Keluarga & Masyarakat
-
Keluarga & Anak
Artikel: 122 -
Wanita
Artikel: 103 -
Kajian
Artikel: 11
Kesadaran dan Pembinaan Diri
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ibrahim Amini
- Sumber:
- Hijrah Menuju Allah
Meskipun tidak lebih dari realitas tunggal, seorang manusia memiliki beragam dimensi dalam eksistensi tunggalnya; eksistensi yang berawal dari debu tak berarti, yang tidak berperasaan dan tidak berindera, lalu akhirnya berhenti dalam bentuk permata berharga yang tidak ternilai harganya.
Nilai Sikap Santun
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ma’sumah Jaffer
- Sumber:
- Kisah-kisah Teladan dari Para Imam Maksum as
Pada masa Imam Musa Kazhim as, terdapat seorang miskin. Ia seorang peladang yang tidak terdidik, yang suka berlaku sangat kasar terhadap Imam Musa Kazhim as, manakala ia melihatnya. Tanpa memandang betapa kasar orang ini, beliau tidak pernah merasa gusar dan tidak pernah berkata kasar sebagai balasan kepada orang itu. Para sahabat beliau bermaksud menghajar orang itu, namun imam tidak membolehkan melakukan itu. Imam Musa Kazhim as berkata kepada mereka bahwa ia sendiri yang akan mengajar orang itu.
Menyucikan Jiwa
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syaikh Abbas Qummy
- Sumber:
- 50 Pelajaran Ahlak untuk Kehidupan
Ketahuilah bahwa untuk menyucikan jiwa dari sifat-sifat yang rendah dan tercela serta menghiasinya dengan sifat-sifat indah dan terpuji, terdapat beberapa hal urgen yang perlu dilakukan.
Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا “…hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (QS. Al-Insan:8)
Melayani Pasangan Karena Cinta Allah SWT(1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Merupakan hal yang manusiawi jika seseorang melakukan sesuatu karena niat tertentu. Karena niat merupakan faktor pendorong bagi manusia untuk bertindak. Seseorang juga dituntut untuk membenahi niatnya. Karena niat akan menjadi penentu amalnya, diterima ataukah tidak? Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya.” [Muntakhab Mizanul Hikmah, hal 576]
Guru yang Mengajar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Achmad Munjid
Lebih dari soal fungsi instruksional-informatif untuk memberitahu yang menempatkan guru sebagai pemegang otoritas terpusat, menurut saya, mengajar akan lebih membebaskan jika dilakoni sebagai tindakan olah pengetahuan. Karena itu ia bersifat diskursif. Artinya, otoritas pengetahuan bersifat menyebar, dinamis, dan fluid sehingga relasi pengajar dan pembelajar tak pertama-tama bersifat hierarki.
Makna Hari dalam Tradisi Jawa
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali Khumaini
Hari, atau yang dalam bahasa Jawa disebut “dina” (dino). Pada dasarnya, merupakan satuan yang digunakan sebagai penanda waktu. Sebagian besar orang hanya menganggap dan memahami hari sebagai penanda waktu itu sendiri, banyak dari orang-orang yang tidak tahu akan makna dari setiap hari.
Akibat Tidak Mampu Mengendalikan Diri
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mujtaba Musavi Lari
- Sumber:
- Psikologi Islam
Kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri.
Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- SEMINAR HARI KELUARGA NASIONAL IKMAL “ ANAK, KELUARGA DAN SEKSUALITAS” DENGAN TAMBAHAN SUMBER LAINYA.
Tarbiyat e Jinsi, atau pembinaan karakter seksual, memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak menuju pemahaman yang benar tentang seksualitas dalam kerangka ajaran Islam.
Pendidikan Seksual Islam Pada Anak: Pendekatan Holistik Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama(1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Pendidikan seksual di kalangan anak-anak membutuhkan pendekatan yang tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika. Dalam Islam, pendidikan seksual harus mencerminkan pandangan holistik terhadap kehidupan dan seksualitas. Artikel ini membahas pentingnya pendidikan seksual pada anak dalam konteks Islam, menekankan pendekatan holistik yang mencakup tiga aspek utama: “Omuzesh e Jinsi” (pendidikan seksual), “Tarbiyat e Jins” (pembinaan karakter seksual), dan “Moraqebat e Jinsi” (pengawasan seksual).
Melemahkan Persatuan, Dosa Tak Termaafkan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Imam Khomeini
Ini adalah kewajiban yang dipikul di atas pundak kita semua. Kita harus menjaga negara ini yang telah sampai pada titik ini hingga akhir. Maka menjaga hingga titik akhir dapat diwujudkan hanya dengan mengonsolidasi tali persatuan kita sampai terajut kuat. Jangan sampai kita tercerai berai karena tujuan-tujuan pribadi yang hilangnya begitu cepat….”
Hakikat Pemberian Menurut Imam Al-Ghazali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Hosiyanto Ilyas
Imam Al-Ghazali dalam karyanya Kitab Arbain Fi Ushuluddin mengulas tentang memelihara atau menjaga pemberian kepada orang lain, agar pemberian mendapatkan keutamaan dan pahala dari Allah. Baik pemberian itu berupa zakat, sedekah, atau yang lainnya.
Apa manfaat belajar IPTEK (ilmu pengetahuan teknologi) untuk dunia akhirat?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest
Agama Islam menilai belajar dan menuntut ilmu pengetahuan adalah salah satu faktor yang dapat membuat manusia berkembang, dinamis dan menyempurna. Rasulullah Saw dalam hal ini bersabda, “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina (titik terjauh dunia). Lantaran setiap Muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu.”
Hidup Ikhlas: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati
- Dipublikasi pada
Ikhlas, dalam Islam, adalah menerima segala ketentuan Allah SWT dengan hati lapang dan penuh keridhaan, baik itu berupa suka maupun duka. Hidup ikhlas tidak berarti pasrah dan tidak berusaha, melainkan menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT yang pasti mengandung kebaikan bagi hamba-Nya.
Ciri Pandangan Dunia yang Baik
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Muhsin Qiraati
- Sumber:
- Mencari Tuhan
1. Pandangan Dunia senantiasa berpijak di atas berbagai argumen akal (logika). 2. Pandangan serta proses penafsirannya harus sesuai fitrah penciptaan alam. 3. Selain memiliki nilai, Pandangan Dunia juga mengobarkan semangat, harapan. serta rasa tanggung jawab. Tauhid: Poros “Pandangan Dunia Ilahiah” (Ar-ru`yah Al-kaumah Al-ilâhiah)
Cinta Diri Berlebihan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mujtaba Musavi Lari
- Sumber:
- Psikologi Islam
Iri hati terhadap harta benda merupakan fitrah dasar manusia. la adalah naluri yang tertanam dalam diri manusia sejak pertama dilahirkan. Ia adalah motif yang mengizinkan manusia untuk berjuang secara terus menerus dan melindungi dirinya. Sebagai akibat dari naluri ini, kita melihat bahwa manusia menghindari apa yang merugikannya dan tertarik dengan hal-hal yang menguntungkan. Oleh karena itu, ketika bergerak maju ia menjadi sandera fenomena psikologis. Fenomena ini memainkan suatu peranan dalam memajukan tingkat peradaban.
Tetaplah Diam, Jangan Layani Orang Tak Bermoral!
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Ali Ath Thaliqani
Saya ingin mengarahkan perkataan ini kepada sebagian orang. Terkadang mereka menyaksikan seseorang yang diam, tapi itu tidak berarti ia lemah. Karena bisa jadi seseorang itu diam karena rasa malu, terkadang seseorang itu diam dikarenakan rasa malunya.
Nilai Perjuangan Membela Kebenaran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Murtadha Muthahhari
- Sumber:
- Takdir Manusia
Perjuangan membela kebenaran dan keadiIan memiliki nilai-nilai yang meIampaui perhitungan materialistis yang dapat dicerap secara inderawi, dan bahwa alam ini tegak atas dasar kebenaran dan keadiIan, dan bahwa Allah berdiri di samping barisan orang-orang yang mempertahankan keadiIan dan kebenaran serta tidak akan menghilangkan pahala mereka masing-masing.
Menahan Amarah dengan Kesabaran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Ibrahim Amini
- Sumber:
- Renungan Jumat; Meraih Cinta Ilahi
Banyak di antara kita dalam bergaul tak dapat menahan rasa amarah. Dari awal yang mulanya bercanda sering akhirnya berbuah pertengkaran. Pertengkaran ini timbul karena adanya di antara ke dua belah pihak yang tak dapat menahan rasa amarahnya. Padahal Islam mengajarkan untuk mengendalikan sifat amarah ini. Dalam sejarah Islam, Malik Asytar dikenal sebagai panglima pasukan Amirul Mukminin Imam Ali as. Tentang Malik Asytar, Imam Ali as pernah berkata, “Kedudukan Malik bagiku sebagaimana kedudukanku bagi Rasulullah.”
Keterjagaan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- syiahpedia
Ishmah (keterjagaan) (bahasa Arab: العصمة) berarti terjauhkan dari dosa dan maksiat kepada Allah swt. Keyakinan akan ishmah para Nabi dan imam, baik dari dosa-dosa yang sengaja maupun tidak termasuk doktrin dan keyakinan-keyakinan kelompok kaum Syiah. Ishmah dari kealpaan dan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari para maksum ini termasuk hal yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama.