Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dosa-dosa besar (3)

0 Pendapat 00.0 / 5

Daftar Dosa-dosa Besar

Terdapat perbedaan jumlah dosa besar yang disebutkan dalam riwayat, ada yang menyebutkan 7, 19 dan 31. Para ulama akhlak juga berbeda pendapat tentang itu, mereka menyebutkan 7, 10, 20, 34, dan 40, bahkan ada yang lebih dari itu.[4] Berpegang dari itu semua, berikut adalah contoh dari dosa-dosa besar:

Menyekutukan Allah swt.[5]
Putus asa dari rahmat Allah swt.[6]
Merasa aman dari azab Allah swt.[7]
Berbuat buruk pada kedua orangtua.[8]
Membunuh manusia tanpa dosa.[9]
Memakan harta anak yatim.[10]
Melarikan diri dari medan jihad.[11]
Riba.[12]
Sihir.[13]
Zina.[14]
Homoseksual dan lesbian.
Tafkhidz (aktifitas seksual terlarang dengan cara meletakkan zakar di antara dua paha).
Masturbasi.
Menuduh zina atau homo.[15]
Berbohong.
Berbohong atas nama Allah, Nabi, dan para imam maksum.
Menuduh tanpa bukti.
Ghibah.
Tidak membayar zakat wajib.[16]
Minum minuman keras.[17]
Meninggalkan salat.[18]
Melanggar janji.[19]
Memutus silaturahmi.[20]
Mencuri.
Menyembunyikan kesaksian.
Bersaksi pada yang batil.
Judi.
Makan daging anjing, babi dan hewan yang tidak disembelih secara syar’i.
Menjual dagangan dengan mengurangi takaran.
Pindah tempat tinggal ke daerah yang tidak mungkin bisa dilaksanakannya kewajiban agama di sana.
Membantu orang berbuat zalim.
Menerima dan mengandalkan bantuan dari orang zalim.
Tidak memberikan hak orang lain.
Berlebih-lebihan dalam menggunakan sesuatu dan melakukan hal tanpa guna.
Berkhianat.
Gosip.
Bermaian-main tanpa manfaat.
Meremehkan haji.
Mengulang-ulang dosa kecil.
Hasud.
Di antara itu semua, yang terbesar adalah menyekutukan Allah swt, mengingkari perintah-Nya dan memusuhi para kekasih Allah swt.

Dosa Kecil Berubah Menjadi Dosa Besar

Ayat Alquran dan riwayat menerangkan, dalam beberapa hal dosa kecil dapat berubah menjadi dosa besar,[21] di antara sebabnya adalah:

Mengulang-ulang dosa kecil.[22] Alquran menerangkan tentang sifat orang-orang bertakwa, “Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”[23] Imam Muhammad al-Baqir as ketika menjelaskan ayat ini berkata, “Maksud ishrar (meneruskan, mengulang) adalah berbuat dosa namun tidak memohon ampun pada Allah swt dan tidak berniat untuk bertaubat.”

Menyepelekan dosa. Imam Hasan al-Askari as menerangkan, di antara dosa yang tidak terampuni adalah dosa yang diremehkan pelakunya.[24]Imam Ali as berkata, “Dosa terburuk adalah dosa yang disepelekan pelakunya.”[25]

Menampakan kesenangan saat berbuat dosa. Selain dapat menjadi dosa besar, hal itu juga mengakibatkan azab yang lebih keras bagi pelakunya. Imam Ali as berkata, “Orang yang menikmati dosanya akan dilemparkan Allah pada kehinaan.”[26]Imam Sajjad as berkata, “Jangan merasa senang saat melakukan dosa, karena hal itu lebih berdosa dibanding maksiat yang dilakukan.”[27]

Merasa disayang dan diridhai Allah swt karena tidak segera diazab.

Berbuat dosa secara terang-terangan. Imam Ali as berkata, “Jangan mengumbar berbuat dosa, justru itu merupakan dosa terberat,” [28]

Dilakukan oleh orang yang terpandang di masyarakat. Kadar dosa orang yang terpandang tentu tidak sama dengan dosa yang dilakukan orang biasa. Karena dosanya memiliki dua sisi: personal dan sosial. Dosa yang dilakukan orang yang demikian, jika dilihat dampak sosialnya itu lebih berpotensi menjerumuskan dan memperlemah agama masyarakat luas. Imam Jakfar Shadiq as berkata, Allah swt akan mengampuni 70 dosa yang dilakukan orang awam sebelum mengampuni satu dosa yang dilakukan orang alim.[29] Rasulullah saw bersabda, “Umatku yang awam tidak dapat dibenahi sebelum umatku yang khusus telah terbenahi.” Seseorang bertanya, “Siapa yang dimaksud dengan umat khusus?” Beliau menjawab, “Mereka adalah negarawan, ilmuwan, ahli ibadah dan pengusaha.”