SEMUA PERLU TAHU

SEMUA PERLU TAHU0%

SEMUA PERLU TAHU pengarang:
Kategori: Ushuludin
Halaman: 14

  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 14 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Pengunjung: 74901 / Download: 2944
Ukuran Ukuran Ukuran
SEMUA PERLU TAHU

SEMUA PERLU TAHU

pengarang:
Indonesia
SEMUA PERLU TAHU SEMUA PERLU TAHU



Judul: Semua Perlu Tahu

Judul asli: Hamed boyad bedonand

Karya: Ibrahim Amini

Penerjemah: Faruq Dhiya

Penyunting: Arif Mulyadi

Setting: Widhy Arto

Desain Sampul: Eja Assagaf

Hak terjemahan dilindungi undang-undang

All rights reserved Cetakan I: Agusts 2006

ISBN: 979-3515-93-7

Diterbitkan oleh Penerbit Al-Huda PO. BOX. 7335 JKSPM 12073

e-mail: info@icc-jakarta.com

1
SEMUA PERLU TAHU

Daftar Isi

Prakata Penerbit

Pendahuluan
Anak Kecil dan Remaja

Tanggung Jawab Semua

Kelebihan Buku Ini


Makrifat Tentang Allah
Keberaturan dan Ketertiban Alam

Masa Kanak-kanak

Berilah Penilaian

Setiap Maujud Mungkin (Mumkin al-Wujud) Memerlukan Sebab

Sifat-sifat Allah

A. Sifat-sifat Tsubutiyah

Sebagian Sifat Tsubutiyah

Catatan yang Diperlukan

Sebuah Hadis

B. Sifat-sifat Salbiyah

Sebagian sifat salbiyah

Tauhid

Dalil kedua

Natijah (hasil) tauhid

Keadilan


Kenabian
Syarat-syarat Kenabian

Cara mengenal Nabi

Jumlah para Nabi

Muhammad Penutup Para Nabi

Mukjizat yang abadi

Sejarah ringkas Kehidupan Rasul SAW

Undang-undang Islam


Imamah
Sifat-sifat Imam

Ilmu Imam

Keutamaan dan kesempurnaan Imam

Mukjizat

Cara Mengenal Imam

Perbedaan Imam dan Rasul SAW

Penentuan pengganti Nabi dan jumlah para Imam

BIOGRAFI SINGKAT PARA IMAM

1. Imam Ali

2. Imam Hasan bin Ali

3. Imam Husain bin Ali

4. Imam Ali bin Husain

5. Imam Muhammad bin Ali

6. Imam Ja'far bin Muhammad

7. Imam Musa bin Ja'far

8. Imam Ali bin Musa

9. Imam Muhammad bin Ali

10. Imam Ali bin Muhammad

11. Imam Hasan bin Ali

12. Imam Muhammad bin Hasan al-Mahdi

Akidah kami tentang para Imam

Akidah Kita tentang kaum Muslimin Lainnya


Kebangkitan
Dalil Pertama

Dalil Kedua

Kematian

Alam barzakh

Kiamat dan kebangkitan massal

Surga

Neraka

Syafaat

Tobat

Akhlak



2
SEMUA PERLU TAHU

Prakata Penerbit
PERSOALAN akidah dalam Islam, paling tidak secara teoritis, bukanlah masalah dogmatis. Ia menuntut pembuktian secara rasional. Ketakmungkinan untuk menerima akidah secara dogmatis, setidaknya ada dua alasan yang dapat diajucan: Islam harus sanggup melawan arus ideologi dari "sang lain", seperti materialisme, spiritualisme tanpa Tuhan, dan sebagainya.

Pembekalan rasional atas akidah Islam akan menjadikan penegikutnya mampu membertahankan keyakinannya secara rasional dan pada saat yang sama ia bisa berbicara tanpa kendala komunikasi lantaran bahasa yang dipakai bersifat universal, yakni rasionalitas manusia.

Ketakmungkinan yang kedua adalah bahwa pencarian terhadap eksistensi Yang Mahatinggi merupakan sifat dasar manusia. Konon kata "manusia" yang bahasa Arabnya adalah insan, menunjukkan kerinduan pada sesuatu yang lebih tinggi.

Jadi, alih-alih lupa (nisyan) pada Sang mutlak, sesungguhnya manusia merindu ('uns) pada Yang Kuasa. Alhasil, manusia selalu mencari eksistensi di luar dirinya dan alam semesta. Jelaslah, hal itu mau tidak mau dilakukan melalui optimalisasi fakultas rasionalnya sebelum yang lainnya.

Buku ini merupakan upaya penulis untuk memandu pembaca-terutama yang tidak sempat menekuni secara intensif persoalan agama, secara khusus akidah-agar mendapatkan pemahaman rasional atas akidah.

Kekhasan penulis ini adalah kemampuannya untuk menyederhanakan sebuah persoalan yang rumit bagi sebagian orang. Karena itu, bagi mereka yang gemar terhadap pemikiran spekulatif, jangan harap menemukannya di sini.

Akhirnya, buku bagian pertama ini-yang mendedah masalah ketuhanan, kenabian, imamah, dan kebangkitan-bagaimanapun, layak untuk dibaca oleh siapa saja, karena "semua orang harus tahu".

Jakarta, Juli 2006

Penerbit Al-Huda



Pendahuluan
Apakah alam ini, ada penciptanya ataukah mewujud dengan sendirinya tanpa ada sebab? Jika ada penciptanya, lalu bagaimanakah sifat-sifat perbuatan-Nya? Apakah Tuhan telah menetapkan bagi kita suatu kewajiban sedikit pun ataukah tidak? Apakah para nabi itu jujur dalam pengakuannya ataukah mereka pembohong? Apakah setelah kehidupan di dunia ini akan ada kehidupan lain dan manusia akan melihat konsekuensi atau akibat dari segala perbuatannya?

Berdasarkan fitrah dan penciptaannya, akal manusia ingin menyingkap hakikat ini dan menangkap rahasia di balik tabir yang sangat misterius serta menemukan jawaban?dari semua pertanyaan tadi serta ratusan pertanyaan yang lain. Akal manusia memiliki kelebihan yaitu dapat membedakan akidah-akidah yang benar dari yang salah dan secara fitrahnya, akal manusia terus berupaya mencari hakikat dan sebab-sebab dari segala sesuatu dan tidak akan tenang sampai ia memiliki sandaran dan pegangan yang tetap.

Tema-tema mendasar seperti ini dinamai ush? ad-d?. Ush? ad-d? adalah persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pemikiran dan ruh manusia dan berhubungan dengan dalil-dalil atau burhan aqliyah dan semua gerakan dan perbuatan manusia serta program hidupnya bermuara dari sana. Dalam masalah ini, setiap mukallaf tidak diperbolehkan taqlid.

Sebaliknya, ia mesti meraihnya dengan dalil dan burhan. Andaikata manusia membangun bangunan akidahnya dengan fondasi yang kukuh dan mendasarkan program hidupnya dengan dasar akidah yang seperti itu, maka ruh dan pikirannya akan damai dan di saat itulah, ia akan dapat melanjutkan kehidupannya dengan intuisi yang tenang.


Anak Kecil dan Remaja
Waktu yang paling tepat untuk tarbiyah, adalah masa kanak-kanak dan remaja. Halaman otak dan ruh anak-anak dan remaja yang sederhana dan kosong laksana lembaran kosong yang dapat digambari apa saja.

Mereka yang masih polos ini?bila digembleng dengan benar dan diberikan pemikiran-pemikiran yang benar dengan dalil dan burhan?maka semua itu akan terpatri di otak mereka dan akan mendarah daging dalam diri mereka. Individu-individu seperti ini tidak akan sesat dan menyeleweng?di lingkungan manapun mereka hidup dan dengan siapapun mereka bergaul.

Bila mereka berada di tengah masyarakat yang rusak, mereka bukan kemudian mengikuti warna masyarakat itu, melainkan mereka akan berupaya menarik masyarakat yang rusak itu kepada kebaikan dan mewarnai masyarakat itu dengan kebaikan.

Namun sangat disayangkan, lapisan masyarakat yang besar ini?maksudnya kanak-kanak dan remaja?tidak memiliki tarbiyah agama yang benar dan tidak mendapatkan perhatian sebagaimana lazimnya. Akidah-akidah agama yang mereka miliki pada umumnya berasal dari ayah-ayah dan ibu-ibu mereka. Itu pun diperolehnya tanpa dalil dan burhan serta tanpa program. Karena itu, iman dan akidah mereka tidak dibangun di atas fondasi yang kukuh dan tiada sandaran yang kuat.

Kedua, mereka tidak jarang menganggap hal-hal kosong dan tidak berdasar sebagai bagian dari hakikat agama dan bahkan meyakininya. Mereka melenggang masuk ke sekolah dasar, kemudian ke jenjang pendidikan menengah (SMP), terus ke jenjang pendidikan berikutnya SMU hingga akhirnya memasuki lingkungan universitas.

Semua jenjang pendidikan tersebut ditempuh dengan membawa serta pemikiran dan akidah yang sangat tidak logis dan primitif. Selanjutnya, mereka berinteraksi dengan berbagai jenis manusia dengan segala macam akidah. Lantas, lantaran dasar keimanannya tidak kukuh, maka dengan sedikit saja keraguan atau kritikan, mereka akan menjadi bingung dan gundah.

Dari sisi ilmu dan pengetahuan, mereka belum sampai kepada satu tahap untuk dapat membedakan hak dan batil dan memisahkan antara yang baik dan yang buruk. Dari itulah, mereka berprasangka buruk terhadap agama itu sendiri secara dasarnya dam tenggelam dalam kebingungan dan tiada kepastian.

Tahu-tahu, mereka sudah keluar dan berpaling secara total dari agama atau, setidaknya, dasar akhlak dan perbuatan mereka menjadi goyah dan menjadi manusia yang tidak peduli. Kalian semua menyaksikan akibat dari tarbiyah salah dan meremehkan perkara tarbiyah yang sangat penting ini dengan sangat gamblang. Tiada seorang pun yang memikirkan jalan bagaimana untuk menyelamatkan manusia-manusia yang tak berdosa ini dari lembah kesesatan dan kejatuhan.


Tanggung Jawab Semua
Para pemuka agama, para ulama (ruhaniawan), para ayah-ibu, guru, pendidik, penulis, serta orang-orang kaya, mereka semua bertanggung jawab terhadap ancaman besar yang akan menjebloskan generasi akan datang ke lembah kesesatan (ateis) atau lemahnya akidah. Adalah benar, bahwa kita semua bertanggung jawab dan bila kita tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab ini, maka generasi mendatang akan mengutuk kita.

Pada hari kiamat nanti, kita akan diinterogasi dan ditanya. Maka tidak ada jalan lain, kecuali kita menyusun strategi yang benar dan program yang sempurna dan mengisi lembaran otak-otak lapisan-lapisan yang masih polos tadi dengan akidah yang benar dan dengan logika dan dalil. Akidah yang salah dan menyeleweng haruslah diperangi, dan haruslah disiapkan untuk mereka kitab-kitab ilmiah dan sederhana.

Selain itu, kita pun harus mendirikan perpustakaan, menyediakan bagi mereka buku-buku gratis atau setidaknya murah dan mendorong mereka agar suka membaca.


Kelebihan Buku Ini

Buku ini disediakan atau ditulis untuk generasi muda dan para pemula yang hendak mempelajari agama dan dalam penulisannya telah dipelihara poin-poin berikut ini:
1. Pembahasan-pemabahasan dalam buku ini, meskipun sederhana, namun syarat dengan dalil dan argumentasi demonstratif. Dalam kaitan dengan persoalan-persoalan rasional, dibawakan dalil-dali rasional sedangkan dalam hal-hal ubudiyah dan syariat ditulis berdasarkan ayat-ayat dan riwayat hadis dan di sebagian tempat yang penting diperjelas dengan penguat (madrak) atau bukti di dalam catatan kaki. Namun guna memelihara agar tetap ringkas, di sebagian pembahasannya tidaklah disebutkan madrak atau bukti.

2. Terdapat perbedaan tentang kelahiran dan wafat Rasululullah saw dan para imam suci. Namun guna memelihara agar tetap ringkas, penulis memilih salah satu pendapat dan lainnya tidak disebutkan.

3. Penulis dalam batas yang memungkinkannya telah berupaya untuk menyederhanakan pembahasan-pembahasan ilmiah sehingga mudah dimengerti semua. Dalam buku ini, penulis menghindari penggunaan kata-kata terminologis dan filosofis dan juga dalil-dalil yang bertele-tele dan melelahkan.

4. Penulis menghindari pula dari buku ini penyebutan persoalan-persoalan yang meragukan dan merusak serta lemah dan kurang manfaaat.

5. Dalam buku ini, penulis mendedah persoalan-persoalan yang bagi setiap Muslim sangat perlu mengetahuinya yang memperkenalkan agama Islam dengan sangat ringkas sehingga otak para pembaca menjadi siap dan dapat merujuk kepada kitab-kitab yang terperinci dan risalah-risalah amaliyah.

Khususnya mengenai furu' ad-din semuanya itu tidaklah disebutkan dan ditulis dengan begitu ringkasnya.


Pembahasan-pembahasan kitab ini secara keseluruhannya dibagi menjadi tiga bagian:
Pertama, persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pemikiran dan akal manusia dan digunakan argumentasi-argumentasi rasional dan tiada diperbolehkan taqlid di dalamnya.

Kedua, akhlak yakni persoalan-persoalan yang berkaitan dengan nafs dan perasaan manusia yang mengendalikan keinginan-keinginan dan menyeimbangkan jiwa serta menempatkan manusia di jalan yang lurus (shirah al-mustaqim) kemanusiaan.
Ketiga, furu' ad-din yakni kewajiban-kewajiban dan konsep-konsep ilmiah yang berhubungan dengan jasad manusia yang harus diamalkan.

Sebagai penutup, kami memohon dari para pembaca yang mulia, apabila Anda memiliki usulan atau pendapat, atau melihat adanya kekurangan di dalam buku ini, maka berilah peringatan kepada penulis, sehingga pada pencetakan berikutnya, bisa dimanfaatkan.

Qum, Hauzah Ilmiyah

Ibrahim Amini

Khurdad 1330



3
SEMUA PERLU TAHU

Makrifat Tentang Allah
ISLAM adalah agama ilmu dan pengetahuan. Ia menganjurkan kaum Muslimin agar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu pengetahuan. Islam meletakkan nilai seseorang dari kacamata ilmunya.

Dan, menurut agama suci ini, belajar ilmu merupakan suatu kewajiban umum dan diwajibkan bagi setiap Muslim. Dalam al-Quran Allah Swt berfirman, Apakah kalian mengira bahwa orang-orang yang alim adalah sama dengan yang jahil.*

Allah berfirman, ...niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang mukmin di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (QS. al-Mujadilah: 11).

Rasulullah saw bersabda, "Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap lelaki dan wanita Muslim."

Di lain kesempatan ayahanda Fathimah Zahra bersabda, "Manusia yang paling pandai adalah yang paling pandai belajar dari pengetahuan orang lain dan menambah ilmu pengetahuannya. Dan, manusia yang paling bernilai adalah orang-orang yang ilmunya lebih luas, sementara manusia yang paling tidak bernilai ialah mereka yang tidak memiliki pengetahuan sedikit pun."

Ali bin Abi Thalib as berkata, "Tiada harta karun yang lebih baik daripada ilmu pengetahuan."

Imam Ja'far Shadiq as berkata, "Aku tidak suka melihat para pemuda kalian, kecuali berada pada salah satu keadaan ini, entah pandai ataukah sedang menuntut ilmu. Apabila tidak kedua-duanya, mereka telah melakukan kesalahan dan telah menyia-nyiakan umur dan barangsiapa yang menyia-nyiakan umurnya, ia adalah pendosa dan masuk ke neraka."

Imam Muhammad Baqir as berkata, "Barangsiapa yang siang dan malamnya mencari ilmu pengetahuan, maka ia tergolong orang yang dirahmati oleh Allah Swt."

Rasulullah saw berkata kepada Abu Dzar, "Satu jam duduk di majelis ilmu adalah lebih baik di sisi Allah daripada seribu malam beribadah, yang setiap malamnya dilalui dengan shalat seribu rakaat."


Makrifah tentang Allah
Dunia ini memiliki Tuhan yang menciptakan dan mengaturnya. Tiada satu pun fenomena yang wujud dengan sendirinya ada tanpa ada penyebabnya. Misalnya, bila kita melihat sebuah bangunan baru, maka kita yakin bahwa bangunan tersebut dibangun oleh seorang insinyur dan para tukang, dan bangunan tersebut tegak berkat jerih payah dan kerja keras mereka. Kita tidak akan pernah berpikir bahkan memberikan kemungkinan bahwa bangunan tersebut berdiri dengan sendirinya tanpa adanya penyebab.

Bila kita meletakkan pena dan kertas putih di atas meja tulis kita, kemudian kita keluar kamar, dan sekembalinya ke kamar, kita menyaksikan kertas itu berubah menjadi hitam dan telah terdapat tulisan di halamannya, maka kita akan meyakini bahwa di saat ketiadaan kita tadi, ada orang yang pergi ke sisi meja dan menuliskan sesuatu di atas kertas tadi. Bila ada yang mengatakan, pena itu bergerak dengan sendirinya, dan menulis sesuatu, maka kita akan menertawakan omongan orang tadi dan bahkan menganggapnya gila.

Bila kita menyaksikan sebuah papan yang berisikan lukisan yang sangat indah dan gambar-gambar yang pemandangannya memukau siapa saja yang melihat, maka kita akan berkata pada diri kita, "Sungguh seniman yang melukis di papan ini, memiliki cita rasa yang sangat baik, dan papan yang sebelumnya tiada berharga berubah menjadi tinggi nilainya lantaran goresan tangannya yang lihai dan kecerdasannya yang luar biasa sehingga papan yang tak bernilai berubah menjadi hal yang sangat berharga.

Suatu ketika, katakanlah, kita duduk di dalam mobil sambil berbincang-bincang. Mobil yang kita kendarai melaju begitu cepat, tiba-tiba, mesinnya berhenti, dan mobil juga otomatis tidak lagi bergerak. Pengemudi yakin, bahwa mesin tidaklah berhenti tanpa adanya alasan dan rusaknya mobil itu pasti ada alasannya.

Tiada seorang pun dari yang menumpang mobil itu yang meragukan persoalan ini. Dari itulah, si pengemudi langsung turun dari kendaraannya dan mencari tahu penyebabnya hingga dia menemukan sebab yang menghentikan mesin dan berupaya memperbaikinya. Ia tidak akan pernah berkata, "Baiklah kita akan bersabar selama satu jam, mungkin mesin mobil ini akan betul dengan sendirinya dan bekerja lagi."

Bila jam Anda berhenti bergerak, maka Anda tidak ragu bahwa rusaknya jam Anda memiliki sebab. Demikian halnya gerakan jarum jam tidaklah tanpa alasan dan bekerjanya jam itu pun niscaya memerlukan sebab.

Anda mengetahui secara umum bahwa tiada satu pun fenomena yang muncul tanpa adanya sebab dan pencipta. Perasaan mencari tahu sebab merupakan fitrah seluruh manusia. Kini kami akan bertanya kepada Anda, apakah Anda memberikan kemungkinan bahwa alam yang terhampar luas ini tidak ada yang menciptakannya dan mewujud dengan sendirinya? Anggapan seperti ini sungguh mustahil terjadi.

Alam yang luas ini, bumi dan lautannya yang luas, bintang-bintang dan matahari yang besar, semua binatang yang menakjubkan, pepohonan yang berbagai jenis dan indah, dan pada akhirnya semua alam ini, mustahil tanpa ada yang mewujudkannya.


Keberaturan dan Ketertiban Alam
Sesungguhnya akal waras akan menghukumi bahwa sebuah bangunan yang begitu rapi-yang di dalamnya ada ketertiban dan susunan yang sangat detail dan teratur, adanya hubungan dan keselarasan yang sempurna, adanya prediksi-prediksi yang lazim dilakukan sehingga tiada satu pun kekurangan dan cela, sehingga bangunan itu memiliki listrik dan air, ruang makan, kamar tidur, ruangan menjamu tamu, kamar mandi dan sarana pemanas serta pendingin, dengan menggunakan pipa-pipa yang dipasang dengan begitu teliti dan keran-keran air yang ditempatkan secara sesuai dan pantas, serta memperhatikan dasar-dasar kesehatan sehingga bangunan itu menyerap sinar matahari yang cukup-tidaklah berdiri dengan sendirinya, melainkan dibangun oleh para pendirinya yang memiliki kemampuan yang luar biasa sehingga membangunnya dengan dasar arsitektur yang benar dengan ketelitian yang nyaris sempurna.

Setelah membawakan contoh ini, kini kami akan mengajak Anda memerhatikan salah satu sudut dari kehidupan siang dan malam kita.

Untuk melanjutkan hidupnya, manusia memerlukan makanan dan air agar mengobati rasa lapar dan dahaganya serta menyediakan kebutuhan yang lazim bagi sel-sel tubuh. Agar sel-sel tubuh kita tetap hidup dan melanjutkan kehidupannya, maka haruslah sel-sel tersebut memperoleh berbagai jenis makanan. Jika tiada mendapatkan atau kekurangan dari salah satunya, maka ia akan menghancurkan atau merusakkan kehidupan kita. Manusia memerlukan udara untuk bernapas, dan dengan jalan itulah, ia menarik zat yang berfaedah dari udara dan menolak racun tubuh.

Sekarang, cobalah kalian perhatikan, bagaimanakah semua kebutuhan dan keperluan tubuh kita ada dan tersedia di luar. Bila kita menghendaki makan, maka di luar telah tersedia. Bila kita menginginkan berbagai jenis makanan, maka sudah tersedia di luar. Bila kita memerlukan gandum dan beras serta sayuran serta buah-buahan dan daging serta hal-hal lainnya yang lazim, semua itu tersedia di luar.

Bila kita memerlukan air dan udara, semua itu ada. Kita memiliki kaki sehingga kita dapat mencari makan. Kita punya mata sehingga kita dapat menemukan makanan-makanan yang sesuai. Kita juga punya tangan sehingga dengannya kita dapat mengambil makanan, tangan kita ini diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keperluan-keperluan kita dengan baik, dan secara sepenuhnya berada di dalam kekuasaan kita. Ia bergerak, kemana pun yang kita kehendaki. Dengan kemauan kita, ia terbuka dan tertutup serta naik dan turun. Penciptaan jari-jari dan telapak tangan yang begitu teliti dan lembut sungguh amat menakjubkan.

Kita mengambil makanan dengan tangan dan meletakkannya di mulut. Mulut kita ini tercipta sedemikian rupa sehingga buka dan tutupnya tergantung keinginan kita. Bibir diciptakan sedemikian rupa sehingga menutup pintu mulut dan mencegah keluarnya makanan yang kita masukkan ke mulut itu.

Masalah yang mendasar adalah meskipun semua keperluan makanan tubuh terdapat di berbagai jenis makanan, namun bukan seperti itu langsung dapat dimanfaatkan oleh sel-sel. Makanan-makanan itu harus mengalami perubahan dan proses aksi-reaksi mendetail sehingga makanan tersebut dapat digunakan. Alat pencernaan melumat makanan terbagi dalam empat tahapan.


Secara ringkas, kami akan mengingatkannya:
Tahap pertama, kita mengunyah makanan melalui gigi dan menghaluskannya. Gigi-gigi yang diserahkan kepada kita begitu berkesesuaian dengan jenis makanan kita. Lidah itu bergerak di mulut dan makanan itu berada di bawah gigi sehingga lembut dengan baiknya. Selain dari itu, sebagaimana seorang petugas cukai yang benar, ia mengontrol dan memeriksa makanan.

Selain dari itu, ia juga membedakan mana yang buruk dan yang baik, yang sehat dan yang sakit atau rusak. Kelenjar-kelenjar ludah meneteskan cairan khusus di mulut sehingga makanan itu menjadi lembut dengan baik dan dimakan dengan mudah, selain dari itu, air mulut membantu proses pencernaan makanan dan mendatangkan pengaruh kimiawi yang cukup mencolok.

Tahap kedua, tatkala makanan itu dikunyah dengan baik, maka dari mulut akan masuk ke tenggorokan dan dari jalan kerongkongan lalu masuk ke lambung, dan ketika menelan makanan, mulut kecil menutup jalan hidung, dan tabir khusus menutup jalan pernapasan dan batang tenggorokan.

Tahap ketiga, makanan itu untuk beberapa lama haruslah berhenti di lambung sehingga dicerna. Di dinding lambung, terdapat ribuan kelenjar kecil yang meneteskan cairan khusus darinya dan melalui itu, makanan dicerna dan berubah menjadi cairan yang mengalir.

Tahap keempat, makanan masuk ke usus kecil. Pundi-pundi empedu meneteskan kelenjar besar yang bernama pankreas, cairan khusus di atas makanan, yang untuk mencernanya sangat lazimlah dan keharusan. Terdapat ribuan kelenjar kecil di dinding usus yang tetesan-tetesannya sangat berfaedah untuk pencernaan makanan.

Makanan di usus kecil berubah menjadi cairan yang encer, dan ketika itu, bahan makanannya disedot melalui dinding usus dan masuk ke darah. Kemudian darah menyampaikannya ke seluruh tubuh. Hati melalui detak-detak teraturnya menyampaikan zat-zat itu bersama dengan darah ke seluruh tubuh. Dengan demikian, masing masing sel-sel signifikan manusia mendapatkan makanan-makanannya yang sesuai.

Kini, berpikirlah sedikit, dengan adanya hubungan dan keberaturan yang mendetail yang berlangsung di antara anggota tubuh manusia dan fenomena-fenomena dunia lainnya, apakah mungkin seseorang mengatakan, manusia dan fenomena-fenomena dunia lainnya dengan sendirinya terciptakan?

Apabila kita merenungkan bangunan dalam wujud diri kita dan ketelitian yang begitu mendetail di dalam penciptaaan anggota tubuh dan susunan dan keteraturan yang begitu menakjubkan serta hubungan mendalam yang berlaku di antara anggota tubuh kita dan seluruh fenomena dunia, maka kita akan memperoleh sebuah persoalan bahwa manusia dan maujud-maujud lainnya tidaklah tercipta dengan sendirinya, melainkan memiliki pencipta yang menciptakan manusia dengan ilmu dan tadbir (kebijaksanaan yang teliti) dan memprediksikan semua keperluan manusia.

Adakah kekuatan selain dari kekuatan Allah Swt yang tiada batas yang mahabijaksana dan dapat menciptakan ketertiban dan kebersusunan yang menakjubkan di tengah fenomena-fenomena dunia? Apakah watak yang tidak memiliki kesadaran dan kehendak mampu menciptakan kelenjar-kelenjar ludah yang senantiasa membasahi mulut?

Apakah mulut kecil dan tabir penjaga batang tenggorokan? dengan tugasnya yang teramat berat-tercipta dengan sendirinya? Apakah semua kelenjar yang membasahi dinding lambung tiada yang menciptakannya? Kekuatan apakah yang memerintahkan kepada pankreas dan kantung empedu agar membasahi perut dengan cairan yang diperlukan terhadap makanan?

Apakah dua organ penting mengetahui nilai eksistensi dirinya? Kekuatan apakah yang memaksa hati sehingga tiada pernah berhenti-siang dan malam sibuk melaksanakan tugas dan menyampaikan bahan yang signifikan kepada negara-negara tubuh yang luas?!

Demikianlah adanya, selain dari Tuhan semesta alam dan Mahabijaksana, tiada seorang pun yang dapat mewujudkan keberaturan yang sungguh amat luar biasa ini di antara fenomena-fenomena dunia dan mengatur sistem penciptaan yang luar biasa.

Manusia yang paling pandai adalah

yang paling pandai belajar dari

pengetahuan orang lain dan

menambah ilmu pengetahuannya.

Dan, manusia yang paling bernilai

adalah orang-orang yang ilmunya

lebih luas, sementara manusia yang

paling tidak bernilai ialah mereka

yang tidak memiliki

pengetahuan sedikit pun


Masa Kanak-kanak
Kini marilah kita perhatikan sebagian besar dari kehidupan kita sendiri. Ketika kita lahir ke dunia, kita adalah maujud yang tidak bisa apa-apa. Kita tidak bisa berjalan untuk menyediakan makanan untuk diri kita. Bahkan tangan kita tidak mampu untuk mengambil makanan. Kita tidak memiliki gigi untuk mengunyah makanan, lambung kita tidak kuasa untuk mencerna makanan, sedangkan untuk anak-anak tiada makanan yang lebih sesuai daripada susu yang tidak dapat kita bayangkan.

Ketika kita lahir ke dunia oleh Allah, telah disediakan susu yang segar di buah dada para ibu kita. Kecintaan dan sayang telah ditanam pada jiwa ibu kita, agar ia mencintai dan menyayangi kita dan menjaga kita siang dan malam dan sama sekali tiada pernah mengeluh dan bosan menjaga dan mengasuh kita.

Setelah agak besar tangan, kaki, mata serta telinga dan lambung serta usus kita sudah lebih mampu, maka kita memerlukan makanan-makanan yang lebih berat, sedikit-demi sedikit gigi-gigi kita tumbuh di mulut kita dan kita dapat mengkonsumi makanan jenis lainnya.


Berilah Penilaian
Siapakah yang sedemikian mencintai kita dan saat kita masih kanak-kanak dan tidak mampu, telah memprediksikan semua kebutuhan kita? Siapakah Zat yang menciptakan bumi yang luas dan semua bintang besar dan matahari yang bersinar? Siapakah yang menciptakan alam raya ini dan menggerakkannya dengan teliti dan teratur? Siapakah yang mewujudkan siang dan malam secara kontinu dan musim semi dan musim panas dan lisan serta lambung, hati, paru-paru, ginjal, usus, tangan, kaki serta urat-syaraf dan organ tubuh lainnya?!

Apakah mungkin, watak yang tidak memiliki perasaan dan kehendak merupakan penyebab dari terwujudnya organ tubuh manusia dan hewan yang sangat menakjubkan, padahal, setiap dari organ tubuh, seperti mata sedemikian teliti dan detailnya sehinggga para cendekiawan sekalipun setelah melakukan penelitian yang begitu panjang, masih belum menguasai sepenuhnya detail dan keterperincian penciptaaan dan susunannya?

Adalah sangat mustahil, melainkan Allah Swt yang menciptakan segalanya, dan mengatur alam semesta? Allah Swt mencintai hamba-Nya dan menciptakan seluruh nikmat untuknya. Dialah yang selalu ada dan memberikan wujud atau eksistensi kepada ciptaan-Nya. Di hadapan-Nya, kita tunduk dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Selain Allah tiada yang patut ditaati dan disembah, dan di hadapan selain-Nya, kita tidak akan (pernah) bersujud dan menghamba.



4
SEMUA PERLU TAHU

Setiap Maujud Mungkin (Mumkin al-Wujud) Memerlukan Sebab
Setiap dari maujud di alam penciptaan kalau kita teliti dan kita pikirkan bagaimana ia diciptakan, maka secara intuitif, kita memahami, bahwa kita sebenarnya tidak memiliki sesuatu apapun dari diri kita, dan wujud yang kita miliki bukanlah dari jenis wujud dzatiyah (wujud secara esensial). Di dalam zatnya, adalah kosong dari wujud dan 'adam serta memiliki potensi untuk ada ataupun tiada.

Maujud yang seperti ini dinamakan mumkin al-wujud. Misalnya, apabila kita memerhatikan air, maka secara intuitif, kita menyadari bahwa air merupakan sebuah hakikat selain dari wujud dan juga bukan 'adam. Bukannya secara dzatiyah menuntut wujud ataupun 'adam, melainkan tiada menuntut satu pun dari kedua tadi. Ia dapat menerima eksistensi ataupun ketiadaan.

Semua peristiwa dan fenomena-fenomena dunia seperti air, di dalam kedudukan zatnya, kosong dari wujud dan 'adam (ketiadaan). Di sini akal Anda menghukumi, maujud dan fenomena-fenomena dunia lantaran di dalam maqam zatnya adalah tiada. Apabila dikehendaki, maka haruslah ada faktor lain yang menghilangkan keperluan dan kekurangan dzatiyah-nya dan memberikan eksistensi kepadanya.

Seluruh fenomena dunia yang kurang dan cacat dari segi dzatiyah-nya dan bersifat memungkinkan, dan tiada memiliki kemandirian dan wujud, maka akan berujung dan berakhir dengan wujud yang sempurna dan mandiri serta tiada memerlukan yang eksistensinya, yaitu (disebut) 'ain adz-dzat. Baginya, ketiadaan dan kebinasaan tidaklah mungkin.

Wujud sempurna seperti ini kita sebut wujud niscaya-ada (wajib al-wujud) dan Tuhan semesta alam. Allah Swt adalah 'ain al-wujud. Ketiadaaan dan kebinasaan tidak bisa dibayangkan untuknya. Ia berdiri di atas wujud-Nya dan seluruh wujud yang lain memerlukan, dan bergantung, kepada-Nya serta mendapat wujud dari-Nya.


Sifat-sifat Allah
Sifat Allah secara keseluruhan terbagi menjadi dua bagian, yang pertama sifat-sifat tsubutiyah (positif) dan sifat-sifat salbiyah (yang dinafikan) atau sifat jamal dan jalal.


A. Sifat-sifat Tsubutiyah
Setiap sifat yang bermuara dari kesempurnaan inti wujud dan menambah nilai wujud yang disifatinya, dan menyempurnakan zatnya-dengan syarat kejasmanian yang disifati dan perubahannya tidaklah dilazimkan-maka itu dinamakan sifat tsubutiyah atau sifat jamal, seperti ilmu, qudrah, kehidupan, berbicara, dan iradah (berkehendak).

Jika kita membandingkan dua maujud secara bersamaan, yang salah satunya adalah alim dan lainnya jahil, maka secara intuitif kita memahami bahwa maujud adalah seorang alim yang lebih sempurna dan lebih berpengaruh dan bernilai dari yang jahil. Dari situlah, kita dapat menghukumi bahwa ilmu merupakan salah satu dari kesempurnaan ashalat al-wujud. Sifat-sifat kesempurnaan lainnya, dapat kita kenali dengan perbandingan yang seperti ini.

Allah Swt memiliki semua sifat kesempurnaan (kamaliyyah) dan keagungan (jamaliyyah) dan semua itu adalah tsabit (tetap) bagi zat-Nya. Untuk membuktikan persoalan ini, kami akan mencukupi dengan dua dalil sederhana.

Dalil pertama, setiap kesempurnaan dan kebaikan yang ada di dunia semuanya itu diciptakan oleh Allah yang diberikan kepada maujud-maujud yang ada.

Karena itu, sebagaimana makhluk-makhluk di dalam inti wujudnya memerlukan Allah, kesempurnaan wujud dan sifat jamal juga memerlukan Allah. Sebagaimana halnya, inti wujud diberikan oleh Allah kepadanya dan sama sekali tiada memiliki kemandirian, mereka memperoleh kesempurnaan wujud dari Allah, maka pencipta semua maujud dan sifat kesempurnaaan mereka adalah Allah.

Kini, setelah Anda sedikit merenung, maka akal Anda akan mengatakan, Allah Swt yang memberikan semua kesempurnaaan kepada makhluk-makhluk-Nya ini.

Adalah tidak mungkin zat-Nya sendiri hampa dari kesempurnaan-kesempurnaan itu. Bila Dia tidak memiliki, maka Dia tidak akan dapat memberikannya kepada yang lain, karena sumber dan muara kesempurnaan tiada akan kosong dari-Nya. Lampu apabila ia sendiri tidak menyala, maka ia tidak akan dapat menjadi dian pelita bagi lain-lainnya. Minyak apabila ia tidak lumas ia tidak akan dapat melumasi benda-benda lainnya. Begitu juga kalau air tidak basah, maka ia tidak akan dapat membasahi lain-lainnya.


Dalam sebuah syair Persia dikatakan:
Zat yang tidak memiliki wujud,

lalu bagaimana ia akan dapat memberikan wujud?

Dalil kedua, zat Allah adalah eksistensi mutlak dan tiada sedikit pun memiliki batasan. Karena ia tidak terbatas dan kurang, maka tidak memerlukan selain-Nya.

Wujudnya tidak diambil dari selain-Nya, yakni wajib al-wujud. Karena itu, setiap sifat dari kesempurnaan wujud adalah permanen untuk Allah. Zat-Nya terhadap diri-Nya, tiada memiliki batasan dan tiada akan pernah kehilangannya. Apabila Zat Allah tidak memiliki kesempurnaan, maka ia akan memerlukan dan terbatas, dan wajib al-wujud, dan tiada akan kaya secara zat-Nya.

Dari dalil ini dan dalil sebelumnya, dapat dipetik suatu kesimpulan bahwa Zat Allah Swt pencipta alam semesta adalah sempurna dari segala sisi dan tiada terbatas dan memiliki semua kesempurnaan wujud dan sifat tsubutiyah.


Sebagian Sifat Tsubutiyah
1. Qudrah (kekuatan). Allah Swt adalah berkuasa dan mahakuat. Artinya, segala perbuatan yang memungkinkan, yang Dia kehendaki, Dia dapat melakukannya. Ia tiada pernah lemah untuk melakukan segala perbuatan, dan tiada pernah terpaksa untuk melakukannya dan kemampuan dan kekuasaan-Nya tiada terbatas.

2. Ilmu. Allah Swt adalah Maha Berilmu dan Bijaksana. Artinya, ia mengetahui segala sesuatu dan menguasai segala maujud dan fenomena dunia keilmuan. Tiada sesuatu apapun yang tersembunyi pada pandangan-Nya. Bahkan dia mengetahui pikiran dan niatan para hamba-Nya. Dalam semua keadaan, Dia mengetahui segala sesuatu.

3. Hidup atau hayat. Ia hidup artinya maujud yang melaksanakan perbuatannya atas dasar ilmu dan kekuatan serta kehendak. Allah Swt tidak seperti maujud-maujud hidup lainnya yang kehidupannya melalui bernapas atau gerak dan makan. Namun, lantaran perbuatan-perbuatan-Nya dilakukannya atas dasar ilmu dan kekuasaaan, maka kehidupannya stabil untuk-Nya.

4. Berkehendak (iradah). Allah Swt berkehendak, yakni perbuatan-perbuatan-Nya dilaksanakan atas dasar kehendak dan niat, dan tidaklah seperti api yang dalam membakar, tidak ada kehendaknya. Wujud Allah Swt adalah wujud yang sempurna, yang bekerja dengan kehendak dan tidaklah cacat pelaku yang tidak memiliki kehendak.

5. Melihat. Allah Swt Maha Melihat, yakni Dia melihat segala peristiwa dan fenomena yang dapat dilihat dan tiada satu pun fenomena yang gaib di hadapan-Nya.

6. Mendengar. Allah Swt mendengar, artinya Dia mendengar segala sesuatu yang didengar, dan tiada lalai dari suara apapun.

7. Qadim dan abadi. Allah Swt bersifat qadim, yakni selalu ada dan tiada didahului dengan ketiadaan. Ia abadi maksudnya akan selalu ada dan tiada memungkinkan ketiadaan dan kebinasaan bagi-Nya.

8. Allah Swt adalah eksistensi mutlak. Wujud-Nya adalah Zat-Nya itu sendiri. Dari itulah, dalam wujud, Dia tidak memerlukan selain-Nya dan selalu ada dan akan selalu ada. Tiada orang yang memberinya wujud sehingga Dia harus memuji lainnya. Allah lebih mulia dari waktu dan maujud-maujud zaman dan tiada berlaku kepadanya masa lalu dan akan datang.

9. Takallum (berbicara), yakni Ia dapat mengungkap hakikat untuk orang lain dan memahamkan maksudnya kepada mereka.
Sifat-sifat seperti ini dinamakan sifat tsubutiyah dan telah ditetapkan untuk Zat Allah.


Catatan yang Diperlukan
Lantaran kita manusia tidak sempurna dalam zat dan sifat kita, maka kita tidak dapat melakukan suatu pekerjaan tanpa indra dan sarana jasmaniah. Kita memiliki kekuatan, namun tanpa campur tangan anggota badan, maka kita tidak akan dapat melakukan suatu pekerjaan. Kita memiliki daya dengar, namun tanpa telinga dan urat syaraf, kita tidak akan mampu mendengar.

Kita memiliki kekuatan atau daya melihat, namun tanpa bantuan mata dan urat syaraf, kita tidak akan dapat melihat. Akan tetapi, Zat Allah, karena berada pada puncak kesempurnaan, dan sifat-Nya berada dalam batas tinggi kesempurnaaan, maka Ia melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga, dan bekerja tanpa anggota tubuh dan memahami tanpa urat syaraf dan otak.

Jalan untuk melihat dan mendengar bukanlah hanya terlaksana dengan mata dan telinga. Sehingga sekiranya, melihat dan mendengar berlaku tanpa indra, maka kita akan mengatakan bahwa itu bukan melihat dan mendengar. Padahal, hakikat melihat dan mendengar tiada lain adalah hal-hal yang dilihat dan didengar yang tidak tersembunyi atau tertutup bagi seseorang meskipun tanpa keterlibatan indra.

Sekiranya kita dapat melihat tanpa keterlibatan mata dan mendengar tanpa keterlibatan telinga, maka sudah pasti itu dapat dikategorikan sebagai melihat dan mendengar. Sebagaimana halnya, di alam mimpi, kita melihat dan mendengar tanpa mata dan telinga biasa.

Akan tetapi Tuhan semesta alam, lantaran Dia berada di puncak kesempurnaaan wujud dari sisi Zat dan Sifat, perbuatan-Nya berbeda dengan perbuatan-perbuatan manusia dan tiada istilah keperluan dan kekurangan di dalam pekerjaan-Nya.


Sifat Zat dan Sifat Perbuatan
Sifat tsubutiyah Allah secara garis besar terbagi menjadi dua bagian, sifat zat dan sifat perbuatan. Sifat zat adalah sifat-sifat yang senantiasa tetap untuk Zat Allah dan ketetapannya tidak bergantung terhadap sesuatu yang lain seperti ilmu, kuasa, dan hidup. Sifat-sifat ini senantiasa tetap pada zat Allah dan ketetapannya tidaklah bergantung atau bersandar terhadap wujud lainnya, melainkan 'ain ad-dzat itu sendiri. Allah Swt alim dari dahulu dan sampai kini dan seterusnya, bahkan sebelum ia menciptakan maujud. Dia berkuasa sebelum menciptakan sesuatu maqdur (yang ditetapkan). Dia selalu hidup. Allah Swt adalah ilmu itu sendiri, kekuatan, dan kehidupan itu sendiri. Kedudukan zat Allah Swt tidaklah kosong dari ilmu dan qudrah, sebab kalau tidak demikian, maka ia terbatas dan tidak sempurna dan memerlukan sesuatu, dan sesuatu zat yang terbatas dan naqish (tidak sempurna), ia tidak akan dapat menjadi wajib al-wujud.
Sifat Fi'il (perbuatan): sifat-sifat yang diambil dari sebagian kerja-kerja Allah, dinamakan sifat fi'il, seperti al-khaliq, ar-raziq, jawad, dan ghafur. Disebabkan Allah menciptakan maujud-maujud, maka dinamakan al-khaliq (pencipta), dan karena dia memberi rezeki, maka dinamakan ar-raziq. Dan karena dia memberi, maka dinamakan dengan al-jawad (yang dermawan). Dan karena, ia menutup aib-aib dan dosa-dosa hamba-Nya, maka ia dinamakan dengan al-ghafur. Sifat-sifat yang seperti ini, pada dasarnya menunjukkan sejenis hubungan khusus yang berlangsung antara Allah dan makhluk-makhluk-Nya.


Sebuah Hadis
Husein ibn Khalid mengatakan, aku mendengar dari Imam Ridho as yang berkata: " Allah swt senantiasa alim dan qadir dan hayyu (hidup) dan qadim serta maha mendengar dan melihat. Lantas aku bertanya kepada beliau: "Yabna Rasul, ada sekelompok orang yang mengatakan, Allah SWT senantiasa alim, tetapi ilmunya adalah lain atau terpisah dari dzatnya, dia qadim, tetapi keqadimannya itu merupakan tambahan dari dzatnya. dia maha mendengar, tetapi mendengarnya itu di luar dzatnya, ia bashir (maha melihat), tetapi penglihatannya terlepas dari dzat-Nya; Imam Ridho as mengatakan: "Barang siapa yang meyakini bahwa sifat-sifat Allah adalah terpisah dari dzatnya dan dianggapnya qadim, maka ia tergolong musyrik dan bukanlah pengikut kami. Allah SWT senantaiasa alim, qadir, dan hayyu serta qadim, bashir dan sami'. Akan tetapi, sifats-fat inin merupakan Zat-Nya itu sendiri.'"



5
SEMUA PERLU TAHU

B. Sifat-sifat Salbiyah
Setiap sifat yang menunjukkan bahwa Allah tidak memiliki kekurangan dan aib (cela), maka itu dinamakan dengan sifat-sifat salbiyah dan sifat jalal. Dzat Allah adalah sempurna, dan sama sekali tidak memiliki kekurangan dan cacat. Setiap sifat yang merupakan kekurangan untuk Allah--haruslah dinafikan dari Allah.


Sebagian sifat salbiyah
1. Allah swt tidak terdiri dari beberapa bagian atau susunan, setiap maujud yang terbuat dari dua bagian atau lebih, maka ia dinamakan murakkab. berbeda dengan Allah swt , dia bukan murakkab dan tidak memiliki bagian, karena setiap yang murakkab rangkapan, ia memerlukan bagiannya.

Allah adalah satu dan tidak memiliki

sekutu dalam penciptaam dunia. Allah

adalah pelaksana semua urusun dunia

ini dan selain-Nya tiada pencipta dan

pemberi. Semua maujud dari yang

besar hingga yang kecil, adalah

ciptaan Allah. Dalam

menciptakannya, Dia tidak

memerlukan bantuan


Tanpa keberadaan bagian-bagiannya itu, ia mustahil menemukan wujudnya. Sekiranya Allah adalah murakkab, maka mau tidak mau dia memerlukan bagian-bagiannya. Dan dzat yang memerlukan dan memiliki kekurangan, ia tidak dapat dinamakan wajib al wujud. Selain dari itu, setiap yang murakkab memerlukan penyebab agar membentuk atau menyusun bagian-bagiannya dan mewujudkan sebuah murakkab dari penyatuannya.

Sekiranya Allah itu murakkab, maka ia memerlukan illah (penyebab). Sedangkan dzat yang tidak sempurna dan memerlukan penyebab, maka ia tidak bisa dinamakan dengan wajib al wujud.

2. Allah swt bukanlah jisim (materi), karena jism adalah murakkab, dan sebelumnya telah dibuktikan bahwa Allah bukan murakkab, maka ia juga otomatis bukan materi. Disamping itu, setiap jism memerlukan tempat dan untuk berada di tempat itu, dan ia tidak akan menemukan wujud tanpa tempat, sedangkan Allah yang menciptakan tempat itu sendiri, ia tidak memerlukan semua itu. Maujud yang berupa fisik atau jism, dan memerlukan tempat, ia bukanlah wajib al-wujud.

3. Allah SWT tidak bisa dilihat, yakni, ia tidak dapat dilihat oleh mata. Karena, hanyalah jism (benda) dan kekhususan jisim yang dapat dilihat dengan mata, sedangkan sebelum ini telah dibawakan dalilnya bahwa Allah bukanlah jism, dari itulah, Allah tidak akan dapat dilihat dengan mata.

4. Allah tidak jahil dan dungu, karena sebelum ini--di dalam pembahasan sifat stubutiyah telah terbuktikan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, dan ilmunya tiada terbatas, kejahilan dan kedunguan merupakan suatu kekurangan dan cela yang tidak memiliki celah untuk memasuki wujud Allah yang sempurna.

5. Allah swt tidak lemah, karena sebelumnya--dalam pembahasan qudrah telah terbuktikan bahwa Allah SWT memiliki kemampuan untuk melakukan apa saja dan ia tidak lemah untuk melakukan apa saja yang bersifat mungkin, dan bagi kekuasaannya tidak dapat digambarkan adanya batas. Kelemahan dan ketidakmampuan merupakan suatu aib dan kekurangan yang besar yang tidak berlaku untuk dzat Allah yang sempurna.

6. Tidak berlaku perbuhan dan peristiwa di dalam dzat Allah. Perubahan dan yang menyerupainya tidak terjadi di dalam wujud-Nya, dia tidak menjadi tua, tidak sakit, tidak lupa , tidak penat dan tidur, dan tidak pernah menyesal karena melakukan sesuatu perbuatan, karena sifat -sifat sejenis ini merupakan pengaruh dari jasmani dan metarial, dan karena--sebelumnya telah terbuktikan bahwa Allah bukan jism dan meteri, maka di dalam wujud Allah tidak terjadi peristiwa atau kejadian yang seperti ini.

7. Allah SWT tidak memiliki sekutu, dan anda akan membaca dalil persoalan ini di dalam pembahasan tauhid.

8. Allah tidak memiliki tempat, dan tidak berada di tempat, bukan di langit, bukan di bumi, karena ia bukan jisim, sehingga menempati satu tempat.
Allah yang menciptakan tempat, maka ia lebih mulia dan lebih tinggi dari tempat, dan tidak memerlukannya. karena ia menguasai semua maujud. Tiada satupun wadah yang dapat cukup menjadi wadah atau tempat bagi wujud-Nya, dia ada di mana-mana dan berkuasa dan muhith terhadap segala sesuatu, tetapi bukannya dengan arti, dia seperti benda yang besar yang menempati dan mengisi seluruh penjuru bagian dunia ini , melainkan karena dia adalah wujud yang mutlak, dan tiada terbatas dengan batasan apapun, dan tidaklah bergantung kepada tempat, maka ia berkuasa ( muhith) terhadap segala sesuatu dan tiada terpisah dari-Nya. Untuk Allah, tidak dapat dikatakan, di sini dan di sana.

Adapun, mengapa kita menengadahkan tangan kita ke langit sewaktu berdoa, hal itu bukannya , kita meyakini Allah berada di langit, melainkan, kita ingin dengan cara ini, menunjukkkan kehinaan dan ketidakmampuan kita dan menggambarkan seorang peminta yang gelisah dan benar-benar memerlukan.

Jika kita menamakan masjid dan Ka'bah sebagai rumah Allah, hal itu lantaran, Allah disembah di sana, dan dia sendiri yang memberikan kemuliaan kepada rumah itu dan menyebutnya sebagai rumah-Nya.

9. Allah SWT tidak memerlukan, dan ia tiada memerlukan terhadap apapun jua dan siapapun juga, karena dzat Allah adalah sempurna dari segala sisi, dan tidak memiliki kekurangan sehinggga memerlukan yang lainnnya, jika ia memerlukan sesuatu, maka ia kurang dan terbatas, dan bukan wajib al wujud.

Dan bila Allah menentukan kewajiban-kewajiban serta tugas, hal itu bukan lantaran , dia memerlukan shalat dan puasa serta ibadah kita, melainka dia ingin mensucikan dan menerangi ruh dan jiwa kita melalui ibadah serta perbuatan perbuatan yang baik, sehingga kita menemukan kelayakan untuk kehidupan akhirat yang baik dan menggunakan nikmat-nikmatnya yang abadi.

Dan apabila dia menghendaki agar kita mengeluarkan zakat dan khumus atau shodaqoh, serta berbuat baik kepada manusia-manusia sejenis kita, serta berada di barisan tedepan dalam kebajikan kebajikan sosial, bukan karena dia memerlukan bantuan materi kita, melainkan, semua perintah tadi ( khumus, zakat dan shodaqah mustahab ) merupakan sebuah keharusan dan kepereluan bagi pengelolaan urusan sosial kita dan menguntungkan bagi bangsa secara umum.

Dan Allah mewajibkan penunaian sebagian dari perintah itu dan ada juga yang tidak sampai diwajibkan melainkan sangat ditekankan seperti memberi sedekah, dan membangun hal hal yang manfaatnya kembali kepada publik.

Disamping itu, membelanjakan harta di jalan Allah dan membantu serta berbuat ihsan kepada orang-orang yang memerlukan serta membangun hal hal yang baik, ia sendiri merupakan sejenis ibadah besar yang menyebabkan kesempurnaan jiwa dan meraih pahala pahala akhirat.

10. Allah SWT tidak dzalim , anda akan membaca dalil dari persoalan ini di dalam pembahasan keadilan.


Tauhid
Allah adalah satu dan tidak memiliki sekutu dalam penciptaan dunia. Allah adalah pelaksana semua urusan dunia ini dan selain-Nya tiada pencipta dan pemberi. Semua maujud dari yang besar hingga yang kecil, adalah ciptaan Allah, dan dalam menciptakannya, dia tidak memerlukan bantauan, dan ini didukung oleh beberapa argumen.


Dalil atau argumen pertama:

" Apabila ada dua Tuhan atau lebih, maka akan terjadi seperti berikut ini.
Kemungkinan pertama: " Masing-masing dari dua tuhan tadi, menciptakan semua maujudat atau makhluk secara mandiri, yakni setiap maujud menemukan wujudnya dalam dua tahap dan setiap Tuhan mewujudkannya dengan mandiri atau sendiri-sendiri. Kesalahan atau kebatilan asumsi ini akan jelas , bila mau sedikit saja merenung, karena, setiap maujud tidak memiliki lebih dari satu wujud, dan dari itulah, ianya tidak dapat memiliki lebih dari satu pencipta dan khaliq, setelah Allah memberikan wujud kepadanya. adalah tidak mungkin, ada faktor lain yang memberikan eksistensi kepadanya atau dengan istilah, tahshil hashil (mencari sesuatu yang sudah didapat) dan pengaruh dua sebab di dalam satu ma'lul (akibat) adalah suatu kemustahilan.

Kemungkinan kedua: kedua Tuhan tadi menciptakan maujud atau makhluk dengan saling bekerjasama antara satu dengan lainnya, sehingga setiap maujud adalah makhluk atau ciptaan dua Tuhan dan masing-masing Tuhan merupakan bagian dari sebab dan separuh dari yang membuat.

kemungkinan tadi juga batil dan tanpa dasar. Karena, kerjasama dua Tuhan adalah disebabkan kekurangan dan keperluan, dan tidak kuasa menciptakan sesuatu sendirian dan dengan tanpa bantuan, sedangkan sifat kurang dan lemah adalah jauh dan tidak sesuai untuk Allah SWT. Dan jika dikatakan, masing-masing dari Tuhan dapat menciptakan Tuhan dengan sendirinya, namun dalam pada itu, mereka berkompromi dan menciptakan makhluk dengan kerjasama, seperti halnya beberapa orang yang mengangkat sebuah batu besar , padahal masing-masing dapat mengangkat batu itu sendiria.

Kemungkinan ini juga tidak benar, karena dua sebab dan pelaku yang dapat melakukan sesuatu sendirian, bila mereka menutup mata dari kemandirian dan meminta bantuan dari tenaga yang lainnnya, dan melakukan perbuatan dengan kerjasama dan bantuan, hal itu bukanlah tanpa tujuan. Yaitu, mereka mungkin ingin menghemat energi atau tenaga yang mereka keluarkan ataupun mereka ingin agar selamat dari penentangan dan makar dari selain dirinya, ataupun mereka takut terhadap masing-masing , al hasil, mereka memerlukan kompromi dan kerjasama.

Padahal, rasa perlu dan kemiskinan apapun jenisnya sama sekali tidak berlaku untuk Allah SWT.

Selain dari itu, setiap dari anggapan Tuhan yang seperti itu, lantaran ia mengetahui mashlahat penciptaan dunia dan mampu mewujudkannya, dan ilmu serta kekuatannya adalah dzatnya itu sendiri. dan tiada kebakhilan atau kepelitan di dalam wujud-Nya , maka dia harus mandiri dan merdeka di dalam penciptaan alam semesta dan berkehendakl sesuai dengan ilmu dan kekuasaan.

Sebagai hasilnya, tampaknya lazim, bahwa masing-masing dari dua Tuhan --dalam anggapan di atas-- untuk menciptakan alam sendiri tanpa bantaun siapapun dan secara mandiri, dan padahal sebelumnya telah terbuktikan bahwa pengaruh dua sebab di dalam satu akibat atau ma'lul adalah perkara yang mustahil.

Kemungkinan ketiga, dua Tuhan tersebut menciptakan makhluk di dunia ini dengan membagi antara mereka dan masing-masing dari kedua Tuhan itu menciptakan sebagian atau sekelompok makhluk atau maujud secara sendirian atau mandiri dan tidak mencampuri dalam penciptaan makhluk yang lainnnya.

Kemungkinan atau anggapan seperti ini juga tidak benar, karena, masing masing dari kedua Tuhan yang seperti itu, apabila ua mengetahui kemashlahatan dan memiliki kemampuan untuk mewujudkannya. maka ia harsulah menjadi penciptanya dan kelazimannnya adalah dua sebab berlaku terhadap satu akibat atau ma'lul. Dan kebatilan asumsi seperti ini telah terbuktikan sebelumnya, Dan pabila Tuhan yang satu tidak mengetahui mashlahatnya, ataupun tidak mampu menciptakannya ataupun pelit untuk itu, maka ia tetap saja tidak sempurna dan tidak layak menjadi Tuhan.


Dalil kedua
Salah satu dari dua Tuhan ?di dalam anggapan tadi ---bilamana ia menciptakan sebuah maujud, sedangkan Tuhan yang lainnya memutuskan untuk memusnahkanny, sekiranya Tuhan yang pertama dapat membela makhluknya dan mencegah perbuatan Tuhan yang kedua, maka berarti Tuhan yang kedua itu lemah dan tidak layak menjadi Tuhan. Dan bila Tuhan tidak dapat menjaga makhluk buatannya, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai Tuhan.


Natijah (hasil) tauhid
Lantaran kita meyakini akan keesaan Tuhan dan kita melihatnya sebagai satu-satu-Nya yang berkuasa di dunia ini, maka selain dari dia, siapapun dia dan apapun dia, maka kita menganggapnya lemah dan tidak berdaya. Dan selain Allah, tiada yang kita anggap memiliki kekuasaan dan wajib ditaati, dan kita tidak akan bersujud dan tunduk di depan siapa pun.

Kita tidak akan menampakkan penghambaan untuk selain Allah. Dan kita tidak akan menyerahkan kehendak dan kebebasan kita di tangan siapapun. Dan di depan manusia manapun, kita tidak akan melakukan penghormatan dan pujian yang melampaui batas , dan kita melihat menjilat-jilat dan merunduk-runduk di depan manusia sebagai budi pekerti yang tidak terpuji.

Dan kita memuliakan dan menghormati para Nabi dan Imam serta pemuka agama dan kita mematuhi perintah-perintah mereka, hal itu lantaran Allah mewajibkan kita untuk taat kepada mereka serta mengikuti manusia-manusia suci tersebut. Perintah manusia-manusia suci itu selalu di garis untuk menyebarluaskan hukum dan undang-undang agama, dan mereka tidak akan pernah melampaui perbatasan agama.

Kita mengunjungi dan berziarah ke makam para Nabi dan Imam dan memuliakan makam mereka, namun bukannya dengan tujuan menyembah dan ibadah, melainkan dengan tujuan penghormatan dan mengangungkan kedudukan spiritual dan kequdusan serta kesucian mereka.

Kita memperbaiki dan membangun makam mereka dan kita pergi menziarahi mereka, adalah untuk berterimakasih terhadap pengorbanan dan perjuangan agama yang mereka lakukan serta menghargai kedudukan tinggi manusia-manusia suci itu dan kita memahamkan kepada orang lain bahwa barang siapa yang bersusah payah di jalan Allah, dan berupaya untuk memberi petunjuk kepada masyarakat , maka mereka tidak akan pernah dilupakan di dunia ini.

Kita melakukan munajat dan berdoa di makam mereka ?manusia-manusia pilihan Allah tersebut?sebab tempat dimana jasad mereka dikubur, adalah tempat yang suci dan di tempat-tempat itulah, kita menyampaikan hajat dan ampunan kepada Allah dan kita jadikan ruh-ruh suci manusia-manusia ilahi itu sebagai syafaat dan wasilah.


Keadilan
Allah SWT adalah adil, dan tiada berbuat dzalim kepada siapapun. Dan perbuatan yang buruk tidak akan keluar dari Allah, semua perbuatannya adalah berdasarkan hikmah dan mashlahat, dan ia tidak akan membiarkan perbuatan-perbuatan baik para shalihin sia-sia tanpa pahala dan Allah tidak melanggar janji, tidak berbohong, dan tidak akan menyerat orang-orang yang tidak berdosa ke neraka, dengan dua dalil.


Dalil pertama
Orang yang berbuat dzalim, ataupun melakukan perbuatan buruk, tidak keluar dari tiga kemungkinan ini, pertama, ia tidak menyadari sisi buruk perbuatan itu dan disebabkan ketidaksadarannya itu, ia melakukan sebuah kedzaliman. Ataupun ia mengetahui sisi buruk kedzaliman, namun dia melihat sesuatu ada di tangan orang lain sedangkan ia tidak memilikinya dan ia dalam keadaan butuh dengan benda itu sehingga ia mendzalimi mereka dengan tujuan memperoleh hasil dari jerih payah mereka.

Misalnya seorang juragan yang berbuat sewena-wena terhadap para pekerjanya dan mensia-siakan hak hak mereka, ataupun seorang dzalim yang melanggar hak-hak orang-orang tertindas, dan itulah yang membuatnya melakukan kedzaliman dimana dia melihat dirinya kekurangan dari segi uang dan kemampuan dan ingin mengurangi hasil dari orang lain dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dengan cara merampas , ataupun dia mengetahui keburukan kedzaliman dan ia juga tidak membutuhkan, namun ia melakukan kedzaliman tersebut dengan tujuan membalas dendam ataupun bermain-main.

Setiap orang yang berbuat kedzaliman-mau tidak mau-pasti memiliki diantara orientasi ini, akan tetapi Allah SWT tidak pernah melakukan kedzaliman, karena tiada dapat dibayangkan suatu kejahilan dan kebodohan tentang diri-Nya dan ia mengetahui semua mashlahat dan sisi baik dan buruk segala sesuatu. Dia mahakaya dan tidak memerlukan apa pun dan tidak memerlukan suatu apapun dan juga suatu pekerjaan apapaun. Dan dari-Nya tidak keluar suatu perbuatan yang sia-sia dan permainan. Oleh karena itulah, suatu ketidakadilan tidak dapat dibayangkan dan dinsibatkan kepada-Nya.


Dalil kedua
Akal kita menyadari bahwa kedzaliman merupakan suatu pekerjaan yang buruk dan tidak terpuji. Semua orang yang berakal bersepakat dengan persoalan ini. Allah SWT juga melarang manusia berbuat kedzaliman melalui para Nabi dan manusia-manusia pilihan-Nya. Dari itulah, bagaiman mungkin, Allah SWT melakukan suatu kedzaliman yang dianggapnya buruk dan Allah sendiri melarang perbuatan itu?

Hanya saja, semua manusia tidaklah sama dan tidak berada di peringkat yang sama. Melainkan terdapat perbedaaan dari segi kemiskinan dan kekayaaan, ketampanan, kecantikan, dan lain sebagainya, dan juga dari segi cacat atau tidak.

Sebagian orang mengalami mushibah atau benca yang menyedihkan , namun semua itu adalah disebabkan serangkaian sebab-sebab dan faktor-faktor alamiah dan suatu kelaziman yang tidak bisa dipisahkan dari alam meteri, dan dalam sistem penciptaan dunia meteri, tiada jalan untuk lari dari itu semua. Faktor-faktor alamiah dan adakalanya manusia itu sendiri juga berperan banyak dalam mewujudkannya , namun bagaimanapun juga, tiada larangan anugerah dari Allah.

Setiap maujud mencari anugerah dari Allah dalam kapasitas potensi dzatiyah-nya dan bantuan sebab-sebab dan kondisi alamiah dari Allah. Allah SWT tidak memberikan kewajiban atau tugas kepada seorangpun di luar batas kemampuannya, dan upaya serta kerja seseorang tidak akan sia-sia dan untuk setiap orang ?dalam batasan sikonnya kondusif, terbuka jalan kemajuan dan peningkatannya.



6
SEMUA PERLU TAHU

Kenabian
Allah SWT mengutus para Nabi guna memberi petunjuk kepada manusia dan menyerahkan kepadanya hukum-hukum yang diperlukan kepada manusia. Dalil persoalan ini, adalah tujuan penciptaan manusia bukanlah hanya untuk hidup beberapa saat di dunia ini, dan memperoleh nikmat-nikmat ilahiyah, dan menyelesaikan priode dan usia pendeknya yang terbatas dengan ribuan usaha dan jerih payah dan mebertahan di dalam menghadapi berbagai jenis penderitaan, lantas mati dan binasa.

Apabila seperti ini, penciptaan manusia dan dunia akan sia-sia dan tiada berguna. Sedangkan Allah SWT adalah mustahil melakukan sesuatu yang sia-sia , maha suci Allah SWT dari itu semua.

Allah SWT menciptakan manusia untuk tujuan yang lebih tinggi. Allah SWT menciptakan manusia untuk memperoleh keutamaan dan kesempurnaan insani dan mendapatkan kelayakan untuk memperoleh kedudukan dan maqom yang menyampaikannya kepada pahala di akhirat kelak.

Oleh yang demikian, manusia memerlukan program yang sempurna dan hukum-hukum serta undang-undang sosial yang dari satu sisi mendisiplinkan kehidupan dunianya dan mencegah gangguan dan kearoganan orang-orang lain, dan menjamin hak-hak dan kebebasan serta ketenangannnya.

Dan di sisi lain, undang-undang tersebut memberikan jalan bagi kesempurnaan kemanusiaaan dan shirat mustaqim keberagamaan dan kembali kepada Allah SWT dan mengajarkan kepadanya jalan kesempurnaaan kesempurnaaan dan kemuliaaan jiwa, dan memberitahu tentang akhlak-akhlak yang buruk dan sebab sebab penyelewengan , namun akal yang pendek dan kurang manusia tidak mampu membuat dan menyusun undang-undang dan konsep-konsep sempurna seperti ini dan menyerahkannya kepada ummat, sebab:

Pertama, ilmu dan informasi manusia adalah terbatas dan kurang, dan tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai kebutuhan manusia dan sisi sisi baik dan buruk serta bagian-bagian konflik atau sengketa antara undang-undang tersebut.

Bukti dari klaim ini adalah bahwa ummat manusia sejak awal kelahirannnya hingga sekarang, senantiasa berupaya untuk menyusun undang-undang yang sempurna untuk mengatur masyarakat, dan mereka telah bersusah payah di jalan ini dan membelanjakan uang yang banyak , akan tetapi sampai saat ini, mereka belum dapat menemukan undang undang yang diinginkan dan ideal itu, setiap hari mereka mengesyahkan undang undang, namun tidak lama kemudian, manusia menyadari akan kekurangannya, ataupun secara total merombaknya ataupun memperbaikinya dengan meratifikasi ( tabshirah-tabshirah) pasal-pasal yang baru.

Kedua, gharizah atau naluri egoisme dan mencari keuntungan di dalam jiwa para peletak undang-undang manusia itu tidak pernah mengijinkan untuk menutup mata dari kepentingan diri dan sanak keluarganya dan mereka tidak dapat melihat manusia dengan pandangan yang sama dan menjadikan kemashlahatan dan kepentingan manusia secara umum sebagai tujuannya dan setiap kali mereka memutuskan untuk tidak mengikuti dorongan keegoannya dan fanatisme dan menunjukkan prinsip kemanusiaa yang benar itu, namun pada akhirnyam watak dan nalurinya yang liar mengalahkan niat baik itu dan di luar kesadarannnya, ia telah berada di jalur mencari keuntungan.

Faktor berikutnya, para penyusun undang-undang manusia tidak mengetahui keutamaan dan kesempurnaan spiritual dan jahil terhadap program hidup spiritual. Dan mereka tidak melihat kebahagiaan manusia kecuali pada sisi urusan bendawi, padahal, kehidupan duniawi manusia tidak terlepas dari kehidupan spiriualnya, dan berlangsung hubungan yang dalam antara mereka.

Hanya, pencipta manusia dan alam ini yang mengetahui dengan sepenuhnya semua sisi mashlahat dan mafsadah manusia yang sebenarnya, dan mengetahui dengan baik jalan kesempurnaan dan menjauhi marabahaya dan dapat memberikan hukum dan ketetapan yang sempurna yang dapat menjamin kebahagian duniawi dan akhirat manusia.

Dengan dasar inilah, kita mengatakan, Allah SWT yang maha bijaksana, tidak pernah meletakkan manusia di lembah kebingungan dan kejahilan, melainkan luthuf-Nya yang tiada batas menuntut atau melazimkan agar Tuhan menyediakan undang-undang dan program program yang diperlukan oleh manusia melalui para Nabi pilihannya.

Para nabi merupakan orang-orang pilihan dan unggul, yang dapat menjalin hubungan dengan Tuhan semesta alam dan menerima hakikat dan hubungan seperti ini dinamakan wahyu dan wahyu adalah sejenis hubungan dan kontak khusus yang terjalin antara Tuhan dan Nabi. Nabi menyaksikan hakikat dunia melalui mata batin dan mendengar ucapan ucapan ghaib dengan telinga hati dan menyampaikannya kepada orang lain.


Syarat-syarat Kenabian
1. Ishmah, yang artinya Nabi itu harus suci dari dosa, yakni Nabi harus memiliki kekuatan dan kemampuan ghaib sehingga ia tidak melakukan dosa dan terselamatkan dari kesalahan dan dosa, sehingga mereka dapat menyampaikan hukum hukum Allah SWT yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk manusia tanpa dikurangi dan ditambah.

Pabila rasul atau nabi sendiri berbuat maksiat dan berbuat melanggar apa yang dikatakannnhya, maka ucapannnya akan kehilangan kredibilitas dan makna sebab ia telah melanggar ucapannya sendiri dengan amal perbuatannnya dan secara praktik, ia mengajak manusia kepada dosa dan menentang undang-undang ilahi dan persoalan ini tidak dapat diragukan bahwa tabligh secara amaliah adalah lebih berpengaruh dari dakwah secara lisan.

Sekiranya Nabi adalah sering berbuat salah dan dosa dan lupa, maka kepercayaan akan dicabut darinya, dan perkataan-perkataannya tidak akan memiliki nilai lagi.

2. Ilmu, nabi harus mengetahui semua hukum dan undang-undang yang lazim atau perlu untuk kebahagiaan duniawi dan akhirat manusia, dan ia tidak boleh jahil atau bodoh dengan satupun persoalan yang diperlukan untuk memberi petunjuk manusia sehingga ia dapat memberitahukan kepada manusia jalan yang benar kesempurnaan dan program-program kebahagiaaan manusia secara sempurna dan mengenalkan kepada ummat jalan lurus agama yang hanya ada satu jalan dan terdapat hubungan yang dalam antara bagian bagiannya.

3. Mukjizat, mukjizat adalah suatu perbuatan di luar kewajaran yang terjadi dari sebab sebab tidak biasa dan tenaga manusia tidak akan mampu melakukannya. Lantaran Nabi mendakwa dapat menjalin hubungan dengan alam ghaib dan tuhan semesta alam--tidak sebagaimana biasanya--dan memperoleh ilmu langsung dari Tuhan.

Dan mendakwa bahwa telah diutus oleh Allah SWT untuk memberi pengajaran dan membimbing manusia, maka ia harus membuktikan klaim-klaimnya, ia harus melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa dan dipastiakn manusia tidak kuasa melakukannnya, sehingga dengan cara itu, kenabiannya serta pengakuannya memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT, dapat dipercayai oleh manusia dan perbuatan perbuatan seperti ini dinamakan dengan mukjizat.

Secara ringkasnya, karena Rasul mendakwa menjalin hubungan dengan Allah SWT, maka ia harus menunjukkan kerja kerja yang biasa dilakukan oleh Allah sehingga pengakuannya itu dapat dibuktikan dan diterima.

Namun jangan sampai hal ini dilupakan, bahwa program para Nabi bukanlah sedemikian rupa sehingga mereka total tidak menggunakan sebab-sebab yang wajar dan senantiasa menggunakan mukjizat dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya, melainkan di tempat dimana keharusan telah menuntut dan pembuktian kenabian bergantung kepada pendatangan mukjizat, maka para Nabi melakukannya.


Cara mengenal Nabi
Telah terbuktikan bahwa seorang Nabi memiliki kedudukan yang sangat luar biasa yang mana mereka dapat menjalin hubungan dengan Allah SWT dan menerima hakikat melalui wahyu, nabi memiliki suatu kekuatan luar biasa kemaksuman ( keterpeliharaan dari dosa) dan adalah jelas, kalau kedudukan atau maqom penting ini tidaklah dimiliki oleh setiap orang, dan oleh yang demikian, hanya dengan satu daru dua cara, para Nabi itu dapat dikenali dan kebenarannya diketahui.

Cara atau jalan pertama, ada nabi lain yang kenabiannya telah terbuktikan yang membenarkannya, atau sebelumnya telah memberitahukan kedetangan Nabi itu serta menjelaskan tanda-tandanya.

Jalan kedua, hendaknya dia membawa mukjizat untuk kebenaran perkataaannnya dan melakukan suatu pekerjaaan yang manusia tiada akan pernah dapat melakukannya. Ketika manusia melihat seseorang mendakwa sebagai Nabi dan mengatakan bahwa dia adalah utusan Allah SWT untuk memberi petunjuk manusia dan dia melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia biasa untuk melakukannnya?guna membuktikan kebenaran pengakuannya itu, maka ia akan meyakini bahwa dia itu jujur, karena seandainya dia itu pembohong, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya melalui mukjizat, karena pembenaran terhadap seorang pembohong adalah meletakkan manusia ke lembah kebodohan dan keburukan, sedangkan Allah SWT tidak akan melakukan suatu perbuatan yang buruk.

Untuk mengidentifikasi kedudukan ishmah dan kenabian, tidak ada kalan lain yang bersifat umum, kecuali salah satu dari dua jalan ini.

Namun perlu diingat, bahwa khusus untuk para cendekiawan dan ahli ilmu, terbuka jalan lain , mereka dapat mentelaah undang undang dan hukum agama dan membikin perbandingan antara undang-undang tersebut dan undang-undang lainnnya dan memahami mashlahat dan kelebihan-kelebihannnya, Dan mereka dapat memeriksa dan meneliti perilaku dan ucapan orang yang mendakwa sebagai Nabi dan melalui cara ini, mereka dapat mendapatkan dukungan dan bukti-bukti untuk membenarkan dakwaannnya dan memperkukuh kekuatan imannya.

Akan tetapi, untuk melalui jalan ini, tiada memungkinkan bagis setiap orang dan cara ini tiada akan bernilai kecuali untuk mengkonfirmasikan kedudukan kenabian dan memperkuat kekuatan iman. Di Dalam al-Quran telah disebutkan beberapa mukjizat untuk sejumlah nabi, dan siapa saja yang meyakini al-Quran sebagai kitab samawi. Maka ia tiada jalan lain kecuali menerimanya. Kisah tongkat Musa yang berubah menjadi ular yang sangat besar dan hidupnya orang yang telah mati dan pulihnya orang yang buta sejak dari kandungan melalui Nabi Isa tiada dapat diingkari. Masalah kalau Nabi isa berbicara sejak berada di ayunan


Hanya Pencipta manusia dan alam

ini yang mengetahui dengan

sepenuhnya semau sisi maslahat dan

mafsadan manusia yang sebenarnya.

Dia mengetahui dengan baikjalan

kesempurnaan dan menjauhi

marabahaya serta dapat memberikan

hukum dan ketetapan yang sempurna

yang dapat menjamin kebahagiaan

duniawi dan akhirat manusia


merupakan penjelasan Al-Quran yang begutu jelas.



7
SEMUA PERLU TAHU

Jumlah para Nabi
Dari sejumlah hadis dapatlah dipetik kesimpulan bahwa Allah SWT telah mengutus 124.000 Nabi untuk memberi petunjuk manusia. Dan yang pertama dari mereka, adalah Nabi Adam as dan yang paling terakhir ialah Muhammad ibn Abdullah.*

Para Nabi terbagi menjadi beberapa kelompok, sebagian dari mereka, menerima tugasnya melalui wahyu, namun mereka tidak ditugaskan untuk menyampaikannya. Kelompok lainnya, mereka diberi juga kewajiban untuk menyampaikannya. Sebagian dari mereka memiliki agama dan syariat yang khusus, sedangkan sekelompok lainnya mereka tidak membawa syariat khusus melainkan mereka hanya menyebarluaskan syariat nabi lainnya dan betapa sering di satu masa, sejumlah nabi sedang melakukan kewajiban dan tugasnya di berbagai negeri yang berbeda.

Nabi Nuh as dan Ibrahim , Musa dan Isa dan Muhammad SAW merupakan Nabi yang paling mulia dan membawakan syariat yang khusus dan mereka dinamakan dengan ulul-al azmi.

Sebagian dari Nabi memiliki kitab seperti Nuh Ibrahim, Musa dan Isa serta Muhammad. Sebagian lainnnya tidak membawa kitab, sebagian dari mereka diutus untuk seluruh manusia, dan sebagiannya lagi diutus untuk masyarakat tertentu dan terbatas.


Muhammad Penutup Para Nabi
Muhammad ibn Abdillah merupakan salah satu diantara Nabi besar dan paling mulia diantara mereka dan dialah nabi kita ummmat muslimin. Tatkala Muhammad diutus sebagai rasul, peringkat pemahaman umat saat itu memungkinkan mereka dapat menerima undang terbaik.

Mereka mengerti tentang pengathuan atau makrifah yang tertinggi berkat upaya, kerja keras dan pengorbanan terus menerus dan panjang para nabi terdahulu. Di saat seperti itulah, Muhammad diutus guna menyampaikan program sempurna dan hukum yang lengkap kepada ummat manusia.

Hukum dan perintah-perintah Islam pabila dilaksanakan , maka ia akan menjamin kebahagiaan manusia baik di dunia maupun akhirat, hukum dan undang undang itu sudah cukup untuk mengarahkan masyarakat era Nabi dan bahkan juga cukup untuk menjamin kebahagiaaan masyarakat era sekarang dan generasi-generasi modern mendatang.

Siapa saja yang mentelaah dan mempelajari undang-undang dan pengetahuan islam dengan keingintahuan yang besar dan membandingkannya dengan undang-undang yang lainnya, maka kelebihan undang-undang islam tersebut akan menjadi jelas kepadanya. Oleh sebab itulah, Muhammad adalah Nabi yang terakhir da penutup para Nabi. Setelah beliau, tidak ada Nabi yang lainnya.

al-Quran mengenalkan beliau sebagai penutup para Nabi sebagaimana dalam ayat berikut, muhammad itu sekali-kali bukanlab bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup nabi-nabi. (QS. al-Ahzab: 40) Tema kepenutupan Muhammad merupakan suatu pokok aqidah. Siapa yang mengingkarinya, ia tidak akan terhitung sebagai muslim.


Mukjizat yang abadi
Rasulullah SAW memiliki mukjizat yang terjadi di sepanjang hari-hari kehidupannya dan telah disinggung di dalam buku buku sejarah dan hadis. Di samping itu, al-Quran merupakan mukjizat abadi dan bukti yang jelas kenabiannya.

Rasulullah saw mengenalkan al-Quran sebagai mukjizat dan secara resmi al-Quran mengyebutkan dirinya sebagai mukjizat dan mengatakan kepada ummat manusia, Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyu kan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu. (QS. al-baqarah:23).

Ayat lain mengatakan, "sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yangh serupa dengannya (QS. al-Isra:88).

Musuh musuh Islam meksipun mereka itu tidak pernah enggan untuk melakukan berbagai cara untuk menghancurkan islam, dan bahkan hadir dalam perang-perang yang sangat membahayakan, dan di jalan ini mereka mengalami banyak kerugian baik secara jiwa dan finansial, namun mereka tidak dapat memerangi alqur;an Muhammad dan membawakan sebuah surat yang seperti al-Quran, padahal, sekiranya persoalan ini memungkinkan buat mereka, tanpa diragukan mereka akan mendahulukan cara ini ketimbang cara-cara yang sulit lagi berbahaya dan mereka akan menyelamatkan diri dari semua kepayahan dan kesulitan tersebut.al-Quran diturunkan kepada Muhammmad dalam jangka waktu 23 tahun secara gradual.

Para sahabat rasul mencatat ayat-ayat yang turun tersebut dan sekaligus menghafalkannya sesuai dengan aslinya, kemudian diumpulkan dan berupa yang seperti sekarang ada di tangan kita , al-Quran adalah satu satunya kitab samawi yang tidak terjadi padanya sedikitpun perubahan dan penyelewengan dan sampai ke tangan generasi generasi berikutnta tanpa ada yang dikurangi ataupun ditambahi, dan al-Quran adalah kitab amal dan untuk dipraktikkan.

Apabila ummat Islam ingin bahagia dan mulia serta menemukan kembali kewibawaan dan kehormatan mereka yang telah hilang, maka tiada jalan lain kecuali mereka ikut program-program serta perintah-perintah al-Quran dan dengan mempraktikkannya, mereka dapat menyelesaikan problematika sosial dan penyakit-penyakit kemasyarakatan yang sedang dialaminya.


Sejarah ringkas Kehidupan Rasul SAW
Nama ayahnya adalah Abdullah dan nama ibunya Aminah. Beliau lahir di Mekkah pada tanggal 17 bulan Rabiu al awwal, di tahun yang dinamakan tahun gajah, dan pada tanggal 27 Rajab, di dalam usianya yang ke 40, beliau diutus sebagai Nabi. Beliau menetap di mekkah selama 13 tahun dan mengajak manusia secara sembunyi sembunyi dan terbuka kepada ajaran islam , dan selama itu, sekelompok manusia beriman kepadanya, namun orang-orang kafir dan penyembah berhala dengan keseriusan yang luar biasa, mereka menghalangi dan menghambat kemajuan dan perkembangan Islam dan mereka berupaya untuk menggangu dan menyakiti ummat islam dan khususnya rasul SAW , sampai pada suatu tahap, nyawa Rasul berada di ambang bahaya , dan saat itulah, beliau terpaksa hijrah , dan kaum muslimin sedikit demi sedikit ikut bergabung dengan beliau , dan kota Madinah berubah menjadi ibu kota pemerintahan Islami yang pertama dan menjadi basis militer. Rasul SAW selama sepuluh tahun di Madinah menyampaikan hukum dan membimbing masyarakat dan mengatur urusan sosial dan pasukan islam selalu dalam keadaan siap siaga untuk mempertahankan dan membela Islam. Rasul SAW hidup di dunia selama 63 tahun dan pada tahun 11 Hijriyah, yakni pada tanggal 28 bulan Shafar, beliau wafat dan dimakamkan di kota Madinah.

Rasul SAW semenjak masa kanak-kanak , telah begitu sopan dan jujur dan benar perilakunya, dan dari itulah, beliau dijuluki Muhammad al amin (yang terpercaya). Dari segi akhlak dan perilaku, beliau begitu terpandanf di zamannya , ia tidak pernah berbohong atau khianat , tidak pernah berbuat dzalim dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk dan menghormati manusia.

Begitu baik budi pekertinya, dan rendah hati, beliau begitu peduli dan sering kali membantu orang-orang miskin dan membutuhkan, dan beliau selalu melakukan apa yang dikatakan oleh lisannya. Dan lantaran akhlak beliau yang mulia inilah, masyarakat condong kepada Islam dan mereka masuk Islam atas kehendak bukan atas dasar paksaan.

Imam ja'far Shadiq mengisahkan: "Seorang fakir datang menemui rasul SAW dan meminta bantuan, Rasul berhutang sejumlah kurma kepada salah seorang Anshar dan memberikannya kepada si peminta. Selang beberapa lama, rasul tidak menemukan kurma untuk dibayarkan kepada lelaki Anshar itu. Pada suatu hari lelaki Anshar itu datang meminta kurmanya, Rasulullah saw berkata, 'Sekarang ini, aku belum punya. Nanti saat aku memperolehnya., aku akan membayarnya. Sekali lagi lelaki Anshar itu datang dan mendengarkan jawabannya yang sama dari rasul SAW. Pada kali ketiga, ketika ia mendengarkan jawaban yang sama dari Rasulullah Saw, ia berkata, 'Sampai kapan engkau akan mengatakan, 'Insya Allah, aku akan membayar?" Mendengar jawaban yang tidak mengenakkan tersebut, rasul tersenyum dan kemudian berkata: 'Adakah orang yang bersedia menghutangi kurma kepadaku?' Seorang lelaki berkata: 'Ya rasul Allah! Aku akan memberikannya.' Rasul berkata: 'Berikan sejumlah kurma kepada lelaki ini.' lelaki Anshar itu berkata, 'Aku tidak memiliki piutang lebih dari separuh yang engkau berikan kepadaku, Rasul berkata, 'Separuh sisanya, aku berikan kepadamu.'"


Undang-undang Islam
Undang-undang Islam bukan hanya bersifat hukum ritual dan kewajiban individual, melainkan Islam merupakan sebuah sistem sosial yang sempurna dan memiliki hukum dan program di dalam semua aspek kehidupan manusia. Islam memiliki program dan undang-undang berkaitan dengan urusan sosial, politik, pidana dan madani.

Rasul SAW dan Ali ibn Abi Thalib memerintah terhadap muslimin dengan menjalankan undang-undang yang seperti ini, dan ummat awal islam mencapai semua kemajuan dan perkembangan yang sangat luar biasa lantaran melaksanakan program-program tersebut dan membangun pemerintahan yang kukuh, kita memiliki keyakinan bahwa undang-undang Islam adalah lebih baik da sempurna dibanding undang undang lainnnya.

Dan jika undang-undang tersebut dipraktikkan secara utuh di tengah manusia dan digunakan untuk mengatur urusan kemasyarakatan, maka manusia akan merasakan kebahagiaan , dan kedzaliman akan tercerabut, dan perdamaiaan dan ketulusan akan mengganti perang dan perdebatan, dan kemiskinan dan pengangguran akan hilang.

Kita yakin, Undang-undang islam tidaklah kurang dan bahkan tidak memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Kita mengetahui bahwa yang mensyariatkan Islam itu mengenal benar mashlahat manusia yang sebenarnya dan telah memberikan undang-undang yang terbaik kepada mereka. Kita yakin, setiap undang-undang yang bertentangan dengan al-Quran, ianya tidak selaras dengan kemashlahatan manusia yang sebenarnya serta tidak memiliki nilai.
Kita yakin bahwa kita harus mengikuti perintah-perintah Islam di dalam semua lini kehidupan agar kita memperoleh kebahagiaan.

Kita tahu bahwa kondisi menyedihkan ummat islam bukanlah disebabkan oleh Islam itu sendiri, melainkan semua penderitaan ummat islam sebagai akibat dari berplingnya mereka dari hukum dan undang-undang Islam, sebab undang-undang Islam ita belakangi dan malah kita mencari obat dari selain Islam untuk mengobati penyakit-penyakit sosial dan kita hanya mencukupi dengan islam secara luar atau kulitnya saja, maka kita hari ini jatuh ke hari yang hitam ini.

Kita yakin, apabila ummat Islam ingin menemukan kembali kemuliaan dan kebesarannnya dan menjadi bangsa yang maju dan menonjol di dunia ini, maka tiada cara lain, kecuali mereka menjadi muslim-muslim yang sejati dan melaksanakan seluruh undang undang islam dan mengambil ilham dari sprogram-program sosial al-Quran , namun selagi undang-undang Islam dan program -programnya hanya dalam bentuk tulisan dan tidak diaplikasikan , maka ummat Islam jangan berharap akan maju dan berkembang.



8
SEMUA PERLU TAHU

Imamah
Dalam pembahasan nubuwah telah terbuktikan bahwa Allah SWT yang maha bijaksana lazim mengutus para Nabi untuk memberikan petunjuk kepada ummat manusia dan mengajarkan undang undang dan hukum yang dapat menyampaikan manusia kepada kebahagiaan dan kesempurnaan , kini kita mengatakan, lantaran kehidupan Rasul di dunia ini tidaklah abadi, dan dengan kewafatannnya, mungkin saja hukum hukum ilahi yang diturunkan untuk memberikan petunjuk kepada masyarakat menjadi hilang atau sirna, maka sepeninggal Rasul, haruslah ada orang yang menjaga hukum hukum ilahi ini tanpa dikurangi atau ditambah dan dia berupaya merekam dan menyampaikan hukum tersebut serta memelihara agama serta menjalankan hukum-hukum Allah yang menjadi jaminan kebahagiaan ummat manusia dan mengurusi urusan urusan agama dan keduniaaan masyarakat supaya jalan untuk sampai kepada kesempurnaan dan kebahagiaan terbuka bagi manusia dan hubungan antara Allah dan manusia tidak terputus , orang yang seperti ini dikatakan sebagai Imam dan pengganti Nabi.

Imam merupakan penjaga dan pemelihara ilmu Rasul , Imam adalah individu yang paling sempurna dan manusia tauladan dari sisi agama , dan Imam adalah pemimpin manusia dan dia telah melewati jalan kesempurnaan dan kebahagiaaan dan memberi bimbingan dan petunjuk kepada orang-orang lain untuk berjalan di jalan yang lurus.


Sifat-sifat Imam
Imam tak ada bedanya dengan Nabi?juga harus terpelihara dari kesalahan dan lupa dalam belajar hukum dan menyampaikan serta melaksanakannnya sehingga hukum-hukum ilahi tetap terpelihara di sisi mereka tanpa dikurangi dan ditambah dan tidak menyelewengkan masyarakat dari rel lurus keberagamaan dan agar jalan pintas kesempurnaan yang hanya ada satu tidak tertutup, maka Imam haruslah terpelihara dari dosa dan maksiat dan mengamalkan apa yang dikatakannya sehingga ucapannnya tidaklah jatuh dari nilai dan krebilitas dan masyarakat tetap mempercayainya, dan bila Imam melakukan dosa, maka perbuatan-perbuatannnya yang bertentangan dengan syariat, akan menjadi contoh bagi masyatakat, dan melalui perilakunya tersebut, otomatis para Imam tersebut telah mengajak orang lain untuk menentang hukum hukum syariat. Maka Imam harus makhshum, artinya, melaksanakans emua hukum agama dan terhiasi dengan hakikat dan batin hukum agama.


Ilmu Imam
Imam haruslah mengetahui semua hukum dan undang-undang agama. Dan dia harus mengetahui setiap persoalan yang diperlukan untuk maqom kepemimpinannya sehingga hukum hukum agama ada di sisinya dan tidak kekurangan atau tidak kuasa dalam memberikan petunjuk dan mengelola masyarakat dan jalan utama yang lurus menuju kebahagiaan tetap ada.


Keutamaan dan kesempurnaan Imam
Sebelumnya telah terbuktikan bahwa Imam melaksanakan semua hukum agama dan berjalan di inti syariat , dari sebab itulah, merekalah manusia yang paling sempurna dan terbaik, dimana mereka berjalan di rel yang lurus agama dan membawa orang lain ke jalan itu serta menjadi penunjuk jalan buat mereka. Imam adalah contoh sempurna agama dan di dalam wujudnya yang suci, dapat disaksikan seluruh hakikat dan makrifah ilahiyah.


Mukjizat
Dari sejumlah riwayat dan hadis dapatlah disimpulkan bahwa para Imam suci, seperti halnya para nabi, memiliki mukjizat dan dapat melakukan berbagai perbuatan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan adakalnya ketika keadaan mendesak dan pembuktian maqom ishmah dan imamah bergantung kepada pelaksanaan mukjizat, mereka mendatangkan mukjizat.

Barang siapa merujuk kepada kitab kitab hadis dan manaqib serta sejarah dan mempelajari serta mengkaji mujkjizat mukjizat yang begitu banyak yang telah dinisbatkan kepada para Imam suci dengan pikiran yang terlepas dari fanatisme dan murni bersih, maka ia akan menemukan keyakinan bahwa secara ringkas, mereka yakni para Imam memiliki mukjizat dan perbuatan perbuatan di luar kewajaran.

Hanya saja bukanlah maksud kami bahwa semua mukjizat yang dinisbatkan kepada para Imam suci adalah benar, melainkan mungkin terdapat juga hal-hal yang batil di antara mereka dan tidak diketahui.


Cara Mengenal Imam

Dengan salah satu dari dua jalan ini, Imam dapat dikenali:
Pertama, nabi atau Imam sebelumnya telah mengenalkannya dan menunjuknya sebagai pengganti dan pimpinan masyarakat. Dan jika Allah dan rasul-Nya dan juga para Imam sebelumnya tidak mengenalkan Imam, maka manusia sendiri tidak akan dapat mengenali Imam dan memilih pemimpin dan pemuka mereka, sebab, sebagaimana telah dibuktikan sebelumnya, bahwa Imam masyarakat haruslah terpelihara dari dosa dan yang termulia dan teralim di tengah ummat, dan selain Allah dan Rasul-Nya tidak ada yang mengetahui maqom ishmah itu.

Manusia manusia biasa tidak dapat mengidentifikasi di antara makhshum dan yang bukan makhshum. Kesempurnaan dzatiyah dan ilmu-ilmu malakutinya tidak ada yang mengetahuinya selain Allah dan rasul-Nya.

Cara kedua, apabila Imam melakukan suatu perbuatan yang di luar kemampuan manusia pada umumnya atau mukjizat, maka imamahnya akan dibenarkan dan diakui kebenarannya, karena pabila dia berbohong dalam dakwaaannnya, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya dengan mukjizat.


Perbedaan Imam dan Rasul SAW
Imam dan Rasul SAW berbeda dari beberapa sisi. Pertama, Rasul adalah pendiri agama dan pembawa hukum hukum syariat, namun Imam adalah pemelihara dan penjaga hukum hukum serta pelaksananya. Kedua, rasul SAW menerima hukum dan undang undang syariat melalui wahyu dan memiliki hubungan secara langsung dengan Tuhan semesta alam, namun Imam bukanlah penentu syariat, dengan artian, hukum hukum dan undang undang aagama tidaklah diwahyukan kepadanya , melainkan mereka menerimanya melalui Rasul dan terlibat dalam memberi petunjuk dan menjelaskan ilmu-ilmu Nabi.


Penentuan pengganti Nabi dan jumlah para Imam
Barang siapa di tengah masyarakat ?memiliki kedudukan dan maqom dan menduduki kursi kepemimpinan sebuah masyarakat, apabila ia ingin tidak masuk dalam waktu sementara atau temporal , maka tidak diragukan , maka ia akan memilih pengganti buat dirinya yang ditugasi memimpin dan mengelola masyarakat dan sudah barang tentu, ia tidak akan membiarkan masyarakat yang dipimpinnya itu tanpa pemimpin dan seorang yang mengatur mereka.

Rasul SAW juga benar-benar memperhatikan persoalan ini dan mementingkan urusan ini. Setiap desa atau kota yang jatuh ke tangan Islam, maka segera Rasul menentukan seorang pemimpin dan penguasa di sana, dan ketika beliau mengutus pasukan ke medan tempur, beliau menentukan atau menunjuk komandan dan adakalanya komandan-komandan cadangan, dan setiap kali beliau melakukan perjalanan ataupun menyertai perang, beliau menunjuk wakil dan menyerahkan urusan pengelolaan masyarakat Madinah kepadanya.

Rasul SAW yang merupakan pimpinan ummat Islam tidaklah lupa dari persoalan ini bahwa setelah wafatnya nanti, masyarakat muslimin memerlukan pemimpin yang suci yang mengatur urusan mereka melalui melaksanakan undang undang dan hukum ilahi dan berupaya dalam memajukan tujuannya. Rasul SAW mengetahui bahwa ummat Islam dapat bertahan sebagai sebuah bangsa dan ummat yang hidup dan kuat tanpa adanya kepemimpinan yang terpelihara dari dosa.

Oleh karena itulah, dapatlah dikatakan secara pasti, bahwa Rasul SAW dengan semua kepedulian dan perhatiannya terhadap keteraturan dan kedisiplinan umum dan kelanggengan dasar Islam, adalah mustahil , kalau beliau meninggal dunia dengan tidak menunjuk wakil atau pengganti untuk dirinya, dan lalu membiarkan masyarakat Islam yang masih muda tanpa pengasuh dan pemimpin, kalau beliau wafat.

Selain dari itu, sebelumnya telah terbuktikan bahwa Imam haruslah ditentukan dan ditunjuk oleh Allah dan Rasulnya , karena selain Allah dan Rasulnya tiada seorangpun yang mengetahui kemakshuman.

Rasul SAW bukan hanya tidak menunjuk khalifah setelah wafatnya nanti secara langsung, bahkan beliau jauh jauh telah mengenalkan dan menyebut nama nama para Imam setelah beliau nanti. Dalam banyak hadis yang diriwayatkan dari Rasul SAW , bahwa telah disebutkan oleh beliau jumlah para Imam adalah dua belas. Rasul SAW bersabda: ? Setelahku, akan ada dua belas khalifahdan kesemua mereka dari Qurays. Orang yang pertama dari mereka adalah Ali dan yang terakhir adalah Mahdi yang dijanjikan. Dan dalam sebagian riwayat disebutkan, bahwa nama semua 12 Imam itu disebutkannya satu per satu.[1]


BIOGRAFI SINGKAT PARA IMAM

1.Imam Ali
Rasulullah SAW semenjak awal bi'tsah sehingga wafat, telah mengenalkan Imam Ali ibn Abi Thalib as. sebagai pengganti dan Imam Muslimin. Pada tahun akhir dari usianya, beliau pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sekembalinya dari perjalanan tersebut, tatkala tiba di telaga Khum ( Ghadir- Khum) , telah turun sebuah ayat dari Allah yang berbunyi, hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu. dan jika kamu tidak kergakan (apauang dipertintahkan itu, berarti) kamu tidak menyam paikan amanat-Nya. allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesunggunya allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Maida: 67)

Rasulullah SAW berhenti di tempat itu dan memerintahkan agar semua muslimin berhenti. Lebih dari 70 ribu orang berkumpul di tempat itu dan Rasul mengintruksikan agar dibuat mimbar dan beliau naik ke atas mimbar dan mengangkat tangan Ali ibn abi Thalib as. dengan tangannya sendiri agar manusia yang berkumpul di situ dapat melihat Ali dan lalu rasul bersabda: ? Barang siapa yang menjadikanku sebagai Maula ( yang berkuasa terhadap dirinya) , maka Ali juga Maulanya , Allah penolong setiap orang yang mencintai Ali dan cintailah Ali dan musuhilah siapa saja yang memusuhinya.


Imam merupakan penjaga dan

pemelihara ilmu rasul. Imam

adalah individu yang paling

sempurna dan manusia teladan dari

sisi agama. Imam adalah pemimpin

manusia dan dia telah melewati jalan

kesempurnaan dan kebahagiaaan dan

memberi bimbingan dan petunjuk

kepada orang lain untuk menapak di

jalan yang lurus


Umar adalah orang yang pertama kalinya yang berbaiat dengan Ali dan berkata: ? Wahai Ali! Selamat, engkau menjadi Maula dan pemimpinku dan seluruh orang mukmin. Setelah Umar, muslimin lainnnya berbaiat dengan Ali. Dan dengan demikian, di dalam udara yang panas membakar di Hijaz, tugas dan risalah penting tersebut telak dilaksanakan oleh Rasul SAW dan Ali secara resmi telah ditunjuk sebagai khalifah dan Imam.

Peristiwa penting ini terjadi pada tanggal 18 bulan Dzil Hijjah tahun kesepuluh Hijriyah dan oleh yang demikian, kami orang-orang syiah menjadikan hari itu sebagai hari raya dan untuk memperingati hari bersejarah itu, kami setiap tahunnya mengadakan majlis suka cita atau pesta guna mensyukuri nikmat kepemimpinan Imam Ali as.

Imam Ali as lahir di Mekkah pada tanggal 13 Bulan Rajab 23 tahun sebelum hijrah. Nama Ayahnya Abu Thalib dan nama ibunya Fatimah. Semenjak kecil, beliau ditarbiyah oleh Rasul SAW dan orang yang pertama yang mengimani kenabian Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW menikahkan putrinya yang sangat dicintainya yakni fatimah dengan Ali dan Ali menjadi menantunya. Kesempurnaan dan perjuangan serta pengorbanan Imam Ali untuk Islam sedemikian banyaknya sehingga tidak mungkin untuk dijelaskan. Dalam keberanian dan kepahlawanan, tiada yang dapat menandingi.

Beliau senantiasa menyertai perang dan selalu berada di barisan terdepan dan tidak pernah takut terhadap siapapun. Dan untuk membantu Islam dan menyebarluaskan tauhid , beliau berjihad , dan dalam peristiwa peristiwa yang sulit dan beresiko, beliau selalu tidak segan berkorban dan dalam ibadah dan takwa , dialah yang nomor wahid, dan dalam ilmu dan pengetahuan tiada yang menyamainya dan beliaulah harta karun ilmu kenabian dan beliau? selagi bisa? selalu memerangi kedzaliman dan kesewenang wenangan dan membela orang-orang yang tertindas dan membantu orang-orang yang miskin dan terlantar.

Imam Ali as menyukai bertani dan banyak mengisi hari harinya dengan menanam pohon dan menyuburkan tanah tanah yang kering dan membuat kanal kanal air.

Tatkala Rasul saw. wafat, sekelompok munafikin memutuskan untuk menyingkirkan Ali as. dari kursi khilafah. Kesempurnaan dan keutamaan dzatiyahnya telah diabaikan dan dengan semua anjuran dan perintah-Nabi, mereka telah melanggarnya , dan Ali as. disingkirkan dari khilafah dan pengganti rasul SAW. Mereka mendepak Ali as. dengan alasan alasan seperti Ali as. masih terlalu muda dan tidak cocok untuk khilafah atau Ali as. telah banyak membunuh orang dalam perang sehingga banyak orang yang menaruh dendam kepadanya.

Di masa kekhilafahan abu Bakar dan Umar serta Ustman yang berlangsung 25 tahun Imam Ali as. hidup menyendiri dan tidak banyak bergaul dan beliau menyibukkan diri dengan mendidik dan mentarbiyah orang-orang yang layak. Setelah terbunuhnya Ustman, masyarakat membaiat Ali as.

Imam Ali as. berkuasa selama kira kira empat tahun sembilan bulan.

Imam Ali as. meninggal pada usia 63 tahun tepatnya di malam 19 Ramadhan tahun empat puluh Hijriyah di Masjid Kufah di tangan ibn Muljam yang memutuskan lehernya dan beliau syahid pada malam 21 bulan Ramadzan dan dimakamkan di Najaf.


Kisah tentang Ali
Petugas baitul-mal Ali berkata: "Ada kalung yang terbuat dari mutiara di almari baitul mal. Suatu hari, salah seorang putri Imam Ali datang menemuiku dan meminjam dengan uang jamianan kalung tersebut dan berkata, 'Aku akan memakainya selama tiga hari raya iydul fitri dan setelah itu, aku akan mengembalikannnya dan jika rusak atau hilang, aku akan mengganti kerugiannya.'

Ketika Amirul mukminin menyaksikan sebuah kalung di leher putrinyadan mengetahui , beliau berkata kepadaku, 'Mengapa engkau berkhianat terhadap harta umum rakyat?' Aku kemudian menjelaskan kejadiannya dan aku katakan: 'Putrimu memberi jaminan apabila rusak atau hilang, dan bahkan aku sendiri juga menjadi jaminan untuk itu.' Imam berkata' 'Saat ini juga, ambillah kalung itu dari putriku. apabila setelah ini, engkau melakukan hal yang serupa lagi, aku akan memberikan hukuman terhadapmu.' putrinya itu berkata. "Ayahku, apakah sebatas ini pun, aku tidak berhak untuk meminjam kalung selama tiga hari untuk aku gunakan pada hari raya iydul adzha?! Imam Ali as menjawab, 'Wahai putri Ali! Janganlah engkau melanggar kebenaran! Apakah semua wanita Muhajir memiliki kalung seperti ini yang mereka kenakan sebagai hiasan pada hari raya?'"


Kisah lainnya
Suatu hari Imam Ali menyaksikan seorang wanita yang membawa sekantung air di pundaknya menuju ke rumah. Beliau menawarkan kepada perempuan tersebut untuk membawakan kantung atau ghirbah air dan wanita tersebut menerima tawaran tersebut dan di pertengahan jalan, Imam Ali berbasa basi sedikit dengan wanita itu dan menanyakan keadaannya, wanita itu berkata, "Ali ibn Abi Thalib as. telah mengirim suamiku ke salah satu perbatasan negeri dan suami terbunuh. Aku memiliki beberapa anak yatim dari suamiku itu, dan mereka sungguh hidup prihatin tanpa makanan dan pakaiaan, aku terpaksa menjadi pembantu rumah tangga demi memberi makan anak anakku." mendengar itu, Imam Ali as. seperti disambar petir tersentuh hatinya, dan dengan segera Imam Ali as. membawa kantung air itu ke rumah janda tersebut dan lalu kembali ke rumah dan di malam harinya, Imam Ali tidur dalam keadaan galau dan gelisah campur kecewa.

Pagi harinya, beliau membawa satu karung penuh makanan di pundaknya, dan pergi menuju rumah janda tersebut seraya berkata, "Bukakan pintu, aku membawa makanan untuk anak-anakmu. Wanita itu berkata: "Semoga Allah meridhoimu dan menghukum Ali lantaran mendzalimiku. Imam Ali masuk ke dalam rumah dan berkata kepada ibu anak anak yatim itu, "Apakah engkau yang akan memasak gandum ini, sedangkan aku menjaga anak anakmu, ataupun aku saja yang memasak, dan engkau yang menjaga anak-anak." Perempuan janda itu berkata, "akulah yang akan memasak roti karena itu lebih mudah bagiku, dan engkau jagalah anak anak."

Imam Ali as. menemani anak anak yatim dan bersenda gurau dengan mereka dan juga membantu memasak daging. Dan ketika roti dan makanan itu telah siap, tangan beliau yang suci menyuapi roti dan kurma serta daging ke mulut anak anak yatim itu seraya berkata: "Makanlah wahai anak-anakku dan maafkanlah Ali as." Seorang wanita tetangga janda tersebut mengenal Ali as. dan ia berkata kepada janda tersebut: "Lelaki ini adalah Imam Ali amir al mukminin. Wanita janda itu segera datang menghampiri Ali as. dan meminta maaf. Imam Ali as berkata, "akulah yang harus malu kepadamu yang sampai kini, tidak mengetahui penderitaanmu."



9
SEMUA PERLU TAHU

2. Imam Hasan bin Ali
Dengan perintah Allah SWT, Imam Ali as menunjuk Imam Hasan putranya sebagai penggantinya. Imam Hasan as. lahir di Madinah pada tanggal lima belas bulan Ramadzan tahun ketiga Hijriyah. Ayahnya adalah Ali as. dan ibunya Fatimah as. putri Rasul SAW. Rasul SAW sangat mencintai Hasan dan Husein as. dan mengenai mereka, beliau bersabda: "Hasan dan Husein adalah penghulu pemuda surga."

Imam Hasan menjabat sebagai khalifah dan Imam sepeninggal ayahnya, namun beliau dihadapkan kepada penentangan keras Muawiyah yang berkuasa saat itu di Syam. Sampailah urusannya sampai kepada perang dan pasukan Muawiyah sudah berhadap hadapan untuk berperang , ketika Imam Hasan melihat kondisi pasukannya secara umum., dan juga pengkhianatan dari pimpinan mereka, akhirnya beliau menggagalkan perang dan terpaksa berdamai dengan Muawiyah.


Sebab sebab utama perdamaian Imam Hasan as adalah dua hal.
Pertama, meskipun jumlah pasukan Imam Hasan adalah banyak, namun mereka tidak tersusun dan berpecah belas dan di tengah mereka terdapat yang secara batiniahnya adalah munafik dan mendukung Muawiyah, bahkan mereka berjanji kepada Muawiyah untuk menangkap Imam Hasan dan menyerahkannya kepada Muawiyah. Imam Hasan melihat apabila ia memaksakan berperang dengan pasukan yang tidak loyak tersebut, ia pasti akan mengalami kekalahan, selain itu, lantaran perang-perang internal dan pertumpahan darah serta konflik yang berterusan, akan banyak pendukung Ali yang terbunuh nantinya, dan pasukan muslimin akan berkurang.

Kedua, Muawiyah telah menipu masyarakat dengan berpura-pura secara lahiriahnya menampakkan kesetiannya kepada islam dan ia berpura-pura membuat citra dirinya sebagai pembela agama dan orang-orang tertindas dan berkata, "Aku tidak memiliki tujuan selain dari menyebarluaskan Islam dan melaksanakan hukum hukum al-Quran. Namun Imam Hasan mengetahui bahwa Muawiyah telah berbohong dan tidak punya tujuan lain kecuali melanjutkan kekuasaannnya, namun apakah hal ini dapat dengan mudah dipahamkannya kepada masyarakat?

Oleh karena mempertimbangkan hal ini dan juga sisi sisi lainnnya, Imam Hasan as. memutuskan untuk memilih jalan damai sehingga kepribadian keji Muawiyah dan makar makarnya dapat diekspus kepada masyarakat dan beliau akan berusaha dalam keadaan damai itu?untuk mengenalkan Muawiyah dan kroni kroninya dalam pemerintahan sehingga tercipatalah landasan bagi sebuah revolusi yang mendasar.

Imam Hasan as hidup di dunia ini hanya 47 tahun, dan pada akhirnya dengan provokasi Muawiyah, beliau diracun oleh isterinya sendiri yang bernama Ju'dah. Dan pada tanggal 27 bulan Shafar, beliau wafat dan dimakamkan di pekuburan Baqi'.


Suatu kisah tentang Imam Hasan
Seorang lelaki dari Syam bertemu dengan Imam Hasan secara kebetulan, lantas ia mulai mencaci maki dan memburuk burukkan Imam Hasan as., namun cucu Rasul ini tidak menjawab dan hanya diam. Imam Hasan as. memahami kalau orang itu bukan orang Madinah, lantas Imam Hasan as. bersalam kepadanya dan tersenyum seraya berkata, "Aku rasa engkau adalah orang asing dan engkau telah salam paham. Apabila engkau meminta maaf, aku akan memaafkanmu, apabila engkau meminta sesuatu, aku akan beri, dan bila engkau meminta petunjuk, aku akan melakukannya untukmu. apabila engkau lapar, aku akan membuatmu kenyang, dan bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan memberimu pakaian, bila engkau miskin, aku akan membuatku berkecukupan, apabila engkau terusir, aku akan memberimu perlindungam, apabila engkau memiliki hajat atau keperluan, aku akan menunaikan hajatmu itu. Aku memiliki rumah yang luas dan harta yang banyak, apabila engkau datang ke rumahku, dan menjadi tamuku, itu adalah lebih baik."

Ketika lelaki Syam ini mendengar ucapan lembut Imam Hasan as, ia menangis dan berkata: ? Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah dan Imam. Allah lebih tahu dimanakah dia harus menempatkan khilafah dan risalahnya , wahai putra Rasul! Sebelum aku bertemu denganmu m engkau dan ayahmu adalah manusia yang paling benci , namun kini, aku melihatmu sebagai makhluk Allah yang terbaik, kemudian lelaki itu bertamu ke rumah Imam Hasan as dan selagi ia di Madinah, beliau menjadi tamu Imam Hasan as.


3. Imam Husain bin Ali
Imam Husein as lahir di Madinah pada tanggal 3 bulan Sya'ban tahun empat Hijriyah. Ayahnya adalah Ali dan ibunya Fatimah as putri Nabi. Imam Hasan atas perintah Allah SWT memilih saudaranya Imam Husein sebagai khalifah dan Imam. *

Di masa kekhilafahan Muawiyah, beliau hidup dalam kondisi yang sangat sulit, karena peraturan dan undang-undang agama, tidak dilaksanakan, dan keinginan keinginan Muawiyah telah menggantikan keinginan keinginan Allah dan rasul-Nya. Instansi pemerintahan Muawiyah melakukan segala sesuatu guna memusnahkan ahlil bait dan syiah (pengikut) Ali. Imam Husein bersabar dalam menghadapi keadaan yang pahit seperti itu sehingga Muawiyah meninggal dan putranya yazid menggantikannya.


Peristiwa Karbala
Yazid memerintahkan gubernur Madinah agar mengambil baiat dari Imam Husein untuknya dan bila membangkang, maka Imam Husein harus dibunuh. Gubernur Madinah menyampaikan perintah Yazid kepada Imam Husein as, dan Imam Husein meminta waktu semalam untuk mempertimbangkan persoalan tersebut, namun lantaran baiat dengan Yazid dan mensetujui khilafahnya dipandang oleh Imam Husein adalah tidak menguntungkan Islam dan jiwanya terancam, beliau terpaksa meninggalkan Madinah menuju Mekkah dan tinggal di Mekkah yang merupakan tempat yang relatif aman sebagai rumah Allah, dan pada tanggal 3 Sya'ban, beliau tiba di mekkah.

Konflik antara Yazid dan Imam Husein serta kepergian Imam Husein telah terdengar di berbagai kota. Masyarakat Irak yang tidak setuju dan puas dengan pemerintahan Muawiyah dan Yazid, terutama penduduk Kufah menulis banyak surat kepada Imam Husein dan mengundang beliau ke Irak. Di sisi lain, Imam Husein as berpikir bahwa Muawiyah dan Yazid telah menginjak-injak hukum dan undang-undang Islam. Kedua orang keji , ayah dan bapak ini sama sekali tidak segan segan melakukan kedzaliman dan kekejian demi mempertahankan kekuasaannya. Mereka berkuasa dengan mengatasnamakan Islam dan menyebut diri sebagai khalifah rasul SAW, dan karena itulah, Imam Husein khawatir , dasar islam menjadi hancur sebab ulah mereka. Kini, mereka mendesak Imam Husein agar memberikan baiat dan mendukung pemerintahan ilegal mereka, dan di sisi lain, Yazid telah mengutus sejulah orang khusus secara rahasia untuk membunuh Imam Husein as di Mekkah ataupun menangkapnya dalam keadaan hidup-hidup.

Dengan alasan inilah, Imam Husein memutuskan untuk meninggalkan Mekkah guna menjaga Islam dan berjuang memberantas kedzaliman bani Umayyah dan menjaga kehormatan dan kemuliaan rumah Allah, dan bangkit melawan pemerintahan Yazid yang semena-mena, lalu beliau bergerak menuju Kufah yang merupakan sentral orang-orang syiah dan mereka telah menjanjikan untuk memberi bantaun kepada Imam dan Imam Husein berpikiran mungkin dengan cara ini, beliau dapat mengambil haknya dan memerangi bani Umayyah.

Pasukan Yazid telah mengepung Imam Husein dan pasukannya di sebuah negeri bernama Karbala dan mereka tidak mengijinkan Imam Husein as dan para sahabatnya melanjutkan perjalanan ke Kufah. Kemudian datanglah intruksi dari Yazid , bahwa apabila Husein menyerah, maka ambillah baiat darinya dan kirim dia ke sisiku, agar aku ambil keputusan tentangnya , namun bila ia tidak mau menyerah, maka perangilah."

Imam Husein tidak menyerahkan dirinya kepada kehinaan dan tidak bersedia kompromi dengan pemerintahan tiranik Yazid dan beliau memilih berperang dengan pasukannnya yang sangat kecil dan sedikit jumlahnya dan bertahan di hadapan pasukan Yazid yang begitu banyak jumlahnya. Dan dengan penuh keberanian dan keperkasaaan, beliau dan para keluarga serta dan sahabatnya berperang dan membunuh sejumlah musuh.

Akhirnya, beliau sendiri dan saudara serta anak anak dan para sahabatnya menemui syahadah dan pada tanggal sepuluh 10 Muharram tahun 61 Hijriyah, beliau terbunuh dan dimakamkan di Karbala. Imam Husein as hiudp di dunia selama 58 tahun.

Kami ummat syiah, menjadikan hari asyura (10 Muharram) sebagai hari berkabung dan kesedihan. Pada tanggal tersebut (atau malah hari-hari sebelumnya), umat Syi'ah mendirikan majlis-majlis untuk mengingat pengorbanan dan jihad suci beliau agar jiwa berkorban dan perjuangan melawan kedzaliman senantiasa hidup di tengah kita. Tujuan Imam Husein as adalah membela agama dan berjuang melawan kedzaliman, dan kami tidak akan pernah melupakan tujuan suci ini. Imam Husein tidak bersedia menerima kehinaan dan mengajarkan kepada muslimin kemuliaan dan pengorbanan demi menjaga agama.

Imam Husein as terbunuh, akan tetapi ia tidak kalah. Sifat sifat mulia dan unggul kemanusiaan telah dibuatnya hiduo dan beliau secara praktik mengajarkan kepada masyarakat tentang kepahlawanan dan pengorbanan serta bagaimana seseorang harus beragama dan memerangi kedzaliman dan beliau telah mengungkap borok Bani Umayyah dan yazid yang berkuasa dengan mengatasnamakan khalifah Rasul dan membuat mereka malu di hadapan rakyat dan Imam Husein as telah membuat perbuatan-perbuatan keji mereka tampak di mata umum, Beliau telah menggoyang dasar pemerintahan bani Umayah dan menggagalkan makar makar keji mereka.

Untuk melanjutkan tujuan besar Imam Husein, tidaklah cukup dengan hanya mengadakan majlis-majlis duka dan menangis, melainkan tujuan beliau harus diketahui dan dipelajari dan bersungguh sungguh untuk merealisasikannya.


4. Imam Ali bin Husain
Imam keempat, Ali ibn Husein, lahir di dunia pada tanggal lima belas bulan 15 Jumadzil-ast-stani tahun 38 Hijriyah di Madinah. Ayahnya adalah Imam Husein dan ibunya Syahre-banu putri Yazdjerd, raja ajam (Persia). Imam Husein as menunjuk putranya sebagai khalifah dan Imam atas perintah Allah.

Imam Sajjad begitu bersungguh sungguh dalam sujud dan ibadah, sehingga diberi julukan as-sajjad (yang banyak bersujud) dan zain al-abidin (penghias ahli ibadah). Pada peristiwa Karbala, beliau hadir, namun lantaran sakit, beliau selamat dan tidak terbunuh, dan ketika beliau meninggalkan Karbala di Kufah dan Syam, beliau berpidato dan membuktikan tujuan suci dan kebenaran ayahnya dan menyampaikan peristiwa menyedihkan para syuhada di jalan agama ke telinga masyarakat.

Imam Sajjad lantaran tidak memiliki kebebasan untuk berbuat dan beliau tidak dapat menyebarluaskan ilmu dan makrifah Islami kepada masyarakat. Karena kondisi yang sulit, beliau tidak dapat mengajarkan hukum dan undang-undang agama dan beliau terpaksa mengucilkan diri. Beliau mengisi hari harinya dengan beribadah dan ketika menemukan peluang, beliau mengajar dan mentarbuyah orang-orang. Beliau mengambil cara lain untuk menyebarluaskan makrifah agama, yakni beliau mengajarkan makrifah dan ilmu agama dalam bentuk doa. Doa-doa yang sangat bernilai diwariskan oleh beliau kepada ummat dan salah satu dari warisan Imam ke empat adalah Shahifah Sajjadiyah.


Wafatnya Imam
Imam Sajjad meninggal pada usia 57 tahun dan beliau wafat pada tanggal 25 atau 28 bulan Muharram tahun 95 Hijriyah di Madinah dan dimakamkan di pemakaman Baqi'.


Akhlak Imam Sajjad
Imam Sajjad begitu suka untuk makan di sufrahnya bersama dengan anak-anak yatim, orang-orang buta dan terlantar dan sering kali, beliau menyuapi makanan mereka dengan tangan beliau sendiri dan banyak sekali keluarga miskin Madinah yang dijamin pakaian dan makanannya oleh Imam sajjad. Di malam malam hari, ketika mata mata terlelap tidur, beliau memanggul makanan di pundak dan menutupi mukanya agar tiada orang yang dapat mengenalinya dan beliau menaruh makanan di pintu rumah orang- orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Seringkali, orang-orang miskin menantikan kedatangan Imam Sajjad di pintu rumah mereka. Ketika Imam Sajjad datang, mereka menyampaikan berita gembira itu kepada teman senasib, akan tetapi taiad seorangpun yang mengenalinya dan mereka tidak mengetahui dari siapakah makanan itu.

Tat kala Imam sajjad meninggal dunia, kaum miskin memahami bahwa lelaki yang tidak dikenal itu adalah Zainal abidin dan terdengarlah suara tangisan dan jeritan mereka.

Dunia islam akan dapat bangkit

sebagai sebuah bangsa yang hidup

dan tangguh, serta menemukan

kembali keagungan dan

kewibawaannya dan dapat

membebaskan divi dari tekanan-

tekanan penjajah asing, bila umat

islam menjauhi perselisihan dan

perpecahan dan memfokuskan atau

mensentralkan kekuatan mereka

kepada satu tujuan dan semuanya

melangkah di jalan keagungan islam

dan kemajuan serta kebangkitan

dunia islam


5. Imam Muhammad bin Ali
Imam Muhammad Baqir lahir di dunia pada tanggal tiga bulan Shafar tahun hijriyah di Madinah. Ayahnya adalah Ali ibn Husein dan ibunya Fatimah putri Imam Hasan al Mujtaba. Imam Sajjad menunjuk Imam Muhammad al baqir sebagai Imam dan Khalifah atas perintah Allah.

Ilmu dan pengetahuan Imam Muhammad Baqir begitu luasnya sehingga dijuluki Baqir al-'ulum. Para cendekiawan besar mengakui kedudukan ilmunya yang sangat tinggi dan merunduk di hadapan keluasan ilmunya dan mereka duduk bersila seperti anak anak sekolah dasar yang belajar di hadapan seorang guru dan menanyakan kesulitan dan persoalannya dan mereka mendapatkan jawaban jawaban yang cukup.

Telah tersedia kesempatan buat Imam Baqir suatu momentum yang tidak tersedia bagi satupun para Imam sebelumnya. Lantaran konflik internal para khalifah (yakni embiro masa transisi antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah), beliau menemukan suatu kebebasan yang lebih banyak dalam menyampaikan dan beliau sangat bersungguh sungguh dalam menyebarluaskan pengetahuan Islam dan hukum hukum serta undang undang syariat dan beliau mewariskan ribuan persoalan ilmiyah dan hadis kepada ummat.

Imam Baqir meninggal dalam usia 57 tahun dan beliau meninggal pada tanggal tujuh bulan dzil hijjah tahun 114 Hijriyah di Madinah dan dimakamkan di Baqi'.


Jihad Muhammad Baqir
Imam Baqir menyukai bertani dan beliau bersungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat untuk mencari rezeki.
Muhammad ibn Munkadir menceritakan, di satu hari yang sangat panas, Imam Baqir, aku lihat sedang berada du sekitar Madinah, aku melihatnya keluar untuk mengurus pertaniannnya dan dengan tubuh yang basah dengan keringat, aku berkata dalam hati, "tidaklah pantas bagi seorang yang terhormat dan mulia seperti Muhammad Baqir yang dari keturunan Rasul di- saat yang panas seperti sekrang ini, bila keluar rumah dan mencari dunia, aku harus memberikan nasihat kepadanya. Aku menghampirinya dan bersalam kepadanya, beliau dengan terengah-engah menjawab salamku.

Aku bertanyam "wahai putra Rasul! Tidakkah aib untuk anda bila mencucurkan keringat di waktu yang begitu panas seperti ini demi mencari dunia!? Apabila kematian menjemput anda pada saat seperti ini, apa yang akan anda lakukan?"

Imam bersandar dan berkata, "Demi Allah, apabila aku mati di saat sekarang ini, aku mati dalam keadaan beribadah, karena aku bekerja agar aku tidak membutuhkan engkau dan orang lain, apabila aku dalam keadaan maksiat, aku harus takut terhadap kematian."

Wahai rasul Allah! Aku ingin memberimu nasihat, tetapi, ucapanmu telah memberiku nasihat dan pelajaran," timpalku.


6. Imam Ja'far bin Muhammad
Imam jakfar Shadiq lahir pada tanggal 17 bulan Rabiul awwal tahun 83 Hijriyah di Madinah. Ayahnya Muhammad Baqir dan ibunya Ummu Farwah ( putri Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakar. Imam Muhammad Baqir atas perintah Allah menunjuk Imam Jakfar Shadiq sebagai Imam setelahnya.

Di era Imam Jakfar Shadiq, persengketaan dan konflik antara Bani Umayyah dan Bani Abbas semakin memanas. Yang akibatnya, kekuatan dan kekuasaan pemerintahan saat itu menjadi lemah. Bani Abbas memberikan dukungan kepada ahli bait Nabi untuk menentang Bani Umayyah. Imam Jakfar Shadiq memanfaatkan peluang ini dan beliau begitu bersungguh-sungguh mengajarkan makrifah agama dan menyebarluaskan hukum dan undang-undang syariat dan beliau mencetak dan mengkader murid-murid dan cendekiawan yang menonjol dengan mengadakan majlis majlis pelajaran.dan beliau menyebarluaskan ajaran-ajaran agama dan persoalan halal dan haram di tengah masyarakat.

Dari madrasah Imam jakfar, dihasilkan empat ribu murid. Beliau mengarang banyaks ekali kitab kitab yang berharga dan harta karun hadis. Dengan demikian, madzhab syiah dinamai dengan madzhab jakfariah.

Imam Jakfar Shadiq meninggal dalam usia 65 tahun dan beliau meninggal pada tanggal 20 Rajab dan ada yang mengatakan 25 bulan Syawal tahun 148 hijriyah di Madinah dan dimakamkan di pemakaman Baqi'.


Kisah Imam Shadiq
Sufyan Tsauri bertutur tentangnya: "suatu hari, aku menemui Imam Shadiq , dan aku melihatnya warna wajahnya pucat, Aku menanyakan sebab perubahan wajahnya itu, beliau berkata, 'Aku telah memerintahkan pembantuku agar tidak pergi ke atas bumbung rumah , dan ketika aku masuk , aku melihat salah seorang pembantuku memanggul anakku dengan menaiki tangga, ketika ia melihatku, ia takut dan gemetar dan anakku jatuh ke tanah sehingga meninggal. Kini, aku begitu khawatir dengan perasaan ketakutan luar biasa yang dirasakan pembantuku itu, kemudian Imam Jakfar berkata kepada pembantunya itu, 'Aku bebaskan dirimu di jalan Allah, pergilah dan tidak usah engkau takut.'"



10
SEMUA PERLU TAHU

7. Imam Musa bin Ja'far
Imam ketujuh, (Musa ibn Jakfar) lahir pada tanggal 7 bulan Shafar tahun 127 Hijriyah di Abwa? antara Mekkah dan Madinah. Ayahnya adalah Jakfar Shadiq dan ibunya Hamidah. Jakfar Shadiq dengan perintah Allah?menunjuk putranya yang bernama Musa sebagai Imam dan khalifah.

Ibadah dan ketakwaan Imam Musa sedemikian tingginya sehingga ia dijuluki 'abdash-shalih (hamba yang shalih), beliau sangat penyabar dan beliau tidak pernah marah atau kesal dalam menghadapi ketidaknyamanan dan pendeitaan hidup, oleh karena itu beliau mendapat panggilan al-kazhim (orang yang menahan kemarahan).

Meskipun beliau hiup di zaman yang sulit dan tidaklah waktu tersebut mendukung beliau untuk menyebarluaskan hadis, namun banyak sekali murid yang belajar di sisinya dan meriwayatkan banyak hadis dari beliau.

Beliau hidup selama 55 tahun di dunia ini. Khalifah Harun ar rasyid pada tahun 179 Hijriyah memerintahkan agar Imam Musa dipindahkan dari Madinah ke Irak.

Bertahun tahun beliau berada di penjara Bashrah dan Baghdad, yang akhirnya beliau terbunuh akibat racuk kedzaliman dan beliau syahid pada tanggal 25 bulan Rajab tahun 183 Hijriyah di penjara Sindi ibn Syahak di Baghdad dan dimakamkan di Kadzimain, Irak.


Kasib Akhlaq Imam Musa
Seorang lelaki di Madinah selalu mengganggu Musa ibn Jakfar dan mengutuk Imam Ali ibn Abi Thalib. Beberapa sahabat beliau meminta ijin kepada Imam untuk membunuh lelaki biadab itu. Imam melarangnya dan bertanya, "Dimana lelaki itu? Mereka berkata, ia sedang bertani di pinggiran Madinah."

Imam bergerak menuju ladang lelaki biadab itu dan kemudian didi di sisi lelaki. dengan tersenyum dan wajah ceria, beliau mulai berbicara dan bertanya kepadanya, "Berapa engkau keluarkan biaya untuk tanaman ini?" Ia menjawab, "seratus dirham. Imam bertanya lagi, "berapa banyak keuntungan yang engkau harapan dari tanaman ini?" Ia menjawan "seratus dirham." Lantas Imam memberikan kantung uang yang berisikan 300 dinar kepada lelaki itu dan berkata, "Tanaman ini tetap milikmu." menyaksikan kebaikan Imam, padahal ia telah banyak mengganggu dan menyakiti Imam, bangun dari duduknya dan mencium Imam dan meminta maaf atas kebiadaannya sebelum ini, dan Imam memberinya maaf dan kembali ke Madinah.

Di hari lainnya, Imam melihat lelaki itu di masjid dan ketika matanya melihat Imam Musa ibn ja'far , ia berkata: "Allah lebih tahu kepada siapakah imamah dan risalahnya harus ditempatkan." hadirin di situ heran dan mereka bertanya tentang perubahan sikapnya oitu, lelaki itu memulai dengan doa dan menceritakan keutamaan Musa ibn Ja'far.

Kemudian, Musa ibn jakfar berkata kepada para sahabatnya, tindakanku ini yang lebih baik ataukah keputusan yang kalian ambil? Dengan sedikit uang aku telah menghapuskan keburukannnya dan aku menjadikannya dari pecinta Ahlulbait."


8. Imam Ali bin Musa
Imam Ali bin Musa ar-Ridha as lahir di Madinah pada tanggal 11 dzil qa?dah tahun 148 Hijriyah. Namanya, Ali, ayahnya Musa ibn Jakfar dan nama ibunya Najmah. Imam Musa ibn jakfar menunjuk anaknya Ali sebagai imam atas perintah Allah.

Ilmu dan pengetahuan Imam Ridho lebih luas dan unggul dari semua manusia di zaman itu. Para murid dan siswa mendatangi beliau untuk menimba ilmu dan banyak sekali hadis yang diwariskan oleh beliau tentang makrifah islami dan hukum serta undang undang syariat. Beliau berdiskusi dan berdialog dengan para pemuka berbagai agama. Beliau seringkali hadir di majlis pembahasan dan memberikan jawaban berbagai kesulitan dan pertanyaaan dan selalu memberikan jawaban terhadap setiap pertanyaan. Ilmu dan pengetahuannya yang banyak membuat hadirin terpesona dan keheranan dan beliau di tengah masyarakat, sangat terhormat dan dijuluki alimu ali Muhammad (alim di dalam keluarga Muhammad).

Khalifah Makmun Abbasi pada tahun 200 Hijriyah memanggil Imam Ridho dari Madinah ke Marwi. Ketika Imam Ridho memasuki Marwi, makmun mengusulkan agar Imam menerima kursi khilafah, namun beliau menolak. Dengan paksaan, Makmun meminta Imam Ridho setidaknya menjadi putra mahkota! Makmun memiliki dua tujuan di balik pemaksaannya terhadap Imam Ridho agar menjadi putra mahkota.

Yang pertama, Makmun ingin agar Imam Ridho bersedia menjadi putra mahkota dan dekat dengan instansi pemerintahan dan terlibat dalam urusan negara, dan dengan cara ini, Imam Ridho akan kehilangan kehormatan dan kemuliannya dan kecintaan orang orang syi'ah akan berkurang kepadanya.

Imam Ridho mengetahui tujuan busuk Makmun ini dan ia mengetahui bahwa seseorang akan sanggup membunuh saudara kandungnya demi mempertahankan kursi khilafah, maka adalah mustahil bila Makmun memiliki niat bersih untuk memberikan kursi khilafah dan putra mahkota kepada orang lain, dan oleh karena itulah, Imam Ridho tetap menolak tawaran sebagai putra mahkota, namun karena paksaan yang sangat luar biasa, akhirnya tiada jalan lain bagi beliau kecuali menerima tawaran itu, namun dengan syarat beliau tidak akan ikut campur dalam urusan urusan pemerintahan dan penunjukan serta pemecatan para penguasa.

Di kemudian hari, Makmun sadar bahwa Imam Ridho bukan hanya tidak kehilangan kewibawaan dan kemuliaannnya , bahkan kecintaan masyarakat kepada pribadi Imam hari demi hari semakin bertambah, dan oleh karena itulah, dia memutuskan untuk membunuh Imam.

Imam Ridho hidup di dunia selama 55 tahun dan kemudian beliau diracun oleh makmun dan di penghujung bulan Shafar, tahun 203 hijriyah, beliau meninggal di Thus dan di sanalah, yang kini dinamakan kota Masyhad , beliau dimakamkan.


Kisab Imam Ridha
Seseorang mengatakan, suatu hari aku bertemu dengan Imam Ridho yang mana beliau mengumpulkan semua budak dan pembantunya, baik yang berkulit putih, hitam di satu meja makan dan makan bersama mereka. Aku bertanya, 'wahai putra Rasul! Alangkah baik, kalau engkau memisahkan sufrah atau hidangan untuk budak budak ini,' beliau berkata, 'Diamlah kamu, tuhan kita satu ,agama kita satu , dan ibu serta ayah kita satu, dan pahala atau balasan tergantung amal perbuatan masing-masing."


9. Imam Muhammad bin Ali
Imam kesembilan lahir di dunia pada tanggal sepuluh Rajab atau 19 Ramadzan tahun 195 hijriyah du Madinah. Namanya Muhammad taqi , ayahnya Imam Ridho dan ibunya bernama Subaikah. Imam Ridho atas dasar perintah Tuhan, beliau menunjuk putranya Muhammad sebagai Imam.

Imam Muhammad Taqi menjadi Imam sepeninggal ayahnya. Meskipun saat itu, beliau masih kanak-akank dan belum baligh, namun ilmu dan pengetahuan pemberian Allah kepadanya begitu luasnya sehingga beliau dapat menjawab semua persoalan agama masyarakat. Beliau dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan tentang agama yang diajukan kepada beliau sebagai ujian. Sedemikian rupa sehingga ilmu dan keutamaan beliau begitu tampak jelas bagi lapisan masyarakat pada umumnya dan banyak masyarakat yang keheranan dengan kemampuan dan kemahirannnya dalam menguasai ilmu agama. Ketakwaaan dan ketakutannya kepada Allah sedemikian rupa sehingga mendapat laqab at-Taqi. Dan lantaran kedermawanannya, beliau dikenal dengan nama al-Jawad (yang dermawan).

Imam Jawad hanya hidup di dunia fana ini selama 25 tahun. Khalifah Muktashim pada tahun 220 Hijriyah memanggil beliau dari madinah ke Baghdad dan pada penghujung bulan dzil qa?dah tahun yang sama, beliau wafat di Baghdad dan dimakamkan di sisi makam ayahnya Musa ibn Jakfar.


10. Imam Ali bin Muhammad
Imam Ali Naqi lahir di pinggiran Madinah pada tanggal 15 Dzulhijjah atau 2 Rajab 212 Hijriyah di Shurayya pinggiran Madinag. Aayahandanya adalah Imam Muhammad taqi dan nama ibunya Sammanah. Imam Muhammad Taqi atad perintah Allah SWT menunjuk putranya yaitu Imam Ali Naqi sebagai Imam muslimin.
Ketika usianya telah menginjak delapan tahun, ayahanda yang sangat dicintainya meninggal dunia. Dan di dalam usianya yang sangat kanak kanak itu, beliau telah memperoleh maqom Imam, dan walaupun masih kecil, beliau telah dikarunia ilmu ilahi yang melimpah. Dari segi ilmu dan pengetahuan, sungguh tiada tertandingi, dan juga dari segi akhlak dan keluhuran budi pekerti dan ketakwaaan adalah menjadi contoh masyarakat di zamannnya yang membuatnya dicintai oleh semua orang.

Khalifah Mutawwakil Abbasi khawatir kalau nantinya, masyarakat akan cenderung semua kepadanya dan akan memberikan dukungan kepadanya sehingga membahayakan bagi kelanggengan pemerintahannnnya. Dan dengan alasan itulah, pada tahun 243 Hijriyah, Mutawwakil mendatangkan beliau dari Madinah ke Samira Irak dan selalu diawasi.

Imam Ali naqi hidup di dunia selama 42 tahun. Dan beliau senantiasa mendapat tekanan para khulafa Abbasi dan akhirnya pada tanggal 27 Jumadzil al astani atau tanggal tiga bulan rajab, tahun 254 Hijriyah, beliau menghembuskan nafas yang terakhir di samira dan dimakamkan di kota itu.


11. Imam Hasan bin Ali
Imam Hasan Askari yakni imam yang kesebelas lahir di dunia pada tanggal delapan atau 4 bulan Rabiul ast-stani tahun 232 Hijriyah di Madinah. Ayahandanya adalah Imam Ali Naqi dan nama ibunya Hudaist, Imam Ali Naqi atas perintah Allah menunjuk putranya Imam Hasan Askari sebagai Imam selanjutnya.
Imam Hasan Askari seperti halnya ayahandanya berada di bawah pengawasan di kota Samira Irak dan untuk sekian lama beliau melewati hari hari di penjara. Masyarakat tidak dapat menjumpai beliau secara bebas dan menimba ilmu dari lautan ilmu tersebut. Namun meskipun demikian, tidak sedikit hadis yang diriwayatkan dari beliau. Akhlak beliau yang terpuji dan keutamaan serta pengetahuannya yang amat luas tidaklah tersembunyi bagi setiap orang. Imam Hasan Askari hidup di dunia selama 28 tahun dan pada tanggal delapan bulan Rabi? al awwal, tahun 260 Hijriyah, beliau wafat di kota Samira dan dimakamkan di kota itu.



11
SEMUA PERLU TAHU

12. Imam Muhammad bin Hasan al-Mahdi
Imam kedua belas kaum syiah adalah Muhammad ibn hasan. Beliau lahir pada pertengahan bulan Sya?ban tahun 255 Hijriyah di Samira Irak. Laqab atau julukannya adalah Mahdi, Qaim, dan Shahib az-zaman dan Imam Asher dan hujjah. Ayahandanya adalah Imam hasan Askari dan nama ibunya Narjis.
Imam Hasan Askari atas dasar perintah Tuhan dan saran ayahandanya yang mulia telah menunjuk putranya Muhammad sebagai Imam dan penggantinya.

Dalam banyak hadis yang sampai kepada kami dari Rasul SAW telah disebutkan bahwa Rasul bersabda, "Anak generasi ke sembilan dari keturunan Imam Husein , namanya sama dengan namaku , daialah Mahdi yang dijanjikan. Masing-masing Imam di zamannya telah memberitahukan bahwa anak mereka generasi yang ke sekian akan menjadi mahdi yang dijanjikan." Rasul SAW dan para Imam suci memberitahukan bahwa putra Imam Hasan Askari adalah Mahdi yang dijanjikan dan beliau begitu lama ghaib dari pandangan manusia dan ketika Allah berkehendak dan dilihat oleh-Nya sebagai mashlahat, maka ia akan muncul dan memenuhi bumi dengan keadilan. Ia akan berkuasa di sepuluruh penjuru dunia , dan memasalkan tauhid dan penyembahan Tuhan yang esa dan menjadikan agama islam sebagai agama bagi seluruh alam dan agama resmi masyarakat dunia.

Menurut prediksi Rasul SAW dan riwayat riwayat dan hadis hadis para Imam suci, Allah SWT akan memberikan seorang putra kepada Imam Hasan Askari dengan nama Muhammad. Sekelompok orang kepercayaan Imam Hasan Askari sempat melihat Imam mahdi dan memberikan kesaksian akan wujud Imam Mahdi.

Imam Mahdi tat kala wafat ayahandanya, ia berusia lima tahun dan setelah ayahandanya wafat, beliau yang menjadi Imam. Khulafa Bani Abbas karena mendengar tanda tanda dan kesan kesan Imam Mahdi dan mendapat tahu dari hadis hadis Rasul SAW bahwa putra Imam Hasan Askari adalah mahdi yang dijanjikan oleh Allah, yang akan memerangi kedzaliman dan kesewenang wenangan dan akan menggulingkan pemerintahan yang dzalim , merteka memutuskan secara serius untuk membunuh anak itu sesegera mungkin dan dengan cara ini, mereka hendak menghilangkan ancaman serius bagi kelanggengan kekuasaan dinasti Abbasiah.

Oleh sebab itulah dan juga sebab sebab lainnnya, Imam Mahdi terpaksa ghaib dari pandangan manusia dan hidup secara rahasia dan sembunyi, namun hubungan masyarakat dengannnya tidak terputus secara total, melainkan melalui orang-orang tertentu yang merupakan naib (wakil) dan orang kepercayaan Imam Mahdi, mereka dapat mengadakan kontak dengan Imam Mahdi dan menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.


Wakil wakil Imam Mahdi yang terkenal berjumlah empat, yakni sebagia berikut.
1. Ustman ibn Sa?id

2. Muhammad bin ustman

3. Husein bin Ruh

4. Ali bin Muhammad Samari.

Keempat orang ini menjadi naib atau wakil secara berurutan satu persatu, dan setelah ghaib shugra berakhitr, dan hubungan resmi dengan Imam Mahdi terputus, tibalah era kegaiban besar.

Kini, Imam Mahdi hidup dalam keadaan ghaib dan berada di tengah masyarakat dan bahkan hadir di majlis majlis , namun beliau tidak mengenalkan dirinya kepada masyarakat. Keadaan ini terus berlanjut sampailah kondisi dunia secara umum sudah kondusif dan landasan untuk pembentukan pemerintahan Islam yang bersifat sedunia terwujud, dan kebanyakan masyarakat dunia sudah dari hati mendambakan pemerintahan tauhid dan mereka telah putus asa untuk menyelesaikan problematika mereka kecuali dengan satu jalan yakni mengikuti undang undang ilahi dan semuanya sudah putus asa dan mereka sudah tidak tahan lagi menyaksikan kedzaliman dan kesewenang wenangan , di saat itulah Imam Mahdi as muncul dan dengan kekuatan yang begitu kuat yang dimiliknya akan menggulingkan pemerintahan pemerintahan dzalim dan memenuhi dunia kemanusiaan dengan keadilan dengan cara melaksanakan hukum hukujm ilahi.

Di masa kegaibannya, kita berkewajiban untuk menantikan kemunculan Imam Mahdi as dan mengeluarkan program program dan konsep konsep kemasyarakatan al-Quran serta menyampaikannya kepada telinga masyarakat dunia. Kelebihan undang undang ilahi hendaknya kita buktikan kepada masyarakat. Opini umum dunia kita ajak agar memperhatikan program program dan hukum hukum ilahi. Dan dalam penantian itu, kita harus memerangi akidah yang sesat dan batil dan khurafat dan kita siapkan landasan landasan serta pendahuluan pendahuluan bagi terbentuknya pemerintahan islam yang mendunia dan kita ambil dari al-Quran dan hadis cara cara serta strategi bagaimana menyelesaikan kesulitan dunia dan kita manfaatkan untuk kemashlahatan ummat manusia. Kita terangi pemikiran masyarakat dunia dan kita siapkan diri untuk kemunculan Imam Mahdi dan pembentukan pemerintahan yang adil. [2]


Akidah kami tentang para Imam
1. Para Imam terpelihara dari dosa dan kesalahan serta lupa.

2. Mereka mengetahui semua undang undang dan hukum ilahi, dan ilmu pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk membimbing masyarakat telah diberikan kepada mereka.

3. Mereka tidak pernah mengeluarkan keputusan atau hukum dari dirinya sendiri dan mereka bukanlah yang menetapkan syariat.

4. Mereka melaksanakan semua perintah agama dan mereka meyakini semua akidah yang benar dan terhiasi dengan akhlak akhlak yang terpuji dan merekalah manusia yang terbaik dan contoh sempurna agama.

5. mereka adalah manusia dan hamba Allah, seperti halnya orang-orang lainnnya adalah

6. Sebelas diantara mereka sudah meninggal, dan Imam kedua belas yakni putra langsung Imam Hasan Askari sampai kini masih hidup dan dalan penantian untuk dzuhur (muncul).


Syi'ah
Orang yang meyakini bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah Khalifah dan pengganti langsung Rasul SAW, dinamakan syiah. Kaum syiah Imamiyah meyakini Ali dan sebelas orang keturunannya yang suci sebagai Imam dan pemimpin dan mereka mengikuti perilaku dan ucapan para Imam tersbeut. Syiah yang sejati adalah orang yang mengikuti Ali dan para Imam suci dan mencontohi perbuatan dan ucapan mereka.

Imam Muhammad Baqir berkata kepada Jabir, "Wahai Jabir! Apakah untuk menjadi syiah bagi seseorang adalah cukup dengan mengatakan., bahwa aku adalah pecinta ahli bait? Demi Allah, tidaklah tergolong dari syiah kami, kecuali orang yang bertakwa dan memathui Allah. Wahai Jabir! Sebelum ini, syiah kami dikenal dengan ketawadhuannnya, amanah, senantiasa dzikir , berpuasa dan shalat berbuat baik kepada kedua orang tuam peduli dan membantu tetangga dan orang orang terlantar dan orang ?orang yang dililit hutang dan anak anak yatim, jujur dan membaca al-Quran, Mereka tidak akan mengetakan sesuatu tentang orang kecuali kebaikannnya., mereka adalah kepercayaan masyarakat."

Jabir berkata, "Yabna rasul! Di masa ini aku tidak menjumpai orang yang memiliki sifat seperti ini."

Imam berkata, "wahai Jabir! Jangan sampai berbagai macam akidah membuatmu bingung dan jatuh ke jurang kesalahan. Apakah untuk memperoleh takwa dan kebahagiaan, manusia cukuo dengan mengatakan: 'Aku mencintai Ali', namun dia tidak melaksanakan perintah Allah? Apabila orang mengatakan, aku pecinta Rasul SAW akan tetapi dia tidak mengikuti perintah perintah Rasul SAW, maka kecintaannya kepada Rasul itu tidak akan menyebabkan ketakwaannya kepada Allah, padahal Rasul lebih mulia dari Ali.

"Wahai orang-orang syiah! Takutlah kepada Allah dan lakukanlah perintah-perintah-Nya. Allah SWT tidak memiliki hubungan kekluargaan dengan siapapun. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang lebih bertakwa dan lebih banyak malannnya.

"Wahai Jabir! Demi Allah! Tidak ada wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali ketaatan dan mematuhi perintah. Bukan di dalam kekuasaan kami untuk membebaskan kalian dari api neraka, setiap orang yang patuh kepada Allah , maka dia adalah sahabat kami, dan siapa saja yang membangkang dari perintah Allah, maka dua musuh kami. wilayah dan kecintaan kami tidak akan diperoleh kecuali dengan amal shalih dan ketakwaan."

Imam Jakfar Shadiq mengatakan, bertakwalah kalian, dan bersungguh sungguhlah dalam memperbaiki jiwa dan amal shalih kalian, dan bersikaplah jujur dan amanah dan berbudi luhr. Berbuatlah baik terhadap tetanggamu. Dan ajaklah masyarakat kepada madzhan yang benar m,elalui amalan amalan dan perilakumu.

Jadilah kalian penyebab kemuliaan dan ketinggian kami, dan janganlah kalian menyebabkan kami malu lantaran perbuatan perbuatan buruk kalian.

Perpanjanglah ruku? dan sujud , karena tat kala hamba Allah melakukan rujuk dan sujud yang lama, syetan akan kecewa dan marah, dan berteriak, 'celaka!

Celaka! Mereka taat, namun aku membangkang, mereka bersujud, sementara aku berpaling dari sujud.'"

Imam Jakfar Shadiq berkata, "Hawariyyun dan para sahabat Isa adalah syi'ah Isa as. Namun para sahabat Isa tidak lebih baik dari syi'ah kami, karena, mereka menjanjikan pertolongan, namun mereka tidak melakukan apa yang dijanjikannnya itu, dan mereka tidak berjihad di jalan Allah. Namun syi'ah kami dari sejak rasul wafat, sampai kini, selalu memberikan bantuan dan pertolongan kepada kami dan berkorban untuk kami. Tidak sedikit dari mereka yang dibakar karena mencintai kami dan disiksa dan diganggu, dan bahkan diasingkan dari negeri mereka, namun mereka tetap menolong dan membantu kami."


Akidah Kita tentang kaum Muslimin Lainnya
Walaupun kami dengan saudara kami ahlu sunnnah berbeda pendapat tentang masalah kekhilfahan dan pengganti rasul SAW, namun kami menganggap semua muslimin sebagai saydara dan seagama , tuhan kami satu dan kitab kami satu dan kiblat kami sama.

Kemuliaan dan kemajuan mereka adalah kemuliaan dan kemajuan kami juga. Kemenangan mereka kita anggap sebagai kemenangan kami juga. Sebaliknya, kekalahan dan kehinaan mereka kita anggap sebagai kehinaan dan kekahalahan kami juga. Kami ikut bersedih dalam kesedihan meereka dan juga bahagian dalam kebahagiaan mereka.

Dalam hal ini, kami mengambil ilham dari pemimpin besar kami, Ali ibn Abi Thalib , sekiranya beliau ingin membela haknya yang masyru' dan mengambil kekhilafahannya, maka ia dapat melakukan itu, akan tetapi, beliau lebih mendahulukan kemashlahatan tinggi islam dan kekekalan inti agama, dan bukan hanya beliau tidak memerangi khulafa , melainkan dalam momen momen yang penting dan peka serta diperlukan, beliau memberikan bantuan kepada khulafa dan sama sekali tidak melambatkan diri dalam melakukan tindakan yang menguntungkan muslimin secara umum.

Kami meyakini bahwa dunia Islam akan dapat muncul sebagai sebuah bangsa yang hidup dan tangguh, serta menemukan kembali keagungan dan kewibawaannnya dan dapat membebaskan diri dari tekanan-tekanan penjajah asing , bila ummat Islam menjauhi perselisihan dan keberpecahan dan memfokuskan atau mensentralkan kekuatan mereka kepada satu tujuan dan semuanya melangkah di jalan keagungan islam dan kemajuan serta kebangkitan dunia Islam.[]


Catatan Kaki:
[1] Umpamanya hadis berikut, rasulullah shallallahu 'alayhi wa alibi wasalam bersabda, "Pengemban wasiatku adala ali bin abi thalib, dan setela ali kedua cucuku, yaitu hasan dan husain, lalu akan keluar dari tulang sulbi husain sembilan orang iman."

Kemudian rasul malanjutkan seraya bersabda, "jika husain telah tiada, maka penggantinya adala ali (zainal abidin). apabila telah tiada, maka anaknya muhammad (al-Baqir). Apabila muhammad telah tiada, maka putranya jafar (ash-Shadiq). Apabila jafar telah tiadah, maka putranya musa (al-Kazhim). Apabila musa telah tiada, maka putranya ali (ar-Ridha). Apabila ali telah tiada, maka putranya muhammad (al-Jawad). Apabila muhammad telah tiada, maka putranya ali (al-Hadi). Apabila ali telah tiada, maka putranya hasan (al-Askari). Apabila hasan telah tiada, maka putranya muhammad (al-Mahdi). Dengan demikian, jumlah keseluruhan lengkap dua belas orang." (syekh al-Qanduzi al-Hanafi, Yanabi al-Mawada, bab 76 dari kitab faraidh as-simthain).

[2] untuk uraian lebih mendetil tentang imam mahdi dari ayatullah amini lihat juga imam mahdi: penerus kepemimpinan ilahi, penerbit al-huda, 2002.

Termasuk juga rujuk buku Imam Mahdi sebsgai Simbol Perdamaian Dunia (2 jild) dari penerbit yang sama peny.



12
SEMUA PERLU TAHU

Kebangkitan
Semua Nabi dan kitab-kitab samawi tidak berbeda pendapat bahwa kehidupan manusia tidak akan tamat karena kematian. Setelah kehidupan di dunia ini, terdapat kehidupan lainnnya dimana manusia akan melihat balasan dari semua perbuatannya di dunia. Orang-orang yang baik kelakuannya akan menikmati hidup yang nyaman dan bergelimang dengan kenikmatan dan kebahagiaan.

Sebaliknya orang-orang yang keji dan berperilaku buruk akan merasakan kehidupan yang sulit dan menakutkan, dan disiksa dengan siksaan pedih tak terperikan. Prinsip (ma'ad ) dan kehidupan setelah kematian merupakan suatu keyakinan semua agama samawi dan siapa saja yang menerima kebenaran para Nabi , maka ia harus menerima prinsip kebangkitan. Kami akan menyebutkan dua dalil atau argumen yang sederhana untuk membuktikan kebenaran persoalan ini.


Dalil pertama

Jika kalian memperhatikan persoalan di bawah ini , maka keberadaan dan kebenaran ma'ad akan menjadi jelas untuk anda:
1. Tiada satupun perbuatan yang tiada tujuannnya, setiap orang yang melakukan suatu pekerjaan , maka ia memiliki tujuan. Tujuan (ghayah) merupakan sesuatu yang memaksa pelaku melakukannya dan ia bersungguh sungguh untuk sampai ke situ.

2. walaupun tiada suatui pekerjaan satupun yang dilakukan tanpa tujuan, namun tujuan tujuan dan motofiasi adalah tidak sama, melainkan berbeda bergantung kepada pribadi dan perbuatan perbuatannnya. Semakin pelaku itu alim dan bijaksana dan kuat, maka ia akan memiliki tujuan yang lebih tinggi dan mulia. Tujuan seorang anak kecil dalam permainannnya tidak akan pernah sejajar dengan tujuan seorang insinyur , cendekia dan para ahli.

3. Manusia setiap kali melakukan suatu pekerjaaan dan ingin menutupi kekurangannya dengan menghasilkan akibat dan hasil dari perbuatan yang dilakukannnya dan menjadi lebih sempurna, misalnya bila kita makan, hal itu dikarenakan, kita merasakan pada diri kita rasa lapar , kita makan agar rasa lapar yang merupakann kekurangan itu, kita hilangkan, akan tetapi, mengenai perbuatan perbuatan Allah hal ini tidak berlaku , karena Allah tidaklah kurang atau tidak sempurna sehingga ia perlu melakukan sesuatu pekerjaan demi menutupi atau menghilangkan kekurangannya dan menjadi lebih sempurna.

Dari itulah, haruslah dikatakan, natijah atau hasil suatu pekerjaan tidak kembali kepada dirinya sendiri melainkan kembali kepada makhluknya, tujuannnya adalah bukan untuk menjadi lebih sempurna dan mendapatkan keuntungan, melainkan adalah memberikan keuntungan dan menyempurnakan mahluknya.


Dalam syair Persia disebutkan yang artinya:
Aku tidak melakukan sesuatu perbuatan untuk aku terima keuntungan, melainkan untuk aku berikan kebaikan kepada hambaku.

4. Allah SWT menciptakan manusia dengan wujud yang terbaik dan Allah memberlakukan ribuan ketelitian dan kehalusan di bangunan wujud manusia sehingga para cendekiawan dan pakar lebih banyak meluangkan waktu untuk mengkajinya dan menyingkap rahasia rahasia yang menakjubkan. Sampai sampai dapatlah dikatakan.

Allah SWT yang bijaksana menjadikan tubuh manusia yang kecil ini sebagai miniatur dari dunia yang besar dan alam yang maha luas ditempatkan di badan yang terbatas ini. Air, tanah, udara, tumbuhan, binatang, bulan., matahari, bintang dan maujud maujud yang lainnnya diciptakan untuk memenuhi keperluan manusia.

Ribuan rahasia yang menakjubkan dan mitserius tersimpan di lubuk dunia materi agar manusia memanfaatkannya. Allah SWT mempersenjatai wujud manusia dengan kekuatan berpikir yang sangat ajib agar mnausia dapat menyingkap rahasia dunia dan memanfaatkan harta karun alam yang tersimpan dengan baik dan menundukkan alam materi.

Dengan memperhatikan persoalan tadi, kini cobalah anda berpikir, apakah dapat dikatakan, bahwa Allah yang maha bijaksana menciptakan wujud manusia yang menakjubkan dan misterius ini dan agar manusia dapat melanjutkan kehidupan, kemudian Allah menciptakan alam materi yang sangat luas ini agar manusia dapat memberdayakan dan menggunakannya ?hanyalah agar manusia hiup di dalamnya sebentar di dunia dan nikmat nikmat Allah itu agar dirubah oleh manusia ke dalam bentuk lain, kemudian dia mati dan binasa? Apabila demikian, apakah penciptaan Allah ini tidak sia sia dan tak berarti?

Akal kalian tidak akan pernah mempercayai persoalan seperti ini fam mensucikan wujud suci Tuhan yang maha bijaksana dan kuat dari perbuatan yang sia-sia.

Ketiadaan dan kebinasaan tidak dapat menjadi tujuan atau hasil dari perwujudan dan natijah kehidupan manusia, karena untuk sampai kepada tujuan, akan lebih menyempurnakan dan memberi nilai tambah kepada maujud, bukannnya mengakhiri atau menamatkan wujud itu dan mengoyakkan lembaran lembaran usianya.

Akal kita juga mengatakan, karena Allah tidak memerlukan kepada penciptaan makhluk, dan tidak menciptakannya dengan maksud mencari keuntungan dan pekerjaan yang sia sia tidak akan datang dari-Nya, maka mau tidak mau , allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan yang lebih mulia dan bernilai dan kehidupan manusia dibuatnya tidak terbatas kepada kehidupan beberapa hari di dunia dan dengan datangnya kematian, kehidupannya tidak berakhir dan lembaran perbuatannnya tidaklah berakhir di situ.

Akal kita mengatakan, haruslah setelah kehidupan di dunia ini, terdapat kehidupan lainnnya, priode kehidupan pendek di dunia yang dipenuhi dengan kesulitan dan penderitaaan haruslah menjadi sebuah pendahuluan bagi kehidupan akhirat yang abadi dan untuk sampai kepada kebahagiaan dan kesenangan yang abadi di alam akhirat.

Tujuan allah adalah manusia agar berkembang dan maju di dunia dan menyiapkan tabiat atau watak watak yang baik di dunia untuk dirinya sehingga nanti di akhirat, dapat hidup untuk selamanya dalam gelimang kesenangan dan kenikmatan.


Dalil Kedua
Sebagian manusia adalah shalih dan baik. Menghendaki kebaikan untuk orang lain, dan seringkali membantu orang-orang yang ada di bawahnya dan membantu sesama manusia dan mengasihi anak anak yatim, berbuat ihsan kepada orang orang yang terlantar dan fakir, akhlaknya baik, tidak berbohong , dan tidak memalsukan barang dalam berdagang, dan tidak mendzalimi orang lain, dan tidak merampas harta orang dan masyarakat, mendirikan shalat, dan melaksanakan kewajibannnya dan menjauhi perbuatan ?perbuatan dosa.


Setelah kehidupan di dunia ini,

terdapat kehidupan lainnya di mana

manusia akan melihat balasan dari

semua perbuatannya di dunia. Orang-

orang yang baik kelakuannya akan

menikmati hidup yang nyaman dan

bergelimang dengan kenikmatan dan

kebahagiaan. Sebaliknya orang-oran

yang keji dan berperilaku buruk akan

merasakan kehidupan yang sulit dan

menakutkan, dan diazab dengan

siksaan pedih tak terperikan.


Kelompok lainnnya, adalah berbuat jahat dan tidak layak. Mereka mendzalimi sesama, dan merampas hak orang lain, berburuk pekerti dan pembohong dan berkhianat, tidak berpuasa, tidak takut melakukan perbuatan-perbuatan haram dan seperti binatang liar siang dan malam melakukan kedzaliman dan melampiaskan hawa nafsu dan syahwat.

Dua golongan ini selalu ada di sepanjang sejarah dan mereka tidak merasakan balasan dari perbuatan baik dan buruknya di dunia ini. Kita banyak sekali menyaksikan manusia yang di sepanjang usianya dihabiskan untuk berbuat kekejian dan kejahatan , melanggar hak orang lain dan melampiaskan syahwat , namun mereka tidak menerima hukuman apapun di dunia.

Dan betapa banyak orang shalih dan berbuat kebajikan yang kita lihat , hidup dalam keadaan sulit dan miskin di dunia dan mereka tidak mendapatkan ganjaran dari perbuatan baiknya di dunia.

Apakah tidak seharusnya ada kehidupan setelah di dunia ini sehingga perbuatan perbuatan baik dan buruk setiap orang diperiksa , dan bagi yang baik diberi balasan yang baik dan bagi yang berbuat keburukan mendapat balasan yang buruk pula?

Apabila umur manusia berakhir hanya di dunia ini dan lembaran perbuatan tidak dibuka lagi di akhirat kelak, apakah penciptaan manusia tidak sia sia dan bertentangan dengan keadilan dan kebijaksanaan Allah SWT yang berkuasa?

Apakah akal kalian setuju dan menerima jika orang orang yang menghendaki kebakan dan berbuat kebajikan disamakan dengan orang orang jahat dan buru perangainya dan mereka tidak diperiksa amalannya?

Apakah perbuatan yang tidak pantas dan masuk akal seperti ini dapat kita nisbatkan kepadfa Allah SWT?

Sekiranya tidak ada hari kiamat dan hari pengadilan, lalu pengutusan para Nabi dan perintah dan larangan Tuhan yang dibawa mereka merupkan suatu pekerjaan yang sia sia dan tidak bermanfaat?

Pabila tidak ada hari perhitungan dan tidak ada ganjaran dan hukuman, lalu mengapa manusia mematuhi perintah perintah Allah dan para Nabi?


Kematian
Kematian adalah keperpisahan dan terpisahnya ruh dari badan. Islam mengatakan kepada kita, bahwa manusia tidak akan binasa dan musnah karena kematian, melainkan manusia akan berpindah dari dunia ini ke dunia lainnnya dan dari kehiudpan ini akan memasuki kehidupan lainnya. Baginda Rasul SAW bersada, "Kalian tidak diciptakan ntuk kemusnahan melainkan kalian diciptakan untuk kekal dan kehidupan yang abadi, kalian akan berpindah dari alam dunia ke alam yang lainnya."

Menurut pandangan islam., berpisahnya ruh dari badan tidaklah berlaku sama terhadap semua orang, orang-orang yang suka berbuat dosa dan kecintaannya kepada dunia ini begitu berat dan tidak memiliki hubungan sedikitpun dengan dunia lain dan tidak akrab dengannnya, maka ia akan dicabut nyawanya dengan sangat sulit dan sakit, namun berbeda dengan halnya orang orang yang suka melakukan kebajikan dan amal shalih, dan tidak begitu bergantung kepada dunia materi ini, dan akrab dengan allah dan akhirat , mereka akan kehilangan nyawa dengan begitu senang dan mudah.*


Alam barzakh
Akal mengistbatkan atau membuktikan kepada kita pokok ma?ad dan kehidupan setelah kematian, adapun tentang bagaimana bentuk kehidupan setelah kematian itu, akal tidak dapat memberikan penjelasan dan petunjuk , melainkan kita harus merujuk kepada ayat ayat al-Quran dan ucapan para Nabi dan pemuka agama.

Dari al-Quran dan hadis hadis Nabi dan para Imam suci dapat disimpulkan bahwa sebelum berlangsungnya kiamat dan kebangkitan secara massal, telah ada dunia lain yang bernama barzakh yang merupakan pertengahan (washitah) antara dunia dan akhirat, ketika manusia mati, pertama, ia akan memasuki alam barzakh, dan di situ dia mengalami kehidupan yang khusus.

Awal kehidupan spiritual dan rohani yang dimulai dari kubur, adalah pertanyaan dan interogasi terhadap yang mati dan akidah dan perbuatannnya secara garis besarnya diperiksa, apabila akidahnya benar dan memiliki banyak amal shalih, maka akan terbuka baginya pintu surga dan berada di jalan menuju surga. Dia mendapatkan nikmat nikmat surgawi dan menantikan datangnya kiamat dan wushul (sampai) kepada nikmat nikmat surgawi yang abadi.

Apabila dia adalah orang yang berperilaku buruk dan pendosa, maka ia berada di jalan ke neraka, dan dibuka untuknya pintu kecil dari neraka, dan hingga hari kiamat ia berada dalam siksaan dan kepedihan dan menjalani kehidupan yang pahit dan saking takutnya dengan datangnya hari kiamat dan siksaan pedih , ia selalu dalam keadaan menggigil ketakutan dan bimbang.



13
SEMUA PERLU TAHU

Kiamat dan kebangkitan massal
al-Quran dan hadis hadis Nabi dan para Imam suci mensifati kiamat seperti berikut ini. Matahari dan bulan menjadi gelap dan tidak bercahaya lagi, gunung gunung hancur runtuh dan bercerai berai, lautan tanpa air dan membakar, tata surya bertabrakan , bumi dan langit hancur berkeping keping , dan kala itu, semua yang mati hidup dan dibangkitkan kembali dan hadir untuk diperhitungkan di neraca keadilan Allah.

Semua perbuatan dan gerakan manusia terekam di sisi Allah dan tercatat di lembaran wujud , perilaku atau perbuatan sekecil apapun tidak dilupakan dan dicatat. Hari kebangkitan dimana tirai telah disingkap dari mata manusia , mereka dapat menyaksikan perbuatan dan perilaku mereka itu hadir , dan lantas dimulailah perhitungan amalan dan dengan penuh teliti.

Orang-orang kafir dan pendosa yang tidak dapat dimaafkan langsung dikirim ke neraka. Orang-orang yang mukmin dan berlaku baik diantar ke surga, dan para pendosa yang masih bisa dimaafkan , karena di alam barzakh, mereka sudah disiksa dan merasakan pahitnya penderitaan akibat perbuatan buruk mereka, dengan syafaat para Nabi dan para Imam suci, mereka dimaafkan dab diampuni, dan akhirnya cahaya tauhid menghapus kegelapan dosa dan pergi ke surga.

Hisab atau perhitungan orang orang yang beriman berlangsung dengan mudah dan tidak lama kemudian, mereka dimasukkan ke surga, adapun orang orang kafir dan banyak sekali ahli dosa diberlakukan dengan sulit.

Amalan mereka yang terkecilpun dan gerakan mereka diperiksa dan ditanya. Mereka diberhentikan di Mahsyar cukup lama dan mereka melewati tahapan-tahapan yang banyak perhitungan dengan penuh penderitaan dan kesulitan.


Surga
Surga adalah tempat bagi orang orang yang baik dan layak dan berbagai jenis kenikmatan dan sarana sarana kemudahan dan kesenangan disediakan di sana.

Apa saja yang manusia inginkan dan bayangkan , pasti ada.[2] kenikmatan surgawi adalah lebih tingggi dan baik dari kenikmatan duniawi dan tiada seorangpun yang melihat dan mendengarnya.

Tiada kesedihan dan kesulitan yang ditemukan di surga, batrang siapa yang masuk surga, kehidupamnya akan abadi dan berada di sana untuk selama-lamanya. Surga memiliki derajat derajat yang berbeda dan setiap orang akan diberi tempat sesuai dengan keutamaan dan kesempurnaan jiwa dan amal perbuatannya yang shalih.


Neraka
Neraka adalah tempat yang diperuntukkan orang-orang kafir dan penjahat dan ahli dosa. Segala jenis siksaan dan hukuman dapat disaksikan di sana, Orang orang yang dimasukkan ke ke neraka , mereka akan disiksa dalam puncak penderitaan dan kesusahan, siksaan neraka itu sedemikian menakutkan dan pedihnya sehingga tiada yang dapat menggambarkan dan membayangkannnya, api neraka bukan hanya membakar tubuh, melainkan ianya membakar juga ruh dan jiwa manusia dan bermuara dari batin dzat dan seluruh wujudnya terbakar oleh api neraka.

Ahli neraka ada dua golongam, golongan pertama, yakni orang orang kafir dan orang orang yang sama sekali tidak memiliki cahaya iman dan penyembahan Tuhan yang esa secara total, golongan ini untuik selamanya berada di neraka dan berada di dalam siksaan yang pedih dan tidak memiliki jalan keluar untuk menyelamatkan diri.

Golongan kedua, orang orang yang bertauhid dan menyembah Tuhan dan beriman, namun lantaran lemahnya iman mereka melakukan dosa dan maksiat, dan karena itulah, mereka layak merasakan siksa neraka.

Dua golongan ini secara temporal disiksa di neraka dan akhirnya cahaya iman akan mengalahkan kegelapan dosa dan melalui ampunan langsung dari Tuhan semesta alam, ataupun syafaat para Nabi pilihan, mereka selamat dari api neraka dan masuk ke surga.

Neraka memiliki banyak derajat dan siksaannya bermacam macam, setiap orang ditempatkan sesuai dengan kadar dosanya dan disiksa tergantung besarnya dosanya.


Syafaat
Masalah syafaat telah disinggung oleh al-Quran dan banyak sekali riwayat dari rasul SAW dan para Imam suci yang menyinggung hjal ini. Sampai-sampai, pokok kebenaran syafaat tidak dapat dipungkiri. Dari keseluruhan riwayat dapat disimpulkan bahwa Rasul SAW dan para Imam suci memberikan syafaat kepada sebagian pendosa dan mengatakan, "Ya Allah! Walaupun orang ini banyak dosa dan layak disiksa, akan tetapi, lantaran sifatnya yang terpuji dan baik yang dimilikinya ataupun sifat kedermawanan dan keagungan-Mu ataupun melalui kemuliaan yang kami miliki di sisi-Mu, kami memohon , abaikanlah dosa dosanya, dan berikan ampunan atas dosa dosanya." permintaan mereka dikabulkan dan pendosa itu mendapatkan rahmat dan ampunan Tuhan yang maha penyayang.


Mepertimbangkan ayat ayat dan riwayat ini, inti kebenaran syafaat tidak dapat dinafikan, adapun ada bebarapa point yang tidak boleh dilupakan:
1. Para pemberi syafaat tidak akan memberikan syafaatnya tanpa ijin dan perintah Tuhan.

2. Tempat syafaat adalah pada hari kiamat dan setelah hari perhitungan amalan. Dan di kala berkas perbuatan perbuatan diperiksa , maka nasibnya haruslah jelas dan perhitungan sekaligus diperjelas, dan olah karena itulah pemberi syafaat meminta ampunan dan orang pendosa yang seharusnya masuk ke neraka?berubah masuk ke surga, namun di alam barzakh , tidak ada syafaat dan orang pendosa mau tidak mau haruslah disiksa sesuai dengan amal perbuatannya, walaupun mungkin saja, di sanapun berkat pesan rasul SAW dan para Imam suci, diberikan keringanan dalam siksaanya, namun masalah ini bukanlah termasuk syafaat.

3. Para pemberi syafaat isendiri mengatakan, kalian bersungguh sungguhlah, masuklah ke Mahsyar dalam bentuk manusia, sehingga kami dapat memberi syafaat kepada kalian, dari itulah, pabila dosa dan sifat liar sudah sampai ke pringkat dimana dzat manusia telah berubah dan kalian masuk ke padang mahsyar dalam rupa binatang, maka tidak ada jalan untuk mensyafaati kalian. Al hasil, untuk mendapatkan syafaat diperlukan kelayakan dan pesyaratan.

4. Para pemberi syafaat juga mengecualikan beberapa jenis dosa dimana untuk itu syafaat tidak dapat berbuat apa-apa seperti bagi perbuatan meninggalkan shalat. "syafaat kami tidak meliputi keadaan kelompok ini." (al-Hadis)

5. Dengan memperhatikan persoalan di atas, manusia tidak boleh sombong dengan janji syafaat dan lalu berbuat dosa, karena orang yang melakukan maksiat dengan harapan mendapatkan syafaat, adalah seperti orang yang mengharapkan dokter dan obat , sedangkan dia meracuni dirinya sendiri dan membahayakan nyawanya dnegan racun itu.


Tobat
Dari ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis para Imam suci dapatlah disimpulkan bahwa pendosa apabila sebelum matinya, ia bertaubat dan menyesali perilaku perilaku buruknya, maka dosanya akan diampuni dan tidak akan dipertanyakan.


Adalah wajib bagi setiap Muslim

untuk mengetahui akhlak yang buruk

dan hendaknya ia berupaya

menjauhkan sifat-sifat buruk itu dari

jiwanya. Bila kita ingin bahagia,

maka kita harus benar-benar

mewaspadai diri kita dan

melaksanakan perintah-perintah

akhlak Islami. Kita harus

membersihkan dan mengganti sifat-

sifat buruk dan akhlak yang buruk

dengan akhlak yang terpuji dan sifat-

sifat yang mulia


Dari itulah, pintu taubah dan kembali kepada Allah terbuka bagi semua ahli dosa dan tiada seorangpun yang boleh berputus asa dari rahmat Allah. Akan tetapi, jangan sekali-kali mengira bahwa bahwa hanya dengan mengucapkan ?Astaghfirullah? dan dengan menekan urat syaraf, dan setetes air mata mengalir dari matanya, berarti ia sudah bertaubah dan berhak mendapatkan ampunan ilahi, melainkan taubah yang hakiki memiliki beberapa pesyaratan dimana Ali ibn Abi Thalib menyinggung taubah yang hakiki tersebut.


Imam Ali mengatakan, dalam taubah diperlukan enam hal:
Pertama, hendaknya engkau benar-benar menyesali dosa-dosa yang terdahulu.

Kedua, hendaknya engkau memutuskan dengan sungguh sunggguh untuk tidak berbuat dosa di masa akan datang.

Ketiga, apabila manusia ada yang haknya belum engkau tunaikan, hendaknya tunaikan dahulu hak mereka.

Keempat, qodoilah (bayarlah) kewajiban-kewajiban yang telah engkau tinggalkan.

Kelima, daging yang tumbuh di badanmu dengan makanan makanan haram, kuruskanlah dengan kesedihan dan penyesalan terhadap dosa.

Keenam, sebagaimana engkau merasakan manisnya maksiat , maka rasakan juga kepahitan dan sulitnya ibadah , baru kemudian ucapkanlah kalimat istighfar dengan lisanmu. [3]


Akhlak
Sifat-sifat yang baik dan sifat sifat yang buruk dinamakan dengan akhlak. Sifat sifat yang baik adalah sifat sifat yang menyebabkan kesempurnaan dan keutamaan jiwa, seperti, keadilan, tawadhu (rendah hati), bergantung dan yakin kepada pertolongan allah, sabar, optimis, menghendaki kebaikan untuk orang lain, kejujuran, amanah, ridho dengan ketetapan Allah, mensyukuri allah, berperangi baik, qana'ah.

Dermawan, berani, gihirah dalam agama , ghirah terhadap keluarga, obyektif, silatur-rahim, berbuat baik kepada ayah dan ibu, berbuat baik dengan para tetanggga, dan berbuat baik kepada masyarakat, mewaspadai keadaan hati, mencintai allah. Bagi setiap muslim lazim untuk mengenali sifat sifat dan akhlak yang baik dan berupaya dengan sungguh sungguh agar terhiasi dengan sifat sifat itu.

Akhlak yang buruk adalah sifat sifat yang menyebabkan kekurangan dan kemunduran jiwa, seperti takabbur, ujub, suka memuji diri, egois, tidak percaya dan yakin terhadap Allah, tidak sabar, buruk sangka, menghendaki keburukan, sembrono, tidak ridho dengan ketetapan Allah, dengki, tidak tahu berterimakasih, mengadu domba, dendam, marah, buruk perangai, rakus, pelit, riya, dua muka, khianat, israf (berlebihan), tidak ada ghirah dalam agama dan keluarga, tidak obyektif, meninggalkan silatur-rahim, mengganggu ayah dan ibu, mengganggu para tetangga, bersikap buruk terhadap masyarakat, cinta jabatan, mencari cari keburukan orang lain, suka menjilat, keras kepala, dan panjang angan- angan.

Adalah lazim bagi setiap muslim untuk mengetahui akhlak yang buruk dan hendaknya ia berupaya untuk menjauhkan sifat sifat buruk itu dari jiwanya. Bila kita ingin bahagia m maka kita harus benar-benar mewaspadai diri kita , dan kita harus melaksanakan perintah perintah akhlaki islami , dan kita harus membersihkan sifat sifat buruk dan akhlak yang buruk dengan akhlak yang terpuji dan sifat sifat yang mulia.

Perintah-perintah akhlaki adalah salah satu dari bagian penting Islam , Islam sangat perhatian dengan tema tema akhlaki. Rasul SAW menyebutkan jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad akbar.* baginda rasul SAW bersabda: "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik di tengah masyarakat.* karena semua perbuatan manusia bersumber atau berpangkal dari sifat sifat nafs-nya , dan pada tahap awal, haruslah diupayakan untuk memperbaiki jiwa. [4]


Catatan Kaki:
[1] Masalah kebangkitan tekait dengan ruh. Di sini penulis tidak mendedahnya secara mendetil mengingat tujuannya bukan kepada perincian masalah. Bagi penbaca yang tertarik dengan masalah kebangkitan, bisa merujuk kepada buku jafar subhani yang akan segera diterbitkan oleh al-huda tentang kesejatian ruh-peny.

[2] Al-Quran menyebutkan bahwa penghuni surga cukup mengucapkan subbanakallabumma, maka segala keinginannya terwujud.

[3] Nabi al-Balagbab, Hikmah 426.

[4] Pembaca yang tertarik untuk menangani masalah jiwa dan memperbaiki diri hingga mendapatkan akhlak mulia, lihat karya Ibrahim Amini berjudul Risalab Tasawuf: "Kitab Suci" para Pesuluk, terbitan Al-Huda tahun 2002.



14