Perkawinan dan Regenerasi Lebah Madu Para lebah madu sebagaimana hewan-hewan lain, merekapun melakukan proses perkawinan untuk regenerasi dan memperbanyak keturunan. Proses perkawinan antara lebah ratu dengan lebah-lebah jantan terjadi di angkasa. Dengan berakhirnya prosesi perkawinan antara dua sejoli berakhir, sang ratu akan segera mengandung calon-calon penerus generasi.
Ratu yang telah mengandung ini akan segera memasuki sarang dan mengarahkan langkahnya menuju ke sebuah ruangan yang khusus disediakan oleh lebah jantan, di dalam ruangan inilah dia akan meletakkan telur-telurnya. Tentu saja sebagaimana halnya telur binatang yang lain, telur-telur ini pun sebagian mengandung bibit jantan dan sebagiannya lagi betina.
Sang ratu yang mengetahui kondisi dari telur-telur miliknya ini akan meletakkan telur-telur jantannya pada ruangan yang lebih besar, sementara telur-tekur betina akan dia letakkan di dalam ruangan yang lebih sempit.[8]
Kehamilan ratu lebah bisa dikatakan sangat menarik, karena ratu lebah muda yang berada pada masa suburnya ini bisa langsung mengandung hanya dalam waktu antara tiga sampai duapuluh hari sejak dia meninggalkan sarangnya dan terbang di angkasa bebas. Penerbangan yang dilakukannya untuk melakukan perkawinan ini pun hanya berlangsung sekitar satu hingga sepuluh menit.
Pada penerbangan ini, lebah jantan akan mengejar sang ratu dan setelah berhasil menangkapnya maka si jantan akan segera memberikan spermanya kepada sang ratu, yang oleh sang ratu akan diletakkannya di dalam kantong penyimpanan mani.
Dengan memanfaatkan sperma simpanannya inilah dia akan mulai bertelur. Seekor lebah ratu, pada musim-musim yang menguntungkan (seperti musim semi dan musim panas) dalam setiap harinya, mampu menghasilkan antara 1500 hingga 2 ribu butir telur.
Ketika telur ratu lebah bertemu dengan sperma jantan, maka hasil dari pertemuan ini terdiri dari dua alternatif, yaitu mungkin merupakan calon lebah ratu (tandanya adalah ketika telur-telur tersebut diletakkan pada tempat yang penuh dengan persediaan bahan-bahan makanan), jenis dari lebah-lebah ratu ini akan keluar dari telur setelah hari ke enambelas pertemuan, atau mungkin merupakan lebah pekerja (dan telur-telur jenis ini akan diletakkan pada tempat yang terdapat sedikit makanan), dan lebah-lebah pekerja ini merupakan lebah betina yang mandul.
Harus diketahui bahwa kemandulan mereka hanya disebabkan oleh satu hal, yaitu kekurangan makanan, jenis lebah-lebah pekerja akan keluar dari telur setelah hari ke duapuluh dua.
Apabila telur-telur betina tidak bisa bertemu dengan sperma, maka setelah mengalami perkembangan, dan setelah hari ke 25, mereka akan keluar dari telur sebagai lebah jantan.
Sementara itu ratu lebah yang telah tua dan telah kehabisan simpanan sperma, demikian juga calon ratu muda yang belum tiba saatnya melakukan penerbangan untuk melakukan perkawinan, akan senantiasa melahirkan lebah-lebah jantan. Dan lebah-lebah jantan yang terlahir dari kondisi seperti ini yang hanya terbentuk dari ibu, hanya akan memiliki sifat-sifat ratu.
Penelitian terbaru yang dilakukan terhadap lebah ratu menunjukkan bahwa lebah ratu tidak hanya memiliki tugas untuk bertelur, melainkan dia juga memiliki tugas untuk mengeluarkan sejenis getah bernama fromon. Kebalikan dari hormon-hormon lainnya yang ditumpahkan dan dipergunakan di dalam tubuh, fromon ini akan ditumpahkan keluar tubuh.
Fromon merupakan sebuah unsur pembawa pesan kimia yang disampaikan kepada personil-personil yang ada di sekitarnya. Fromon yang dipancarkan oleh lebah ratu dari kepalanya ini memiliki khasiat memagnetis dan menarik lebah-lebah pekerja. Unsur yang terdapat di dalam fromon bertindak sebagai penggerak indera penciuman.
Supaya sinyalnya bisa ditangkap oleh para lebah pekerja, bau dari fromon ini harus tesebar di udara, dan ketika bau tersebut tercium secara langsung oleh para lebah pekerja, maka secara otomatis mereka akan berada di bawah kekuasaannya.
Bagi para lebah, antena merupakan salah satu organ peraba yang sangat bermanfaat, ketika bertemu antara sesamanya, mereka akan saling menempelkan antena yang mereka miliki, untuk mengetahui dan mengenal satu sama lain.
Apabila antena-antena yang sepasang ini kita lepaskan dari para lebah pekerja, maka kita akan menemukan tidak adanya perbedaan antara lebah pekerja dan lebah ratu, tempat telur mereka pun akan mengalami perkembangan sebagaimana rahim yang dimiliki oleh lebah ratu. Antena yang dimiliki oleh para lebah pekerja, pada awalnya akan melakukan komunikasi dengan unsur atraktor (penarik) yang hal ini menyebabkan terjadinya stimulus dan rangsangan, yang kemudian akan menyentuh unsur yang terdapat di dalam tubuh ratu untuk menciptakan kemunculan fromon.
Para lebah pekerja senantiasa berada dalam keadaan mengepung ratu lebah untuk memberikan makanan, menjilat dan menjaga kebersihan tubuh ratu secara bersama-sama. Dan di hadapan ratusan lebah pekerja yang ada, ratu lebah akan menampakkan reaksi-reaksinya sebagai berikut:
1. Menarik mereka untuk memberikan makanan dan menjilati tubuhnya;
2. Menghindarkan mereka dari pembuatan ruangan-ruangan pada tempat yang memiliki banyak persediaan bahan makanan sebagai tempat tinggal dan memaksa mereka membuat ruangan-ruangan pada tempat yang memiliki sedikit persediaan makanan, dan kekurangan bahan makanan inilah yang telah menyebabkan terhalanginya pertumbuhan rahim mereka;
3. Apabila lebah ratu diambil dari sarang, para lebah pekerja yang kebingungan akan segera memindahkan bayi-bayi yang terdapat di dalam ruangannya ke tempat yang terdapat banyak persediaan bahan makanan. Hasil dari yang mereka lakukan ini, rahim bayi-bayi tersebut akan mengalami sedikit pertumbuhan akan tetapi karena alat genital mereka sangat kecil, mereka tetap tidak mampu melakukan persilangannya dengan lebah-lebah jantan, sehingga dengan demikian mereka tetap saja mengeluarkan telur-telur yang tidak tersentuh oleh sperma jantan;
4. Apabila jasad ratu yang sebelumnya telah melakukan persilangan terdapat di antara mereka, jasad ini masih mampu juga menarik mereka ke arahnya yang hal ini akan menghalangi pertumbuhan rahim-rahim mereka.[9]
Kemampuan Terbang Para lebah madu memiliki kemampuan terbang yang luar biasa kuat, mereka mampu mengarungi jarak yang tak terkira dengan menggunakan sayap menawan yang dimilikinya. Ketika melakukan penerbangan, kedua sayap para lebah madu ini dalam waktu satu menit mampu berkepak hingga sebanyak lima belas ribu kali.
Perlu diketahui, ketika melakukan penerbangan, kantong-kantong khusus yang terletak di atas tubuh serangga ini akan mengalami pembengkakan sehingga membuat mereka mampu mengarungi angkasa bebas dengan sangat ringan sebagaimana balon.
Diperkirakan, lebah madu memiliki kecepatan terbang berkisar hingga 35 kilometer per jam, meskipun memiliki kecepatan seperti ini mereka tetap mampu melakukan pengereman atau terbang mundur dalam waktu yang sangat cepat.
Dan demikianlah setetes dari samudra rahasia yang dimiliki oleh serangga bertubuh mungil ini. Misteri-misteri mendetail dan cermat semacam ini terdapat pula pada seluruh hewan-hewan lainnya, sebuah rahasia yang akan mengantarkan manusia ke salah satu bagian dari era pengetahuan baru.
Pada pembahasan ini, sebagai contoh bisa diisyaratkan tentang dimensi orientasi dan indera pengarah yang dimiliki oleh para hewan, pada sebagian hewan bersayap dan para burung, topik ini kadangkala menimbulkan rasa takjub yang sangat tinggi pada diri manusia, seperti misalnya para merpati yang mampu menemukan sarangnya sendiri setelah mengarungi perjalanan sekian ratus kilometer, burung wallet dan sri gunting yang senantiasa melakukan imigrasi ke daerah-daerah panas yang berjarak ribuan kilometer dari tempat asalnya, akan tetapi pada tahun berikutnya tetap mampu kembali menemukan sarang pertamanya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai jenis burung, disimpulkan bahwa pusat orientasi dan indera pengarah yang dimiliki oleh jenis-jenis burung ini terletak pada serambi-serambi atau katup-katup tertentu yang berada di bagian dalam telinga mereka, katup-katup ini berperan mirip sebagai sebuah radar yang mampu menemukan sebuah kondisi tertentu dengan menggunakan sebuah gelombang rahasia dan misterius.[10]
Hasrat dan Kecenderungan Lebah Sebagaimana telah kami singgung pada pembahasan sebelumnya, di dalam sarang lebah madu terdapat tiga kelompok lebah yang hidup saling berdampingan dengan aman dan tentram, dan kelompok-kelompok tersebut adalah: kelompok lebah ratu, kelompok lebah jantan dan kelompok lebah pekerja.
Dari sisi gender, para lebah pekerja merupakan para lebah yang berjenis kelamin betina, akan tetapi mereka sama sekali tidak pernah merasakan kelezatan seksual sebagaimana seharusnya, sementara di sisi yang lain, para ratu lebah senantiasa dikelilingi oleh lebah-lebah jantan dan memiliki begitu banyak kesempatan untuk menuangkan hasrat seksualnya (pada musim-musim tertentu).
Bisa jadi pada awalnya, para pembaca akan memberikan predikat ketakberuntungan pada para lebah betina yang malang ini, yang mungkin karena mereka merupakan lebah pekerja sehingga terpaksa harus kehilangan kesempatan untuk menikmati kelezatan-kelezatan seksual yang seharusnya diperolehnya. Dan Anda bisa jadi mengatakan, betapa beruntungnya lebah ratu yang senantiasa mampu menyalurkan hasratnya kepada pasangan-pasangannya kapan saja ia mau.
Jangan-jangan di dalam sarang lebah inipun sebagaimana wilayah-wilayah lainnya di dunia terdapat juga perbudakan yang memaksa para pekerjanya untuk meninggalkan kelezatan seksualnya dengan cara mengebiri mereka?! Akan tetapi perkiraan yang demikian ini adalah sangat salah. Tidaklah benar apabila dikatakan bahwa kelezatan-kelezatan yang ada di dunia ini senantiasa berada dalam genggaman satu kelompok, dan sekelompok lainnya akan menjalani kehidupan mereka dengan kekurangan.
Pada kehidupan semua binatang di seluruh alam tanpa terkecuali, terdapat sebuah hukum rimba terkenal yang mengatakan, siapa yang kuat itulah yang menang.
Para lebah ratu, meskipun sangat beruntung dari sisi kelezatan seksual, akan tetapi pada sisi lainnya mereka tidak bisa menikmati keindahan dan pesona alam sebagaimana yang dirasakan oleh para lebah pekerja yang tidak memiliki menikmati kelezatan seksual. Perlu diketahui bahwa kelezatan di dunia ini tidak hanya muncul dalam satu bentuk dan tidak hanya dari satu sisi saja.
Poin yang sangat menarik di sini adalah bahwa para lebah betina dan pekerja yang telah diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menikmati kelezatan seksual, demikian juga para lebah ratu yang tidak bisa menikmati pesona alam yang dirasakan oleh para lebah pekerja, masing-masing dari mereka sama sekali tidak pernah berfikir tentang apa yang tidak dimilikinya dan apa yang dimiliki oleh selainnya, dengan demikian, mereka tidak pernah memiliki rasa iri dan dengki terhadap apa yang dimiliki oleh selainnya, mereka tidak pernah berusaha untuk mendapatkan apa yang tidak dimilikinya dan tidak pernah pula terbakar oleh rasa panas dan emosi karena keberuntungan yang dimiliki oleh selainnya.
Para lebah ratu senantiasa mampu menikmati hasrat seksualnya dengan pasangan-pasangannya, akan tetapi mereka tidak pernah merasakan indahnya kebebasan terbang di angkasa dan pesona pemandangan alam serta warna-warni bunga yang menakjubkan. Demikian juga dengan para lebah pekerja, kehidupan mereka yang dipenuhi oleh keindahan alam bebas harus didampingi dengan ketiadaan kenikmatan seksual.
Para lebah ratu memiliki otak yang sangat kecil sehingga mereka hanya memahami sedikit persoalan, akan tetapi mereka memiliki alat genital sangat besar yang senantiasa menerima kehadiran pasangannya, sementara itu para lebah pekerja merupakan lebah-lebah yang berotak besar, cerdas, dan kuat, mereka mampu membedakan dan memisahkan jenis bunga yang satu dari jenis lainnya, demikian juga mereka memiliki peran yang sangat penting dalam proses-proses pembuatan madu, akan tetapi tidak sebagaimana lebah ratu, lebah pekerja ini memiliki alat genital yang sangat kecil.
Morris Materlink dalam kitabnya menulis: "Apabila otak dari salah satu lebah pekerja yang senantiasa perawan ini kita letakkan di bawah teropong mikroskop, maka kita akan melihat bahwa tidak saja otak lebah jenis ini jauh lebih besar dari otak yang dimiliki oleh lebah ratu, melainkan apabila dilihat dengan lebih cermat akan ditemukan bahwa jaringan-jaringan serta bentuk yang terdapat pada otak lebah pekerja ini dari sisi penciptaannya, ada miripnya dengan otak yang dimiliki oleh manusia. Dan otak inilah yang memberikan komando kepada seluruh aktifitas rumit yang terjadi di dalam dan di luar sarang. Berat dari otak lebah ini diperkirakan 184 kali lebih ringan dari berat tubuhnya.[11]
Lebah-lebah Imigran Persoalan imigrasi dalam kehidupan para lebah madu merupakan sebuah persoalan yang menduduki posisi penting, dan hal ini merupakan salah satu bagian utama dari aktifitas kehidupan mereka. Aktifitas yang dilakukan secara berkelompok dan terkoordinasi ini pada dasarnya merupakan sebuah gerakan untuk meninggalkan sebuah wilayah yang telah ramai untuk diserahkan kepada selainnya, lalu memulai sebuah gerakan umum yang mengarah ke sebuah wilayah yang tidak berpenghuni.
Gerakan imigrasi ini, dimulai dengan keluarnya sebuah perintah, dan perintah tersebut sedemikian terkoordinasinya sehingga dalam satu saat, ribuan lebah akan keluar dari pintu gerbang kotanya sebagaimana gerakan air yang keluar dari air mancur secara serempak.
Angkasa di sekitar mereka akan dipenuhi oleh gerakan sayap-sayap yang dilakukan oleh sekitar lima puluh ribu pasang sayap. Setelah keluar dari sarang, mereka akan terbang sesaat di atas sarang yang hendak mereka tinggalkan, seakan hendak mengucapkan perpisahan pada tempat tinggalnya. Setelah prosesi perpisahan berakhir, mereka akan menuju ke satu arah secara serempak, lalu memilih salah satu dari pepohonan terdekat untuk istirahat.
Yang pertama singgah pada pohon tidak lain adalah kelompok para ratu, dan setelah sang ratu mendapatkan posisinya secara nyaman, para lebah lainnya dengan segera, serempak dan penuh semangat akan terbang menuju pohon tersebut lalu saling bertumpuk mengerumuni ratunya, sedemikian hingga kondisi mereka sebagaimana layaknya setangkai besar buah anggur yang terjuntai dari pohon.
Istirahat ini akan tetap berlanjut hingga para petugas hunting dan arsitek kota, kembali dan melaporkan hasil pencarian tempat tinggal baru yang sesuai untuk mereka. Setelah mereka merundingkan pemilihan tempat yang baru ini dengan para ahlinya, maka secara serempak mereka akan bergerak ke tempat baru tersebut dan menjadikannya sebagai tempat tinggal mereka.
Penelitian dan pencarian tempat baru ini kadangkala memakan waktu hingga sehari semalam penuh, dan pada seluruh waktu ini puluhan ribu lebah dan para lebah ratunya tetap berada dalam keadaan menjuntai di dahan pohon dan menunggu kedatangan para pencari informasi dengan penuh kesabaran.
Tidak sebagaimana kondisi yang ada di tempat tinggal lamanya, di tempatnya yang baru ini, para lebah ini tidak memiliki sesuatupun dan mereka harus memulai kehidupan barunya betul-betul dari awal kembali, mereka juga harus membangun sarang dan kota lebah dari nol, padahal di tempat tinggal sebelumnya mereka telah memiliki segalanya, antara lain enam puluh kilogram madu dimana jumlah ini persis setara dengan 12 kali lipat dari berat seluruh lebah-lebah yang tinggal di sarang tersebut, demikian juga mereka pun memiliki madu dan peralatan-peralatan siap pakai lainnya, akan tetapi mereka merelakan sarang tersebut dan menyerahkannya kepada sekelompok lainnya, yang hal ini berarti pula bahwa mereka juga telah menyerahkan segala hasil jerih payah yang telah mereka lakukan selama ini kepada kelompok baru tersebut.
Pada dasarnya, dengan metode ini seperti ini mereka telah menampakkan rasa kesetiakawanan yang sangat menakjubkan. Dan sekarang mereka datang ke sebuah tempat tak berpenghuni yang kosong dari fasilitas apapun, mereka harus memulai kehidupan dari awal. Setelah memasuki kota baru, mereka akan segera melakukan gerakan kebersihan untuk sarang baru mereka ini, mereka akan membuang seluruh kerikil dan pasir-pasir yang kemungkinan akan menimbulkan kotoran di dalam sarang, pada prinsipnya persoalan kebersihan di dalam sarang merupakan sebuah persoalan yang prinsip dan sangat penting dalam kehidupan mereka.
Telah kami singgung sebelumnya bahwa para lebah betina yang bertugas sebagai lebah pekerja (yang juga merupakan penduduk mayoritas di dalam sarang) tidak pernah membuang kotoran besarnya di dalam sarang, mereka senantiasa memanfaatkan alam luar untuk membuang hajatnya dan hanya lebah-lebah jantanlah yang melakukan hal tersebut, akan tetapi di belakang mereka senantiasa terdapat sekelompok regu kebersihan yang bertugas untuk membersihkan bekas-bekas hajat sang lebah jantan ini dan mereka akan segera mengumpulkan kotoran-kotoran hajat tersebut lalu membuangnya ke luar sarang.
Setelah para lebah selesai melakukan aksi kebersihan di dalam sarang dan menutup lobang-lobang yang terdapat di sekitar dindingnya dengan menggunakan sebuah bahan yang memiliki kelenturan mirip dengan permen karet, setelah seluruh sarang diperbaiki dengan menggunakan bahan tersebut dan menjadikannya sebagaimana sebuah warna kimia yang dicatkan pada permukaan dinding-dinding sarang, pada saat itu, para pengawas dan petugas keamanan akan menentukan perbatasan antara ruangan yang satu dengan ruangan lainnya.
Sementara itu, sekelompok lebah yang lain akan mulai melakukan perjalanan barunya untuk mencari dan mengumpulkan getah bunga di perkebunan atau di lingkungan sekitarnya.
Selain hal-hal di atas, para lebah pekerja mengemban tugas yang lain pula, dan tugas tersebut adalah menyiapkan rumah dan tempat yang nantinya dipergunakan oleh lebah ratu untuk meletakkan telur-telurnya. Dari proses perjalanan dan penerbangan yang dilakukan oleh lebah ratu bersama pasangannya, mereka akan senantiasa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sesaat setelah proses perkawinan selesai, lebah baru akan segera memperlihatkan tubuhnya yang telah mengandung, dan telur-telur yang ada di dalam rahimnya tersebut harus segera diletakkan pada tempat yang seharusnya, untuk hal ini, dia membutuhkan tempat yang tepat dan sesuai, dan para lebah pekerjalah yang berkewajiban untuk segera menyediakan tempat yang tepat dan siap pakai untuk ratu lebah.
Selain harus menyiapkan rumah untuk tempat bertelur bagi sang lebah ratu, mereka juga harus membangun sejumlah gudang-gudang penyimpanan yang digunakan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta tempat penyimpanan persediaan bahan makanan. Dan mereka senantiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut dengan rapi, cermat, pada awal waktu, tepat waktu, dan cepat tanpa merasakan kelelahan.
Aktifitas-aktifitas mereka terus bergulir hingga tempat baru yang mereka pilih ini secara perlahan namun pasti, dalam waktu yang relatif singkat akan segera berubah menjadi kota lebah yang energik dan dipenuhi dengan berbagai kegiatan.
Demikianlah sepintas lintas dari segudang rahasia yang dimiliki oleh lebah yang memberikan begitu banyak manfaat dalam genggaman kita.
Catatan Kaki: [1] . Zendegi-e Murcegon, hal. 6.
[2] . Ibid, hal. 6.
[3] . Ibid, hal. 35.
[4] . Ibid, hal. 4.
[5] . Ibid, hal. 25.
[6] . Kemampuan minimal yang dimiliki oleh penglihatan semut adalah lima sentimeter.
[7]. Zendegi Zanbur Asal, hal. 92.
[8] . Zendegi Zanbur Asal, hal. 102.
[9] . Diambil dari bagian "Jinsiyat wa Tulid-e Misl", Poly Copy.
[10] . Zendegi-e Murcegon, hal. 76.
[11] . Zendegi-e Zanbur Asal, hal. 71.
21
MENJELAJAH UFUK
17. PENCIPTAAN MIKROBA DAN TUMBUHAN
1. Mikroba
Sebuah Dunia Penuh Misteri Langkah pertama yang akan kami lakukan pada pembahasan kali ini adalah memaparkan analisa sepintas tentang penciptaan mikroba atau bakteri, setelah itu kami akan memberikan penjelasan yang lebih luas tentang masalah tumbuhan serta rahasia-rahasia yang ada dalam penciptaannya.
Alasan yang membuat kami memasukkan pembahasan mikroba dan bakteri ini ke dalam pembahasan tumbuhan adalah karena meskipun terdapat begitu banyak perbedaan antara eksistensi mikroskopik ini dengan sel-sel tumbuhan, akan tetapi karena mikroba merupakan binatang bersel satu dan diketahui sebagai sejenis binatang yang berada dalam tingkatan rendah dan lemah dimana bagian terpenting dari tubuh mereka bisa dibandingkan dengan sel, hal ini telah menyebabkan pandangan umum mengatakan bahwa mikroba lebih tepat dimasukkan ke dalam pembahasan tumbuhan.
Bakteri-bakteri dan mikroba-mikroba yang tidak lain merupakan eksistensi yang sangat kecil dan mikroskopik ini, sebelumnya sama sekali tidak dikenal oleh manusia, hingga seorang ilmuwan bernama Pasteur berhasil menemukan eksistensi kecil ini di alam. Eksistensi ini memiliki kehidupan yang sangat misterius dan menakjubkan.[1]
Karena tubuhnya yang sangat kecil, dalam berbagai penelitian dan observasi, struktur-struktur internal tubuh mereka diperlihatkan tanpa warna atau apabila diperlihatkan dengan warna, akan dilakukan dengan sangat cermat dan rumit. Eksistensi ini memiliki bentuk yang sangat sederhana. Kadangkala tubuh mereka berbentuk bulat (microcokes), atau berbentuk pipa lurus (bacilles), dan tak jarang pula berbentuk melingkar-lingkar (vibrions, sprilles, treponemes).
Gerakan yang terjadi pada bakteri ini dilakukan oleh organ-organ tubuh yang sangat halus, bernama selaput atau membran. Membran yang bergetar dan memiliki vibrasi ini kadangkala terletak di salah satu sudut tubuh bakteri, atau pada kedua sudut dan kadangkala pula terletak pada keseluruhan tubuhnya.
Kecepatan gerak yang dilakukan oleh para bakteri ini akan bertambah laju dan pesat ketika berada di dalam lingkungan yang cair, sedangkan pada permukaan cairan, kecepatan laju mereka akan melambat, dan akan menjadi semakin lambat ketika terletak bersebelahan dengan faktor-faktor atmosfer atau tekanan udara. Sementara itu bakteri-bakteri yang tidak memiliki perangkat gerak, mereka akan tetap diam di tempatnya dan sebagaimana partikel, mereka akan bergetar terus-menerus di tempatnya masing-masing karena adanya vibrasi-vibrasi khas yang dimilikinya.
Mikroba-Mikroba Tak Membahayakan Dalam pandangan umum, kata mikroba pada kebanyakan waktu memberikan konotasi yang mengerikan. Mayoritas orang awam mengetahui mikroba sebagai sebuah momok pencetus kehadiran penyakit, dan mereka menyangka bahwa eksistensi sangat kecil yang penuh misteri ini hanya mempunyai tugas untuk memutuskan akar kehidupan manusia dan menimbulkan kekacauan dalam mekanisme kehidupan makhluk hidup.
Dari sinilah, sehingga kata mikroba senantiasa akan diikuti dengan perasaan takut, khawatir dan was-was bagi setiap pendengarnya, dan mereka meletakkan mikroba sejajar dengan pemusnah, penghancur, pembawa penyakit, dan eksistensi yang mengganggu. Sementara pada kenyataannya, sangkaan yang demikian ini sangat tidak pada tempatnya.
Karena di antara jenis-jenis mikroba dan bakteri yang ada, terdapat pula jenis bakteri atau mikroba "tak membahayakan", yang bukan saja tidak akan menimbulkan kerugian pada mekanisme kehidupan para manusia dan hewan, melainkan mereka justru memiliki peran yang sangat penting dan signifikan dalam perjalanan kelanjutan hidup manusia dan hewan.
Mereka adalah tukang sampah gratis yang tidak memungut bayaran, mereka adalah asisten dan pembantu setia yang memberikan pengkhidmatannya kepada kita tanpa menunggu perintah dan tanpa menentukan besar imbalan yang akan diterimanya. Mereka adalah sebuah eksistensi yang membersihkan serta memproses seluruh kotoran manusia, kotoran hewan, bangkai, dedaunan kering yang berserakan di atas tanah dan ... dengan aksi dan reaksi tertentunya sehingga seluruh kotoran tersebut tidak mencemari lingkungan serta mengganggu dan merusak pandangan.
Sebenarnya, melalui metode ini dari satu sisi mereka telah memberikan pengkhidmatannya yang luar biasa penting kepada manusia dalam masalah kebersihan, dan dari sisi lain, dengan aktivitas yang mereka lakukan ini, mereka juga akan menambah simpanan bahan-bahan alami yang sangat signifikan bagi alam (seperti gas-gas udara dan bahan-bahan mineral) dalam tingkatan yang relatif tinggi.
Jika saja mereka tidak melakukan aktivitas semacam ini, maka bangkai-bangkai hewan, tumbuhan, manusia dan kotoran-kotoran serta sampah-sampah yang ada di permukaan bumi ini secara perlahan-lahan akan menggunung, hal ini tidak saja akan menimbulkan polusi dan pencemaran serta bahaya bagi kehidupan manusia melainkan secara bertahap bahan-bahan mineral yang ada di permukaan bumi pun akan lenyap dan musnah, yang akibatnya tumbuhan akan menjadi kekurangan makanan, dari sinilah sehingga harus dikatakan bahwa mikroba-mikroba tidak membahayakan ini merupakan salah satu mata rantai asli dalam rangkaian kehidupan yang ada di permukaan bumi.[2]
Dengan demikian, tidak seharusnyalah ketika mendengar kata mikroba, maka pikiran kita langsung menjadi khawatir dan ngeri, melainkan kita harus memperhatikan bahwa terdapat pula jenis mikroba tak membahayakan yang berperan sebagai pembantu setia dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu mata rantai asli dalam mekanisme kehidupan di alam ini.
Perkembangbiakan Kebalikan dari kebanyakan makhluk hidup lainnya, bakteri-bakteri dan mikroba-mikroba tidak pernah menikmati proses perkawinan atau persilangan, hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki jenis kelamin sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan antara jenis kelamin jantan ataupun betina. Lalu bagaimana mereka melakukan reproduksi dan proses pekembangbiakan?
Proses reproduksi yang mereka lakukan adalah dengan metode pembelahan diri, pada langkah awal, mereka akan melembutkan bagian pertengahan tubuh, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembelahan secara perlahan, mula-mula satu mikroba akan membelah menjadi dua mikroba, lalu kedua mikroba ini akan melakukan tindakan sebagaimana yang dilakukan oleh mikroba pertama, mereka akan melembutkan bagian tengah tubuhnya lalu secara perlahan akan membelah diri menjadi empat bagian, dan demikianlah, hal ini akan berlangsung terus menerus hingga lingkungan tempat mereka terpenuhi oleh generasi-generasi mereka yang baru.
Kecepatan laju perkembangbiakan para bakteri dan mikroba ini bergantung penuh pada jenis serta lingkungan tempat mereka tumbuh dan berkembang. Bagi kebanyakan bakteri, udara yang memiliki suhu sekitar 20 hingga 40 derajat (pada titik minimum dan maksimum) merupakan suhu yang paling sesuai dan tepat untuk tumbuh dan berkembang biak.
Pada lingkungan pertumbuhan yang sesuai seperti ini, mereka mampu melakukan perkembangbiakan dengan laju yang sangat cepat, pesat dan menakjubkan. Untuk mengetahui bagaimana binatang yang tidak berjenis kelamin ini mampu melakukan pembelahan dengan kecepatan yang menakjubkan, tidak ada salahnya apabila kita memperhatikan data berikut.
Interval waktu yang terdapat pada dua pembelahan mikroba yang terjadi secara berturut-turut, memakan waktu tidak lebih dari 20 hingga 30 menit. Dengan demikian, dalam waktu setengah jam, sebuah mikroba akan mampu mencapai jumlah dua kali lipat, dalam satu jam bisa mencapai jumlah empat kali lipat, dalam dua jam 16 kali lipat, tiga jam 64 kali lipat dan dalam waktu empat jam mereka mampu mencapai jumlah hingga 256 kali lipat dari jumlah semula, dan karena perkembangan ini dihitung dengan hitungan geometrical (gerak maju), maka sebuah mikroba yang berada di dalam sebuah lingkungan yang menguntungkan, dalam waktu dua puluh empat jam mampu melakukan pembelahan diri hingga jumlahnya mencapai seratus ribu juta, dengan demikian dalam waktu empat hingga lima hari lima malam saja, seluruh permukaan bumi ini akan terpenuhi oleh mikroba-mikroba yang dihasilkan dari pembelahan satu mikroba!! Dan akibat selanjutnya? Berarti tidak akan ada lagi tempat yang tersisa bagi makhluk hidup lain untuk melangsungkan kehidupannya.[3]
Apa yang kami paparkan di atas merupakan metode pembelahan secara langsung yang dilakukan oleh para mikroba. Akan tetapi perlu diketahui pula, bahwa apabila kondisi dan lingkungan tempat mereka hidup, tidak menguntungkan, maka mereka akan melakukan metode lain untuk melakukan perkembangbiakan yaitu dengan dengan cara men-spora. Spora merupakan sebuah kondisi pertahanan yang ditampakkan oleh para mikroba ketika berada di dalam kondisi yang tak menguntungkan, seperti ketika berada di dalam bahan-bahan kimia atau berada pada suhu udara yang tidak tepat.
Sekarang mari kita lihat, apa yang akan dilakukan oleh mekanisme penciptaan dalam menanggulangi dan menghambat laju kepesatan perkembangbiakan pertumbuhan mikroba dalam pembelahan langsungnya ini, supaya eksistensi misterius ini tidak memenuhi seluruh tempat. Untungnya faktor-faktor penghambat proses pembelahan yang sangat mengerikan ini telah sering kita lihat pada mekanisme penciptaan dalam bentuk yang luas dan beragam.
Faktor-faktor penghambat dan penghalang tersebut, bisa disebutkan antara lain: pertama: di alam ini, jumlah makanan untuk menunjang kelanjutan hidup mereka tidak tersedia secara mencukupi,
kedua: mekanisme kerja mereka dalam memanfaatkan makanan yang mereka peroleh, berjalan dengan sangat perlahan dan lambat, karena mereka terlebih dahulu harus memproses bahan makanan tersebut, baru kemudian memanfaatkannya,
ketiga: suhu udara yang tepat bagi mereka untuk melakukan perkembangbiakan, sangat jarang bisa ditemukan, dan keempat: mereka juga memiliki begitu banyak musuh yang menghadang, baik yang terdapat di dalam air maupun di dalam tanah (seperti amibe-amibe[4] yang akan memburu dan memangsanya); dengan adanya penghalang-penghalang di atas, eksistensi misterius yang memiliki perkembangan luar biasa ini terpaksa tidak bisa melakukakan pembelahannya sebagaimana mestinya, dengan demikian mereka tidak akan mampu lagi memenuhi seluruh permukaan bumi ini, yang berarti peluang dan arena bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya menjadi terbuka dan tidak lagi sempit.
Nutrisi Tiga perempat dari tubuh bakteri dan mikroba terbentuk dari air, selebihnya merupakan bahan-bahan mineral, dan keindahan sel-sel yang dimiliki oleh eksistensi kecil ini akan menghilang seiring dengan semakin tipis dan beningnya getah sel-sel. Selain terdiri dari unsur-unsur mineral, mikroba juga memiliki pigmen-pigmen warna seperti pigmen warna kuning, orange, merah, biru, nila, violet, hitam dan abu-abu gelap.
Mikroba terdiri dari beberapa jenis, dimana masing-masing jenis memiliki komposisi khas yang tak dimiliki oleh mikroba lainnya. Mikroba memanfaatkan unsur-unsur awal sebagai bahan makanan, sebagian dari unsur-unsur awal tersebut digunakan untuk membentuk struktur tubuhnya pada saat mengalami pertumbuhan dan pada proses pembelahan, sedangkan sebagian lainnya dipergunakan untuk membentuk energi dan melakukan aktivitas. Bakteri-bakteri ini memanfaatkan unsur-unsur awal ini dengan menggunakan dua cara yaitu melalui pernafasan dan fermentasi.
Pernafasan Dari sisi pernafasan dan kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang membutuhkan udara secara langsung dan kelompok yang membutuhkan udara secara tak langsung, antara lain:
1. Bakteri-bakteri yang membutuhkan udara secara langsung akan melanjutkan kehidupannya dengan mengambil oksigen secara langsung dari udara, dan dengan oksigen yang didapatkannya ini, mereka mampu mengubah karbon menjadi gas karbonik dan mengubah hydrogen menjadi air.
2. Sedangkan kelompok kedua yaitu mikroba-mikroba yang membutuhkan udara secara tak langsung, merupakan sekelompok mikroba yang tidak mampu memanfaatkan oksigen secara langsung dari udara, dan mikroba jenis ini akan memilih proses fermentasi sebagai pengganti proses oksidasi.
Perlu juga diketahui bahwa di antara dua kelompok ini terdapat pula bakteri-bakteri yang bebas, kelompok mikroba jenis ini mampu melangsungkan hidupnya dengan kedua cara, yaitu selain mampu memanfaatkan oksigen secara langsung dari udara, mereka juga bisa melakukan proses tak langsung dalam bentuk fermentasi.
2. Tumbuhan Rerumputan yang menghijau, pepohonan yang rimbun, bunga-bunga semerbak mewangi dengan warna-warninya yang menawan, dan akhirnya beragam tumbuhan dan botani yang hidup di alam penuh hukum dan keteraturan ini, seluruhnya memiliki rahasia yang sangat membingungkan. Pada pembahasan kali ini kami hanya akan menjelaskan secara ringkas permukaan dari seluruh rahasia-rahasia penciptaan dan kehidupan yang dimiliki oleh satu makhluk Tuhan bernama botani ini.
Struktur asli tumbuhan, sebagaimana makhluk hidup lainnya terbentuk dari sekumpulan sel-sel atau dari satu sel. Sel-sel tumbuhan ini terbagi ke dalam dua bagian penting yaitu inti sel dan cytoplasma. Cytoplasma tumbuhan merupakan sebuah unsur yang tak berwarna, berlumpur dan tak bisa larut di dalam air.
Sel-sel tumbuhan, selain merupakan bagian asli dari membrane, dia juga merupakan sel-sel single yang melingkupi cytoplasma dan inti sel. Inti sel-sel tumbuhan berbentuk sebuah biji utuh, bulat atau bulat telur yang biasanya terletak di sudut atau pertengahan sel.
Struktur Tubuh Tumbuhan
Struktur tubuh tumbuhan tersusun dari beberapa bagian organ, sebagai berikut: 1. Akar. Merupakan organ tumbuhan paling bawah dari bagian tubuh tumbuhan dan bagian ini terletak di dalam tanah. Akar ini bertugas melakukan dua kewajiban penting, pertama adalah menguatkan posisi tumbuhan, dan kedua adalah menyerap air dan unsur-unsur mineral dari dalam tanah untuk diedarkan ke seluruh organ tumbuhan lainnya.
Pada awal pertumbuhannya, akar muncul dalam bentuk yang tipis, sangat lembut dan berwarna putih, akan tetapi secara bertahap akan mengalami perubahan warna dan ketebalan, setelah itu akan mengalami percabangan ke segala arah;
2. Batang. Batang yang pada awal pertumbuhannya biasa berwarna hijau ini akan mengalami perubahan warna secara perlahan, kemudian secara total akan kehilangan warna hijau yang semula dimilikinya dan berubah warna menjadi coklat gelap.
Batang pohon melakukan dua tugas penting, pertama adalah menjaga bagian-bagian organ tumbuhan yang terletak di bagian atas serta yang menjulang ke udara, seperti daun, bunga dan buah, dan kedua adalah mengarahkan perjalanan getah dan bahan-bahan makanan;
3. Daun. Daun adalah lembaran-lembaran berwarna hijau yang merupakan elemen penyambung antara daun dengan batang. Di dalamnya terdapat zat bernama klorofil, dan karena adanya zat inilah sehingga daun harus mengemban tugas yang sangat vital, yaitu melakukan proses pembuatan makanan. Dalam proses yang dilakukannya, daun akan mengubah getah-getah mentah menjadi getah instan yang siap santap bagi organ-organ tumbuhan lainnya.
Pada awalnya daun ini terletak secara tersembunyi di dalam katup-katup yang terdapat pada sisi-sisi batang, akan tetapi lama kelamaan katup-katup tersebut akan terbuka dan tumbuh.
Struktur daun biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu: lembaran daun, batang daun dan kelopak daun. Lembaran daun merupakan sebuah lembaran dengan bentuk yang beragam, bagian permukaan atasnya berwarna hijau gelap sementara permukaan bawahnya berwarna hijau muda, pada masing-masing permukaan bawah dan atas terlihat adanya pembuluh atau urat-urat daun.
Pembuluh-pembuluh daun ini tersusun sebagaimana jaring-jaring yang terdapat pada alat penyaring yang terbuat dari kayu yang dipenuhi oleh jaringan-jaringan penahan (fiber). Sementara batang daun, memiliki bentuk seperti ekor yang panjang, bertindak sebagai elemen penghubung antara daun dengan batang pohon dan permukaan atasnya memiliki begitu banyak serat, dan bagian terakhir dari daun yaitu kelopak daun, merupakan bagian akhir dari batang daun yang kadangkala memiliki beberapa bagian tambahan yang biasa disebut dengan anting daun.
Berdasarkan bentuk daunnya yang beragam, daun tumbuhan terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu: daun sempurna atau lurus yakni daun yang bagian tepinya tak gerigi, daun bergerigi yang terbagi menjadi dua, yaitu: daun yang memiliki pinggiran dengan gerigi tajam, dan daun yang memiliki pinggiran dengan gerigi mendalam, dan kelompok terakhir adalah daun cakar yakni daun yang pada bagian tepinya memiliki bentuk seperti sebuah cakar.
Organ pohon yang bernama daun ini memiliki usia yang relatif pendek, mayoritas dari mereka akan tumbuh pada musim semi dan akan runtuh pada musim gugur, akan tetapi sebagian daun tumbuhan seperti daun pohon cemara atau pinus bisa mencapai usia hingga satu tahun.
Sebelum selembar daun jatuh dari dahan pohon, terlebih dahulu dia akan mengirimkan bahan makanan yang dimilikinya kepada batang, setelah itu dia akan kehilangan kandungan zat klorofilnya sehingga warna hijaunya secara bertahap akan mengalami perubahan menjadi kuning.
Pada akhir musim panas pada bagian pangkal batang daun akan muncul sebuah titik pemisah yang secara perlahan-lahan akan membentuk jaringan yang mengelilingi sekitarnya, jaringan yang terdapat pada pertengahan titik pemisah ini lalu akan mengalami perubahan menjadi jelli yang bergetar, akibatnya sambungan yang terdapat antara sel satu dengan sel-sel lainnya akan terputus, dan pada saat ini yang menjadi penghubung antara daun dengan batang pohon hanyalah pembuluh-pembuluh daun, dari sinilah sehingga tiupan angin musim gugur dengan mudah akan mampu membuat dedaunan pohon menjadi berguguran ke permukaan tanah.
Nutrisi Sebagaimana halnya makhluk-makhluk hidup lainnya, untuk bisa tumbuh dan membesar, tumbuhan juga memerlukan kehadiran nutrisi atau makanan. Kadangkala biji-bijian yang pada awalnya merupakan eksistensi yang halus dan sangat ringan, ketika ditanam di dalam tanah yang lembab dan berada pada kondisi yang menguntungkan, secara bertahap akan mengalami proses pertumbuhan sedemikian rupa pesat, sehingga bisa jadi, pada beberapa tahun ke depan sebagiannya akan muncul dengan berat sekian ton, panjang sekian meter dan memiliki ratusan batang dan ribuan lembar daun.
Seluruh pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan ini bergantung pada nutrisi yang diperolehnya, proses kelancaran penyerapan air dan bahan-bahan mineral dari dalam tanah, dan juga kelancaran proses penyerapan gas-gas yang terdapat di udara. Air dan bahan-bahan mineral yang diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah, demikian juga gas-gas yang diambil dari udara merupakan bahan-bahan awal pembentuk nutrisi tumbuhan.
Tumbuhan dengan menggunakan energi matahari akan membentuk unsur-unsur awal ini menjadi unsur-unsur siap pakai, yang kemudian sebagian dari unsur ini akan disebarkan ke organ tumbuhan sebagai makanan. Tumbuhan melakukan penyerapan air dengan menggunakan saluran pipa penyerap yang dimilikinya.
Perlu diketahui di sini bahwa, kehadiran air bagi kelanjutan hidup tumbuhan menduduki posisi paling awal dari kehadiran unsur-unsur lainnya, hal ini dikarenakan tumbuhan hanya mampu menyerap bahan-bahan mineral dari dalam tanah ketika bahan-bahan tersebut telah larut di dalam air. Dari sinilah sehingga dikatakan, jika tidak ada air maka tidak akan ada tumbuhan.
Seluruh cahaya yang memiliki spektrum tak terlihat bisa melewati air, akan tetapi cahaya infra merah yang memiliki gelombang panjang akan terserap ke dalam tanah secara otomatis, oleh karena itu cahaya ini bisa sampai pada tumbuhan dalam tingkatan yang mencukupi untuk membantu berlangsungnya aktifitas klorofil.
Sel-sel yang terdapat pada saluran pipa penyerap memiliki cairan yang mampu melakukan proses pencampuran berbagai bahan, dengan alasan inilah sehingga saluran ini memiliki tekanan yang lumayan kuat, dan dengan adanya tekanan yang kuat inilah sehingga air yang berada di sekitar saluran penyerap secara otomatis akan terserap ke dalamnya, dan setelah getah yang terdapat di dalam sel-sel saluran penyerap menjadi lebih encer, air akan mengalir secara merata ke seluruh sel-sel yang berdekatan dengannya, hingga ke bagian terdalam dari organ tumbuhan.
Penyerapan bahan-bahan mineral yang telah larut dalam air juga dilakukan oleh saluran penyerap ini, dan sebagiannya lagi dilakukan pula oleh sel-sel yang terdapat pada permukaan akar yang masih muda. Penyerapan bahan-bahan mineral ini pada sebagian jenis tumbuhan bisa dilakukan dengan kecepatan yang tinggi dan pada sebagiannya lagi memiliki kecepatan laju yang lebih rendah.
Selain menyerap unsur-unsur yang telah larut, saluran penyerap juga menyerap unsur-unsur kental seperti karbonat kalsium melalui akar dalam bentuk larutan. Air dan bahan-bahan mineral yang diserap melalui akar dinamakan getah-getah mentah. Getah ini merupakan sebuah cairan larut yang sangat encer, pada setiap 3 hingga 5 liter getah mentah terdapat sekitar satu gram bahan-bahan mineral.
Getah-getah mentah akan bergerak menuju ke atas karena adanya tiga faktor: 1. Elastisitas akar;
2. Tipis dan lembutnya pipa kayu yang bertindak sebagai urat dan saluran kosong tumbuhan;
3. Penguapan yang terjadi pada tumbuhan yang menyebabkan pelebaran pada permukaan daun tumbuhan, dengan adanya hal ini air yang ada di dalam pipa kayu akan diarahkan untuk mengalir ke arah daun-daun. Aliran getah mentah di dalam pipa kayu ini memiliki kecepatan maksimum 3 meter per jam.
22
MENJELAJAH UFUK
Pernafasan Tumbuhan juga memerlukan pernafasan sebagaimana makhluk-makhluk hidup lainnya, dan mereka melakukan proses pernafasannya dengan cara menyerap oksigen dari udara.
Hasil yang didapat dari proses pernafasan yang terjadi pada tumbuhan adalah keluarnya air dan energi. Energi bebas yang dihasilkan dari proses oksidasi akan disimpan dalam bentuk komposisi energi, pada saat dibutuhkan komposisi yang telah tersimpan ini, akan memberikan energi yang dibutuhkan secara bertahap.
Proses pernafasan yang terjadi pada tumbuhan dilakukan oleh beragam organ tumbuhan, misalnya untuk menyeimbangkan kandungan gas yang ada di dalam tumbuhan, prosesnya akan dilakukan oleh daun dan batang-datang muda melalui pori-pori yang dimilikinya, sementara pada batang-batang tua, proses pernafasannya dilakukan melalui bintil-bintil yang terdapat pada permukaan batang, sementara pada akar muda dilakukan melalui saluran penyerap, sedangkan pada bagian tumbuhan lainnya dilakukan melalui epidermis (kulit ari).
Aktifitas penyerapan oksigen dan ekskresi gas karbonik yang dilakukan dalam satu waktu, biasa dinamakan dengan kadar kekuatan pernafasan tumbuhan. Kekuatan pernafasan ini memiliki tingkatan yang beragam, bergantung pada kondisi yang dihadapinya.
Pada suhu udara nol derajat, proses pernafasan pada tumbuhan akan berjalan dengan sangat lemah, pada nol hingga 50 derajat, tumbuhan akan melakukan proses pernafasan pada kadar maksimumnya, akan tetapi suhu udara yang berada pada 50 derajat ke atas akan merupakan kondisi yang merugikan dan merusak proses pernafasan tumbuhan, sementara itu pada suhu 60 derajat, tumbuhan akan menghentikan proses pernafasan yang dilakukannya dengan seketika.
Dengan semakin banyaknya cahaya yang terdapat pada lingkungan kehidupan tumbuhan, maka proses pernafasan yang terjadi di dalam tumbuhan akan menjadi semakin berkurang, akan tetapi pada udara yang lembab, aktifitas pernafasan mereka akan menguat.
Proses pernafasan pada tumbuhan berusia muda memiliki kuantitas yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan pernafasan yang dilakukan oleh tumbuhan berusia tua, sebagaimana halnya, proses pernafasan yang dilakukan pada tumbuhan yang senantiasa memiliki daun baru, selalu memiliki kuantitas yang lebih tinggi daripada tumbuhan yang daunnya senantiasa berwarna hijau, seperti pohon pinus dan cemara.
Ketika terjadi proses pernafasan, suhu yang telah terbebas dan suhu tubuh tumbuhan sedikit lebih tinggi dibandingkan suhu yang ada di lingkungan sekitarnya, akan tetapi pada sebagian tumbuhan seperti bunga terompet, perbedaan yang ada antara suhu yang dimilikinya dengan suhu udara sekitarnya bisa mencapai 35 hingga 40 derajat centigrade.
Pernafasan yang dimiliki oleh biji yang baru tumbuh memiliki kekuatan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan biji yang tenang berada di tempatnya. Sementara itu, proses pernafasan pada tumbuhan ketika daun-daunan mulai terbuka, bertunas dan ketika bunga tengah menguncup, akan menjadi semakin kuat, dan biasanya, suhu yang dimiliki oleh pohon betina lebih tinggi dan lebih panas apabila dibandingkan dengan suhu tubuh pada tumbuhan jantan.
Tumbuh-tumbuhan yang bergantung kepada air dan tidak mampu memanfaatkan oksigen dari udara secara langsung, akan melakukan pernafasan melalui oksigen yang telah larut di dalam air.
Fotosintesis Fotosintesis merupakan salah satu aktivitas penting yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan hijau. Fotosintesis adalah aksi dan reaksi pembuatan makanan yang berlangsung di dalam tumbuhan, proses ini membutuhkan panas atau energi, dimana energi tersebut bisa dipenuhi melalui cahaya matahari. Energi cahaya yang sampai ke permukaan bumi melalui pancaran sinar matahari dan memiliki jumlah sekitar seribu satuan dalam setiap meter kubiknya ini, sebagiannya akan berubah menjadi suhu.
Dengan adanya kandungan klorofil yang ada di dalam dedaunannya, tumbuhan hijau mampu mengubah energi cahaya yang berasal dari matahari menjadi energi kimia. Cahaya yang terkandung di dalam pancaran matahari terdiri dari beragam warna, antara lain: cahaya hijau yang merupakan cahaya dengan kandungan energi terbesar, dan cahaya merah yang merupakan cahaya dengan kandungan energi terendah. Karena cahaya hijau yang direfleksikan oleh tumbuh-tumbuhanlah sehingga semua tumbuhan ini memiliki warna hijau.
Kekuatan fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan memiliki tingkatan yang beragam, akan tetapi dalam lemah dan kuatnya gas karbonik, cahaya dan suhu, memiliki kuantitas nilai yang setara, yaitu masing-masing memberikan pengaruh yang terbatas.
Kekuatan proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang menyukai hidup pada tempat terlindung, dengan tumbuh-tumbuhan yang menyukai hidup pada tempat yang menerima cahaya matahari, memiliki perbedaan, yaitu kekuatan fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat terlindung akan mengalami laju yang lebih cepat pada saat terbenam matahari, hal ini dikarenakan tumbuhan ini lebih mengutamakan bayangan daripada cahaya matahari.
Tumbuhan yang memiliki pertumbuhan pendek atau yang hidup pada tempat terlindung seperti buah beh, dalam sehari semalam membutuhkan proses fotosintesis kurang dari 14 jam, dan apabila siang terjadi lebih panjang, dia akan menghentikan pertumbuhannya.
Akan tetapi, pada tumbuhan yang menyenangi cahaya, kekuatan fotosintesis terjadi secara maksimum pada siang hari, karena jenis tumbuhan ini menerima cahaya matahari, dan lebih mengutamakan cahaya daripada bayangan. Tumbuh-tumbuhan yang memiliki pertumbuhan tinggi, seperti gandum, untuk bisa berbunga dan mampu menghasilkan secara maksimal, dalam sehari semalam membutuhkan cahaya lebih dari 14 jam, dan apabila siang hari terjadi lebih panjang, masa kehidupannya akan menjadi semakin pendek.
Cahaya yang dihasilkan oleh bulan pun memberikan pengaruh yang tak sedikit pada pertumbuhan tumbuh-tumbuhan, sedemikian hingga apabila selada ditanam pada pertengahan kedua bulan qamari dimana pancaran cahaya bulan memiliki kualitas rendah, hal ini akan menyebabkan selada tersebut lambat berbunga, akan tetapi apabila penanaman selada dilakukan pada pertengahan awal bulan qamari, dimana bulan memiliki pancaran cahaya yang lebih banyak, maka selada akan lebih cepat berbunga.
Pada pembahasan ini, tidak ada salahnya apabila kami juga memberikan sedikit isyarat tentang peran suhu udara dingin terhadap meknisme kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Kebanyakan biji-bijian rerumputan hanya akan mampu bertunas ketika berada pada suhu udara yang dingin, sebagian tumbuhan lainnya, tidak membutuhkan udara dingin untuk mengalami proses pertunasan, akan tetapi kulit bijinya supaya mampu terbelah dan berkembang dengan baik, harus berada di bawah pengaruh udara dingin, sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan buah-buahan berbiji.
Pada kebanyakan tumbuhan, apabila tunas mereka pada musim dingin tidak berada di bawah pengaruh udara dingin, mereka tidak akan bisa mengalami perubahan menjadi tunas-tunas bunga, dengan alasan inilah, tumbuhan jenis ini apabila ditanam pada wilayah yang selalu dilalui oleh hawa panas tanpa diselingi dengan musim dingin, tidak akan pernah mampu menghasikan bunga, sebagaimana pohon peach.
Untuk bisa menghasilkan bunga, kebanyakan dari jenis pohon peach harus berada pada suhu udara kurang dari 7 derajat paling tidak selama 400 jam, dan apabila suhu dingin ini tidak terdapat pada lingkungan kehidupannya, pohon ini tidak akan mampu mempertahankan bunganya, oleh karena itulah sehingga pohon peach tidak bisa ditanam pada wilayah yang hangat.
Kebanyakan dari tumbuhan yang berumur dua tahunan pun, untuk mampu mengalami pertumbuhan hingga batas maksimal, mereka harus mampu bertahan pada suhu udara dingin dalam beberapa waktu lamanya, dan apabila tidak terletak di bawah pengaruh udara yang dingin, maka mereka akan tertinggal dari pertumbuhan yang seharusnya dan tidak mampu berproduksi.
Proses Penguapan Satu lagi dari aktivitas penting yang dilakukan oleh tumbuhan adalah proses penguapan. Proses penguapan pada tumbuhan mempunyai makna proses pengeluaran air dalam bentuk tetesan-tetesan air yang keluar dari pori-pori tumbuhan, proses ini terjadi ketika udara telah jenuh dari uap air karena kurangnya cahaya dan panas.
Tetesan-tetesan air yang muncul pada daun gandum atau jagung pada pagi hari merupakan hasil dari proses penguapan ini, dan tetesan-tetesan ini sangat berbeda dengan embun yang dihasilkan dari terkumpulnya uap udara.
Regenerasi Tumbuh-tumbuhan sebagaimana makhluk-makhluk hidup lainnya juga melakukan regenerasi dan perkembangbiakan. Regenerasi pada tumbuhan ini dilakukan dalam dua bentuk, pertama, regenerasi seksualitas yaitu bergabungnya sel-sel jantan dengan sel-sel betina, dimana dari proses penggabungan ini akan menghasilkan telur, kedua, regenerasi non-seksualitas yaitu regenerasi yang tidak ada intervensi sedikitpun dari sel-sel jantan maupun sel-sel betina, dan regenerasi ini hanya dilakukan pada sebagian dari organ-organ tumbuhan mengalami pertumbuhan seperti akar, batang dan daun-daun muda, contohnya melalui proses pencangkokan.
Berdasarkan jenis kelaminnya, tumbuhan terbagi menjadi empat kelompok, yaitu tumbuhan jantan, betina, jantan dan betina, dan yang terakhir bukan kedua-duanya, yaitu bukan jantan dan bukan betina. Tumbuhan jantan hanya memiliki benang sari, benang sari yang merupakan alat fertilisasi jantan ini muncul dari perubahan daun.
Benang sari ini terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai dan mahkota, akan tetapi tumbuhan betina memiliki putik, sedangkan tumbuhan jantan dan betina memiliki keduanya, yaitu memiliki benang sari dan juga memiliki putik, sementara itu tumbuhan yang bukan jantan dan bukan pula betina (yang terkenal dengan tumbuhan mandul) tidak memiliki keduanya.
Di dalam benang sari terdapat sebuah unsur yang mirip dengan bubuk, biasa disebut serbuk, pada dasarnya serbuk ini menempati posisinya sebagai nutfah jantan yang akan ditumpahkan ke atas putik dan menyebabkan perabukan atau pembuahan.
Usia dari serbuk ini sangat pendek, biasanya tidak bisa melebihi 24 jam dan sangat sedikit jenis tumbuhan yang memiliki serbuk dengan usia yang mencapai beberapa minggu. Serbuk-serbuk biji pada tumbuh-tumbuhan sejenis gandum, dalam waktu 30 menit setelah terlepas dari keranjang serbuknya akan menjadi non-aktif dan pasif.
Penyerbukan pada tumbuhan, terjadi dalam dua cara, kadangkala melalui proses penyerbukan langsung, dan kadangkala melalui proses penyerbukan tak langsung. Pada penyerbukan langsung, serbuk biji akan singgah di atas putik tanpa melalui perantara faktor-faktor lain.
Penyerbukan semacam ini terjadi pada tumbuhan yang memiliki dua jenis kelamin (dalam satu pohon, terdiri dari jenis jantan dan betina, yaitu terdapat putik dan terdapat pula benang sari), syarat berhasilnya penyerbukan jenis ini adalah, keduanya harus bertemu secara bersamaan.
Faktor mekanik kadangkala memberikan pengaruh pula pada penyerbukan langsung ini, misalnya apabila seekor tupai kita dekatkan pada tangkai bunga lembayung, maka benang sarai bunga tersebut akan bergoyang dan akan bertengger pada permukaan putik, sehingga terjadilah penyerbukan langsung.
Pada penyerbukan tak langsung, serbuk biji tidak bisa secara langsung singgah pada permukaan putik bunga, melainkan perpindahan ini harus dibantu oleh faktor-faktor lain.
Banyak terdapat penghalang-penghalang yang akan menghambat terjadinya penyerbukan langsung, yang sebagiannya akan kami isyaratkan di bawah ini: 1. Kadangkala struktur benang sari dan putik bunga berbentuk sedemikian rupa sehingga mahkota benang sari tidak mampu menyentuh putik bunga;
2. Pada sebagian jenis tumbuhan, seperti bunga primrose (sejenis bunga mawar) ukuran putik bunga dan benang sarinya tidak sama, dan hal ini bisa menyebabkan terhambatnya penyerbukan;
3. Kadangkala serbuk biji dan telur tidak bertemu secara bersamaan, dalam keadaan seperti ini wajar apabila pertemuan yang telah dilakukan antara jantan dan betina tidak akan memberikan hasil;
4. Sebagian jenis tumbuhan seperti primerose dengan adanya pertumbuhan yang terjadi pada serbuk biji, telah menyebabkannya tak mampu membantu terjadinya pembuahan pada betina, tumbuhan ini disebut dengan tumbuhan mandul.
Penyerbukan secara tak langsung dilakukan dengan bantuan beberapa faktor eksternal, antara lain: a. Angin. Angin merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam proses penyerbukan. Dalam proses penyerbukan semacam ini, angin mampu membawa serbuk hingga jarak yang sangat jauh lalu akan menyebarkannya ke udara sebagaimana asap atau debu. Di sini bisa kita ambil contoh dari biji pohon cemara.
Biji pohon cemara memiliki dua kantong yang berisi udara, yang menyebabkan serbuk-serbuk biji yang ada di dalamnya menjadi sangat ringan, dan hal inilah yang telah menyebabkan biji ini mampu terbang hingga mencapai jarak 300 kilometer. Pada musim-musim tertentu, serbuk-serbuk biji dari pohon semacam ini bisa ditemukan di udara dalam jumlah yang sangat banyak.
b. Serangga. Kebanyakan dari jenis serangga memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyerbukan, seperti kupu-kupu dan lebah. Serangga-serangga yang hinggap pada permukaan bunga untuk mengambil serbuk-serbuk biji, atau cairan manis yang ada di dalam bunganya, atau untuk memanfaatkan warna serta bau bunga ini, ketika meninggalkan tempatnya, gerakan kaki yang dilakukannya akan membuat sejumlah serbuk biji menempel pada kakinya, dan dengan hinggap pada bunga atau tumbuhan yang lain, berarti secara tak langsung mereka telah membantu terjadinya pembuahan dan penyerbukan.
Kadangkala peran mereka dalam penyerbukan ini sangat menakjubkan, misalnya dalam percobaan yang dilakukan oleh Darwin ditemukan bahwa dari seratus tangkai shabdar bisa dihasilkan 2700 shabdar yang lain, akan tetapi apabila keseratus shabdar tersebut ditanam pada tempat yang tertutup mutlak sehingga tidak ada seekor seranggapun yang mampu menyentuh bunganya, maka dalam kondisi ini seratus shabdar tersebut bahkan tidak mampu menghasilkan satupun shabdar baru.
c. Burung. Peran yang dimiliki oleh burung pun tidak kalah pentingnya dengan peran yang dimiliki oleh serangga. Penyerbukan yang dibantu oleh burung ini terjadi pada daerah-daerah yang beriklim lembab. Hingga saat ini terdapat sekitar 1500 jenis burung yang yang telah dikenal menjadi pelaku penyerbukan pada sebagian tumbuh-tumbuhan, salah satu dari mereka adalah kelelawar.
d. Daya magnetis bumi. Pada kondisi dimana serbuk biji dan benang sari terletak pada daerah yang memiliki ketinggian, maka daya tarik dan magnetik bumi akan menjadi faktor pembantu bagi terjadinya penyerbukan. Serbuk biji ini akan turun ke bawah dengan daya tarik yang dimiliki oleh bumi sehingga kemudian hinggap pada putik bunga.
e. Air. Pada tumbuh-tumbuhan yang hidup di dalam air atau hidup di tempat yang berair, air akan menjadi faktor yang memegang tanggung jawab penting dalam proses penyerbukan. Dengan memanfaatkan gelombang yang dimilikinya, secara perlahan air akan membawa serbuk biji ke arah putik bunga untuk bertemu dan melakukan penyerbukan.
f. Manusia. Biasanya, dengan tujuan supaya memperoleh hasil panen yang lebih banyak atau untuk mendapatkan jenis tumbuhan yang beragam, kadangkala manusia menempelkan tandan jantan ke atas tumbuhan betina lalu mengikatnya hingga mereka melakukan penyerbukan.
Buah sebagai hasil Penyerbukan Organ tumbuhan betina dan putik bunga, setelah terjadinya proses penyerbukan secara perlahan akan mengalami perubahan bentuk yang pada akhirnya akan berubah menjadi buah, yaitu dari pertumbuhan dinding-dinding indung telur akan muncul buah, akan tetapi kadangkala tumbuhan bisa menghasilkan buah meskipun sebelumnya tidak terjadi proses penyerbukan, pada kondisi seperti ini biasanya dikatakan dengan istilah pohon perawan yang berbuah, sebagaimana kita lihat pada beberapa tumbuhan yang tidak memiliki biji akan tetapi memberikan buah kepada kita, seperti pisang. Akan tetapi kondisi seperti ini merupakan perkecualian dalam dunia tumbuhan.
Biji dan Kemampuan Berkembangnya Biji yang merupakan sumber keberadaan dan eksistensi bagi setiap jenis tumbuhan memiliki kehidupan yang sangat lemah dan sangat bergantung pada kondisi-kondisi. Kadangkala sebuah biji memiliki usia yang pendek dan kadangkala panjang.
Usia kehidupan masing-masing biji tumbuhan secara normal dan alami memiliki perbedaan, misalnya kemampuan pertumbuhan biji kopi dan coklat hanya akan bertahan hingga satu bulan setelah panen, akan tetapi, biji kacang-kacangan mampu bertahan hingga dua tahun, sedangkan gandum memiliki kekuatan tumbuh yang mampu bertahan hingga dua puluh tahun, dan sebagian dari kelompok kacang panjang atau buncis setelah panen ada yang memiliki kemampuan bertahan untuk tumbuh hingga dua ratus tahun kemudian.
Tentunya masing-masing biji tumbuhan ini akan lebih bisa bertahan ketika berada pada daerah yang kering, sementara ketika berada pada daerah yang beriklim lembab, kemungkinan biji-bijian ini untuk mampu tumbuh dan hidup akan berkurang dan cepat hilang.
Untuk melangsungkan hidup dan berkembang, biji-bijian membutuhkan sebuah rangkaian kondisi-kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal seperti memiliki calon tunas yang hidup, sehat, dan matang.
Biji-bijian yang memiliki syarat internal untuk tumbuh biasanya lebih berat dari massa air, yaitu ketika dimasukkan ke dalam air, dia akan tenggelam ke dasar air, akan tetapi biji-bijian yang ringan dan terapung di permukaan air akan berarti bahwa dia telah kehilangan daya tahan dan kemampuannya untuk tumbuh, kecuali biji-biji kecil yang terapung di permukaan air karena kandungan lemak yang senantiasa dimilikinnya. Akan tetapi, syarat-syarat eksternal untuk tumbuh terdiri dari tiga hal sebagai berikut:
Pertama. Air merupakan faktor yang akan menyebabkan terjadinya pembengkakan dan pengelupasan kulit luar biji-bijian, juga akan menyebabkan terjadinya proses penyerapan kelembaban pada tunas dalam, memperkuat aktivitas kehidupan mereka, dan mengubah mereka dalam bentuk berbagai organ-organ tunas tumbuhan.
Kedua. Udara. Oksiogen yang terdapat di udara merupakan faktor yang urgen untuk pertumbuhan dan perkembangan biji. Hal ini bisa dibuktikan ketika sebuah biji ditanam terlalu dalam dari permukaan tanah, maka dia tidak akan mampu melakukan pertumbuhan sebagaimana mestinya, hal ini dikarenakan ketiadaan kontak dengan udara.
Dan inilah salah satu dari manfaat dari pembajakan tanah sebelum pembibitan, yaitu untuk memberikan udara pada tanah, yang hal ini akan memberikan kondisi yang lebih menguntungkan pada pertumbuhan biji.
Ketiga. Suhu udara. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik, setiap jenis biji membutuhkan suhu udara yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, misalnya suhu udara minimum yang dibutuhkan oleh biji jagung untuk mampu tumbuh dengan baik adalah 33 derajat celsius dan maksimumnya adalah 42 derajat celsius, sedangkan batas normalnya adalah 33 derajat Celsius.
Akan tetapi, suhu udara minimum pada jenis biji gandum adalah 5 derajat celsius, maksimum 42 derajat Celsius, dan suhu udara normal yang dibutuhkannya adalah 28 derajat celsius. Sementara itu, pada kebanyakan biji-bijian, suhu udara yang mereka butuhkan untuk mampu tumbuh dan berkembang dengan lebih baik, biasanya adalah 30 derajat celsius, dan suhu udara yang melebihi 30 derajat celsius akan bisa menyebabkan kelambatan pada pertumbuhan mereka, dan apabila melebihi suhu udara maksimum, maka pertumbuhan mereka akan berhenti.
Apabila syarat-syarat dan kondisi internal serta eksternal ini didapatkan oleh biji-bijian, maka mereka akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik, secara setahap demi setahap, dan setelah terjadi pembengkakan serta pengelupasan kulit luar, maka akan tampak tangkai putih yang muncul dari tengah-tengah biji-bijian tersebut, yang disebut dengan akar kecil. Akar kecil ini lalu akan menyibak kulit luar biji dan pada akhirnya akan berubah menjadi akar asli yang lebih kuat dan kokoh.
Kejadian selanjutnya adalah munculnya tunas pada ujung biji, dan tunas inilah yang merupakan cikal bakal batang berdaun. Setelah melalui berbagai tahapan, secara alami, tumbuhan ini akan berubah menjadi bentuk sebagaimana seharusnya yang kemudian akan memulai seluruh aktivitas-aktivitas untuk melangsungkan kehidupannya.
Catatan Kaki: [1] Pada penjelasan tentang rahasia-rahasia penciptaan mikroba-mikroba ini, selain kami mengambil sumbernya dari literatur-literatur sebagaimana yang kami sebutkankan dalam catatan kaki pada bab ini, kami juga mengambilnya dari kitab "Tireh Shenosi Giyohi" Poly copy fakultas-fakultas.
[2] . Untuk penjelasan lebih detail mengenai mekanisme kerja para mikroba tak membahayakan ini, Anda bisa merujuk pada literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah tersebut, di antaranya Anda bisa merujuk pada kitab "Mikroba-mikroba" yang ditulis oleh Andrew Bowen, hal. 33.
[3] . Mikrob-ho, hal. 12.
[4] . Amibe adalah sejenis hewan mikroskopik yang memiliki sel tak berkulit, hidup di dalam air tawar dan tempat-tempat lembab serta di kolam-kolam. Jenis dari amibe ini terdapat pula di dalam usus manusia, yang apabila mengalami perkembangan melebihi standar akan bisa menyebabkan mencret berdarah, Farhang-ge Shaba, hal. 40.
23
MENJELAJAH UFUK
18. MATAHARI SUMBER ENERGI DAN KEHIDUPAN Kita semua mengetahui bahwa apabila pembicaraan dan pembahasan mengarah pada topik matahari, maka yang dimaksud dengan matahari di sini tidak lain adalah sebuah benda bulat yang telah sangat dikenal oleh manusia, bercahaya, dan mengawang di angkasa luar dimana pancaran sinarnya yang memberikan kehidupan bagi seluruh eksistensi yang ada di permukaan bumi.
Dan cahaya matahari membangunkan kelelapan penghuni bumi dan mendorong mereka untuk memulai aktivitas harian yang semestinya. Bulatan bercahaya ini merupakan sebuah planet dengan atom yang berlimpah ruah dan yang menyembunyikan sebuah dunia penuh misteri yang mengagumkan di dalam dirinya.
Pada pembahasan kali ini, kami akan memberikan ke hadapan Anda sedikit gambaran dan informasi tentang bintang berapi yang sangat agung ini.
Kedermawanan Matahari Matahari memiliki massa kurang lebih satu juta tigaratus ribu kali lipat dari massa bumi. Matahari merupakan sebuah planet yang sangat "pemurah" dan "dermawan". Berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh Einstain, untuk memenuhi cahaya luar biasa yang dimilikinya itu, dalam setiap detiknya matahari bersedia kehilangan empat juta ton massa yang dimilikinya untuk diubah menjadi energi.[1]
Untuk mengetahui setinggi apa suhu yang dimiliki oleh empat ton massa yang dalam setiap detiknya memberikan energi luar biasa banyak ini, cukup kita gambarkan bahwa energi yang dipancarkan oleh matahari dalam setiap detiknya ini memiliki kekuatan yang berjumlah satu juta kali lipat lebih besar dari jumlah energi yang dikandung oleh seluruh batu bara yang ada di planet bumi.[2]
Itulah matahari, kedermawanan dan kepemurahannya telah menjadikannya sebagai sebuah faktor utama dalam kehidupan milyaran eksistensi yang terdapat di permukaan bumi ini, baik makhluk kecil maupun makhluk besar.
Massa dan Daya Magnetis Matahari Matahari memiliki massa kira-kira satu juta tiga ratus kali lipat lebih besar dari massa bumi, sedangkan bumi sendiri memiliki massa lima puluh kali lipat lebih besar dari massa yang dimiliki oleh planet bulan. Untuk menggambarkan kapasitas massa matahari ini, mari kita perhatikan bahwa massa seluruh planet yang berputar mengelilinginya berada dalam perbandingan satu banding tujuh ratus, ini berarti bahwa matahari memiliki massa tujuh ratus kali lipat lebih besar dari seluruh planet yang mengitarinya.[3]
Adalah suatu kewajaran apabila dengan adanya massa sangat besar yang dimiliki oleh matahari ini, maka matahari juga memiliki daya magnetis yang luar biasa besar, yang mampu menggerakkan bumi dan delapan planet lainnya ditambah dengan sejumlah planet-planet kecil untuk berputar mengelilinginya, dan gerakan planet-planet tersebut dilakukan dalam interval jarak yang teramat jauh, misalnya bumi kita saja, terletak pada jarak sekitar seratus lima puluh juta kilometer dari matahari, dan jarak ini sebegitu jauhnya sehingga cahaya matahari sendiri untuk bisa mencapai permukaan bumi, harus memakan waktu lebih dari delapan menit enambelas detik, padahal pada setiap detiknya, cahaya memililiki kecepatan tempuh sejauh tigaratus kilometer.
Akan tetapi, yang memegang rekor planet terjauh dari matahari adalah planet Pluto, planet ini berada pada jarak enam milyar kilometer dari matahari.
Galileo, seorang ilmuwan terkenal berkebangsaan Italia, memiliki saham yang sangat penting dan berarti dalam memperkenalkan planet berapi ini kepada umat manusia.
Informasi yang didapatkan oleh manusia tentang rahasia penciptaan matahari sebelum Galileo adalah sangatlah sedikit, akan tetapi, begitu ilmuwan tersohor ini menciptakan teleskop khusus yang kemudian diletakkannya ke arah matahari lalu memproyeksikannya seratus kali lipat lebih besar, sejak saat itulah ilmu dan pengetahuan manusia tentang planet yang mempunyai kemampuan membakar luar biasa ini (matahari) menjadi semakin bertambah, dan informasi tersebut secara bertahap menjadi semakin sempurna dengan ditemukannya teleskop tiga dimensi, sehingga akhirnya pada era kontemporer ini mayoritas umat manusia telah mampu mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari sebelumnya tentang rahasia-rahasia yang terdapat di balik tirai penciptaan matahari, meskipun lagi-lagi, masih dalam koridor dan ruang lingkup yang masih terbatas.
Suhu Matahari yang Mematikan Dengan kekuatan aksi dan reaksi yang terdapat pada matahari, dalam setiap detiknya, matahari mampu mengubah empat juta ton massa dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi energi, dengan istilah lain dalam setiap detiknya matahari akan mengubah 564 juta ton hidrogen menjadi 560 juta helium yang memiliki suhu panas sangat tinggi.
Pada permukaan luar matahari, memiliki suhu panas 6 ribu derajat, sementara suhu panas yang ada pada inti matahari bisa mencapai 20 juta derajat. Untuk memahami hakikat suhu panas yang dimiliki oleh matahari ini, beberapa kitab-kitab ilmiah yang mengungkapkan sebuah pemisalan sederhana bahwa apabila kita memisalkan sebuah alat pemanas yang mampu menanggung suhu panas sekian derajat panas ini, maka apapun yang terdapat pada keempat penjuru arah dalam jarak enam ratus kilometer akan terbakar, tanpa terkecuali.[4]
Meskipun demikian, panas yang membakar ini apabila pada suatu hari mengalami kenaikan dan penurunan secara drastis, akan mengakibatkan kehidupan manusia dan seluruh makhluk yang ada pada permukaan bumi niscaya terancam punah dan akan sirna selamanya. Misalnya, apabila sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi hanya separoh dari kapasitas yang ada saat ini, maka suhu pada semua tempat yang ada di permukaan bumi ini akan berada di bawah nol derajat, yaitu suhu udara akan menjadi lebih rendah dari suhu yang mampu mengubah air menjadi es, demikian juga apabila pancaran ini mencapai ukuran empat kali lipat lebih besar dari apa yang ada sekarang ini, maka seluruh samudra dan lautan akan mendidih.[5]
Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah bahwa matahari kita ini dengan adanya suhu panas luar biasa yang dimilikinya apabila dibandingkan dengan sebagian planet-planet langit yang lainnya, masih saja dianggap sebagai sebuah planet yang dingin dan memiliki suhu panas yang rendah. Karena ternyata terdapat pula bintang-bintang di angkasa yang suhu panas pada inti mereka mencapai empat puluh juta derajat.[6]
Sepertiga dari majemuk massa matahari terdiri dari hidrogen. Manusia bumi dengan melakukan penelitian terhadap cahaya yang didapatkan dari matahari, telah mampu menemukan komposisi unsur-unsur yang terdapat pada matahari, dan hingga saat ini telah ditemukan adanya 66 unsur dari 92 unsur yang terdapat di permukaan bumi.[7]
Suhu yang terdapat pada permukaan matahari sedemikian tingginya sehingga atom-atom yang merupakan unsur pembentuk massa matahari memiliki daya didih yang luar biasa dan tidak mampu terletak secara bersebelahan, hal inilah yang telah menyebabkan sebuah atom gabungan atau molekul pembentuk, dan walhasil seluruh unsur pada matahari muncul dalam bentuk atom-atom tunggal.
Panas luar biasa yang dimiliki oleh matahari tidak saja telah menghalangi terjadinya penggabungan pada atom-atom dan pembentukan molekul, melainkan hal ini juga telah menimbulkan problem dan gangguan pada struktur atom-atom itu sendiri.
Noda Hitam pada Matahari Wajah matahari yang terang dan sedemikian bercahaya ini, ternyata dihiasi pula oleh noda-noda berwarna hitam. Noda-noda hitam ini terlihat dalam bentuk zona-zona gelap yang menutupi permukaan matahari dalam ukuran ribuan kilometer. Zona-zona panjang dan gelap ini selama bertahun-tahun lamanya telah mengganggu pikiran para ilmuwan, dan telah membuat mereka mengeluarkan berbagai teori dan hipotesa-hipotesa tentang masalah ini, diantaranya sebagian menggambarkan bahwa noda hitam ini merupakan bayangan dari planet lain yang direfleksikan oleh matahari.
Meskipun para ahli perbintangan China merupakan orang-orang pertama yang melakukan penelitian tentang noda hitam pada permukaan matahari ini pada dua ratus tahun yang lalu, akan tetapi hingga teleskop kecil Galileo menemukan adanya noda hitam ini pada permukaan matahari, hakikat dan fenomena yang ada pada permukaan matahari tetap saja belum jelas.
Galileo dengan penelitiannya, menyangkal kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa noda hitam yang terdapat pada permukaan matahari tersebut merupakan bayangan dari planet lain yang direfleksikan oleh matahari, dan dia membuktikan bahwa noda hitam ini tidak ada kaitannya dengan planet-planet lain, melainkan berkaitan dengan matahari itu sendiri.
Dua kurun setelah Galileo, seorang penjual obat berkebangsaan Jerman bernama Echwabe melakukan analisa yang kontinyu tentang masalah noda hitam yang terdapat pada matahari ini, dia mengungkapkan bahwa noda hitam ini pada suatu ketika bisa menjadi banyak dan bisa pula berkurang, dia menambahkan bahwa dalam setiap sebelas tahun sekali jumlah noda-noda hitam ini akan mencapai ukuran maksimalnya.
Perkataan dari peneliti jerman ini kemudian terbukti kebenarannya bahwa pada setiap sebelas tahun dimana noda matahari mencapai ukuran maksimumnya, kekuatan pancaran sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan semakin bertambah, dan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya terlihat jelas di permukaan bumi, pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh semakin banyaknya pancaran sinar matahari pada permukaan bumi ketika noda hitam matahari mencapai ukuran maksimumnya adalah bahwa air samudera dan air lautan akan menguap melebihi batas normal, terjadi hujan deras yang kadangkala menimbulkan banjir pada sebagian wilayah, daerah-daerah yang diliputi oleh es-es alami akan mengalami pencairan dengan kecepatan lebih tinggi, dan walhasil sejumlah besar dari gunung-gunung es akan menjadi gunung-gungung es yang mengapung di permukaan samudera-samudera, pertumbuhan botani mengalami perkembangan yang lebih cepat sehingga persediaan makanan untuk para hewan menjadi semakin banyak, dan terlihat adanya perubahan-perubahan pada cincin dan lingkaran-lingkaran usia yang terdapat pada pepohonan.
Noda hitam yang sampai pada titik maksimalnya ini meninggalkan tanda-tanda di permukaan bumi, kadangkala bekas-bekas tersebut sedemikian besarnya sehingga mampu menutupi seluruh permukaan bumi.
Manfaat Tak Langsung dari Energi Matahari Kadangkala pemanfaatan energi berlimpah yang diberikan oleh planet berapi bernama matahari kepada bumi ini dimanfaatkan dengan cara tak langsung, seperti manfaat yang diambil oleh manusia dari energi matahari dalam bentuk suhu panas kayu, batu bara atau bahan bakar minyak, karena kita mengetahui bahwa segala yang terdapat di bumi dan memberikan energi kepada kita, pada dasarnya energi tersebut diambil dari sumbernya yaitu matahari.
Ketika kita membakar kayu, batu bara atau minyak tanah, sebenarnya yang kita lakukan dengan pembakaran ini hanyalah bahwa kita telah melakukan proses pembebasan pancaran matahari yang tersimpan dalam bentuk gabungan dan komposisi karbon yang terdapat di hutan-hutan saat ini, atau yang tersimpan di hutan-hutan yang ada pada ribuan tahun yang lalu.
Sinar matahari yang memancar pada dedauanan tumbuh-tumbuhan ketika berdampingan dengan gas karbonik akan mengubah udara gas ini menjadi karbon dan oksigen, lalu oksigen yang telah terbebas akan kembali ke udara sedangkan karbon yang telah terbebas akan tetap tinggal dan tersimpan di dalam tubuh tumbuhan yang ketika berada di atas kompor atau tungku perapian, kembali akan melakukan penggabungan dengan oksigen udara dan siap untuk dibakar, dan ketika kita membakar kayu di dalam tungku perapian maka kita sama sekali tidak akan mampu mengambil energi melebihi jumlah energi matahari yang telah disimpan oleh kayu tersebut.
Dengan demikian, tanpa adanya matahari kita tidak akan mampu menemukan minyak, batu bara atau segala sesuatu yang memberikan energi di permukaan bumi ini, bahkan pemanfaatan manusia terhadap air dan udara pun secara tak langsung memiliki kaitan dan hubungan dengan matahari.[8]
Manfaat Langsung dari Energi Matahari Energi melimpah yang diberikan oleh matahari kepada seluruh eksistensi yang terdapat di planet bumi ini hanya sebagian kecilnya saja yang bisa dimanfaatkan secara tak langsung. Akan tetapi, karena penghuni planet bumi ini begitu banyaknya, dan setiap hari masih saja bermunculan bayi-bayi mungil yang membutuhkan makanan, maka kebutuhan manusia terhadap energi pun semakin bertambah pula.
Dari satu dimensi, setiap tahun senantiasa bermunculan pusat-pusat produksi dan pabrik-pabrik baru yang untuk melanjutkan perputaran roda aktivitasnya mereka membutuhkan energi baru, dan dari aspek yang lain, sumber alam yang memberikan energi seperti bahan tambang batu bara dan minyak secara bertahap mulai menyusut, dari sinilah sehingga dunia ilmiah saat ini disibukkan dalam penelitian untuk mencari metode-metode baru dalam memanfaatkan energi tak terkira yang dilimpahkan oleh matahari sehingga tidak ada energi matahari yang terbuang secara sia-sia.
Setiap harinya, matahari memberikan energi kepada kita dengan jumlah yang setara dengan 5 ratus ribu juta ton batu bara, dimana sebagian besar energinya terbuang sia-sia. Untuk mendapatkan gambaran seberapa banyak energi matahari yang terbuang sia-sia, cukup kita lihat penggunaan energi di Amerika yang menduduki tingkatan paling tinggi dari negara-negara manapun, dengan kondisi ini, energi yang dipancarkan oleh sinar matahari ke wilayah Amerika tetap saja masih berjumlah dua ribu kali lipat lebih besar dari energi yang dibutuhkan oleh masyarakat Amerika.
Ya, energi tak terhingga yang diberikan oleh matahari kepada penghuni bumi apabila pada suatu hari batasan minimalnya bisa dikontrol dan diperhitungkan, maka niscaya sahara-sahara tak berpenghuni yang senantiasa ada di lima benua dunia ini akan bisa diubah menjadi sebuah kawasan menghijau yang layak untuk dihuni, dengan demikian sumber energi matahari dari sisi penyediaan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan makanan akan sepenuhnya berada di dalam kewenangan manusia.
Untuk bisa sampai pada tujuan ini dan untuk bisa memanfaatkan dan mendapatkan kembali sebagian dari energi melimpah matahari yang sedemikian rupa terlantarkan dan tak termanfaatkan, paling tidak hingga saat ini, telah dilakukan berbagai langkah, seperti sebelum perang dunia pertama di Mesir terdapat sebuah pompa air yang digunakan untuk pengairan yang kekuatannya diambil dari tenaga matahari, selanjutnya pada pertengahan antara dua perang dunia telah ditemukan sebuah motor yang dijalankan dengan menggunakan energi matahari dimana motor yang terkuat memiliki kekuatan setara dengan 15 kekuatan kuda.
Setelah perang dunia kedua, para ilmuwan telah berhasil pula menciptakan sebuah cermin berbentuk parabola dengan biaya murah yang mampu memfokuskan cahaya matahari dengan baik.
Seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis bernama Felix Trump[9] telah berhasil menciptakan sebuah tungku berenergi matahari yang cerminnya memiliki diameter 180 sentimeter, tungku ini mampu menciptakan panas setara dengan 3 ribu derajat, sementara para ilmuwan Jerman juga telah berhasil menciptakan sebuah perangkat lebih kecil yang mampu menciptakan panas lebih besar dengan cara memfokuskan cahaya matahari, peralatan-peralatan ini dalam sesaat mampu menaikan suhu sebuah benda menjadi ribuan derajat lebih tinggi dari suhu semula.
Para ilmuwan Rusia dengan menggunakan sebuah cermin berbentuk ellips yang berdiameter sepuluh meter, telah berhasil pula memanaskan sebuah tungku beruap. Mereka menggunakan perangkat ini untuk mengubah air garam menjadi air tawar.
Para ilmuwan India berhasil menemukan kompor sederhana dan murah yang menggunakan tenaga matahari. Pada siang hari kompor ini menciptakan energi sebanyak 350 watt dan mampu mendidihkan tiga liter air kurang dari satu jam. Doktor Maria Teliks asal Amerika mampu menciptakan sebuah sistem yang menyimpan panas, yang bisa dipergunakan di perumahan-perumahan selama bertahun-tahun lamanya.
Ilmuwan penemu telepon, Graham Bell, mampu menciptakan baterei-baterei yang di dalamnya secara langsung mampu mengubah cahaya matahari ke dalam bentuk elektrik yang bisa digunakan.
Sementara itu, tumbuh-tumbuhan dengan struktur rumit dan penuh misteri yang dimilikinya juga melakukan proses pengubahan cahaya matahari menjadi energi dalam bentuk yang meluas. Ketika binatang menelan tumbuhan tersebut, energi yang tersimpan di dalam tumbuhan akan digunakan oleh hewan tersebut untuk bahan bakar tubuhnya, bagaimanapun juga manusia saat ini dengan menciptakan peralatan ilmiah terbarunya sebenarnya tengah memburu energi yang terlepas dari matahari supaya dengan cara ini mereka mampu memenuhi segala kebutuhannya dalam menggunakan energi yang setiap hari lebih banyak dari hari sebelumnya.
Dengan memperhatikan bahwa kebutuhan manusia terhadap energi antara tahun-tahun 1950 Masehi senantiasa mengalami kenaikan, hal ini telah menyebabkan munculnya gambaran yang kabur tentang masa depan pemenuhan energi yang berasal dari sumber aslinya. Dan apabila dengan jerih payah yang dilakukan oleh para ilmuwan ini kita mampu menggunakan energi matahari yang terlantar dan terlepas di alam ini secara langsung, maka paling tidak dalam batasan sebagaimana saat ini, kita bisa memanfaatkan dan menggunakan energi dari tambang batu bara dan minyak, maka tanpa ragu lagi problam-problem vital dan asasi lainnya tidak akan menghambat perjalanan kehidupan serta kemajuan bagi manusia-manusia generasi mendatang.
Catatan Kaki: [1] . "Khurshid, Manba'-e Energi wa Hayat", tulisan Doktor Gordon Cook, hal. 53.
[2] . Ibid, hal. 29.
[3] . Sar Ghodhaste Zamin, tulisan George Gamuff, hal. 33.
[4] . "Peidoyesh wa Marg Khurshid", tulisan George Moof, hal. 60.
[5] . Ibid, hal. 10.
[6] . "Khurshid Manba' Energi wa Hayat", hal. 21.
[7] . Jumlah ini kami nukilkan dari kitab "Khurshid Manba'e Energi wa Hayat", akan tetapi hingga saat ini telah ditemukan beberapa unsur lainnya dan kesimpulannya hingga saat ini telah dikenal adanya seratus satu unsur yang terdapat di permukaan bumi.
[8] . "Peidoyesh wa Marg Khurshid", hal. 2.
[9] . Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang masalah ini, rujuklah kitab "Khurshid, Manba'e Energi wa Hayat", hal. 215, tulisan Doktor Gordon Cook, seorang ilmuwan berkebangsaan Ingris.
24
MENJELAJAH UFUK
19. BUMI, BULAN & PLANET-PLANET DALAM TATA SURYA Di antara sekian banyak planet-planet di angkasa luar, bagi kita mungkin tidak ada planet lain yang lebih kita kenal dari planet bumi. Bumi yang merupakan tempat kehidupan, pusat kemunculan serta pertumbuhan dan perkembangan umat manusia dan makhluk hidup lainnya, dalam kemunculan, pertumbuhan dan kesiapannya untuk menerima eksistensi-eksistensi hidup di dalamnya memiliki latar belakang yang sangat panjang, dimana pada pembahasan kali ini kami tidak memiliki kesempatan untuk menyinggungnya[1], sebagai gantinya, kami hanya akan memberikan sedikit informasi tentang biografi yang dimiliki oleh planet tak bercahaya dimana kita hidup di dalamnya ini.
Tidak diketahui secara jelas bahwa bumi yang lahir pada milyaran tahun yang lalu ini, berasal dari "keturunan" mana dan bagaimana proses kehadirannya, akan tetapi kemungkinan besar ibunda bumi adalah matahari, dan dia keluar dari inti perut matahari, akan tetapi tentang apakah kelahiran tanpa bapak ini muncul dalam bentuk ledakan dari inti perut matahari secara otomatik yang selanjutnya melahirkan anak-anak berupa sejumlah planet-planet tata surya yang di dalamnya termasuk planet bumi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Laplace seorang ahli matematik asal Perancis, ataukah kelahiran ini bukan dalam bentuk kelahiran tanpa bapak, melainkan bumi dan planet-planet tata surya kita ini memiliki bapak, yang hingga sekarang ini tidak diketahui identitasnya secara jelas, dan bapak tersebut tidak lain adalah bintang berekor tak dikenal yang memiliki ukuran sangat besar, dimana dengan adanya pengaruh pergesekan dengan matahari telah mengakibatkan terjadinya ledakan, lalu melahirkan planet-planet tata surya, dimana salah satunya adalah bumi, sebagaimana yang diungkapkan oleh ilmuwan Perancis tersohor bernama Buffon?
Ataukah kita menerima pendapat yang meyakini adanya bapak dan sebuah bintang besar serta perannya dalam kelahiran planet-planet tata surya akan tetapi tidak dalam bentuk pergesekan dengan matahari, melainkan ketika bintang besar tersebut tengah melewati dan bersebelahan dengan matahari, daya tarik luar biasa yang dimilikinya telah memunculkan sebuah garis besar pada permukaan matahari yang hal ini menyebabkan kelahiran dan kemunculan bumi dan planet-planet tata surya kita lainnya, sebagaimana hal ini diungkapkan oleh Jeans, seorang ilmuwan Inggris, Chamberlin, dan Moulton para ilmuwan Amerika? Ini semua merupakan pendapat yang diungkapkan berkaitan dengan masalah kelahiran dan kemunculan planet bumi, akan tetapi sayangnya kita tidak mengetahui secara mendetai tentang kelahiran tempat tinggal kita sendiri.
Akan tetapi sebagai gantinya, kita banyak mengungkap dan mengetahui mekanisme serta hukum-hukum yang menguasai bumi dan sebagian dari peristiwa serta kondisi yang ada di dalamnya, dan tidak ada salahnya apabila sekarang kita mencoba menganalisa secara singkat tentang hal-hal tersebut.
Bumi merupakan sebuah planet berbentuk bulat yang memiliki jarak kira-kira 150 juta kilometer (8 menit 16 detik kecepatan cahaya) dari matahari. Luas seluruh permukaan bumi kira-kira 510 juta kilometer persegi dimana 135 juta kilometer darinya berupa daratan dan sisanya berupa perairan.
Bagian-bagian yang berupa daratan terbagi ke dalam lima benua, sebagai berikut: 1. Benua Asia yang memiliki luas 46 juta kilometer persegi;
2. Benua Afrika dengan luas majemuk kira-kira 30 juta kilometer kubik;
3. Benua Eropa dengan luas 10 juta kilometer persegi;
4. Benua Amerika Pusat, Utara, dan Selatan yang luas seluruhnya kira-kira 43 juta kilometer persegi;
5. Benua Australia dengan luas 9 juta kilometer persegi.
Dalam satu kali putarannya mengelilingi matahari, bumi menghabiskan waktu selama 365 hari, 4 jam dan 48 menit, berdasarkan hal inilah kemudian muncul penanggalan tahun Samsiah (penanggalan matahari), sedangkan orbit yang digunakan oleh bumi untuk mengelilingi matahari memiliki panjang kira-kira 925 juta kilometer, dan laju perputaran bumi ketika mengelilingi matahari kira-kira memiliki kecepatan 30 kilometer per detik.
Permukaan Bumi yang Menjadi Dingin Planet bumi yang pada awal kemunculannya merupakan sebuah planet panas yang berapi ini, dengan proses yang dilakukannya secara bertahap akhirnya memiliki permukaan yang dingin, dan perlahan-lahan pula, muncul tanda-tanda kehidupan di permukaannya.
Dengan datangnya hujan deras yang turun ke permukaan bumi, dan air yang datang dari segala arah mengalir memenuhi lobang-lobang dan lipatan-lipatan yang ada pada permukaan, maka aktivitas-aktivitas kehidupan pun segera dimulai dengan cepat, sehingga pada akhirnya, saat ini kita bisa menyaksikan beragam eksistensi dan makhluk hidup, pemandangan menghijau yang sangat menawan serta segala kegiatan mereka dalam melangsungkan kehidupan di planet dingin dan tak bercahaya ini, akan tetapi di balik permukaannya yang dingin dan pemandangannya yang indah ini, di kedalaman bumi kita ini tersimpan sumber panas yang luar biasa membakar, meskipun kemampuan manusia untuk menjangkau kedalaman bumi hingga kini masih sangat terbatas, dan paling dalamnya wilayah bawah tanah yang bisa terjangkau saat ini belum lebih dari 3 kilometer, akan tetapi dengan hal ini telah terbukti sebuah hakikat dengan jelas bahwa semakin ke bawah maka suhu panas bumi pun akan semakin bertambah.
Pertambangan emas terdalam di dunia yang terletak di Afrika Selatan, memiliki dinding-dinding bangunan pertambangan yang sedemikian panas, sehingga untuk menghindari supaya para pekerja tambang tidak terbakar oleh hawa panas ini, tak ada solusi lain bagi mereka kecuali mengeluarkan biaya hampir setengah juta dolar untuk mengatur dan mendinginkan suhu udara yang terdapat pada kedalaman tersebut.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan suhu panas yang dimiliki oleh bawah tanah ini menunjukkan bahwa pada setiap satu kilometer pertambahan kedalaman, suhu panas akan bertambah 30 derajat, dengan perhitungan ini bisa disimpulkan bahwa pada kedalaman 59 kilometer dari permukaan bumi, suhu panas yang terdapat pada kedalaman tersebut akan sebagaimana suhu panas yang dihasilkan oleh batu mendidih, yaitu setara dengan 1200 hingga 1800 derajat celsius.
Dari pengukuran suhu lava yang dilakukan pada saat terjadinya letusan gunung berapi tercatat data adanya suhu panas setinggi sebesar 1200 derajat celsius, hal ini menunjukkan bahwa lava yang keluar melalui lobang gunung berapi ini pasti berasal dari kedalaman 50 kilometer dari permukaan bumi, meskipun demikian kedalaman bumi tidak membentuk unsur-unsur yang mencair, melainkan serangkaian penelitian membuktikan bahwa kedalaman 3 ribu kilometer dari permukaan bumi akan membentuk bahan-bahan logam bumi yang bisa dipulihkan kembali seperti gulungan baja.
Meskipun kedalaman bumi memiliki daya didih dan suhu panas yang luar biasa, akan tetapi suhu lapisan permukaan dan kulit bumi supaya siap menjadi media dan sarana bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya, harus memenuhi kebutuhannya dengan mengambil manfaat dari kebesaran yang tak terkira serta kemurahan bintang bercahaya bernama matahari, sedemikian sehingga apabila suatu hari planet atom ini tidak lagi memberikan sinarnya kepada bumi dan menyingkirkannya sehingga tidak termasuk dari salah satu planet yang mengelilinginya, maka pada hari itu tidak diragukan lagi akan terjadi kehancuran dan kerusakan dahsyat pada planet ini.
Suhu panas yang diberikan oleh matahari kepada seluruh makhluk ini, pada setiap musimnya senantiasa mempunyai perbedaan, dan titik maksimum dan minimumnya terletak pada musim panas dan musim dingin.
Pada musim dingin meskipun letak bumi berdekatan dengan matahari akan tetapi temperatur dan suhu yang sampai ke permukaan bumi adalah berkurang, hal ini karena pada musim dingin matahari memancarkan cahayanya secara miring dan menyudut, dan karenanya hanya sedikit dari suhu panasnya yang bisa mengenai permukaan bumi, akan tetapi pada musim panas, meskipun posisi dan kedudukan bumi memiliki jarak yang lebih jauh dari matahari apabila dibandingkan pada musim dingin, akan tetapi, karena kedudukan bumi terhadap cahaya matahari berada pada posisi horisontal, maka bumi akan menerima cahaya matahari lebih banyak.[2]
Kebulatan Bumi Bumi yang merupakan planet yang tidak bercahaya dan dingin ini adalah planet yang berbentuk bulat dan memiliki defleksi atau gerakan. Untuk membuktikan realitas ini, para ilmuwan mengungkapkan dua buah argumentasi.
Argumentasi pertama adalah berdirilah di tepi pantai dan saksikanlah sebuah kapal di kejauhan yang tengah merapat ke pantai, pada saat ini kita akan menyadari bahwa yang kita saksikan pertama kali dari bagian kapal tersebut adalah bendera atau layar kapal yang terletak di ketinggian, setelah itu secara bertahap badan kapal akan mulai terlihat, dan kebalikannya adalah apabila kita berdiri di tepi pantai pada saat sebuah kapal hendak meninggalkan bandar maka bagian terakhir yang akan menghilang dari pandangan kita adalah bendera atau layar kapal tersebut, atau apabila kita berdiri di ketinggian gunung, maka semakin tinggi kedudukan kita, jarak pandang kita pun akan semakin luas terhadap permukaan langit.
Argumentasi kedua yang bisa dilihat untuk membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat adalah bayangan bumi yang jatuh pada permukaan bulan pada saat terjadi gerhana bulan. Kita mengetahui bahwa faktor alam dan faktor luar yang menyebabkan terjadinya gerhana bulan adalah karena bumi terletak pada posisi antara matahari dan bulan, dan menjadi penghalang pancaran cahaya dari matahari ke bulan, pada saat dimana bayangan bumi terefleksi pada permukaan bulan, dengan baik kita mampu menyaksikan bentuk bumi yang bulat dari bayangan yang jatuh ke permukaan bulan tersebut.[3]
Dan hal yang lebih menegaskan pada persoalan ini adalah apa yang diungkapkan oleh para antariksawan yang telah pergi ke antariksa dan mendarat di permukaan bulan, dan menyaksikan bentuk bumi yang bulat bundar dengan mata kepala mereka sendiri secara langsung, sebagaimana kita menyaksikan bulan yang berbentuk bulat, dan bahkan mereka pun memberikan hasil pemotretan bentuk bumi yang dilakukan dari permukaan bulan untuk kita.
Dengan melihat hasil pemotretan tersebut tidak ada seorang pun yang ragu terhadap bentuk bumi yang bulat.
Atmosfer merupakan Gas-Gas Pelindung Salah satu dari faktor yang memegang peran penting dalam kesiapannya membentuk kondisi kehidupan di muka bumi dan hingga kini masih tetap berada dalam tanggung jawabnya adalah atmosfer yang melingkupi bumi. Gas-gas padat yang memiliki diagonal kira-kira seribu kilometer ini merupakan penjaga dan pelindung planet bumi yang bertindak untuk menjaga kondisi bumi sebagaimana sebuah perisai baja.
Untuk memahami seberapa pentingnya atmosfer ini dalam membentengi kehidupan di muka bumi, cukup bagi kita untuk menggambarkan bahwa pada setiap harinya terdapat sekitar dua puluh juta batu-batu meteor dengan kecepatan 50 kilometer per detik yang mengarah ke bumi dan membombarder bumi, akan tetapi untungnya, begitu "bom-bom" yang mengerikan ini berhadapan dan bersentuhan dengan atmosfir bumi maka segera akan meledak dan akan hancur lebur sebelum sampai ke permukaan bumi, jika saja tidak ada gas-gas padat atmosfer yang bertindak sebagai penjaga dan pelindung bumi, maka hampir tidak ada kemungkinan akan kelangsungan hidup bagi seluruh makhluk di permukaan bumi ini.
Selain itu, atmosfer juga memiliki fungsi dan peran yang sangat mendasar dalam menjaga dan melindungi keseimbangan suhu dan temperatur permukaan bumi, dan atmosfer jugalah yang memindahkan air dan uap air dari permukaan samudera ke daratan, apabila tidak demikian, maka seluruh permukaan bumi akan berubah menjadi gurun sahara yang kering kerontang dan tanpa adanya wilayah yang layak untuk dihuni oleh makhluk.[4]
Massa dan Jarak Proporsional Bumi Salah satu faktor yang penting bagi kemunculan kehidupan di muka bumi adalah massa bumi yang proporsional. Seandainya saja bumi berukuran kecil sebagaimana ukuran bulan yang saat ini memiliki ukuran seperempat diagonal bumi, maka kekuatan daya tariknya untuk menjaga air dan udara yang ada di permukaannya tidak akan pernah mencukupi dan memadai, dan temperatur udara akan mengalami kenaikan hingga pada temperatur yang mematikan.
Dan seandainya massa bumi dua kali lebih besar dari yang ada saat ini maka daya magnetis yang dimiliki oleh bumi pun akan mempunyai kekuatan dua kali lebih besar dari daya magnetis yang ada sekarang, dan diagonal bumi akan muncul dalam bentuk yang sangat mengerikan, tekanan udara untuk setiap makhluk hidup akan bertambah dari satu kilogram per sentimeter persegi menjadi dua kilogram per sentimeter persegi, hawa musim dingin akan menjadi luar biasa dingin dan wilayah yang layak untuk dihuni akan menurun drastis.
Selanjutnya, apabila bumi memiliki ukuran sebesar ukuran yang dimiliki oleh planet matahari, maka kekuatan daya tariknya akan menjadi seratus lima puluh kali lipat lebih besar, dan ketinggian atmosfer akan menurun sejauh sepuluh kilometer, air tidak akan mampu mengalami proses penguapan, tekanan udara akan naik drastis menjadi seratus lima puluh kilogram per sentimeter persegi, walhasil, suatu makhluk yang semula memiliki berat satu gram akan memiliki berat seratus limapuluh gram, dengan demikian, tidak mungkin lagi bisa ditemukan adanya nafas kehidupan.
Sampai di sini kami telah menghitung peran massa bumi dalam menjaga kehidupan makhluk di muka bumi, dan sekarang mari kita analisa tentang jarak proporsional yang dimiliki oleh bumi terhadap matahari dalam kelanjutan hidup eksistensi-eksistensi bernyawa.
Jarak bumi dari matahari saat ini berkisar antara 150 juta kilometer, akan tetapi seandainya jarak ini berubah menjadi dua kali lipat lebih jauh dari jarak saat ini, maka temperatur matahari yang akan sampai ke permukaan bumi akan menjadi seperempat kali lebih rendah dari temperatur yang kita terima sekarang, dan kecepatan gerak bumi dalam orbitnya akan berkurang menjadi setengahnya, yang hal ini akan menyebabkan musim dingin memiliki panjang dua kali lipat dari yang seharusnya, seluruh eksistensi yang berada di permukaan bumi akan berubah menjadi es, sedangkan apabila jarak bumi kita dengan matahari setengah dari yang ada sekarang, maka suhu dan temperatur bumi akan naik menjadi dua empat kali lipat lebih panas, kecepatan gerak bumi dalam orbitnya akan menjadi dua kali lipat lebih cepat, masa empat musim menjadi setengah dan bumi akan menjadi sedemikian panasnya sehingga tidak memungkinkan kehidupan bagi seluruh makhluk di permukaan bumi.[5]
Bulan Yang dimaksud dengan bulan tidak lain adalah sebuah bulatan yang menjadi impian dan ilham bagi orang-orang yang sedang kasmaran serta para pencipta syair-syair. Berdasarkan perumpamaan yang diungkapkan oleh George Darwin, putera Darwin asal Inggris, yang terkenal mengatakan bahwa bulan adalah cucu matahari yang dilahirkan oleh bumi.[6] Menurut keyakinan ahli perbintangan ini, pada awalnya, jarak antara bumi dengan bulan sangatlah sedikit, akan tetapi dengan semakin berlalunya waktu, jaraknya dari bumi semakin menjauh, dan jarak serta keterpisahan ini hingga saat ini masih tetap berlanjut, dimana pada setiap tahunnya akan semakin menjauh sebanyak 12 sentimeter. Dengan perhitungan ini dan dengan memperhatikan jarak yang terdapat antara bumi dan bulan yang ada saat ini (sejauh 384. 550 kilometer) maka estimasi umur yang dimiliki oleh bulan tidak sedemikian banyak, yaitu tidak lebih dari 4 billion tahun.[7]
Pada permukaan bulan bisa disaksikan batu-batuan dan lobang-lobang yang sedemikian banyak. Lobang-lobang yang muncul karena letusan gunung berapi atau runtuhnya meteor-meteor langit ini tetap tinggal sebagaimana semula hingga beberapa masa, karena di bulan tidak ada atmosfer sebagaimana yang terdapat di planet bumi, demikian juga daya tarik yang dimiliki oleh bulan bisa dikatakan sangat rendah dan lemah yang hanya memiliki kekuatan sekitar seperenam dari kekuatan magnetik bumi.[8]
Kondisi Bulan Bulan yang memiliki diagonal 3.473 kilometer yaitu seperempat lebih sedikit dari ukuran diagonal yang dimiliki oleh bumi memiliki berat setara dengan 82 kali lipat lebih rendah dari berat bumi dan volumenya sekitar seperlima dari volume bumi. Di bulan tidak terdapat atmosfer udara sehingga tidak terdapat suara yang bisa terdengar dan seluruh tempat berada dalam kondisi diam dan sepi yang mutlak, tidak ada air maupun udara, tidak pula awan, ataupun angin. Dan karena di sana tidak terdapat udara maka majemuk berat badan yang dimiliki oleh seorang manusia biasa tidak akan lebih dari sepuluh gram. Di planet bulan, seorang manusia mampu mengangkat sebuah batu seberat puluhan ton sebagaimana mengangkat sebuah bola dan mampu menendangnya dengan satu kaki, selain itu juga karena tidak adanya atmosfer di planet bulan, (yang akan menyebabkan keseimbangan antara suhu dingin dan panas) siang hari yang ada di bulan memiliki temperatur yang setara dengan 100 derajat di atas nol, sedangkan malam harinya memiliki temperatur udara antara 80 hingga 100 derajat di bawah nol, satu hari di bulan setara dengan empat belas hari di bumi dan semalam di sana setara dengan empat belas malam di bumi.[9]
Sekilas Tentang Planet-planet Lain Pada akhir pembahasan kita ini, tidak ada salahnya apabila kita menyempatkan diri untuk melongok sepintas ke arah planet-planet lainnya yang ada dalam tata surya kita, karena kita sebagai para penghuni bumi berada dalam satu tata surya dengan planet-planet ini. Seandainyapun kita tidak memiliki hubungan sebab ataupun nisbat dengan mereka, paling tidak kita memiliki kedekatan dari sisi atmosfer dan perbintangan, dan akhirnya seluruh planet-planet ini termasuk planet tempat kita tinggal, yaitu planet bumi, merupakan anggota keluarga tatanan matahari dan rangkaian hubungan seluruh planet-planet ini seluruhnya berujung pada ibu planet, sang matahari.
Setelah pada pembahasan yang lalu, kita mengetahui sedikit informasi tentang matahari, bumi sebagai planet dimana kita tinggal dan bahkan bulan yang merupakan cucu matahari, maka bagaimana mungkin kita mengesampingkan planet-planet yang bersebelahan dengannya dan merasa tidak perlu untuk mengetahui informasi tentang keluarga dekat dari planet kita sendiri? Dan sekarang, inilah biografi singkat dari planet-planet tersebut:[10]
Mercurius, si Planet Kecil Mercurius yang merupakan planet berukuran kecil ini, memiliki jarak yang lebih dekat kepada matahari apabila dibandingkan dengan planet Venus. Dan sebagaimana Venus, planet ini bisa pula terlihat dari sebelum terbitnya matahari hingga sebelum terbenamnya matahari. Planet kecil ini berada pada jarak 58 juta kilometer dari matahari dan memiliki diagonal sepanjang 4852 kilometer. Siang hari yang terjadi di planet ini begitu panjang, dan setara dengan 88 harinya bumi kita. Planet ini tidak memiliki air, tidak pula udara, kalaupun terdapat udara, maka udara yang ada di planet ini sangat tipis. Bagian dari planet Mercurius yang berhadapan dengan matahari memiliki temperatur udara hingga setinggi tigaratus derajat celsius, pada bagian ini senantiasa terjadi angin topan sangat keras yang menerbangkan kerikil-kerikil panas ke segala arah, sehingga sering diumpamakan sebagai lingkungan yang mirip dengan neraka-jahannam.
Venus Yang dimaksud dengan planet Venus tidak lain adalah planet bersinar yang dikenal oleh semua kalangan. Planet yang sangat "pemalu" ini senantiasa menyembunyikan dirinya dari pandangan para ilmuwan yang penasaran di balik awan-awan tebal, dan karena itulah sehingga para ilmuwan tidak mampu menemukan informasi yang lebih mendetail tentang planet ini. Temperatur normal yang ada di planet ini diasumsikan berkisar antara lima puluh hingga tujuh puluh derajat. Para ilmuwan mengatakan bahwa kondisi yang dimiliki oleh Venus saat ini mirip dengan kondisi bumi pada usia mudanya, akan tetapi kondisi atmosfernya tidak sebagaimana yang dimiliki oleh bumi pada masa itu. Jarak antara Venus dengan matahari adalah seratus delapan juta kilometer.
Mars Planet Mars tidak lain adalah planet yang kita saksikan memiliki warna merah dan merupakan salah satu dari anggota keluarga tata surya kita. Planet yang terletak pada jarak 228 juta kilometer dari matahari ini memiliki bentuk badan yang sangat langsing, dan hanya memiliki diagonal yang berukuran 6.784 kilometer, sedangkan volumenya adalah enam kali lipat lebih kecil dari volume yang dimiliki oleh bumi. Kondisi atmosfer yang ada di planet ini sangat berbeda dengan kondisi atmosfer bumi, sedemikian sehingga apabila berat badan Anda di bumi adalah 55 kilogram, maka ketika Anda berada di planet ini berat badan Anda akan turun menjadi hanya 20 kilogram.
Jupiter Satu lagi planet yang merupakan salah satu dari anggota keluarga tata surya kita adalah planet Jupiter. Di dalam tatanan tata surya kita, planet ini memiliki keagungan yang khas, sedemikian sehingga apabila diperbandingkan dengan bumi, planet ini merupakan planet yang sangat besar, karena dia berukuran 295 kali lipat lebih besar dari ukuran bumi. Sekeliling planet ini diliputi oleh sesuatu yang mirip dengan gas-gas tambang batu bara. Gerak rotasi yang dilakukan oleh planet ini begitu cepat sedemikian hingga siang hari di planet ini hanya setara dengan 10 jamnya bumi.
Saturnus Saturnus yang memiliki ukuran 745 kali lipat lebih besar dari planet kita ini berada pada jarak sejauh satu setengah milyar kilometer dari matahari, dan gerakannya mengelilingi matahari memakan waktu hingga 30 tahun, dimana satu tahunnya planet Saturnus setara dengan 30 tahunnya bumi. Di sekeliling Saturnus terdapat sebuah cincin emas yang melingkarinya, cincin yang bercahaya ini terbentuk dari kumpulan batu-batu besar dan kerikil-kerikil serta debu-debu. Apabila dilihat dari sisi kuantitas bulan dimiliki, maka di antara seluruh planet-planet yang ada dalam tata surya ini, bumilah yang memiliki jumlah planet bulan paling sedikit, karena pada tata surya ini, planet Mars memiliki dua buah bulan, Mercurius memiliki empat buah bulan, Saturnus memiliki sembilan buah bulan, sedangkan Jupiter memiliki sebelas buah bulan yang masing-masing mengelilingi planet induk karena adanya daya magnetis yang dimilikinya.
Uranus, Neptunus, dan Pluto Pada tata surya kita terdapat pula planet-planet lainnya, dimana masing-masing biografi mereka akan kami sajikan secara berurutan sebagai berikut:
1. Uranus. Planet ini memiliki ukuran 63 kali lipat lebih besar dari ukuran bumi dan terletak pada jarak dua milyar 800 juta kilometer dari matahari. Temperatur udara yang ada di planet ini berkisar hingga 108 derajat. Planet ini ditemukan secara kebetulan oleh Willian Herschel pada tahun 1781 melalui teleskop miliknya secara kebetulan.
2. Neptunus. Neptunus yang merupakan salah satu planet dalam tata surya kita ini ditemukan berdasarkan sebuah perhitungan yang sangat cermat. Planet ini memiliki jarak empat setengah milyar kilometer dari matahari. Gerakan rotasi yang dilakukannya ketika mengelilingi matahari memiliki kelambanan yang sangat khas, karena lintasan dan orbit yang dilaluinya beritu panjang dan melelahkan, hal ini telah mengakibatkan setiap musim yang dimilikinya setara dengan 41 tahun dimana setiap tahunnya sebanding dengan 164 tahun bumi kita. Planet Neptunus memiliki kondisi atmosfer sebagaimana yang dimiliki oleh planet Uranus.
3. Pluto. Pluto merupakan salah satu planet yang tedapat dalam tata surya kita, yang ditemukan oleh seorang astrologi muda berkebangsaan Amerika bernama Glyde Tombauph. Planet ini berada dalam jarak 6 milyar kilometer dari matahari, dan karena jaraknya yang sangat jauh dari matahari, maka gerakan rotasinya dalam mengelilingi matahari berjalan sangat lamban dan memakan waktu yang begitu panjang, dimana setiap tahun waktu yang ada di planet ini sebanding dengan 255 tahunnya bumi.
Demikianlah gambaran singkat yang bisa kami sajikan di hadapan Anda tentang biografi umum dan kondisi-kondisi alam yang dimiliki oleh setiap planet-planet yang berada di dalam tata surya kita.
Catatan Kaki: [1] . Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap, pembaca bisa merujuk pada beberapa kitab, seperti "Sar Godhashte Zamin", yang ditulis oleh George Moff asal Amerika, demikian juga kitab "Peidoyesh-e Zamin", yang ditulis oleh Ashmiyat, "Zamin wa Sar Ghodhashte On" , yang ditulis oleh tulisan Rado, "Ofarinesh-e Jahon", yang ditulis oleh Ghamov, serta "Nujum-e Bi Teledkop".
[2] . "Nujum-e Bi Teleskop", tulisan Peer Rooso, hal. 46.
[3] . "Zamin wa Sargodhashte On", hal. 10.
[4] . "Itsbat Wujud-e Khuda", hal. 11, diambil dari makalah Frank Alan, dosen Fisika Universitas Cornell-Kanada.
[5] . Ibid, hal 13.
[6] . Meskipun ungkapan ini diragukan oleh para ilmuwan Rusia.
[7] . Setiap satu billion setara dengan seribu juta.
[8] . "Ofarinesh-e Jahon", tulisan George Mooff, hal. 9.
[9] . "Nujum-e Bi Teleskop", hal. 14.
[10] . Biografi pendek dari planet-planet selain planet bumi, yang kami bahas di sini, seluruhnya kami nukilkan dari kitab "Nujum-e bi Teleskop", penulis Peirous Wazz, dari hal. 27-41.