Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Keluarga & Masyarakat

Kesadaran dan Pembinaan Diri

Kesadaran dan Pembinaan Diri

Meskipun tidak lebih dari realitas tunggal, seorang manusia memiliki beragam dimensi dalam eksistensi tunggalnya; eksistensi yang berawal dari debu tak berarti, yang tidak berperasaan dan tidak berindera, lalu akhirnya berhenti dalam bentuk permata berharga yang tidak ternilai harganya.

Baca Yang lain

Nilai Sikap Santun

Nilai Sikap Santun Pada masa Imam Musa Kazhim as, terdapat seorang miskin. Ia seorang peladang yang tidak terdidik, yang suka berlaku sangat kasar terhadap Imam Musa Kazhim as, manakala ia melihatnya. Tanpa memandang betapa kasar orang ini, beliau tidak pernah merasa gusar dan tidak pernah berkata kasar sebagai balasan kepada orang itu. Para sahabat beliau bermaksud menghajar orang itu, namun imam tidak membolehkan melakukan itu. Imam Musa Kazhim as berkata kepada mereka bahwa ia sendiri yang akan mengajar orang itu.

Baca Yang lain

Menyucikan Jiwa

Menyucikan Jiwa Ketahuilah bahwa untuk menyucikan jiwa dari sifat-sifat yang rendah dan tercela serta menghiasinya dengan sifat-sifat indah dan terpuji, terdapat beberapa hal urgen yang perlu dilakukan.  

Baca Yang lain

Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(2)

Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(2)  لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا “…hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (QS. Al-Insan:8)  

Baca Yang lain

Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(1)

Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(1) Merupakan hal yang manusiawi jika seseorang melakukan sesuatu karena niat tertentu. Karena niat merupakan faktor pendorong bagi manusia untuk bertindak. Seseorang juga dituntut untuk membenahi niatnya.  Karena niat akan menjadi penentu amalnya, diterima ataukah tidak? Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya.” [Muntakhab Mizanul Hikmah, hal 576]

Baca Yang lain

Guru yang Mengajar

Guru yang Mengajar Lebih dari soal fungsi instruksional-informatif untuk memberitahu yang menempatkan guru sebagai pemegang otoritas terpusat, menurut saya, mengajar akan lebih membebaskan jika dilakoni sebagai tindakan olah pengetahuan. Karena itu ia bersifat diskursif. Artinya, otoritas pengetahuan bersifat menyebar, dinamis, dan fluid sehingga relasi pengajar dan pembelajar tak pertama-tama bersifat hierarki.

Baca Yang lain

Makna Hari dalam Tradisi Jawa

Makna Hari dalam Tradisi Jawa Hari, atau yang dalam bahasa Jawa disebut “dina” (dino). Pada dasarnya, merupakan satuan yang digunakan sebagai penanda waktu. Sebagian besar orang hanya menganggap dan memahami hari sebagai penanda waktu itu sendiri, banyak dari orang-orang yang tidak tahu akan makna dari setiap hari.

Baca Yang lain

Akibat Tidak Mampu Mengendalikan Diri

Akibat Tidak Mampu Mengendalikan Diri Kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri.

Baca Yang lain

Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(2)

Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(2) Tarbiyat e Jinsi, atau pembinaan karakter seksual, memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak menuju pemahaman yang benar tentang seksualitas dalam kerangka ajaran Islam.

Baca Yang lain

Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(1)

Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(1) Pendidikan seksual di kalangan anak-anak membutuhkan pendekatan yang tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika. Dalam Islam, pendidikan seksual harus mencerminkan pandangan holistik terhadap kehidupan dan seksualitas. Artikel ini membahas pentingnya pendidikan seksual pada anak dalam konteks Islam, menekankan pendekatan holistik yang mencakup tiga aspek utama: “Omuzesh e Jinsi” (pendidikan seksual), “Tarbiyat e Jins” (pembinaan karakter seksual), dan “Moraqebat e Jinsi” (pengawasan seksual).

Baca Yang lain

Melemahkan Persatuan, Dosa Tak Termaafkan

Melemahkan Persatuan, Dosa Tak Termaafkan Ini adalah kewajiban yang dipikul di atas pundak kita semua. Kita harus menjaga negara ini yang telah sampai pada titik ini hingga akhir. Maka menjaga hingga titik akhir dapat diwujudkan hanya dengan mengonsolidasi tali persatuan kita sampai terajut kuat. Jangan sampai kita tercerai berai karena tujuan-tujuan pribadi yang hilangnya begitu cepat….”

Baca Yang lain

Hakikat Pemberian Menurut Imam Al-Ghazali

Hakikat Pemberian Menurut Imam Al-Ghazali Imam Al-Ghazali dalam karyanya Kitab Arbain Fi Ushuluddin mengulas tentang memelihara atau menjaga pemberian kepada orang lain, agar pemberian mendapatkan keutamaan dan pahala dari Allah. Baik pemberian itu berupa zakat, sedekah, atau yang lainnya.

Baca Yang lain

Apa manfaat belajar IPTEK (ilmu pengetahuan teknologi) untuk dunia akhirat?

Apa manfaat belajar IPTEK (ilmu pengetahuan teknologi) untuk dunia akhirat? Agama Islam menilai belajar dan menuntut ilmu pengetahuan adalah salah satu faktor yang dapat membuat manusia berkembang, dinamis dan menyempurna. Rasulullah Saw dalam hal ini bersabda, “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina (titik terjauh dunia). Lantaran setiap Muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu.”

Baca Yang lain

Hidup Ikhlas: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati

Hidup Ikhlas: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati Ikhlas, dalam Islam, adalah menerima segala ketentuan Allah SWT dengan hati lapang dan penuh keridhaan, baik itu berupa suka maupun duka. Hidup ikhlas tidak berarti pasrah dan tidak berusaha, melainkan menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT yang pasti mengandung kebaikan bagi hamba-Nya.

Baca Yang lain

Ciri Pandangan Dunia yang Baik

Ciri Pandangan Dunia yang Baik 1. Pandangan Dunia senantiasa berpijak di atas berbagai argumen akal (logika).      2. Pandangan serta proses penafsirannya harus sesuai fitrah penciptaan alam.      3. Selain memiliki nilai, Pandangan Dunia juga mengobarkan semangat, harapan. serta rasa tanggung jawab. Tauhid: Poros “Pandangan Dunia Ilahiah” (Ar-ru`yah Al-kaumah Al-ilâhiah)

Baca Yang lain

Cinta Diri Berlebihan

Cinta Diri Berlebihan Iri hati terhadap harta benda merupakan fitrah dasar manusia. la adalah naluri yang tertanam dalam diri manusia sejak pertama dilahirkan. Ia adalah motif yang mengizinkan manusia untuk berjuang secara terus menerus dan melindungi dirinya. Sebagai akibat dari naluri ini, kita melihat bahwa manusia menghindari apa yang merugikannya dan tertarik dengan hal-hal yang menguntungkan. Oleh karena itu, ketika bergerak maju ia menjadi sandera fenomena psikologis. Fenomena ini memainkan suatu peranan dalam memajukan tingkat peradaban.

Baca Yang lain

Tetaplah Diam, Jangan Layani Orang Tak Bermoral!

Tetaplah Diam, Jangan Layani Orang Tak Bermoral! Saya ingin mengarahkan perkataan ini kepada sebagian orang. Terkadang mereka menyaksikan seseorang yang diam, tapi itu tidak berarti ia lemah. Karena bisa jadi seseorang itu diam karena rasa malu, terkadang seseorang itu diam dikarenakan rasa malunya.

Baca Yang lain

Nilai Perjuangan Membela Kebenaran

Nilai Perjuangan Membela Kebenaran Perjuangan membela kebenaran dan keadiIan memiliki nilai-nilai yang meIampaui perhitungan materialistis yang dapat dicerap secara inderawi, dan bahwa alam ini tegak atas dasar kebenaran dan keadiIan, dan bahwa Allah berdiri di samping barisan orang-orang yang mempertahankan keadiIan dan kebenaran serta tidak akan menghilangkan pahala mereka masing-masing.

Baca Yang lain

Menahan Amarah dengan Kesabaran

Menahan Amarah dengan Kesabaran Banyak di antara kita dalam bergaul tak dapat menahan rasa amarah. Dari awal yang mulanya bercanda sering akhirnya berbuah pertengkaran. Pertengkaran ini timbul karena adanya di antara ke dua belah pihak yang tak dapat menahan rasa amarahnya. Padahal Islam mengajarkan untuk mengendalikan sifat amarah ini. Dalam sejarah Islam, Malik Asytar dikenal sebagai panglima pasukan Amirul Mukminin Imam Ali as. Tentang Malik Asytar, Imam Ali as pernah berkata, “Kedudukan Malik bagiku sebagaimana kedudukanku bagi Rasulullah.”

Baca Yang lain

Keterjagaan

Keterjagaan Ishmah (keterjagaan) (bahasa Arab: العصمة) berarti terjauhkan dari dosa dan maksiat kepada Allah swt. Keyakinan akan ishmah para Nabi dan imam, baik dari dosa-dosa yang sengaja maupun tidak termasuk doktrin dan keyakinan-keyakinan kelompok kaum Syiah. Ishmah dari kealpaan dan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari para maksum ini termasuk hal yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama.

Baca Yang lain