki pedang, tidak mampu berbicara, namun seluruh keberadaannya menjadi hujjah yang membungkam kezaliman. Imam Husain mempersembahkannya bukan karena kelemahan, melainkan karena cinta sejati menuntut pengorbanan atas sesuatu yang paling dicintai. 

Baca Yang lain

Sebuah Momen Di Padang Cinta (1)

Sebuah Momen Di Padang Cinta (1) Ketika Raghib al-Isfahani menjelaskan dalam Mufradāt Alfāẓ al-Qur’ān bahwa ṣaḥāba bukan sekadar pertemanan biasa, melainkan “kebersamaan fisik atau spiritual yang melahirkan kesetiaan” (bab ṣ-ḥ-b), maka para sahabat Imam al-Ḥusain ‘alayhissalām adalah manifestasi hidup dari makna itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya hadir bersamanya, tetapi juga mencurahkan jiwa dan raga demi kebenaran yang dibawanya. 

Baca Yang lain

Ali Asghar dan Pemenang Tanpa Sorak: Saat Fiksi Kejam Menyentuh Realita Kudus Karbala (1)

Ali Asghar dan Pemenang Tanpa Sorak: Saat Fiksi Kejam Menyentuh Realita Kudus Karbala (1) Di era digital saat ini, kekuatan fiksi semakin menancap dalam benak masyarakat. Tayangan Squid Game menjadi fenomena global setelah dirilis kembali pada 27 Juni 2025—bukan hanya karena ketegangan permainannya, tetapi karena berhasil menggambarkan penderitaan, dilema moral, dan perjuangan hidup dalam balutan permainan yang kejam. Di musim ketiganya, Sky Squid Game menyuguhkan kisah dramatis tentang pengorbanan, pilihan, dan makna kemanusiaan yang dibungkus dalam alur penuh darah dan air mata. Salah satu adegan paling menyentuh adalah ketika Jun Hee, pemain nomor 222, memilih mengorbankan hidupnya agar anaknya diselamatkan—adegan ini mampu mengguncang perasaan penonton.  

Baca Yang lain

MUHARRAM: ANTARA MERIAH DAN MERAH

MUHARRAM: ANTARA MERIAH DAN MERAH Cinta sejati, kata Ibnu Arabi, “Hanya bisa dirasakan oleh peneguknya. Siapa pun, yang belum pernah merasakan seteguk saja air cinta, pasti belum pernah mengenalnya. Ketahuilah, cinta adalah minuman yang tak pernah memuaskan pecandunya.” Husain melakukan sacrifice demi menyelamatkan cinta sejati. Cinta telah melahirkan semangat heroik menentang kezaliman.

Baca Yang lain

Pesan Pahlawan-pahlawan Kecil Karbala Idola Kita

Pesan Pahlawan-pahlawan Kecil Karbala Idola Kita Anak-anak dan remaja-remaja hari ini hendaknya mengerahkan seluruh usaha untuk membuktikan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki sebagai anak-anak Muslim. Dan juga hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi generasi penerus bangsa yang diharapkan dan mampu membangun bangsa dan negara ini dengan lebih baik lagi.

Baca Yang lain

Asyura telah Mengukir Semangat Juang dan Cinta (2)

Asyura telah Mengukir Semangat Juang dan Cinta (2) Jelasnya, jika Imam Husein as, yang bagaimanapun juga dikenal di sebagian besar dunia Islam saat itu, sebagai simbol kebenaran, berbaiat dan menerima pemerintahan Yazid, maka akan terbukalah pintu lebar-lebar bagi para penguasa sesat ini untuk menghancurkan Islam dari dalam. Sebagaimana hal itu telah dilakukan sedikit banyak oleh para penguasa sebelumnya. Dalam rangka membendung kekuatan jahat inilah, maka Imam Husein as bangkit, menciptakan benteng yang kokoh kuat, mempertahankan kesucian agama Islam ini. Untuk itulah dikenal kalimat yang mengatakan: "Islam itu berasal dari Muhammad Saw, akan tetapi kekal berkat perjuangan Imam Husein as".

Baca Yang lain

Asyura telah Mengukir Semangat Juang dan Cinta (1)

Asyura telah Mengukir Semangat Juang dan Cinta (1) Imam Husein telah gugur. Akan tetapi berkat semburan darah-darah suci di Karbala ini, mentari Islam tetap bersinar dengan terangnya. Salam atas Husein, cucu rasul. Salam atas Husein putra Ali dan Fatimah. Salam atas Husein, penghulu pemuda ahli surga. Salam atas Husein, dan atas putra-putra Husein, dan sahabat-sahabat Husein.

Baca Yang lain

Imam Husein as Adalah Ruh Kemanusiaan (2)

Imam Husein as Adalah Ruh Kemanusiaan (2) Namun selang beberapa waktu kemudian, para pecinta Imam Husein as kembali membangun makam manusia suci itu berduyun-duyun datang berziarah ke sana. Karbala kembali menjadi tempat lalu-lalang manusia-manusia merdeka. Karbala laksana lingkaran berkilau, yang dipadati oleh para pecinta dan pengikut Imam Husein as.

Baca Yang lain

Imam Husein as Adalah Ruh Kemanusiaan (1)

Imam Husein as Adalah Ruh Kemanusiaan (1) Meski demikian, Imam Husein as tetap hidup dan seruan-seruannya akan selalu disambut oleh mereka yang ingin menegakkan keadilan dan menghapus penindasan di buka bumi. Seruan Imam Husein adalah jeritan fitrah manusia dan pekikan ruh kemanusiaan.

Baca Yang lain

Rahasia Keabadian Asyura (2)

Rahasia Keabadian Asyura (2) Rahasia di balik keabadian Al-Husein as terletak pada kepasrahan beliau yang sepenuhnya kepada Allah Swt. Al Husein as berkata, “Siapapun yang percaya kepada Allah Swt serta berkorban di jalan-Nya, Allah Swt akan melimpahkan kemuliaan di dunia dan akherat kepadanya.” Jika melihat banyak orang yang bersedih hati karena syahadah Al-Husein as, ketahuilah bahwa Al-Husein as adalah manifestasi cinta suci yang dibantai di bulan Muharam.

Baca Yang lain

Rahasia Keabadian Asyura (1)

Rahasia Keabadian Asyura (1) Hati umat manusia masih mengingat dan mengenang perjuangan Al-Husein as, keluarga dan para sahabatnya. Semoga Penegak Keadilan, Imam Mahdi as yang merupakan cucu dari Al Husein as segera hadir ditengah-tengah kita untuk menegakkan keadilan di dunia.[]

Baca Yang lain