Sejarah Syi'ah
Tujuan Pergerakan Imam Husain AS dalam Catatan Abu al-Hasan al-Asyari dan Ibn Atsir
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- Muslimmenjawab.com
Karena membiarkan hal itu dapat menggiring masyarakat pada anggapan bahwa ajaran Islam adalah apa yang dilakukan oleh Yazid dan para pengikutnya. Hal ini mengingat bahwa Yazid sedang berbicara dan bertindak sebagai khalifah kaum muslimin. Yang tentu saja oleh sebagian orang tindakannya dapat dianggap sebagai representasi tindakan Islam.
Ibnul Jauzi: Imam Husein Bergerak Demi Hidupkan Kembali Syariat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Jika demikian adanya, tentu tujuan imam Husein as ini bukanlah urusan yang enteng melainkan hal utama yang harus dikerjakan. Sebab Islam atau syariat itu sendiri merupakan kebutuhan utama manusia sepanjang masa dalam meraih tujuan penciptaanya, yang mana tanpa itu maka mustahil bagi manusia untuk menggapai tujuannya tersebut.
Keutamaan Menangisi Imam Husain di Dalam Kitab Sunni
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dengan membaca riwayat di atas, akan lebih memantapkan hati kita untuk menangisi Imam Husain. Di sini lain, riwayat tersebut juga hendak menegaskan, bahwa riwayat yang beredar tentang surga sebagai pahala bagi mereka yang menangisi Imam Husain bukanlah riwayat yang diadakan-adakan di dalam literatur Syiah, melainkan benar adanya, sampai-sampai tertulis di dalam kitab Sunni.
Tujuan Revolusi Imam Husain as di Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Youz Zarseef
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dengan ini kita mengetahui bahwa gerakan dan revolusi cucu kesayangan Nabi tersebut memiliki tujuan yang jelas dan mulia. Dan salah satu hasil dari tujuan revolusi beliau ialah hidupnya Islam hingga saat ini. Karena jika pada saat itu imam Husain hanya diam saja atau membaiat Yazid sebagai Khalifah, membiarkan matinya Sunnah Nabi, membiarkan hidupnya Bid’ah dan merajalelanya kezaliman, mungkin saat ini Islam hanya tinggal namanya saja.
Apakah Pelarangan Menangis Untuk Imam Husain Terinspirasi Dari Ibn Ziyad dan Kelompoknya?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Padahal kalau kita perhatikan yang menangisi iamam Husain dalam peristiwa ini adalah seorang sahabat Nabi SAWW, bukan orang sembarangan. Oleh karena itu jika pada hari ini ada oknum atau golongan yang anti dengan tangisan terhdap keluarga Nabi, hal itu sudah tidak aneh karena mereka hanya “mengkopy paste” apa yang telah dilakukan oleh panutannya.
Filosofi Menangis untuk Imam Husain (Bag. 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Lebih dari itu, ada beberapa ayat al-Quran yang menceritakan tentang beberapa sosok nabi yang bersedih dan menangis. Salah satunya Nabi Ya’kub yang bersedih saat mendengar kabar dari anak-anaknya (saudara nabi Yusuf) tentang hilangnya Nabi Yusuf, lantaran telah mereka ceburkan ke dalam sumur, dan berdalih bahwa Nabi Yusuf hilang diterkam hewan buas. Untuk meyakinkan ayah mereka, hal itu mereka buktikan melalui sobekan baju Nabi Yusuf yang dilumuri oleh darah.
Imam Suyuthi: Hati Manusia Tak Kuasa Mengingat Kisah Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dalam uraian di atas secara khusus imam Suyuthi menggambarkan peristiwa itu sebagai peristiwa yang teramat berat yang mana hati manusia tak akan kuat menahannya. Hal ini akan terbukti apabila kita kembali membuka jejak peristiwa tragedi karbala secara rinci dalam kitab-kitab yang ada. Sebagiannya bisa dilihat dalam beberapa tulisan kami sebelumnya.
Aisyah dan Tradisi Menepuk Dada
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Youz Zarseef
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Riwayat diatas menjelaskan bahwa Aisyah dan para wanita lainnya ketika melihat Rasulullah Saw wafat, mereka mengekspresikan kesedihan mereka dengan menepuk dada dan wajah mereka. Jadi, jika ada orang yang mengatakan menepuk dada dalam kesedihan sebagai suatu bid’ah dan yang melakukannya sesat, maka siapkah ia menerima konsekwensi dengan melabeli Aisyah sebagai pelaku bid’ah dan sesat?
Mereka yang Menangis untuk Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dari beberapa catatan yang telah disebutkan dapat dipahami bahwa menangisi imam Husain AS bukanlah sesuatu yang asing, tapi sudah menjadi hal yang lumrah dan telah dilakukan oleh banyak tokoh. Mulai dari Rasulullah SAWW, Ummu salamah, Hasan Bashri, al-Rabi’ sampai Ummu Salma.
Mengenang Musibah Imam Husein AS oleh Ibnul Jauzi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Mereka menikmati hari-hari yang pendek, kemudian sayap-sayap kekuasaan mereka kembali patah, dan tersisalah Sirah (cerita) Husain, sebaik-baiknya Sirah. Dan barangsiapa mulia kesudahan (akhir usia) dan Sirahnya maka seolah-olah tidak akan menemui kehinaan, “Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya.”
Filosofi Menangis untuk Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Perlu penulis tegaskan, bahwa menangis tak melulu identik dengan sifat cengeng dan lemah. Menangisi kesyahidan Imam Husain adalah sebuah penggerak sekaligus penyemangat untuk selalu bangkit melawan kezaliman di muka bumi ini. Wallahu a’lam bi as-shawab.
Melukai Diri atau Tathbir Pandangan Ayatullah Sayyid Muhammad Ali Alawi Gurgani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Jawab: mengadakan majlis duka dan mengagungkan imam Husain AS merupakan bagian dari Syiar-syiar Allah. Oleh karena itu syiar-syiar ini harus dibesarkan, dengan syarat tidak merendahkan Islam. Atas dasar ini semua tindakan yang menyakiti tubuh, menimbulkan luka parah dan keluarnya darah mesti dihindari. Begitu juga harus dihindari perbuatan membuka pakaian pada perkumpulan yang dihadiri oleh yang bukan mahram.
Melukai Diri atau Tathbir Dalam Pandangan Ayatullah Husain Mazahiri
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Youz Zarseef
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Jawab: Tidak dibolehkan Itulah pandangan dari Ayatullah Husain Mazahiri terkait melukai diri atau Tathbir dalam acara atau peringatan-peringatan majelis duka. Beliau dengan tegas melarang perbuatan tersebut. Dan hal ini sejalan dengan banyaknya ulama-ulama Syiah lainnya yang menfatwakan dan melarang perbuatan tersebut dalam acara-acara duka seperti yang pernah kita sampaikan sebelumnya.
Melukai Diri Atau Tathbir Dalam Pandangan Ayatullah Fadhil Lankarani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dalam pernyataan di atas secara jelas ia melihat fenomena tathbir sebagai sebuah praktik yang bermuatan negatif sehingga wajib untuk dijauhi ataupun ditinggalkan. Di sisi yang lain, ia juga menganggap bahwa nazar dengan hal itu (tathbir) adalah tidak sah, dan nazarnya tidak berlaku.
Melukai Diri atau Tathbir Menurut Pandangan Sayid Ali Khamenei
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami secara jelas bahwa tathbir menurut pandangan beliau adalah tidak diperbolehkan bahkan meskipun dalam kondisi tersembunyi terlebih apabila itu dikerjakan secara terang-terangan. Maka dalam hal ini seharusnya pandangan mereka, para ulamalah yang layak dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai ajaran suatu madzhab atau pun agama, bukan selainnya (orang awam) sebab tiada lain merekalah yang paling memahami dan akrab dengan literarur-literarur madzhab atau agama.
Melukai Diri menurut Pandangan Sayyid Khu’i
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Manusia yang waras tentu bisa berpikir baik, bahwa segala bentuk kekerasan yang melukai diri sendiri, tidak berbanding lurus dengan akal sehat kita. Hampir setiap manusia mendambakan diri yang jauh dari marabahaya dan ancaman. Kalau kita telusuri lebih dalam, orang-orang Syiah yang melakukan tathbir sangatlah sedikit. Itu membuktikan, bahwa kebanyakan mereka mengikuti dan taat atas perintah ulama mereka, yang mayoritas melarang perbuatan ekstrem itu.
Melukai Diri menurut Pandangan Sayyid Abul Hasan Ishfahani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Alfadani
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa serimoni yang selalu dijadikan ejekan untuk kaum Syiah tersebut sebenarnya hanyalah perlakuan sebagian masarakat awam yang amalannya tidak menjadi tolok ukur bagi keyakinan maupun amalan suatu mazhab. Sementara para pembesar dan ulama Syiah sendiri tidak melakukan hal tersebut dan bahkan mengharamkannya.
Kepala Imam Husain Dibawa dan Dikirim ke Kufah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Youz Zarseef
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Begitulah kira-kira musibah yang terjadi dan menimpa pada imam Husain as dan keluarga kenabian yang mulia di hari Asyura. Kepala suci cucu kesayangan Nabi yang dulunya sering dicium oleh Rasulullah Saw, di hari yang naas tersebut kepala itu dipisahkan dari jasadnya dan dibawa oleh pasukan terlaknat Yazid ke Kufah.
Keterangan Ibnu Hibban atas Penawanan Keluarga Imam Husein AS dan Perlakuan Yazid
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ben Aunullah
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
Begitulah sedikit gambaran dari perlakuan yang diterima oleh keturunan nabi saw setelah peristiwa Karbala. Jauh dari kata menghormati, melainkan dengan bangganya Yazid dan komplotannya menghinakan mereka bahkan ia menjadikan kepala imam Husein as layaknya mainan, dipukul-pukuli dengan tongkat. Hal ini menjadi bukti jelas bagi kita bahwa perlakuan Yazid dan komplotannya dalam peristiwa Karbala sangat jauh dan menyimpang dari nilai-nilai Islam bahkan tindak-tanduknya tersebut membuat mereka layak untuk mendapat kecaman serta laknat dari kaum muslimin yang mencintai nabi Muhammad saw dan ahlul baitnya.
Melukai Diri menurut Pandangan Syahid Shadr
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Damar Perdana
- Sumber:
- muslimmenjawab.com
“Apa yang kalian lihat tentang memukul tubuh dan menumpahkan darah adalah perbuatan orang-orang biasa dan atas kebodohan mereka, dan tidak ada seorang ulama pun yang melakukan itu, melainkan mereka gigih dalam mencegah dan melarangnya.” Seperti yang sudah saya singgung, tathbir dijadikan senjata bagi para musuh untuk meenyerang mazhab Syiah. Dan kita tahu, hal itu menjadi salah satu syubhat atau penyelewengan yang selama ini digembar-gemborkan kepada mazhab Syiah. Di tulisan berikutnya, isnya Allah akan dibahas lebih rinci terkait tathbir dan syubhat senada lainnya.