JALAN KEBAHAGIAAN

JALAN KEBAHAGIAAN0%

JALAN KEBAHAGIAAN pengarang:
Kategori: Ushuludin
Halaman: 8

JALAN KEBAHAGIAAN

pengarang: Ayatollah Uzma Sayyid Shadiq Syirazi
Kategori:

Halaman: 8
Pengunjung: 14188
Download: 574

Komentar:

Pencarian dalam buku
  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 8 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Pengunjung: 14188 / Download: 574
Ukuran Ukuran Ukuran
JALAN KEBAHAGIAAN

JALAN KEBAHAGIAAN

pengarang:
Indonesia
JALAN KEBAHAGIAAN JALAN KEBAHAGIAAN

OLEH

Ayatollah Uzma Sayyid Shadiq Syirazi

PENERBIT: YAS ZAHRA

PERCETAKAN: NEYNAWA

TIRAS: 1000 EKSEMPLAR

CETAKAN PERTAMA: 2007 M/1428 H


1
JALAN KEBAHAGIAAN

Daftar isi

1. Tauhid
Keindahan dan Kesempurnaan Tuhan
Keagungan Tuhan


2. Keadilan

3. Kenabian
Pemandu
Siapa dan Bagaimana Mengenal Nabi?
Tingkatan Para Nabi
Nabi Muhammad saw
Orang Yang Pertama Masuk Islam
Hijrah ke Madinah
Pemimpin Dunia dan Akhirat
Haji Wada dan Peristiwa Setelahnya
Qur'an sebagai Mu'jizat yang Kekal
Ketinggian dan Kefasihan Bahasa Qur'an
Qur'an tidak Pernah Terdistorsi
Bacaan dan Hafalan Qur'an
Factor keterjagaan Al Qur'an


4. Imamah
Urgensi Keberadaan Imam
Siapa yang Berhak Menunjuk Imam
Masalah yang Penting
Peristiwa Ghadir Khum
Imamah: Pertama dan Terakhir Perintah Wahyu
Pengganti dan Penerus Nabi Muhammad saw
Syi'ah: Nama dari Langit
Ahlul Bait dan Keluarga Wahyu
Putri Rasul
Imam Pertama
Imam Kedua
Imam Ketiga
Imam Keempat
Imam Kelima
Imam Keenam
Imam Ketujuh
Imam Kedelapan
Imam kesembilan
Imam Kesepuluh
Imam kesebelas
Imam Kedua belas


5. Ma'ad
Barzah
Kiamat


Cabang Agama
Masyarakat dan Sistem Islami
Politik
Islam Menolak Despotisme
Islam dan Asuransi Sosial
Contoh Pertama
Contoh Kedua
Contoh Ketiga
Contoh Keempat
Contoh Kelima
Ekonomi
Empat Pendapatan Negara Islam
Khumus
Zakat
Kharaj
Jizyah
Baitul Mal Dalam Islam
Militer dan Perangkat Pertahanan
Kerusakan Sosial
Pengadilan Sosial
Kebebasan
Kebebasan Berniaga
Kebebasan Bertani
Kebebasan Tinggal
Kebebasan Berproduksi
Kebebasan Bepergian
Kebebasan dalam Aktifitas Sosial dan Politik
Budaya
Kesehatan
Membangun Keluarga
Islam dan Pengaturan Masyarakat


Akhlak dan Tatakrama Islam
Akhlak
Larangan dan Keburukan Akhlak
Keutamaan Akhlak
Keburukan Akhlak


2
JALAN KEBAHAGIAAN

PRINSIP KEYAKINAN ISLAM
Islam berdiri diatas lima prinsip keyakinan agama yang biasa disebut dengan ushuluddin, yang terdiri dari:

1. Tauhid

2. Keadilan

3. Kenabian

4. Imamah

5. Ma'ad (kehidupan abadi manusia setelah kematian).


1. TAUHID
Tauhid merupakan pondasi pandangan dunia Islam. Tauhid adalah mengenal Tuhan dengan pandangan yang jauh dari segala dongeng, terlepas dari segala pencemaran dan kelemahan berfikir. Keajaiban alam merupakan bukti kebenaran adanya pencipta yang esa, maha mengetahui serta maha kuasa. Ringkasnya, tauhid adalah ketika manusia mengenal bahwa alam semesta terbentuk dari tiada menjadi ada.

Maka, alam diciptakan oleh sang maha pencipta, dialah yang mengatur semua makhluk hidup, memberinya rezeki, hidup, mati, selamat, sakit dan sebagainya.

Seluruh ciptaan dari atom yang paling kecil sampai planet yang paling besar dengan keteraturan yang meliputinya, berdasarkan prinsip akal menjadi argumentasi adanya pencipta yang maha bijak, maha mengetahui serta maha kuasa sebagaimana hal ini dikemukakan dalam Al Qur'an sebagai prinsip aksiomatis akal.

Semua ini merupakan bukti keagungan dan kebesaran Tuhan yang dengan bersandar pada hukum akal dan fitrah, kita meyakini dan beribadah, memohon pertolongan serta bertawakkal hanya kepada-Nya.


Keindahan dan Kesempurnaan Tuhan
Tuhan yang esa memiliki berbagai sifat jamal ( indah) dan kamal (sempurna), antara lain:

1. Mengetahui

Tuhan mengetahui seluruh penciptaannya dari yang kecil hingga yang besar dimana pun berada, bahkan apa yang tersembunyi dalam hati manusia sekalipun.

2. Berkuasa

Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, seperti mencipta, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan serta kekuasaan lainnya yang tak tertandingi. Dia menciptakan semuanya.

3. Hidup

Dalam dunia ini ada kehidupan. Maka, mustahil, sesuatu yang ada pada dirinya memiliki unsure hidup, menjadi sumber kehidupan. Lebih dari itu, ilmu dan kuasa Tuhan merupakan keniscayaan hidup. Karena kekuasaan tanpa kehidupan tidak mungkin terjadi.

4. Berkehendak

Tujuan pembuktiaan dari sifat berkehendak Tuhan adalah sampai kepada sebuah kesimpulan bahwa pekerjaan Allah Swt bukan karena terpaksa (di luar kesadaran), seperti bunga yang diluar kesadarannya memberikan aroma harum.

5. Tuhan melihat segala sesuatu serta mendengar segala sesuatu meskipun sangat pelan.

6. azali (kidam)

Allah selamanya ada, telah ada sebelum segala sesuatu dan akan terus ada. Karena merupakan pencipta alam semesta ini. Maka segala sesuatu senantiasa membutuhkan-Nya namun Allah Swt tidak membutuhkan yang lain.

7. Berbicara

Jika Allah menghendaki, bisa berbicara dengan makhluk-Nya yang suci dan ikhlas diantaranya dengan para nabi dan malaikat.

8. Benar

Apa yang difirmankan Allah Swt adalah benar dan tidak pernah ada kebohongan sedikit pun.

Selain berbagai sifat diatas, Allah bersifat menciptakan, member rezeki, maha pengasih, maha penyayang serta beragam sifat indah dan sempurna lainnya.


Keagungan Tuhan
Tuhan sempurna dari segala kekurangan, artinya Allah Swt sempurna dari segala kecacatan, kekurangan dan ketiadaan. Keberadaan Allah bukanlah materi seperti manusia yang memerlukan jasmani maupun kumpulan berbagai unsure yang berbeda. Selain itu Allah tidak bisa dilihat dengan indera, baik di dunia maupun di akhirat.

Allah bukan materi yang bisa berubah. Oleh karena itu, tidak mengandung unsure-unsur materi. Maka Allah Swt tidak pernah mengalami lapar, tidur, sakit, tua maupun pikun.

Sifat Allah yang maha esa adalah dzat-Nya. Allah Swt dari berbagai segi tidak memerlukan sesuatu pun. Berbeda dengan manusia, Allah Swt tidak memerlukan orang lain, harta, dan seluruh keperluan lainnya.



3
JALAN KEBAHAGIAAN

2. KEADILAN
Allah Swt berlaku adil terhadap seluruh makhluk-Nya, tanpa membedakan sedikit pun setiap hak masing-masing.
Secara umum system di ala mini berlandaskan pada keadilan, bukan persamaan. Dalam keadilan, keutamaan menjadi syarat. Sebagaimana keadilan dalam kelas, ditunjukkan dengan memberikan nilai yang sesuai dengan kerja keras dan pemahaman pelajar, bukan memberikan nilai seragam kepada semua pelajar.

Pada prinsipnya ketidakadilan adalah tidak terpenuhinya hak seseorang. Di alam raya ini, terjadi berbagai perbedaan seperti kualitas penciptaan dan perbedaan nasib. Hal itu seringkali dipandang sebagai sebuah ketidakadilan. Segala ketidakadilan merupakan kezaliman yang disebabkan kebodohan dan ketidak mampuan. Namun Allah Swt suci dari semua sifat kekurangan tersebut.

Allah Swt maha mengetahui dan selamanya tidak pernah melakukan sesuatu yang tanpa kemaslahatan. Seringkali sebagian dari kita, tidak melihat sesuatu berguna dan tanpa kebaikan sedikit pun. Hal ini, disebabkan keterbatasan pemikiran manusia. Sebagai missal, resep dokter berisi berbagai obat yang memiliki kebaikan untuk pesakit. Namun, kita seringkali tidak mengetahui kebaikan dari obat tersebut.

Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Nabi Musa as memohon kepada Allah Swt, agar dijelaskan tentang beberapa keputusan Allah Swt yang terlihat ganjil dari luar. Kemudian, turunlah wahyu kepadanya untuk mengarungi gurung menuju mata air dan menyaksikan peristiwa yang terjadi.

Nabi Musa as pergi menuju mata air itu dan melihat laki-laki penunggang kuda mendatangi tempat tersebut. Setelah beberapa saat istirahat, kemudian ia meletakkan sekantung uang disekitar lokasi itu, lalu pergi meninggalkan tempat itu. Tidak lama berselang, seorang anak kecil dating mengambil uang tersebut, lantas pergi. Kemudian, datang seorang kakek buta menuju mata air untuk mengambil air wudhu. Pada saat itu, datang laki-laki penunggang kuda hendak mengambil uang dalam kantung yang diletakkan disana. Keduanya terlibat pertikaian dan akhirnya kakek buta itu pun dibunuh.

Melihat kejadian itu, Nabi Musa as heran dipenuhi rasa gundah. Kemudian wahyu turun kepadanya:"wahai Musa, janganlah gusar. Lelaki penunggang kuda itu mencuri harta orang tua anak kecil tersebut dan sekarang kami mengembalikan uang anak kecil itu. Adapun kakek buta, dia telah membunuh orang tua penunggang kuda dan sekarang menemui balasannya.

Inilah sebagian dari contoh keadilan Allah Swt di dunia ini. Tetapi, manifestasi keadilan Allah untuk semua, setelah memasuki alam akhirat kelak.



4
JALAN KEBAHAGIAAN

3. KENABIAN
Sebelum melangkah memasuki pembahasan ini, kiranya penting menjelaskan filosofi penciptaan manusia? Benarkah manusia hanya terdiri dari unsure materi dan diciptakan untuk sekedar bersenang-senang? Secara umum, adakah tujuan dari penciptaan ala mini? Apakah manusia yang memiliki unsure materi, juga memiliki unsure spiritual yang selalu mengalami penyempurnaan seperti materi?

Dalam literature Islam (Qur'an dan Sunnah) dijelaskan berbagai tujuan penciptaan manusia. Benang merah dari semua itu, tercapainya kesempurnaan manusia dalam naungan pendidikan kemanusiaan. "kami tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah".

Pada hakikatnya, penghambaan merupakan pembinaan dan penyempurnaan manusia. Setiap ibadah berperan pada bentuk pendidikan serta perkembangan manusia. Ujian Tuhan pun bertolak dari sini, sebagaimana disinggung dalam Al Qur'an:"Tuhan yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji kalian, siapa yang lebih baik" di tempat lain Al Qur'an menuturkan hal yang senada, "dialah yang menjadikan kalian khalifah dimuka bumi. Sebagian dari kalian lebih tinggi tingkatnya dari yang lain, hingga kami menguji kalian terhadap apa yang telah diberikan…" poin yang kiranya perlu mendapat perhatian, bahwa ujian Tuhan buaknlah bersumber dari ketidaktahuan-Nya atas hasil perbuatan manusia. Tetapi, ujian merupakan factor yang berpengaruh dalam membangkitkan potensi manusia yang tersembunyi. Sekali lagi, ujian bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan tersembunyi dan potensi dasar manusia. Karena ujian merupakan perantara yang mengantarkan manusia untuk memahami posisi pahala dan siksa. Pada dasarnya semua itu untuk mengadili segala yang dilakukan dalam menempuh ujian.
Manusia memperoleh kesempurnaan sejati melalui jalan pengetahuan dan amal. Kesinambungan jalan ini, mengharuskan adanya pemandu yang terus menerus.


Pemandu
Cukupkah pengetahuan manusia sampai kepada kesempurnaan hanya melalui akal? Dapatkah dengannya manusia memisahkan kebaikan serta keburukan? Jelas saja jawabannya tidak. Karena akal dengan sendirinya tidak dapat secara sempurna menjadi pemandu. Karena akal juga memerlukan pembinaan dan tak jarang ia tercemar saat berada di bawah pengaruh situasi dan kondisi yang rusak. Imam Ali as menjelaskan bahwa salah satu tujuan kenabian adalah membimbing akal. Beliau as bersabda:"akal yang terlupakan dan tersembunyi menjadi terbuka dan aktif".

Apakah undang-undang serta ideology hasil karya manusia cukup memberikan keselamatan kepada individu dan masyarakat? Bertahun-tahun para ilmuan menyuguhkan berbagai pandangan untuk keselamatan manusia. Tak jarang terjadi pertikaian keras diantara mereka. Hal tersebut berujung pada munculnya pandangan berseberangan antara satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya keterbatasan akal manusia serta ketidakmampuannya dalam menguak rahasia kebahagiaan manusia dari berbagai sisi kehidupan. Maka hasil yang akan diperoleh adalah adanya ketidakpercayaan pada berbagai benuk ketidak percayaan pada berbagai bentuk pemikiran serta teori terbatas manusia. Lebih dari itu, nampaknya tidak ada ruang untuk menerapkan undang-undang tersebut.

Kondisi demikian, berbeda dengan ajaran langit yang dibawa oleh para nabi. Karena bersandar pada pengetahuan yang tanpa awal dan tanpa akhir serta lebih memahami berbagai titik kerancuan dari berbagai sudut pandang serta mempertimbangkang karakteristik manusia. Maka, tidak akan ditemui kemungkinan salah di dalamnya. Dengan demikian, jelaslah urgensi kenabian serta keberlangsungan risalah mereka.


Siapa dan Bagaimana Mengenal Nabi?
Nabi adalah seorang manusia yang tanpa bantuan manusia lain, memiliki potensi untuk menyampaikan hokum-hukum tuhan melalui wahyu, hubungan dengan alam semesta serta ilmu yang tak terbatas.

Jalan untuk mengenal para Nabi sebenarnya, dari para pembohong yang hanya mengaku sebagai Nabi diantaranya:

1. Mu'jizat berupa kekuatan melakukan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa.

2. Mengumpulkan berbagai bukti diantaranya dengan jalan: menganalisis kehidupan terdahulu mereka sebelum diutus menjadi Nabi dari sisi akhlak, psikologi, serta sikap dalam bermasyarakat. Selain itu, meneliti kandungan seruan mereka dari sisi kesesuaian dengan akal, bangunan logika dan kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat serta beberapa individu yang berada dalam bimbingan mereka.

3. Kabar gembira dan janji dari nabi sebelumnya, yang sah kenabiannya melalui berbagai pembuktian.


Tingkatan Para Nabi
Tingkatan para nabi terbagi menjadi dua bagian:

1. Bukan ulul 'azmi; para nabi yang ruang lingkup tablighnya terbatas dan tidak memiliki kitab serta ajaran baru.

2. Ulul'azmi; para nabi yang memiliki agama, ajaran serta kitab langit. Ruang lingkup seruan mereka lebih luas. Pada pembagian ini, terdapat lima sosok besar. Masing-masing dari mereka menempati bagian khusus dalam sejarah yang bertugas untuk memberikan petunjuk pada manusia serta menyampaikan firman-firman Tuhan kepada masyarakat dari timur dunia hingga barat. Mereka antara lain: Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, dan Nabi Muhammad saw.

Silsilah kenabian berakhir dengan hadirnya sosok suci Nabi Muhammad saw sebagai Nabi terakhir. Ajaran universal Islam dari sisi pengetahuan agama serta undang-undang kemasyarakatan, disusun sedemikian rupa sehingga mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat pada setiap masa. Karena Islam berupa seperangkat undang-undang, syari'at terakahir serta risalah abadi. Maka, Islam menjadi penghapus bagi agama-agama sebelumnya. Oleh karena itu, tidak layak mengikuti agama selain Islam. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al Qur'an:"barangsiapa yang menerima agama selain Islam, maka tidak akan diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali imran: 85).


Nabi Muhammad Saw
Dalam tulisan ini, tidak tepat kiranya mengulas sosok yang demikian agung. Namun, pada kesempatan ini, izinkanlah untuk menyajikan sekelumit kehidupan emas beliau.

Nama agung manusia mulia ini adalah Muhammad yang artinya terpuji. Ayah beliau bernama Abdullah, sedang ibunya yang mulia bernama Aminah binti Wahab. Hari kelahiran manusia agung ini merupakan fenomena penciptaan yang luar biasa serta sumber anugerah dan rahmat. Beliau lahir dini hari pada hari jum'at, 17 rabiul awal tahun gajah di kota makkah yang mulia. Pada tanggal 27 rajab tahun 610 masehi, dalam usianya yang ke empat puluh tahun, beliau diangkat menjadi Nabi. Ketika itu Jibril datang menemui beliau saw serta menyampaikan pesan
Tuhan untuk pertama kalinya berupa lima ayat pertama surat al Alaq (1-5).

Beliau mulai menyampaikan firman Allah Swt kepada masyarakat secara perlahan sesuai situasi dan kondisi ketika itu. Terutama kerasnya penolakan dari pihak musuh penyembah berhala serta sikap tidak beradab dari orang-orang quraisy. Setelah beberapa waktu, tibalah perintah Tuhan untuk menyerukan Islam kepada keluarganya.(QS. As SYu'ara: 214). Kemudian, barulah tuhan memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Sebagaimana diserukan dalam Al Qur'an surat al Hijr ayat 94-95:"apa yang diperintahkan kepadamu, sampaikanlah (secara terbuka)…".

Nabi Muhammad saw memulai seruannya menyampaikan firman tuhan di masjid Haram serta berbagai pusat aktivitas public di kota Makkah. Beliau pun menyerukan kalimat indah tauhid tiada tuhan selain Allah". Beliau berhadapan dengan penentangan kaum musyrikin dan menjadi sasaran gangguan yang luar biasa dari mereka, sampai Rasul saw sendiri bersabda:"tidak ada satu pun dari para Nabi yang mendapat gangguan seperti yang menimpaku".


Orang yang Pertama Masuk Islam
Terdapat kesepakatan bersama, didukung pendapat berbagai ahli tafsir dan sejarawan bahwa lelaki yang pertama kali menerima Islam, pada gelombang pertama dakwah Nabi Muhammad saw adalah Imam Ali as sedangkan dari kelompok perempuan, istri setelah beliau, Sayyidah Khadijah sa. Selanjutnya, sebagian kelompok kecil mulai menerima seruan Nabi saw. Mereka berhadapan dengan penyiksaan, boikot ekonomi serta tekanan masyarakat kaum musyrikin Mekah.


Hijrah ke Madinah
Pada tahun ketiga belas kenabian, kaum musyrikin Mekah bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Kekejian perlakuan mereka telah sampai pada batas yang mengharuskan Rasulullah saw atas perintah Allah Swt, hijrah ke kota madinah pada malam hari. Hijrah yang penuh berkah ini, menjadi tonggak sejarah yang jelas bagi kaum muslimin. Berbagai peristiwa sejarah disandarkan pada tahun ini.

Di kota Madinah, jumlah kaum muslimin semakin bertambah dan terbentuklah pemerintahan Islam. Kekuatan serta serta kebesaran agama ini, hari demi hari semakin Nampak sampai seluruh peradaban dunia berada dibawah pengaruh dan ajaran agama Islam yang mulia.

Selang beberapa waktu setelah Nabi Muhammad saw menetap di kota Madinah, berdasarkan serangan kaum musyrikin, Yahudi, Kristen terhadap Islam serta kerjasama mereka untuk memusnahkan pemerintahan baru Islam dan mencegah tersebarnya agama monotheis serta penegak keadilan ini. Kondisi demikian memaksa Rasulullah saw terlibat dalam berbagai pertempuran besar maupun kecil.

Meskipun Nabi Muhammad saw dalam seluruh pertempuran serta peperangan bertujuan untuk menghilangkan akar kemusyrikan. Beliau juga berhadapan dengan para pengkhianat. Namun Rasulullah saw lebih mencintai perdamaian, dalam hal ini Imam Ali as menjelaskan:"dalam medan pertempuran, tidak ada seorang pun yang mendekat kepada musuh lebih dari Nabi Muhammad saw. Tetapi pada dasarnya, beliau mencintai perdamaian. Beliau juga bersikap lembut, pemaaf serta penyayang". Oleh karena itu, sejarah membuktikan bahwa jumlah korban kedua belah pihak, dari 80 peperangan, tidak lebih dari 1400 orang.


Pemimpin Dunia dan Akhirat
Nabi Muhammad saw setelah beberapa waktu menetap di kota Madinah, melalui petunjuk wahyu serta perintah langit, menjadi penerang berbagai urusan agama dan dunia masyarakat. Beliau menjelaskan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan wahyu bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan orang yang lebih besar terhadap yang lebih kecil, ayah terhadap anaknya dan sebaliknya, suami terhadap istrinya dan sebaliknya, perilaku antar tetangga, penguasa terhadap rakyat dan sebaliknya, perilaku kaum muslimin satu sama lainnya, bagaimana cara member dan menerima, bagaimana mengelola sebuah masyarakat, berpolitik dan ekonomi, menjadi seorang hamba serta beribadah.

Rasulullah saw sendiri, lebih dari yang lain menaati serta menjalankan Islam. Beliau berdasarkan perintah wahyu menyerukan persaudaraan, persamaan, menghilangkan sikap fanatic kelompok yang berlebihan serta menghapus sekat-sekat pemisah antar kelas. Beliau juga melepaskan berbagai rantai, ikatan penghambaan jahiliah serta menghadiahkan kebebasan pada seluruh masyarakat dunia.

Rasulullah saw dalam menjalankan roda pemerintahan menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan, keadilan Islam, pemusnah kezaliman, musyawarah, nasihat, keberanian serta pemaaf. Tidak terlihat sedikit pun tanda kedengkian serta balas dendam di hatinya. Beliau merupakan tauladan nyata seorang pemimpin Islam di dunia.

Nabi saw mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri. Beliau cukup hanya dengan dua kurma dan air, sedang daging dan gandum diberikan kepada yang lain. Beliau hanya mengenakan baju kasar, sedangkan pakaian lembut dihadiahkan kepada yang lain. Perlakuan beliau sama terhadap semua orang. Bahkan dalam berbagai pertemuan pun, pandangan beliau selalu mengitari semua yang hadir, tidak tertuju pada seseorang atau beberapa orang saja.


Haji Wada dan Peristiwa Setelahnya
Setelah Islam sempurna dari sisi undang-undang, dalam haji wada Rasulullah saw menjelaskan mansik haji kepada kaum muslimin. Pada saat kembali, di tempat bernama ghadir khum, beliau menetapkan penggantinya yang tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib as. Sehingga kelanjutan risalah ini menjadi jelas. Saat itulah turun ayat Al Qur'an surah al Maidah ayat 3:"pada hari ini telah Ku sempurnakan agama Islam untuk kalian, telah kucukupkan nikmat bagi kalian dan hanya Islam sebagai agama yang diterima".

Tidak lama setelah peristiwa besar itu, Nabi Muhammad saw jatuh sakit, beliau terbaring dalam kondisi demam. Waktu terus berjalan, sakit yang diderita Nabi pun semakin parah. Akhirnya, ruh suci beliau Nabi terakhir menghadap Ilahi pada hari senin, 27 safar tahun ke 11 H. imam Ali as memandikan jenazah suci Rasul saw, sesuai dengan wasiat beliau. Imam as juga yang mengkafani serta menshalatinya. Kemudian para sahabat Nabi yang lain pun secara berkelompok menshalati jenazah Rasulullah saw. Pada hari sabtu, jenazah suci Rasul saw dimakamkan oleh Imam Ali as di kamar (yakni tidak lain adalah kamar Sayyidah Fathimah Zahra as), tempat beliau wafat di kota Madinah (untuk mengetahui lebih jauh kehidupan Nabi Muhammad saw dapat merujuk pada buku laula marah fi tarikh al alam jilid 1 dan 2 karya ayatollah Sayid Muhammad bin Mahdi Huseini Syirazi).

Nabi Muhammad saw pada seluruh hidupnya merupakan menifestasi kesempurnaan serta tauladan nyata dalam menunaikan amanat, ikhlas, jujur, keindahan akhlak, keilmuan, sabar, maaf, pemberani, takwa, keutamaan serta kemuliaan, menjaga kesucian, adil, tawadhu, kesungguhan serta menunaikan kewajiban. Rasul saw dari sisi fisik memiliki bentuk yang sempurna. Wajah mulia beliau begitu indah laksana bulan purnama yang memancarkan cahaya.

Nabi Muhammad saw memiliki keutamaan sebagai Nabi terakhir. Beliau adalah neraca ilmu, keadilan dan keutamaan. Beliau juga merupakan timbangan dunia dan akhirat yang tiada banding di masa lalu dan yang akan datang. Agama beliau merupakan agama terbaik dan kitab beliau pun adalah kitab terbaik. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an surah Fushilat ayat 42 yang artinya:"tidak ada kebatilan dalam Al Qur'an yang diturunkan dari Tuhan yang maha bijaksana dan maha terpuji".


Qur'an sebagai Mu'jizat yang Kekal
Al Qur'an merupakan mu'jizat yang hidup dan bukti risalah Rasulullah saw, berisi tentang berbagai aturan ilahi dan kehidupan manusia yang diturunkan dalam dua puluh tiga tahun. Sekitar 12,5 tahun, yaitu dari sejak Rasul saw diangkat menjadi nabi di Mekah hingga hijrah ke Madinah. Maka, seluruh ayat yang turun ketika itu dinamakan surat makkiyah. Sedangkan sisanya, sejak Rasul saw hijrah ke Madinah dinamakan surat madaniyah. Atas prakarsa beliau Al Qur'an terjaga utuh seperti yang kita saksikan hingga saat ini.

Sebelum jazirah Arab berada dalam masa pemerintahan berhala buatan manusia. Ketika itu, budaya syirik dan penyembahan berhala memenuhi berbagai tempat. Kerusakan moral dalam beragam bentuk memenuhi segenap penjuru jazirah arab seperti pembunuhan bayi perempuan tak berdosa secara hidup-hidup, peperangan antar kabilah, buta huruf dan tindakan biadab lainnya.

Dalam kondisi yang sangat merisaukan ini, datanglah lelaki pilihan tuhan memutuskan rantai kebodohan dan perbudakan di jazirah tersebut. Kedatangan lelaki itu, merubah ruh kebudayaan dari kegelapan dan ketertinggalan budaya menuju keagungan dalam pancaran cahaya iman dan ilmu.

Islam sebagai agama abadi dan penyempurna agama-agama sebelumnya hingga hari kiamat, dan Al Qur'an sebagai petunjuk hidup diturunkan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.


Ketinggian dan Kefasihan Bahasa Qur'an
Al Qur'an selain berisi pembahasan ilmiah yang membawa kepada kemajuan berfikir, tetapi pada dasarnya Al Qur'an adalah mu'jizat langit. Oleh karena itu, adanya berbagai formula tersembunyi menjadi daya tarik yang tidak henti-hentinya bagi manusia. Ketika itu, masyarakat hijaz yang memiliki selera sastra tinggi dengan keindahan gaya bahasanya, tidak berdaya menghadapi keindahan Al Qur'an. Padahal, sejak Rasul saw diangkat menjadi Nabi dan awal kehadiran al Qur'an, mereka dapat dengan mudah menggunakan kemampuan memilih dan menyusun kalimat yang indah dengan bahasa ibu mereka sendiri untuk menantang Al Qur'an. Dari pada menempuh berbagai cara kekerasan. Al Qur'an sendiri menghadapi para penentangnya dengan ketinggian dan kefasihan bahasanya.

Para ahli bahasa dan penyair terkenal arab, setelah melihat keindahan susunan bahasa Al Qur'an, segera mencabut karya terbaik kebanggaan mereka mu'allaqatussab'ah yang ditulis dari tinta emas. Karena, karya sastra terbaik mereka tidak berdaya menghadapi Al Qur'an.

Dengan berjalannya waktu, hingga saat ini tak ada seorang pun dari para pakar sastra dan penulis ulung di setiap masa maupun menghadapi al Qur'an.

Al Qur'an merupakan cahaya keabadian dan jalan petunjuk manusia menuju kemanusiaan, kebahagiaan dan keselamatan dengan kualitas terbaik, sebagaimana Al Qur'an menuturkannya dalam surat al Hijr ayat 9 yang artinya:"inilah al qur'an yang menunjukkan kepada manusia jalan terbaik dan orang-orang yang berbuat baik dan beriman akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah Swt" karena al qur'an adalah mu'jizat abadi Rasulullah saw yang merupakan wahyu ilahi, maka tidak akan pernah padam untuk selamanya, kami menurunkan al Qur'an dan sesungguhnya kami pula yang akan menjaganya.


Al Qur'an tidak Pernah Mengalami Distorsi
Tidak diragukan lagi penghormatan khusus terhadap kitab-kitab langit dilakukan kaum muslimin. Hal ini tumbuh dari kecintaan mereka terhadap Al Qur'an.

Sejak awal kenabian, kedudukan tinggi Al Qur'an dengan kefasihan bahasanya baik dari sisi kandungan maupun gaya bahasanya tidak tertandingi. Bahkan, tidak seorang pun orator ulung dan ahli sastra arab dengan berbagai syair dan pidato mereka, mampu menandingi Al Qur'an.

Perbedaan antara Al Qur'an dan syair mereka, baik dari sisi isi maupun bentuk, jauh antara langit dan bumi. Apa yang ada tidak pernah terjadi sebelumnya, maka kaum musyrikin menuduh Al Qur'an sebagai sihir supaya masyarakat jauh dari Rasul saw. Namun, seluruh propaganda yang dilakukan tersebut tidak bisa menghentikan dakwah Rasul saw. Malah sebaliknya, setiap hari semakin bertambah besar dan meluas.

Bahkan beberapa kelompok kafir, walaupun tidak beriman kepada Rasul saw, untuk memenuhi rasa haus terhadap sastra mereka, secara sembunyi-sembunyi mendekati rumah Rasul saw dan mendengarkan bacaan al Qur'an beliau saw.


Bacaan dan Hafalan Qur'an
Kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda memiliki kecenderungan untuk menghafalkan Al Qur'an. Dengan membaca dan mengulang ayat-ayat langit, mengalami kedamaian ruhani dan mendapatkan pelajaran kebahagiaan. Sejak kenabian, lawan maupun kawan, setuju maupun menentang mendengarkan ayat Al Qur'an dan banyak menghafalkannya. Oleh karena itu, tidak terbatas hanya pada kelompok tertentu. Sejak awal seluruh kaum muslimin bersama Al QUr'an. Bahkan diluar shalat pun, ayat al Qur'an dibaca, berargumentasi dengannya dan saling mengajarkan diantara sesame muslim. Sekitar dua atau tiga hari setelah turunnya wahyu, banyak dari para sahabat yang hafal.

Disisi lain, adanya sekelompok orang dari sahabat Rasulullah saw yang mengkhususkan diri sebagai penghafal al Qur'an, yang biasa dikenal sebagai Qari' diantara kaum muslimin.

Kelompok lainnya dipimpin oleh Imam Ali as sebagai penulis wahyu. Setiap ayat yang diturunkan, ditulis oleh para sahabat tersebut atas perintah Rasulullah saw dan langsung disaksikan oleh beliau.

Tidak diragukan lagi, sebagian besar surat-surat dalam al Qur'an sejak masa Rasul saw sudah dikenal dan beliau sendiri menunjukkan tempat setiap surat dan ayat. Bahkan pengelompokan surat seperti surat Thuwal, Main dan matsnawi. Rasul saw menamakan setiap surat, keutamaan dan berbagai bacaan. Abdullah bin Mas'ud, Ubai bin Ka'ab serta yang lainnya beberapa kali menemui Rasulullah saw dan membacakannya dihadapan beliau.

Saat ini, Al Qur'an dibukukan tertulis dan diletakkan ditempat khusus di masjid dan tempat-tempat lain, sehingga setiap muslim bisa memanfaatkannya.


Factor Keterjagaan al Qur'an
Al Qur'an terjaga dari setiap penyimpangan. Karena berbagai upaya dilakukan Rasul saw dengan mengarahkan para sahabat dalam mengumpulkan dan menghafal Al Qur'an. Selain itu, kecintaan kaum muslimin yang sangat besar terhadap Al Qur'an dan keabadian kitab ini yang berbeda dari kitab langit lainnya.

Kondisi demikian, berbeda dengan kitab taurat dan injil. Taurat sekitar 1000 tahunan dan injil 300 tahunan tidak berada di tangan masyarakat. Karena berada dalam pengaruh berbagai peristiwa politik dan militer dan setelah bertahun-tahun baru kemudian dikumpulkan. Namun kitab kaum muslimin sejak diturunkan hingga kini, tidak pernah mengalami penambahan atau pun pengurangan.

Al Qur'an sejak masa Rasul saw hingga kini tidak mengalami perubahan. Ulama besar syi'ah dalam rentangan sejarah mengungkapkan Al Qur'an dengan segala kemurnian, kekuatan sanad dan tanpa adanya distorsi sedikit pun. Seperti yang dilakukan Syaikh Shaduq, Syekh Mufid, Sayid Murtadha, syekh Thusi dan syekh Tabarsi serta ulama syi'ah lainnya yang menolak adanya distorsi pada Al Qur'an.

Al Qur'an merupakan kitab langit dan mu'jizat abadi Rasul saw yang tidak ada sedikit pun penyimpangan di dalamnya. Al Qur'an yang tengah berada ditangan kita kini adalah juga Al Qur'an yang diturunkan kepada Rasul saw. Para Ma'shum lainnya juga menggunakannya sebagai timbangan antara benar dan batil. Maka apa yang tidak sejalan dengan Al Qur'an tidak bisa diterima. Berbagai perintah dan nasihat tentang kitab ini antara lain: pentingnya mempelajari al Qur'an, beramal dengan al Qur'an, pahala membaca al Qur'an, menghormati al Qur'an, tata cara membaca, menyimpan dan mendengarkan al Qur'an. Diatas itu semua, menerapkan aturan al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari antara lain kehidupan pribadi, social dan budaya. Karena tanpa menerapkannya, tidak sampai pada kemuliaan dan kebahagiaan.



5
JALAN KEBAHAGIAAN

4.IMAMAH
Imam secara etimologis adalah seseorang yang memiliki pengikut serta seorang pemimpin yang bertanggungjawab terhadap masyarakatnya dalam ritual keagamaan, politik, social serta keilmuan dan diikuti oleh yang lainnya.
Dengan memperhatikan makna luas imam. Maka, imamah merupakan sesuatu yang bersumber dari Tuhan, bukan berdasarkan pemilihan. Hal tersebut, sebagaimana Tuhan menunjuk Nabi Muhammad saw. Kedudukan ini pun, diberikan oleh Tuhan kepada seseorang yang paling sesuai, pandai serta merdeka. Pada pambahasan ini, akan disampaikan dua hal antara lain:

1. Urgensi Imam

2. Penempatan seorang Imam oleh Tuhan


Urgensi Keberadaan Imam
Dengan meneliti serta memperhatikan keniscayaan diutusnya seorang nabi secara umum, akan membawa kita kepada hakikat pentingnya keberadaan Imam Maksum. Karena jelas sekali bahwa setiap bentuk perubahan baik materi maupun spiritual membutuhkan seorang pemimpin yang mumpuni.
Mungkin saja karena ketiadaan seorang pemimpin yang memiliki peran penting, akan mengakibatkan penyimpangan dalam perjalanan yang ditempuh. Berbagai kekuatan akan musnah, tujuan akan hilang dan tidak akan pernah sampai pada tujuan. Meskipun Tuhan membekali manusia dengan akal serta mengutus para nabi dan kitab. Tetapi, manusia sendiri sebagai makhluk yang mudah menyimpang, terpengaruh oleh situasi dan kondisi serta tekanan penguasa, bisa saja melakukan kesalahan dalam menentukan arah perjalanannya. Alih-alih bertujuan untuk sampai pada jalan kebahagiaan dan kesempurnaan, malah menempuh jalan penderitaan dan kenestapaan.
Hanya Imam Ma'shum-lah yang dapat menyelamatkan masyarakat dari dosa dan penyimpangan. Tujuan Imam Ma'shum sebagaimana Nabi, penyempurna tujuan penciptaan. Dengan kata lain, Imam Ma'shum merupakan penjamin kaum muslimin, pemimpin agama, politik, social serta teladan manusia untuk mencapai martabat kemanusiaan serta kemajuan di dunia dan di akhirat. Dengan keberadaan Imam, akan tercipta kesempurnaan materi dan spiritual serta kebahagiaan dunia dan akhirat, sebab para Imam merupakan manifestasi kebesaran Ilahi.


Siapa yang Berhak Menunjuk Imam
Pemahaman kaum muslimin terhadap konsep Imamah menjadi pangkal perbedaan akidah serta terbaginya mereka ke dalam kelompok syi'ah dan sunni. Menurut pemahaman syi'ah, berdasarkan firman Allah Swt, sabda Nabi saw serta Ahlul Bait-nya, Imamah merupakan kepanjangan dari risalah dan kenabian. Nabi, atas perintah Allah Swt, menunjuk seorang pemimpin serta pengganti setelah beliau dan menyerahkan persoalan agama serta social kemasyarakatan kepadanya.
Imam disamping berkewajiban mengatasi persoalan social kemasyarakatan kaum muslimin. Lebih dari itu, beliau juga sebagai pengawal keaslian hokum Tuhan dari penyimpangan serta menjadi penjelas berbagai persoalan Islam yang memerlukan penjelasan. Oleh karena itu, kaum syi'ah menempatkan Imamah sebagai salah satu pokok akidah. Sebagaimana dalam memahami konsep kenabian, dalam mengenal imam pun tidak diperkenankan untuk taklid. Tetapi, setiap orang berkewajiban memahami persoalan tersebut melalui berbagai argumentasi.
Kenabian dan Imamah laksana saudara kembar yang tak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan satu sama lain dalam beberapa bagian penting persoalan keagamaan. Perbedaannya adalah jika Nabi sebagai peletak dasar agama, penyampai aturan langit serta memiliki hubungan langsung dengan wahyu. Makam seorang Imam merupakan penjelas serta penafsir agama Nabi yang karena berbagai kondisi dan situasi belum dijelaskan secara sempurna.
Imam Ma'shum, disamping sebagai pemimpin pemerintahan Islam, beliau juga bertanggungjawab untuk melaksanakan aturan serta menjaga keaslian agama dari berbagai penyimpangan dan pemikiran keliru dengan tujuan-tujuan terselubung. Lebih dari itu, Imam merupakan pemandu batin serta penyempurna maknawi tiap individu masyarakat. Berbagai karakteristik tersebut menuntut bahwa seorang pengganti Nabi yang memiliki kedudukan, tanggung jawab serta menjadi pemimpin masyarakat haruslah seperti pribadi Nabi yang memiliki berbagai sifat terpuji, karakteristik terpilih serta kekhususan lainnya.
Imam sebagaimana Nabi harus ma'shum dan terjaga dari kealpaan dan dosa, memiliki keilmuan yang memadai dalam urusan agama serta dunia.


Masalah yang Penting
Dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang sulit serta pentingnya posisi seorang Imam as, dapatkah dianggap remeh persoalan pengganti Nabi saw serta pemimpin umat? Sama sekali tidak. Karena, penentuan Imam Ma'shum as merupakan hak Tuhan dan Dia tidak akan memberikan kedudukan ini kepada sembarang orang.
Pada sisi lain, mungkinkah Nabi Muhammad saw yang telah melewati masa sulit serta bersabar menghadapi segala penderitaan untuk dapat meletakkan dasar agama Islam, membiarkan umatnya tanpa menunjuk seorang pengganti? Apakah akal membenarkan bahwa Nabi saw diam dalam menghadapi persoalan mendasar ini?
Dapatkah dipercaya, jika Nabi saw untuk beberapa hari saja keluar dari kota madinah, menunjuk seorang pengganti. Tetapi, untuk umat Islam yang memiliki wilayah kekuasaan luas, tidak menentukan pengganti setelahnya serta meninggalkan masyarakat dalam kebingungan?
Apakah masuk akal, Islam yang merupakan agama dunia serta tidak dibatasi situasi dan kondisi, nabinya tidak melakukan sesuatu yang dapat memperpanjang jalan ini dan begitu saja melupakan maslah kepemimpinan?
Dengan sedikit merenung, akal berpendapat bahwa penentuan imam serta pengganti merupakan keniscayaan. Dengan merujuk kepada sejarah serta berbagai riwayat, persoalan ini akan menjadi jelas. Karena Nabi saw secara terang-terangan menjelaskan bahwa:"siapa saja yang mati tanpa mengetahui Imam Ma'shum masanya, maka dia mati dalam keadaan jahiliah". Dalam hadits diatas, sedemikian pentingnya mengenal pemimpin ma'shum, sampai-sampai seseorang ditempatkan dalam batas kufur dan jahiliah. Dengan adanya sifat tersebut, bagaimana mungkin Rasul saw merelakan umat Islam kembali kepada masa jahiliah?
Nabi Muhammad saw dalam permulaan seruan risalahnya, atas perintah Tuhan mengundang keluarga beliau kerumah pamannya, Abu Thalib, beliau bersabda:"Tuhan memerintahkan kepadaku untuk menyeru kalian kepada agama-Nya. Siapa diantara kalian yang akan menyertaiku sebagai saudara, washi serta penggantiku?". Tak ada seorang pun yang menjawab kecuali Imam Ali as. Kemudian Nabi menunjuk beliau sebagai khalifah serta imam setelahnya.


Peristiwa Ghadir Khum
Nabi saw pada hari-hari terakhir kehidupannya setelah menghadiri manasik haji yang dikenal dengan hajjatul wada', beliau kembali ke kota Madinah di tempat bernama 'ghadir khum' tempat itu, secara geografis merupakan perbatasan yang memisahkan jalan menuju Madinah, Yaman, Irak dan Habasyah. Disinilah kaum muslimin satu sama lain saling terpisah untuk kembali ke negerinya masing-masing. Ditempat ini pula, malaikat turun menyampaikan wahyu Qs. Al Maidah ayat 67 yang artinya:"hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan dari Tuhanmu. Jika tidak dilakukan, maka kamu tidak menyampaikan amanah-Nya. Allah melindungi kamu dari gangguan manusia".
Nabi saw memerintahkan kepada para jama'ah untuk berhenti. Mereka yang telah berjalan lebih awal, diminta untuk kembali. Sedang mereka yang berjalan di belakang diminta untuk segera bergabung dengan Nabi saw. Selepas menunaikan shalat zuhur, Rasul saw berdiri diatas mimbar yang terbuat dari pelana unta, dengan suara keras menyampaikan khutbah ghadir:
"ketahuilah wahai manusia! Tiba saatnya seruan kebenaran akan dipenuhi…aku akan tinggalkan amanat yang berharga dan mulia diantara kalian. Pertama, al Qur'an dan yang lainnya adalah keluargaku, Ahlulbait-ku. Tuhan mengabarkan kepadaku bahwa keduanya tidak akan pernah terpisah…". Kemudian Nabi saw memegang tangan Imam Ali as, mengangkatnya serta menjelaskannya kepada masyarakat bahwa Imam Ali as merupakan pengganti serta Imam setelah beliau saw.
Nabi saw bersabda tiga kali:"siapa yang menjadikan aku maulanya (pemimpin), maka Ali as adalah maula baginya". Kemudian Nabi saw menengadahkan tangan ke langit seraya bersabda:"wahai Tuhanku! Cintailah siapa saja yang mencintai Ali serta murkailah siapa saja yang memusuhi Ali. Tuhanku! Tolonglah para pembela Ali serta hinakanlah para musuhnya. Jadikanlah Ali sebagai neraca kebenaran".
Kemudian Rasul saw juga bersabda:"saat ini, telah turun malaikat pembawa wahyu dan membawa ayat berikut (Qs. Al Maidah ayat 3): hari ini, telah kusempurnakan agamamu dan telah kupenuhi nikmatmu dan aku jadikan Islam sebagai agama yang sempurna". Peristiwa sejarah ini dapat dirujuk pada buku al Ghadir yang memuat sumber-sumber terperinci dari kalangan Syi'ah dan Ahlusunnah.


Imamah: Pertama dan Terakhir Perintah Wahyu
Pada permulaan dakwah Islam, Nabi Muhammad saw telah memperkenalkan pengganti beliau kepada orang-orang yang hadir di majelis saat itu (peristiwa dakwah keluarga). Demikian pula, pada akhir perjalanan dakwah Islam, dengan dihadiri sejumlah besar kaum muslimin di tempat Ghadir Khum, Nabi saw mengulangi kembali pengangkatan tersebut didukung penetapan Tuhan akan kesempurnaan agama. Diantara dua peristiwa itu, Nabi saw berulang kali dalam berbagai momentum mengingatkan Imam serta pengganti beliau, Ali saw, agar tidak tersisa sedikit pun keraguan.
Demikian pula, sampai kepada kita berbagai hadits mutawatir melalui jalur ahlusunnah dari Nabi saw tentang para Imam Ma'shum as yang masing-masing dari mereka ditetapkan oleh Tuhan sebagai Imam. Tak jarang mereka disebutkan dengan istilah itrat atau ahlul bait. Terkadang dijelaskan jumlah bilangan para Imam:"para Imam setelahku ada dua belas seperti bilangan para pemimpin bani Israil serta para sahabat Nabi Isa as".

Pengganti dan Penerus Nabi Muhammad saw

1. Imam Ali bin Abi Thalib as

2. Imam Hasan al Mujtaba as

3. Imam Husein al Syahid as

4. Imam Zainal Abidin, Ali bin Husein as

5. Imam Baqir, Muhammad bin Ali as

6. Imam Shadiq, Ja'far bin Muhammad as

7. Imam Kazhim, Musa bin Ja'far as

8. Imam Ridha, Ali bin Musa as

9. Imam Jawad, Muhammad bin Ali as

10. Imam Hadi, Ali bin Muhammad as

11. Imam Askari, Hasan bin Ali as

12. Imam Mahdi af


Syi'ah: Nama dari Langit
Kata syi'ah terdapat dalam Al Qur'an dan berkaitan dengan Nabi Ibrahim as dalam sebuah surah ash Shaffat ayat 83 yang artinya:"sesungguhnya Nabi Ibrahim as adalah pengikut Nabi Nuh as". Nabi Muhammad saw menggunakan istilah "Isyi'ah" untuk para pengikut serta sahabat Imam Ali as, sebagaimana juga yang disebutkan oleh ulama sunni.
Kata "syi'ah" yang merupakan kata yang membanggakan bagi para pengikut Ahlulbait as, pernah disebutkan oleh Nabi Muhammad saw. Dalam kaitan ini, Jabir bin Abdillah berkata: saat itu aku sedang duduk bersama Rasulullah saw, dari kejauhan terlihat Ali as. Nabi saw bersabda: saudaraku datang. Kemudian Nabi saw menghadap Ka'bah serta tangan mulianya menyentuh Ka'bah tersebut seraya bersabda: demi Dzat yang Muhammad berada ditangan-Nya, Ali serta Syi'ah-nya (pengikutnya) akan berbahagia pada hari kiamat. Panggilan mulia ini pada masa Rasul saw ditujukan kepada Salman, Abu Dzar, Miqdad serta Amar, sebagai sahabat Imam Ali as yang setia.


Ahlulbait dan Keluarga Wahyu
Dalam bagian ini, kiranya pantas untuk mengupas sekelumit kehidupan Ahlulbait Nabi saw: Fathimah az Zahra as serta para Imam yang suci as.


Putrid Rasul
Fathimah az Zahra, ayahnya adalah seorang utusan Tuhan, Muhammad bin Abdillah dan ibunya adalah wanita mulia Islam, Sayyidah Khadijah, Ummul Mukminin. Beliau merupakan istri pengganti Rasul, Ali Amirul Mukminin as serta ibunda sebelas Imam dan Hujjah Tuhan bagi seluruh alam.
Sayyidah Zahra lahir pada tanggal dua puluh jumadi Tsani tahun ke empat puluh lima dari kelahiran Nabi. Beliau syahid pada hari selasa tanggal tiga jumadi Tsani, sebelas tahun paska hijrahnya Rasulullah saw di usia 17 tahun.
Imam Ali as menangani langsung prosesi pemandian, pengkafanan serta pemakaman beliau. Sesuai wasiat Sayyidah Zahra, jenazah beliau di tempat tersembunyi di kota Madinah. Hal ini sebagai saksi hidup atas kezaliman yang menimpa beliau dan menjadi bukti ketidakrelaannya atas perampas hak beliau dan suaminya amirul mukminin sampai hari kiamat.
Wanita mulia ini senantiasa beribadah kepada Tuhan, takwa serta menjadi cermin keutamaan. Dalam Al Qur'an menjelaskan berbagai sebab turunnya ayat yang berkaitan dengan beliau.
Nabi Muhammad saw, berdasarkan perintah Tuhan memberi gelar "pemimpin para wanita seluruh alam" kepadanya. Rasul saw sangat mencintai sayyidah Zahra sampai setiap kali memasuki pertemuan, sebagai tanda hormat Rasul sendiri, mengucapkan selamat datang serta mempersilahkan Sayyidah Zahra sa untuk duduk disamping beliau. Tak jarang juga Rasul mencium tangannya seraya bersabda: Tuhan rela dengan kerelaan Fathimah serta murka karena kemarahan Fathimah.
Sayidah Zahra menghadiahkan kepada Imam Ali as dua putrid: Sayidah Zainab sa dan Sayidah Ummu Kultsum sa juga memberikan tiga putra: Hasan as, Husein as dan Muhsin as. Putra yang terakhir sayidah Zahra sa ini meninggal dunia (keguguran) akibat kekejian yang dilakukan oleh para perampas khalifah.


Imam Pertama
Imam Ali as merupakan putra dari pasangan Abu Thalib serta Fathimah binti Asad. Beliau adalah anak paman serta menantu Rasul saw serta ayah dari para Imam yang merupakan pemimpin ummat di dunia setelah Nabi saw.
Imam Ali as dilahirkan pada tanggal 13 rajab, 30 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw, di kota Mekkah dalam Ka'bah, tempat kiblatnya kaum muslimin sedunia. Sedangkan beliau mencapai derajat kesyahidan pada malam jum'at, tanggal 19 ramadhan di mesjid Kufah dalam mihrab melalui pukulan pedang Abdurrahman bin Muljam Muradi, tiga hari setelah genap berusia 63 tahun.
Imam Hasan as dan Imam Husein as menangani prosesi pemandian, pengkafanan serta pemakaman ayahnya. Jasad suci Imam Ali as dimakamkan di kota suci Najaf secara tersembunyi, sesuai wasiat beliau untuk menghindari gangguan musuh semisal khawarij serta kelompok Hajjaj. Kemudian, Imam Shadiq as serta Imam Kazhim as menunjukkan tempat mulia tersebut.
Amirul Mukminin, memiliki keutamaan yang luar biasa. Beliau merupakan orang yang pertama yang beriman kepada Nabi Muhammad saw serta selama hidupnya tidak pernah menyembah berhala. Beliau memberikan sumbangsih yang luar biasa dalam memenangkan peperangan dan tidak pernah sekali pun lari dari peperangan. Dalam memutuskan hukum yang khusus diperuntukkan para Nabi dan Wali Tuhan, beliau sedemikian lihai sampai Nabi Muhammad saw bersabda:"sandaran memutuskan hukum yang merupakan hak para nabi dan washi, hanya sesuai untuk Ali as. Karena dia paling tahu dalam bidang ini".
Imam Ali as dalam pengetahuan serta keilmuan sedemikian tinggi, sampai Rasul saw bersabda:"saya adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya". Dalam menapaki kebenaran sedemikian rupa sehingga Rasul saw bersabda:"Ali beserta kebenaran dan kebenaran beserta Ali as".
Beliau senantiasa berlaku adil dalam kehidupan bermasyarakat serta membagikan harta baitul mal secara merata kepada masyarakat. Beliau juga menjaga diri dari keindahan dunia yang hanya sesaat. Setiap melewati gudang harta karung masyarakat, beliau mengisyaratkan pada emas dan perak seraya berkata:"wahai emas dan perak pergilah, rayulah selainku, karena aku tak akan tergoda oleh rayuanmu". Kemudian beliau membagikan harta tersebut kepada orang yang membutuhkan.
Imam Ali as senantiasa bersikap welas asih kepada kaum papa, bergaul dengan kaum fakir serta meringankan kebutuhan mereka. Beliau juga memutuskan hukum secara benar serta memberi keputusan secara adil. Pendek kata, sifat-sifat beliau seperti Nabi Muhammad saw sampai Al Qur'an dalam ayat mubahalah secara jelas menyebutkan bahwa beliau adalah diri (nafs) atau bagian dari Nabi Muhammad saw (surah Ali Imran ayat 61).


Imam kedua
Imam Hasan as adalah putra dari pasangan Ali bin Abi Thalib as dengan Fathimah Zahra sa, putrid mulia Nabi Muhammad saw. Beliau merupakan cucunda Rasulullah saw, pengganti kedua setelahnya serta menjadi pemimpin masyarakat paska Amirul Mukminin.
Beliau lahir pada hari selasa, pertengahan bulan ramadhan tahun ketiga hijriah di kota Madinah. Beliau wafat hari kamis, tanggal 7 safar tahun ke 49 hijriah pada usia ke 47 tahun dengan cara diracun (belia diracun oleh Ju'dah, istri beliau sendiri atas perintah Muawiyah).
Imam Husein as, bertanggungjawab untuk memandikan, mengkafani, serta menguburkan saudara beliau. Imam Hasan as dimakamkan di pekuburan Baqi, yang oleh kaum wahabi dihancurkan.
Beliau merupakan penghulu masyarakat pada masanya dalam keilmuan dan ibadah serta orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. Beliau juga orang yang paling dermawan serta paling sabar di masanya.
Imam Hasan as sangat dermawan, hingga suatu hari salah seorang budak beliau memberikan setangkai bunga, beliau berkata kepadanya:"aku bebaskan kamu di jalan Tuhan". Kemudian beliau berpesan:"demikianlah Tuhan mendidik kami". Allah Swt berfirman dalam Al Qur'an surah an Nisa ayat 86 yang artinya:"setiap kali diberikan kepadamu hadiah, maka persembahkanlah sesuatu yang setara atau lebih baik".
Adapun tentang kesabaran Imam diriwayatkan bahwa suatu hari seorang penduduk Syam melihat beliau serta mencelanya. Tetapi beliau berlapang dada sampai orang tersebut selesai berbicara. Kemudian Imam mendatangi dan mengucapkan salam kepadanya, dengan wajah tersenyum berkata: "wahai tuan, nampaknya anda orang jauh, mungkin saja anda keliru. Jika anda bersedia, kami maafkan. Jika anda menginginkan sesuatu, akan kami berikan. Jika anda meminta petunjuk akan kami tunjukkan. Jika menginginkan perlindungan, akan kami terima. Jika anda lapar, akan kami berikan makanan. Jika anda memerlukan baju, akan kami penuhi. Jika anda membutuhkan pertolongan, kami akan membantu. Jika anda bangkrut, kami berikan perlindungan. Jika anda perlu sesuatu, akan kami penuhi".
Saat mendengar tutur kata Imam Hasan as, orang Syam tersebut menangis serta mulai memahami betapa seruan serta kebohongan Muawiyah telah menyesatkannya. Kemudian ia berkata:"aku bersaksi bahwa anda adalah hujjah Tuhan di muka bumi". Dalam Al Qur'an surat al An'am ayat 124 disebutkan bahwa:"Tuhan mahatahu kepada keluarga siapa risalah-Nya diberikan".


Imam Ketiga
Imam Husein as adalah putra dari pasangan Ali bin Abi Thalib as serta Fathimah az Zahra sa, putrid Nabi Muhammad saw. Imam Husein juga merupakan cucunda Rasulullah saw, pengganti beliau serta pemimpin umat setelah saudaranya, Imam Hasan as.
Imam Husein as lahir pada hari kamis, tanggal 3 sya'ban tahun ke 3 hijriah di kota Madinah yang mulia serta mencapai kesyahidan dalam kondisi kehausan pada hari sabtu 10 Muharram tahun ke 61 hijriah, yang dikenal dengan peristiwa Asyura (Imam Husein Syahid di tangan Syimir bin Jausyan, atas perintah Yazid bin Muawiyah).
Imam Zainal Abidin as, putra beliau, mengebumikan jenazah ayahnya yang berlumuran darah ditempat yang saat ini dikenal dengan Karbala, tiga hari setelah kesyahidannya. Imam Husein as pada saat itu berusia 57 tahun.
Keutamaan Imam Husein as lebih dari apa yang telah dijelaskan, beliau dalah belahan jiwa Rasulullah saw. Nabi saw bersabda:"Husein adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari Husein". Masih tentang Imam Husein as dan saudaranya, Nabi saw bersabda:"Hasan dan Husein ibarat dua bungaku yang harum semerbak di dunia". Demikian juga Nabi saw bersabda:"Hasan dan Husein adalah dua pemuda penghulu ahli surga". Dalam hadits yang lain,"Hasan dan Husein keduanya merupakan pemimpin, baik berperang maupun tidak".
Imam as adalah orang yang paling pandai serta paling rajin beribadah. Beliau adalah cerminan pribadi ayahnya, Amirul Mukminin as serta kakeknya, Rasulullah saw.
Pada malam-malam hari, beliau seorang diri memikul makanan untuk dihantarkan kepada yang membutuhkan. Kejadian ini baru diketahui pada saat beliau wafat, ada tanda dipunggung Imam as akibat pikulan tersebut. Beliau juga adalah orang yang sangat dermawan, ksaktria serta penyabar.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan: seorang Arab Badui membacakan syair seraya meminta imbalan dari Imam as: setiap orang yang menaruh harap padamu, tak akan pernah kecewa.
Demikian pula yang mengetuk pintu rumahmu
Engkau begitu dermawan dan pelindung kaum papa
Ayahmu adalah pemusnah kaum fasikin
Jika tak ada lentera penerang dari ayah dan kakekmu
Niscaya kami semua akan terbakar dalam api neraka
Kemudian Imam Husein as memberikan 4000 dinar kepadanya serta meminta maaf seraya bersabda:
Ambillah pemberian ini, terimalah maafku
Ketahuilah aku sangat menyayangimu
Jika suatu hari roda pemerintahan berada di tangan kami
Niscaya harta yang melimpah akan sampai kepadamu
Namun, apa bisa kuperbuat
Apa yang saat ini kuberikan sedemikian kecil
Orang Badui tersebut mengambil uang pemberian Imam as sambil menangis. Kemudian Imam as bertanya kepadanya:"apakah kamu sedih karena pemberianku yang tak seberapa ini?" si Badui pun menjawab:"tidak, aku menangis karena menyayangkan, mengapa bumi ini menyembunyikan orang yang sangat dermawan".
Ya, pribadi demikianlah yang menegakkan kebangkitan berdarah untuk menghidupkan agama kakeknya, Islam untuk selamanya. Kebangkitan Husein as merupakan kebangkitan yang tiada taranya.
Imam Husein as adalah seorang yang terbaik di dunia yang menyumbangkan darahnya untuk menyirami taman Islam, setelah kakaknya, Imam Hasan as.


Imam Keempat
Imam Zainal Abidin as adalah putra dari pasangan Imam Husein as dan Syahr Banu, putrid dari salah seorang raja Persia. Imam as lahir pada haris kamis, tanggal 5 sya'ban tahun ke 38 hijriah. Dalam versi lain disebutkan, beliau dilahirkan hari kamis di kota Madinah al Munawwarah, tanggal 15 jumadil awwal tahun ke 36 H, yaitu tepat di hari kakeknya, Amirul Mukminin as membebaskan kota Bashrah. Adapun beliau mencapai kesyahidan dengan jalan diracun (atas perintah Walid bin Abdul Malik ditangan saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik, salah seorang Khalifah Bani Marwan), pada hari sabtu, tanggal 12 muharram, dalam riwayat lain 25 muharram tahun 95 H. pada saat itu usia Imam as mencapai 57 tahun, dalam riwayat lain 59 tahun.
Jenazah suci beliau dimakamkan oleh putra tercintanya, Imam Baqir as di pekuburan Baqi, kota Madinah, disamping makam pamannya, Imam Hasan Mujtaba as.
Imam Zainal Abidin as pada masanya tiada yang menandingi dalam keilmuan, keutamaan, takwa serta pelindung kaum papa. Para ulama menceritakan berbagai riwayat yang tak terbilang jumlahnya, nasihat serta doa-doa beliau. Di kegelapan malam, Imam as menutup wajahnya agar tak seorang pun mengenal beliau. Lalu Imam as memikul karung yang dipenuhi oleh bawaan berupa emas dan perak atau terkadang makanan dan kayu baker. Imam as mendatangi dari pintu ke pintu serta ditengah gulita membagikannya kepada yang membutuhkan. Setelah kesyahidan beliau, barulah masyarakat menyadari bahwa orang yang selalu menutup wajahnya serta membawa karung itu adalah Imam Zainal Abidin as. Beliau sangat pemurah hingga duduk satu meja dengan anak-anak yatim, kaum papa dan miskin.
Termasuk akhlak mulia Imam Zainal Abidin as adalah setiap bulan beliau mengumpulkan para pembantunya dan berkata kepada mereka: "siapa diantara kalian yang menginginkan istri, maka aku nikahkan. Siapa yang menginginkan untuk dijual kepada yang lain, maka akan aku persilahkan. Siapa yang menginginkan kemerdekaan, maka aku akan bebaskan". Setiap kali ada seorang peminta yang menghampirinya, Imam as bersabda:"terima kasih atasmu yang dengan sedikit bekal ini akan menyampaikan kami kepada akhirat".
Karena demikian panjangnya sujud Imam Zainal Abidin as berdiri untuk shalat, tubuhnya bergetar dan wajahnya memucat. Ketika seseorang mencaci maki beliau, Imam as diam dan tidak mengatakan apa pun. Beberapa saat kemudian Imam as menghampirinya, orang-orang mengira Imam as akan membalas celaan tersebut. Tetapi, Imam as malah membacakan ayat Qur'an surah Ali 'Imran ayat 134 yang artinya:"mereka yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Tuhan mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan".
Kemudian Imam as berkata kepada lelaki itu: "wahai saudaraku, kamu menentangku dan mengatakan ini dan itu…. Jika kamu benar dan sifat tersebut ada padaku, maka aku akan memohon ampunan Allah Swt. Tetapi, jika tuduhanmu itu tidak benar dan sifat itu tidak ada padaku, maka aku akan memohonkan ampun untukmu.


Imam Kelima
Imam Muhammad Baqir as adalah putra dari pasangan Imam Zainal Abidin as dan Fathimah, putrid dari Imam Hasan al Mujtaba as. Beliau dilahirkan pada hari jum'at, tanggal 1 rajab. Menurut riwayat lain, hari senin, tanggal 3 safar tahun ke 57 H di kota Madinah. Beliau mencapai kesyahidan pada hari senin, tanggal 7 Dzulhijah tahun ke 114 H dengan jalan diracun (atas perintah Ibrahim bin Walid, salah seorang khalifah bani marwan). Saat itu Imam Baqir as berusia 57 tahun. Jenazah suci beliau dimakamkan di pekuburan Baqi kota Madinah, disamping makam ayah serta pamannya.
Imam as memiliki keutamaan yang luar biasa, terhormat (mulia), berprinsip teguh pada agama dan memiliki keluasan ilmu, sangat penyabar, berakhlak mulia, ahli ibadah, rendah hati serta sangat dermawan.
Tentang keindahan budi pekerti beliau, diceritakan: suatu hari seorang yang beragama Kristen berkata kepada beliau: "kamu seekor sapi" Imam as menjawab: "tidak, aku seorang penyebar ilmu" ia kembali berkata: "kamu anak perempuan tukang masak" Imam as kembali menjawab:"ini adalah perkataannya" lagi-lagi ia berkata:"kamu anak seorang perempuan kulit hitam jelek perilakunya dari Afrika" Imam as menjawab:"jika kamu benar, semoga Tuhan mengampuni perempuan itu. Tetapi, jika tuduhan itu tidak tepat, semoga Tuhan mengampunimu". Karena pertemuan yang mengesankan itu, akhirnya ia masuk Islam.
Imam Baqir as dalam bidang keilmuan begitu luas seperti ayah dan kakeknya, setiap pertanyaan dijawab dengan tangkas oleh beliau. Ibnu Ata Makki menceritakan:"para ulama besar yang datang menghadap Imam Baqir as, nampak kecil. Mereka sedemikian tawadhu di depan Imam as sampai tak pernah kusaksikan ketawadhuan mereka seperti ini di hadapan yang lainnya".
Hakam bin Aqabah dengan seluruh kebesarannya di tengah-tengah masyarakat, dihadapan Imam Baqir as laksana anak kecil dihadapan gurunya. Muhammad bin Muslim berkata:"setiap kali aku teringat sesuatu, segera aku tanyakan pada Imam as dan pertanyaanku itu seakan menanyakan tiga puluh ribuan hadits".
Imam Baqir as senantiasa mengingat Tuhan. Putra beliau, Imam Shadiq as menceritakan:"ayahku senantiasa mengingat Allah Swt dan aku selalu bersamanya, beliau selalu bertasbih kepada-Nya. Meskipun sedang berbicara dengan seseorang, tidak lalai dari mengingat Tuhan. Imam as dalam beribadah sedemikian luar biasa dan tak jarang air matanya bercucuran".


Imam Keenam
Imam Ja'far Shadiq as adalah putra dari pasangan Imam Muhammad Baqir as dan Fathimah, Ummu Farwah. Imam as lahir pada hari jum'at, tanggal 17 rabiul awwal bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad saw, tahun ke 83 H. adapun beliau mencapai kesyahidan pada tanggal 25 syawal tahun 148 H dengan jalan diracun (atas perintah Mansur Dawaniki, khalifah kedua bani Abbas). Usia beliau saat itu mencapai 65 tahun. Imam as dimakamkan di pekuburan Baqi kota Madinah, disamping makam ayah dan kakeknya.
Imam as memiliki ilmu dan keutamaan, fakih serta ahli hikmah, zuhud, jujur, adil, mulia dan besar hati, dermawan dan pemberani serta masih banyak lagi sifat terpuji yang beliau miliki.
Almarhum Syekh Mufid ra menyebutkan: para ulama begitu banyak meriwayatkan hadits dari Imam Shadiq as, sampai tidak ada satu pun dari Ahlulbait lainnya yang menandinginya. Para perawi terpercaya yang meriwayatkan hadits dari Imam as mencapai empat ribuan orang.
Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi dari kalangan Ahlusunnah, termasuk salah seorang murid Imam Shadiq as. Demikian halnya dengan para pemimpin mazhab ahlusunnah lainnya juga pernah menjadi murid beliau. Bahkan ada diantara mereka yang menjadi murid melalui perantara. Imam Shadiq as merupakan peletak berbagai ilmu modern seperti kimia, fisika, ilmu perbintangan, metode mengeluarkan barang tambang dan masih banyak lagi.
Imam Shadiq as sedemikian zuhudnya, sampai-sampai makanan beliau terbuat dari cuka dan minyak zaitun, pakaiannya kasar dan tak jarang mengenakan yang sudah tak layak pakai dan bekerja di lading.
Ibadah serta shalat Imam Shadiq as sedemikian panjang. Berbagai bantuan diberikannya pada sesame tak pandang kawan maupun lawan. Kecintaan serta kesungguhannya dalam menyebarkan agama Tuhan, menjelaskan hukum Al Qur'an serta berbagai masalah syari'ah lainnya yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Beliau dengan baik menggunakan kesempatan pertikaian antara Bani Umayyah dan Abbasiyah untuk memperbaharui bangunan keagamaan serta penetapan hukum Islam secara jelas. Para pengikut mazhab beliau dikenal dengan nama "Ja'fari".


Imam ketujuh
Imam Musa bin Ja'far as yang dikenal dengan Kazhim adalah putra dari pasangan Imam Ja'far Shadiq as dengan Hamidah (Mushaffah).
Imam as lahir pada hari ahad, tanggal 7 shafar tahun 128 H, di Abwa sebuah tempat antara Mekah dan Madinah. Sedang beliau wafat pada tanggal 25 rajab tahun 183 H melalui jalan diracun, setelah 14 tahun berada di penjara tanpa peradilan di masa rezim Abbasiyah. Pada saat itu, usia beliau mencapai 55 tahun (beliau diracun oleh seorang yahudi bernama Sindi Syahik atas perintah Harun). Imam Ridha as, putra beliau, bertanggungjawab dalam memandikan, mengkafani serta memakamkan jenazah beliau. Imam Musa as dikebumikan di kota Kazhimain.
Imam Musa as adalah orang yang paling pandai, mulia serta berani pada masanya. Beliau juga memiliki perilaku yang baik serta akhlak yang mulia. Keutamaan serta keilmuan beliau sangat popular bagi semua orang. Beliau memiliki kedudukan yang tinggi.
Ibadah serta sujud Imam as sangat panjang. Beliau sedemikian mampu menahan amarah, sampai mendapat julukan "Kazhim" serta begitu shalih sehingga dikenal dengan sebutan "hamba yang shalih".
Imam Musa as memiliki berbagai disiplin keilmuan yang luar biasa serta terbaik pada masanya. Ucapan masyhur "Barihah" seorang pembesar kristiani, merupakan contoh jelas betapa tingginya keilmuan Imam as. Setelah takluk menghadapi Imam as, pendeta tersebut masuk Islam serta menjadi seorang muslim yang taat.
Tentang kedermawanan beliau dikisahkan:"ketika seorang pengemis meminta kepada Imam Musa as 100 dirham. Agar tidak mebuatnya merasa malu serta mendorongnya untuk memperoleh ilmu, Imam Musa as mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Karena ia dapat menjawab dengan baik, Imam as menghadiahkan 2000 dirham.
Bacaan Al Qur'an Imam Musa as begitu indah. Ibadah, penghambaan, tangisan serta ketawadhuan beliau di hadapan Tuhan terbaik pada masanya.


Imam Kedelapan
Imam Ali bin Musa Ridha as merupakan putrid dari pasangan Imam Musa as dan Najmah. Imam as lahir pada hari jum'at, 11 Dzulqaidah tahun 148 H di kota Madinah al Munawwarah. Sedang beliau meninggal dengan jalan diracun pada hari terakhir bulan safar tahun 203 H pada usia 55 tahun (dilakukan Ma'mun Abbasi).
Imam Jawad as, putra beliau bertanggungjawab menangani prosesi pemandian serta pengkafanan beliau. Imam Ali Ridha as dimakamkan di tempat yang saat ini dikenal dengan khurasan di kota suci Masyhad.
Keilmuan, keutamaan, kemuliaan, keberanian, akhlak, ketawadhuan serta ibadah Imam as sedemikian masyhur hingga tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Ma'mun, salah seorang khalifah Bani Abbas yang terkenal dengan tipu muslihatnya, meminta Imam as untuk menerima jabatan khalifah menggantikannya. Tetapi Imam as tidak menerimanya, karena mengetahui kelicikan Ma'mun dan akhirnya Imam as menerima penawaran putra mahkota (wali 'ahdi), atas desakan Ma'mun dengan syarat tidak akan turut campur dalam urusan kenegaraan saat itu.
Makmun selalu berupaya menteror fisik maupun pemikiran Imam Ridha as. Suatu saat, ia mengadakan pertemuan ilmiah yang dihadiri berbagai tokoh agama dan mazhab serta mengundang Imam Ridha as untuk ikut serta di dalamnya. Beliau hadir dalam pertemuan itu dengan segenap kemampuannya yang mumpuni, hingga membuat hadirin terkesima dan mendapatkan banyak pujian. Untuk kesekian kalinya makmun menemui kekalahan menghadapi Imam Ridha as.
Imam Ridha as senantiasa mengisi waktunya dengan beribadah. Sebagian besar malam, beliau pergunakan untuk beribadah. Setiap tiga hari, Imam Ridha as mengkhatamkan Al Qur'an. dalam sehari semalam, ribuan rakaat beliau lakukan. Seringkali berjam-jam kepala manusi suci ini bersujud dan menyampaikan permohonannya kepada Allah Swt.
Imam Ridha as melakukan puasa sunnah yang tiada terhitung jumlahnya. Ketika bersedekah beliau lakukan dengan sembunyi terutama pada malam hari yang gelap beliau menyampaikan langsung pada orang-orang yang membutuhkan.
Imam Ridha as sangat menghargai sesame manusia. Ketika berkata tidak pernah salah dan selamanya tidak pernah menyakiti hati orang lain. Dalam setiap pertemuan Imam Ridha as duduk dalam posisi tidak menyandar, beliau juga tidak pernah tertawa dengan suara keras.
Imam Ridha as senantiasa menikmati hidangan bersama tuan rumah dan para pembantunya. Hal ini terjadi terutama ketika Imam menjadi mahkota di Khurasan.


Imam Kesembilan
Imam Muhammad Jawad as adalah putra Ali bin Musa Ridha as dan ibu beliau adalah Sabikah.
Imam Jawad as dilahirkan pada hari kesepuluh bulan rajab 195 H di Madinah. Beliau diracun hingga menemui kesyahidannya pada akhir bulan Dzulqaidah 220 H dalam usia 25 tahun (diracun oleh istri beliau yang bernama Ummul Fadhl putrid Ma'mun atas perintah Mu'tashim Abbasi). Imam Jawad as dimakamkan disamping makam kakeknya Imam Musa bin Ja'far as di kota Kazhimain.
Pada masanya, beliau termasuk orang yang paling pandai, mulia, pemurah, fasih di tengah-tengah masyarakat. Setiap akan bepergian, beliau membawa sekantung dinar dan dirham yang dibagikan kepada masyarakat. Imam Jawad selalu membantu siapa saja yang datang memohon pertolongan padanya. Jika dari salah seorang putra pamannya datang memohon bantuan, beliau memberikan tidak kurang dari lima puluh dinar. Apabila salah seorang dari putrid bibinya datang memohon bantuan, beliau memberikan tidak pernah kurang dari lima dinar.
Salah satu contoh dari pengetahuan Imam Jawad as yang luas dan tinggi adalah setahun setelah pelaksanaan ibadah haji, 80 orang pemikir berkumpul dan menanyakan sejumlah persoalan pada Imam Jawad as, kemudian dijawab dengan baik oleh beliau.
Hal lain yang menanjubkan dari Imam Jawad as adalah ketika beliau berusia 9 tahun masyarakat berkumpul mengelilinginya dalam suatu pertemuan. Mereka menanyakan pada beliau sekitar 3000 pertanyaan yang dijawab dengan baik dan tanpa kesalahan sedikit pun.
Semua keistimewaan yang beliau miliki tidak jauh dari naungan wahyu dan Al Qur'an. khalifah pun pernah beberapa kali menguji beliau dengan pertanyaan rumit, namun semua dijawab dengan jawaban terbaik.


Imam Kesepuluh
Imam Ali Naqi as adalah putra Imam Muhammad Jawad as dan ibu beliau bernama Samanah. Imam Naqi as dilahirkan pada hari kelima belas Dzulhijjah atau 2 rajab 212 H di kota Madinah. Beliau diracun hingga menemui kesyahidan pada hari senin 3 rajab 254 H di usia 42 tahun (diracun oleh Mu'tazi Abbasi) dan dimakamkan di kota Samarra (Iraq).
Beliau adalah orang yang paling utama akhlaknya, paling pandai ilmunya, paling pemurah, paling fasih bahasanya, paling abid ibadahnya ketika itu.
Arbili menuturkan tentang bagaimana indah dan mengesankan akhlak Imam Naqi as saat itu,"suatu hari khalifah mengirimkan 3000 dirham pada Imam Naqi as. Semua uang tersebut oleh beliau diberikan kepada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Imam Naqi as berkata: bayarkanlah hutang-hutangmu dengan uang ini dan sisanya gunakanlah untuk keperluan keluargamu. Tapi, maafkanlah hanya itu yang dapat saya berikan. Lelaki itu berkata: wahai putra Rasulullah saw, harapan saya tidak lebih dari 1/3 uang ini. Tetapi Allah Swt maha mengetahui bahwa risalahnya berada pada orang yang tepat". Selepas itu ia pergi dengan perasaan gembira.


Imam Kesebelas
Imam Hasan Askari as adalah putra dari Imam Ali Naqi as dan ibu beliau adalah Hudis. Imam Askari dilahirkan pada hari jumat tanggal 8 rabiul Tsani 232 H di kota Madinah. Belia diracun hingga menemui kesyahidan pada hari jumat tanggal 8 rabiul awal 260 H pada usia 28 tahun di kota Samara. Jenazah beliau dimandikan, dikafani dan dikebumikan di kota Samara oleh putranya, Imam Mahdi as.
Keutamaan ibadah dan akhlak serta kepandaian ilmu beliau diketahui oleh seluruh masyarakat ketika itu. Dalam usia yang relative muda, wajah dan perawakan yang menawan menambah keagungan beliau dan akhlaknya mirip dengan Nabi saw. Ismail menuturkan bahwa suatu hari ia menemui Imam Askari as dan menyampaikan maksudnya. Imam berkata: " apakah kamu tidak akan berbohong atas nama Tuhan, padahal kamu menyembunyikan 200 dinar? Lalu beliau menambahkan, perkataanku ini tidak bermaksud untuk menjauhkan kamu untuk memberi pada yang lain. Ketika itu Imam as melihat kepada salah seorang pembantunya dan berkata:"apa saja yang kamu miliki berikanlah kepadanya". Lalu pembantu Imam as itu memberikan 100 dinar padaku.
Seorang lelaki lain yang memerlukan bantuan 500 dirham disertai putranya yang membutuhkan pertolongan 300 dirham, mendengar kemuliaan Imam Askari as yang banyak membantu masyarakat dan sangat pemurah. Lalu mereka menemui beliau dan menyampaikan maksudnya. Imam as melalui pembantunya memberikan 500 dirham untuk lelaki tersebut dan 300 dirham untuk putranya.
Imam Askari tidak hanya membantu mengatasi kesulitan kaum muslimin bahkan non-muslim pun diperlakukan dengan baik. Tidak heran jika orang Kristen ketika itu memandang beliau dengan keutamaan, kepandaian dan kemu'jizatan sebagaimana Nabi Isa as.
Imam Hasan Askari as sangat kuat dalam beribadah, beliau senantiasa menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah kepada Allah Swt.


Imam keduabelas
Imam Mahdi Muhammad as putra pasangan Imam Hasan Askari as dengan Nargis. Beliau dipanggil Abul Qasim, sebutan yang sama pada kakeknya, Rasulullah saw. Imam ke 12 ini lahir pada pertengahan sya'ban tahun 255 H di kota Samara.
Imam Mahdi af merupakan hujah terakhir Tuhan di muka bumi ini dan pengganti terakhir risalah Nabi Muhammad saw. Allah Swt memanjangkan usia beliau dan menyembunyikannya hingga dihadirkan kembali pada akhir masa kehadiran Imam Mahdi af mengisi dunia dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi kezaliman yang merajalela.
Rasulullah saw dan Ma'shumin as melalui berbagai hadits, mengabarkan pada kita bahwa Mahdi af akan hidup hingga suatu hari beliau dimunculkan kembali untuk menebarkan keadilan dan menumbangkan kezaliman di dunia ini. Imam Mahdi af akan kembali dihadirkan hingga Allah Swt memenangkan Islam diatas agama lainnya, walaupun orang-orang musyrik tidak rela.
Ketika Imam Mahdi as gaib, kaum muslimin menziarahi tempat tersebut yang sekarang lebih dikenal dengan "sardab ghaibah".

Pada masa gaib Imam Mahdi as, tugas pengikut Syi'ah sangatlah banyak. Diantaranya mengenal Imam Zaman secara sempurna, menanti kehadiran beliau, doa untuk keselamatan beliau, tawassul dalam kesulitan dan tugas lainnya yang tidak cukup diuraikan dalam tulisan ini.
Kita mengharap kepada Allah Swt taufik untuk menjalankan kewajiban ini. Ya Allah, percepatlah kehadirannya dan jadikanlah kami pengikutnya yang setia.


6
JALAN KEBAHAGIAAN

5. MAAD
Manusia tidak hancur dengan kematian, tetapi berpindah dari alam dunia menuju alam akhirat yang abadi. Pandangan ini diyakini oleh seluruh agama samawi. Dengan kata lain, ajakan berbagai agama dan mazhab untuk meyakini mabda seiring dengan keyakinan terhadap maad. Para nabi menyampaikan kepada seluruh manusia bahwa alam yang menakjubkan ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Namun seluruh amal yang dilakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan hingga setiap kebaikan dan kejahatan akan mendapatkan balasannya. Dalam hal ini, Al Qur'an menyebutkan dalam surah al Mu'minun ayat 115 yang artinya:"apakah kalian menerima bahwa kalian diciptakan dengan sia-sia dan tidak akan kembali kepada kami?".
Menetapkan kebenaran Maad bukan dengan ketaatan semata, namun melalui akal yang berdasarkan pada keadilan dan hikmah Allah Swt sebagai argument yang sangat jelas. . hal ini, lebih jauh dibahas dalam berbagai buku akidah. Sekedar mengingatkan bahwa pembahasan Maad setelah pembahasan ketuhanan seputar keadilan Allah, hikmah, ilmu dan kekuasaan-Nya.


Barzah
Tentang alam barzah, Al Qur'an dalam surah al Mu'minun ayat 100 menyebutkan bahwa:"dan di hadapan mereka ada barzah, sampai hari mereka dibangkitkan". Barzah merupakan alam kubur dan alam setelah kematian. Disana, semua manusia ditanya secara singkat tentang tindakannya di dunia serta keyakinannya. Di alam barzah dilakukan Tanya-jawab, bergantung pada tindakan baik maupun buruk segala tindakan yang dilakukan manusia di dunia. Rasulullah saw bersabda: "kubur merupakan taman dari taman surga atau sumur dari sumur neraka". Tetapi, orang yang hidup tidak merasakannya. Seperti orang yang hidup dan merasakan mimpi indah dengan segala kelezatannya, maupun mimpi buruk yang sangat menakutkan dengan segala siksanya. Namun sekelilingnya tidak dapat merasakan apa yang dialami. Dengan contoh seperti ini, maka jelas bahwa bagaimana kehidupan orang yang hidup melihat jasad mati yang tidak bergerak itu. Tetapi, tidak bisa merasakan kesenangan maupun siksaan orang mati.


Kiamat
Setelah kehancuran dunia dan segala isinya, semua manusia dibangkitkan dari alam kuburnya. Manusia dihadapkan pada pengadilan agung Ilahi. Timbangan keadilan dari pengadilan tersebut adalah para nabi, imam dan orang-orang saleh. Nilai hasil dari perbuatan setiap manusia di dunia akan diberikan di sini. Pada akhirnya, orang yang berbuat baik di dunia akan mendapatkan kemuliaan disana. Namun sebaliknya, orang yang berbuat dosa dan zalim akan mendapatkan balasannya yang setimpal. Maka, jelas kita harus mempersiapkannya mulai sekarang hidup di dunia ini, supaya tidak merugi di akhirat kelak. Sebagaimana Al Qur'an mengatakan dalam surah al Zalzalah ayat 7-8 yang artinya:"barang siapa yang berbuat kebaikan walaupun seberat zarrah, niscaya ia akan melihat balasannya. Barang siapa yang berbuat kejahatan walaupun seberat zarah, niscaya akan melihat balasannya pula".


CABANG AGAMA
Sebelum memasuki bagian kedua dari pengajaran Islam, terlebih dahulu harus diketahui bahwa prinsip-prinsip agama berhubungan dengan akal dan pemikiran manusia. Maka, keyakinan terhadapnya harus berdasarkan pada ijtihad. Namun pada cabang agama mencakup bidang yang lebih luas karena meliputi semua particular dari keseluruhan hidup, gerak dan diamnya manusia dari sejak lahir hingga wafat. Maka, pada umumnya tidak semua orang sampai pada tingkatan ijtihad. Oleh karena itu, diperbolehkan bertaklid pada mujtahid yang memenuhi syarat.
Karena cabang agama ini sangat banyak. Maka, kami hanya akan menyebutkan sepuluh yang terpenting dan paling dikenal. Selanjutnya yang lain sedikit akan dikupas dalam pembahasan ini meliputi antara lain: shalat, puasa, khumus, zakat, haji, jihad, amar ma'ruf, nahi mungkar, tawalli dan tabarri.
Sepuluh cabang penting agama ini ditambah dengan pembahasan jual beli, nikah dan talak, qisas dan diyah dalam pembahasan "risalah taudhihul masail" akan dijelaskan. Namun pembahasan cabang agama lainnya yang akan dibahas seputar antara lain: masyarakat dan system Islam, politik dan ekonomi, militer dan perangkat pertahanan, pengadilan dan pemerintahan, kebebasan, budaya, kesehatan dan lain-lain.


Masyarakat dan Sistem Islami
Tidak diragukan lagi Islam memiliki program khusus bagi kehidupan masyarakat. Kebahagiaan masyarakat dijamin dengan berbagai aturan praktis dan standar moral dan spiritual. Hingga sebelum lima puluh tahunan yang lalu, ketentuan social Islam kurang lebih diterapkan di Negara-negara Islam. Kadangkala, beberapa contoh dari peradaban Islam yang sampai ke tangan kita cukup menakjubkan.
Islam menjawab seluruh kebutuhan masyarakat dunia dan menyelesaikan persoalan kemanusiaan dunia. Jika dunia dipimpin pemerintahan Islam secara baik dan benar serta sesuai dengan aturan dan hukum agama. Maka dunia seperti surga, menebarkan kebaikan untuk semua. Dari sini muncul pertanyaan, apakah keyakinan ini? Bagaimana bisa menjawab kebahagiaan dan kesenangan masyarakat dunia yang beraneka ragam? Pada saat manusia menemukan atom dan energi serta kekuatannya begitu menakjubkan disokong dengan rudal dan pesawat angkasa. Maka, rencana perang bintang yang akan melanda. Dalam kondisi seperti ini, apakah Islam bisa mengatur masyarakat dan mampu mengatur dunia? Jika sampai pada kekuasaan, apakah punya kekuatan untuk menyelesaikan persoalan dunia? Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang akan disampaikan pada pembahasan selanjutnya.
Bagaimana Islam mengatur manusia dalam berbagai bidang kehidupan dengan baik dan benar. Bagaimana pula hukum Tuhan dan ketentuannya sesuai dengan situasi dan kondisi politik, social dan ekonomi dunia.


Politik
Islam memiliki politik yang indah dan membangun, dengan metode mengatur kepemilikan berdasarkan kebebasan, melindungi kepentingan umum, keadilan social dan menciptakan ketenangan seluruh masyarakat. Dengan mempertimbangkan tujuan dasar hidup dalam timbangan persaudaraan, semua bangsa sama. Karena Al Qur'an menyatakan dalam surah al Maidah ayat 2 yang artinya:"tolong menolonglah dalam berbuat kebaikan dan takwa. Janganlah bekerjasama dalam dosa dan permusuhan".
Keistimewaan suku dan ras social harus disingkirkan. Karena, semua itu bukan ukuran. Sebab yang paling mulai di sisi Allah Swt adalah yang paling takwa diantara kalian (Qs. Al Hujurat ayat 13).
Politik yang diterapkan para Ma'shumin secara praktis dalam masa kepemimpinan mereka, memiliki tujuan tinggi dan jelas. Masyarakat keluar dari api perpecahan, kemiskinan dan kebodohan yang mencemaskan. Mereka membawa oleh-oleh berupa keamanan bersama, kesejahteraan dan ketentraman masyarakat dalam naungan takwa.
Islam dengan tujuan menjaga hak-hak masyarakat menetapkan bahwa setiap orang dari umat merupakan pemimpin sebagaimana disebutkan bahwa:"setiap kalian, memiliki tanggungjawab masing-masing". Selain itu disebutkan pula:"barang siapa yang tidak perduli dengan urusan kaum muslimin lainnya, maka ia tidak termasuk dari bagian kaum muslimin". Maka sikap ketidakperdulian seperti,"apa hubungannya denganku" secara jelas ditolak dalam Islam.


Islam Menolak Despotisme
Untuk mencegah kezaliman dan despotisme, Islam menolak system pemerintahan kerajaan. Selain Maksumin as, pengelolaan Negara dilakukan berdasarkan musyawarah (syura) dan suara terbanyak. Dari tangan ke tangan "Syura Fuqaha Maraji'" memiliki kedudukan memimpin syar'I dalam Islam setelah Imam Ma'shum as. Disisi lain, setiap orang dari umat Islam bebas memilih, hingga setiap orang yang memiliki syarat dalam struktur "Syura Fuqaha Maraji'" memimpin. Jika tidak, orang lain yang memilik karakteristik khusus dan marja taklid menempati posisi tersebut. Demikian juga, umat Islam bebas untuk membentuk majlis yang berada dalam prinsip-prinsip Islam.
Berbagai atauran umum tersebut pada masa kegaiban dilakukan oleh fuqaha adil dan ulama yang mengetahui masalah agama dengan baik, social dan dunia Islam yang diperoleh melalui jalan Al Qur'an, para ma'shumin as, akal, dan ijma para fuqaha. Hingga mereka dengan sepenuh hati melindungi masyarakat, menerapkan keadilan, menjamin keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Bagaimanapun majlis tidak berhak menambah maupun mengurangi berbagai aturan yang telah ditetap syar'i. karena: "halal Muhammad saw, halal hingga hari kiamat. Haram Muhammad saw, haram hingga hari kiamat". Kewajiban Majlis dalam Islam adalah menentukan jalan terbaik untuk menerapkan ketentuan syar'I, jika syar'I sendiri tidak menentukan jalannya.
Sebagai contoh, ketentuan syar'I menetapkan bahwa perdagangan di tangan masyarakat. Maka, majlis tidak bisa merubahnya dengan menetapkan hal tersebut berada di tangan Negara maupun orang-orang tertentu saja.
Setelah menentukan jalan terbaik, pemerintahan Islam berkewajiban untuk menerapkannya dalam kerangka syar'i. dengan segenap fasilitas yang memacu pengembangan kebudayaan, pertumbuhan tingkat berpikir serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.


Islam dan Asuransi Sosial
Asuransi social dalam Islam salah satu harapan manusia modern. Karena, Islam menampilkan harapan fitri manusia ini dalam bentuk yang terbaik dengan mempertimbangkan semua sisi manusia dan aspek moralitas.
Sejarah tidak secara jelas menyebutkan agama sebelum Islam dan berbagai system sesudahnya menawarkan seperti yang ada pada system Islam. Bahkan dengan berbagai kemajuan ilmu, terutama dalam system asuransi individu dan social dunia tidak memiliki system asuransi yang sempurna seperti system asuransi social Islam.

Contoh Pertama (dikutip dari buku, ayatollah Uzma Sayid Shadiq Syirazi, "As Siyasah min Waqie al Islam", 1381 Syamsi)

Islam, berdasarkan sabda Rasulullah saw dan Imam Maksum as mengatur system asuransi social Islam yang memiliki beberapa karakteristik antara lain:

1. jika seseorang meninggal dunia, maka sedikit pun tidak diambil pajak darinya. Padahal system jahiliah ketika itu bahkan Negara modern kini memungut pajak darinya.

2. jika seseorang meninggal dunia dalam kondisi masih memiliki hutang, atau istri dan anak-anak yang tidak memiliki pelindung serta penghasilan. Seluruh hutang, perlindungan istri dan anak-anaknya menjadi tanggungan pemimpin kaum muslimin dan Negara. Selain Islam, system ini tidak pernah ada dimanapun di seluruh dunia.

3. pelayanan keuangan yang dilakukan baitul mal muslimin diberikan pada semua masyarakat, untuk mengatasi kesulitan mereka. Pada pembahasan tentang ekonomi, sebagian akan dikupas singkat. Insya Allah.


Contoh Kedua
Ali bin Ibrahim Qumi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa Rasulullah saw, berulang kali bersabda:

"ketika pihak penagih dan peminjam mendatangi salah seorang pegawai pemerintahan yang terkait, dalam kondisi pihak yang berutang tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya. Maka seluruh hutangnya dibayarkan oleh wali kaum muslimin dari kas baitul mal" (Mustadrak al wasail, jilid 2, hal. 390).
Imam Shadiq as setelah menuturkan hadits dari Rasulullah saw ini, kemudian berkata:

"penyebab yang menjadikan sebagian besar orang-orang Yahudi masuk Islam adalah perkataan Rasulullah saw tersebut. Mereka dan keluarganya mendapatkan pelayanan dari asuransi social Islam" (Ushul al Kafi, hal. 604).


Contoh Ketiga
Syeikh Mufid dalam kitabnya "al Majalis" menuturkan bahwa Imam Shadiq as berulang kali mengatakan:
"jika seseorang memiliki hutang harta pada yang lain dan pinjaman tersebut tidak digunakan untuk berfoya-foya ataupun tindakan yang menyebabkan dosa. Namun ia tidak mampu mengembalikan pinjaman itu hingga batas yang telah ditetapkan. Maka, ketika seorang pemimpin adil memerintah, hutang orang ini akan dibayarkannya".
Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw:

"jika seseorang meninggal dunia, maka seluruh harta milik ahli warisnya. Barang siapa yang meninggal dalam keadaan berhutang atau tidak meninggalkan sedikit pun harta untuk keluarganya, datanglah padaku untuk kubayarkan seluruh hutangnya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat perlindungan serta adanya harta yang bisa menghidupi mereka".

Lalu Imam Shadiq as menambahkan:"apa yang dilakukan Rasulullah saw tersebut, juga menjadi tanggungjawab pemimpin kaum muslimin"(al Mustadrak al Wasail, jilid 2, hal. 492).
Syeikh Kulaini dan Syeikh Thusi dalam kitab haditsnya menuturkan bahwa Imam Shadiq as bersabda:"pemimpin kaum muslimin harus membayarkan hutang-hutang kaum muslimin"(Furu' al Kafi, jilid 1, hal. 354; tahzib, jilid 2, hal. 59).


Contoh Keempat
Syeikh Amili dalam kitabnya "wasail al syi'ah" menuturkan bahwa suatu hari Imam Ali as tengah berjalan di salah satu gang di kota Kufah. Ketika itu mata Imam Ali as melihat seorang lelaki yang sedang mengemis. Imam Ali as sedih melihat kejadian itu, lalu berkata pada sekelilingnya:"apa yang tengah aku saksikan ini? (sindiran bahwa Negara Islam tidak seirama dengan kemiskinan). Masyarakat menjawab:"ia seorang penganut Kristen yang sudah tua hingga tidak mampu bekerja lagi. Ia juga tidak memiliki harta untuk menjamin keluarganya, maka dengan mengemis itu dia memenuhi kebutuhan keluarganya". Mendengar jawaban ini, dengan sedih Imam Ali as berkata:"ketika ia muda kalian pekerjakan dia, tetapi setelah tua kalian tinggalkan? Kemudia beliau pergi mengambil sejumlah uang dari baitul mal muslimin untuk mencukupi kehidupan lelaki tua tersebut.(wasail al syi'ah, kitab jihad, bab 19, hadits 1).

Dalam hadits ini ada beberapa hal yang penting antara lain:

1. dalam Negara Islam, kemiskinan tidak boleh ada. Karena Imam Ali as terlihat gelisah ketika melihat seorang pengemis miskin.

2. pemimpin kaum muslimin dan Negara Islam berupaya untuk menuntaskan kemiskinan, hingga Imam Ali as sebagai pemimpin ketika itu merasa sedih oleh kemiskinan seorang pengemis dan beliau segera memenuhi kebutuhannya.

3. hak para pension dalam Islam diatur dengan baik asuransi social Islam. Hak tersebut tidak diberikan secara kontinitas kepada semua pensiunan. Namun, hanya kepada yang membutuhkan.

Sebagai tambahan, seluruh pelayanan asuransi social ini diberikan secara Cuma-Cuma.


Contoh Kelima
Syeikh Kulaini dalam al Kafi menukil perkataan Imam Ali as (Bihar al Anwar, jilid 32, hal 214; Ushul Kafi, jilid 7, hal 354). Ketika Thalhah dan Zubair kalah dalam perang Jamal dan pasukannya mundur. Seorang ibu hamil yang tengah melintas disekitar itu merasa ketakutan hingga bayi yang bersamanya keguguran. Setelah kematian bayinya, sang ibu pun akhirnya menyusul.
Imam Ali as dan sahabatnya mendekati jenazah ibu dan bayi tersebut. Beliau menanyakan kejadian sebenarnya pada masyarakat yang tengah berada disana. Masyarakat menjawab:"wahai Amirul Mukminin, wanita ini tengah mengandung. Ketika pasukan mundur, karena ketakutan wanita ini meninggal dunia".
Imam Ali as kembali bertanya:"siapa yang lebih awal meninggal dunia?". Salah seorang menjawab:"pertama kali bayi tersebut, kemudian ibunya".

Seketika Imam Ali as, memerintahkan untuk mencari suami dari wanita yang juga ayah dari bayi tersebut. Kemudian Imam Ali as menyerahkan sejumlah uang kepada laki-laki itu. Dua pertiga sebagai diyat bayi itu dan sepertiga lagi untuk diyat wanita tersebut. Diyat perempuan dibagi dua, sebagian untuk suami dan sebagian lagi diserahkan kepada ahli waris lainnya. Sedangkan diyat bayi dibagi diantara ahli warisnya.
Lalu, diyat wanita yang berjumlah 2500 dirham diberikan kepada suaminya sebagai ahli warisan. Sebagian lagi diberikan kepada ahli waris dari pihak perempuan, karena wanita itu tidak memiliki anak kecuali bayi yang telah mati tersebut.
Setelah menceritakan peristiwa ini, perawi menuturkan:"Imam Ali as, semua diyat ini dibayarkan dari baitul mal Basrah".
Baitul mal dalam Islam digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memenuhi hak mereka. Maka, dalam Islam hak tersebut bukan milik perorangan maupun kelompok. Namun, hak milik seluruh masyarakat. Hal ini, menjadi pondasi yang baik dalam pelayanan asuransi social bagi seluruh masyarakat.


Ekonomi
System ekonomi Islam menata undang-undang Islam berdasarkan kebebasan individu dan masyarakat yang meliputi keadilan social dan individu, penyelesaian perbedaan kelas dan hubungan ekonomi salim dengan prinsip keyakinan berdasarkan timbangan akhlak islami. Islam mempersembahkan format ekonomi terbaik kepada dunia.
Penimbunan harta seperti yang diakui dalam system kapitalisme, maupun penghilangan hak individu pada system sosialisme tidak dibenarkan dalam Islam. Islam menghormati keberadaan individu dan masyarakat. Kepemilikan pribadi yang berasal dari kerja keras seseorang melalui berbagai usaha syar'I yang bukan haram diakui keberadaannya. Karena program ekonomi Islam bersandar pada akhlak. Setiap orang harus melakukan kewajiban syar'inya masing-masing sesuai dengan ketentuan hakim syar'in. secara singkat, akan kami jelaskan empat kewajiban ekonomi bagi tiap individu yang harus diserahkan masing-masing kepada hakim syar'i.


Empat Pendapatan Negara Islam

Khumus
Khumus adalah seperlima atau 20 % dari kelebihan pendapatan setiap orang, setelah dikurangi biaya hidup selama setahun. Khumus diserahkan kepada hakim syar'I yang tidak lain adalah marja taklid. Selain itu, kewajiban membayar khumus juga berlaku pada barang tambang, harta karun, tercampurnya harta halal dan haram, ghanimah perang, harta yang diperoleh dari sesuatu yang tenggelam di laut dan tanah khusus yang dijelaskan lebih jauh dalam buku fikih.


Zakat
Zakat hanya berlaku pada beberapa jenis barang dan hewan tertentu saja diantaranya gandum, ju (sejenis gandum), kurma, kismis, emas, perak, unta, sapi, dan kambing.
Nisab zakat gandum, ju, kurma dan kismis sebesar 847 kg. sedangkan zakat yang harus dikeluarkan terdiri dari tiga bentuk antara lain:

1. jika tanah pertanian tersebut menggunakan air hujan maupun sungai, maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar 10 %.

2. jika menggunakan pompa atau timba maupun alat Bantu lainnya, maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar 5 %.

3. jika menggunakan kedua-duanya, maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar 7,5 %.

Nisab emas sebesar 15 misqal, sedangkan nisab perak sebesar 105 misqal. Zakat yang harus dikeluarkan keduanya sebesar 2,5 %.
Unta, sapi dan kambing ketika memenuhi nisab dengan ketentuan tertentu, maka wajib dikeluarkan zakatnya.


Kharaj
Tanah kharaj merupakan tanah kaum muslimin yang diperoleh melalui perang dengan kaum kafir. Pemerintahan Islam memperoleh hasil dari tanah tersebut ketika menyewakannya kepada para petani, berdasarkan kesepakatan yang disetujui hakim syar'I dan kerelaan para petani.


Jizyah
Komunitas non-muslim yang hidup dalam pemerintahan Islam mendapatkan perlindungan dan keamanan. Maka, mereka diwajibkan mengeluarkan jizyah kepada pemerintahan Islam. Namun khumus dan zakat tidak mereka keluarkan.
Selain dari keempat pendapatan Negara tersebut, pemerintah Islam tidak diperbolehkan mengambilnya dari masyarakat.


Baitul Mal Dalam Islam
Dengan memperhatikan peran Islam dalam melindungi kaum tertindas, Negara Islam membentuk baitul mal. Karena dalam setiap masyarakat terdapat orang-orang yang cacat, sakit, pengangguran, yatim piatu, tuna wisma, dan lainnya yang perlu mendapatkan perlindungan dari Negara Islam melalui baitul mal.
Baitul mal selain berkewajiban memenuhi kebutuhan masyarakat Islam dalam segala segi dengan menyediakan berbagai fasilitas bagi kemajuan masyarakat seiring perkembangan masa. Baitul mal juga harus mengupayakan terciptanya atmosfer yang memadai bagi pembangunan dalam bidang pertanian, industri dan bidang lainnya. Sehingga, masyarakat Islam dapat mandiri dan tidak menjadi pengemis pada Negara lain.
Selain berbagai hal tersebut, baitul mal bertanggungjawab membiayai penyebaran kebuyaan Islam ditengah-tengah masyarakat, serius dalam menangani kesehatan public, penyediaan fasilitas kebersihan, terjaminnya kesehatan masyarakat, memenuhi kebutuhan ekonomi, penangan personal dalam pernikahan, modal untuk bekerja, tersedianya tempat kerja yang memadai, perumahan, apotik, rumah sakit, fasilitas perjalanan, bantuan pendidikan dan aspek lainnya yang menjadi tanggungjawab baitul mal. Pihak yang membutuhkan bisa langsung menuju baitul mal untuk memenuhi kebutuhannya. Pengeluaran baitul mal dan anggaran Negara Islam lainnya diperoleh oleh sumber-sumber pendapatan Negara. Mungkin saja kita akan mengatakan bahwa berbagai sumber pendapatan tersebut tidak cukup untuk memenuhi pengelolaan Negara. Dalam menjawab hal ini, sebuah hadits dari Imam Shadiq as yang pernah mengatakan bahwa:"jika ukuran dari pendapatan syar'I tersebut tidak mencukupi, Tuhan mewajibkan lebih banyak dan lebih beragam".

Dalam pemerintahan Islam, para pegawai bertugas melayani masyarakat. Sebaliknya kebanyakan kantor yang berlaku saat ini di berbagai Negara, sekedar rutinitas dari berbagai konsep yang sama sekali tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat. Bahkan menjadi penghalang ummat dari kebebasan melakukan tindakan logis dan syar'i. pada pemerintahan Islam hal ini jelas diharamkan.(beberapa tahun yang lalu, salah satu Negara barat, mengalami masalah gemuknya anggaran mencapai jutaan dollar. Namun setelah bersentuhan dengan pandangan Islam, melakukan efisiensi dan efektifitas anggaran dengan mengurangi jumlah pegawai Negara. Akhirnya masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Jutaan dollar menjadi simpanan anggaran dan sebagian digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.)
Dalam pemerintahan Islam sebagian besar tugas-tugas public Negara, dilakukan oleh masyarakat secara bebas untuk kepentingan umum. Kesimpulannya pengeluaran anggaran Negara diperketat. Sedangkan dana simpanan Negara serta partisipasi public ditingkatkan dan diperluas. Hal ini dikelola melalui berbagai bank khusus yang sesuai dengan hukum Islam.

Roda ekonomi berjalan dengan sehat karena pada bank-bank Islam tidak terdapat riba. Pinjaman yang diberikan bank pada seseorang tidak dikenai tambahan, kecuali hanya melalui pendapatan syar'I seperti mudharabah dan lainnya. Relasinya tidak seperti keterkaitan antara bank, pedagang, petani, dan pengusaha.
Bank Islam juga bertugas dalam lalu lintas transfer uang, gadai, perdagangan dengan dana yang tersedia, jual beli akta dan cek jangka panjang, serta gaji pegawai. Jika terjadi deficit pada bank, maka baitul mal bertugas menjamin keperluan tersebut.


Militer dan Perangkat Pertahanan
Militer dan perangkat pertahanan dalam Islam diungkapkan dengan bahasa yang indah. Pengabdian tentara dalam Islam dilakukan secara suka rela dan bukan paksaan, kecuali ketika munculnya kondisi darurat berdasarkan keputusan "Syura Fuqaha Maraji". Oleh karena itu, pemerintahan Islam harus memperhatikan areal yang memadai dengan berbagai peralatan militer yang mencukupi untuk membentuk berbagai pusat pelatihan militer bagi masyarakat. Sehingga masyarakat dari berbagai tingkatan dapat menjangkaunya. Dengan metode yang relative mudah, seluruh masyarakat mendapatkan pendidikan militer. Sehingga dengan sendirinya mereka mengetahui berbagai cara mempertahankan diri. Dengan demikian, dari sisi anggaran pun akan mengurangi beban pemerintah. Disisi lain, seluruh bangsa bergerak bersama dalam masalah yang sangat krusial ini. Mereka pun tidak perlu meninggalkan kehangatan keluarga, pekerjaan ataupun pendidikan.
Islam harus menyediakan dan membuat berbagai peralatan perang dan pertahanan untuk melindungi dan mejaga kehormatan Islam dan kaum muslimin. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an surah al Anfal ayat 60 yang artinya:"persiapkanlah apa saja yang bisa dilakukan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh". Namun, Islam pada dasarnya adalah agama damai bukan agama perang. Dalam hal ini Al Qur'an menuturkan dalam surah al Baqarah ayat 208 yang artinya:"wahai orang-orang yang beriman, masuklah dalam kedamaian dan keamanan". Islam selamanya tidak pernah menyerang terlebih dahulu. Dengan segenap kekuatan dalam menciptakan kedamaian dan keamanan baik di dalam maupun di luar negeri. Setiap Negara yang membuat perjanjian damai dengan Negara Islam, disambut dengan tangan terbuka. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al Qur'an surah al Anfal ayat 61 yang artinya:"ketika mereka bersiap untuk menjalin perdamaian, maka terimalah perdamaian tersebut". Islam mempersembahkan kedamaian dan ketentraman bagi dunia.


Kerusakan Sosial
Dalam menjamin keamanan masyarakat, menciptakan kedamaian dan ketentraman hidup, Islam tidak hanya melihat pada permukaannya saja. Namun, memasuki inti persoalan yang paling mendasar. Untuk menghilangkan berbagai kerusakan dan penyakit dalam masyarakat, Islam melacak sampai pada sebab utama dari berbagai kriminalitas yang disebabkan kemiskinan, kelaparan, kebodohan, tidak berbudaya, kecenderungan seksual, dendam, permusuhan dan berbagai masalah kejiwaan dan social lainnya.
Islam mengatasi kemiskinan dengan cara membuka lapangan kerja, melakukan pembinaan terhadap para penganggur ke jalan keselamatan bisa menghalangi kea rah kehancuran dan kerusakan social. Dengan memberantas konsumsi dan penyebaran minuman keras, membuat pusat-pusat kesejahteraan dan berbagai sarana olahraga, wisata, serta melindungi dan membimbing para pemuda dari penyalahgunaan narkotika dan psikoterapika.
Pendidikan dan pembinaan yang benar terhadap para pemuda dan pemudi pada masa pertumbuhan mereka dengan akhlak terutama menjaga hijab serta mencegah meluasnya kerusakan moral. Karena hal tersebut seringkali kurang mendapat perhatian. Dengan menerapkan metode hidup yang benar, akar kecemasan dan kekhawatiran dari berbagai depresi dan penyakit kejiwaan bisa diatasi. Sekaligus hal itu mencegah semakin menurunnya standar akhlak masyarakat. Prinsip mendasar untuk mengatasi berbagai penyakit seperti dendam, iri hati dan permusuhan adalah dengan budaya memaafkan.

Masalah ekonomi juga bisa diatasi dengan peran baitul mal. Sejarah telah membuktikan hal ini. Karena dalam jangka waktu empat kurun dari masa pemerintahan Islam yang menguasai setengah dunia, tidak lebih dari enam orang saja yang dikenai sanksi karena mencuri. (untuk menerapkan hukuman hudud dalam Islam harus memenuhi berbagai syarat, seperti dijalankannya semua hukum Islam, bukan hanya sebagian. Maka, hal tersebut bukan pekerjaan mudah. Selain itu, penerapan hudud dilakukan dengan meminimalkan syubhah, seperti dalam kaidah "Tadra al hudud dil syubhah").
Disisi lain salah satu keistimewaan hukum Islam adalah penangan yang cepat dan meminimalisir penyebaran kriminalitas dengan tujuan dalam pemerintahan Islam, undang-undang untuk mengikat tangan dan kaki manusia tidak ada lainnya. Kebanyakan dari sanksi dalam peraturan kriminalitas pada masa sekarang, tidak dikenal dalam Islam. Oleh karena itu, dalam pemerintahan Islam tidak diperlukan penjara seperti pemahaman dunia kini. Namun dengan melakukan tindakan tertentu yang diatur dalam fikih Islam pada masa pembahasan hukuman dan denda. Tetapi ada juga kesalahan yang bisa dihukum dengan penjara misalnya orang kaya yang berhutang, dan tidak mau memenuhi utangnya. Orang yang seperti ini bisa dipenjarakan.


Pengadilan
Di tangan kaum muslimin, tanpa formalitas upacara yang berlebihan setiap orang bebas menyampaikan klaim atau gugatan masing-masing di pengadilan. Maka, tidak heran jika menjadi pengadilan terbaik.
Dalam Islam, seorang hakim wajib memenuhi berbagai persyaratan diantaranya laki-laki mukmin, adil, faqih dalam masalah pemutusan hukum tanpa upacara tambahan yang bertele-tele. Gugatan dimulai untuk dinilai berdasarkan ketentuan-ketentuan Islam secara adil dalam memutuskan hukum. Oleh karena itu, dalam pemerintahan Islam kota-kota besar hanya memiliki satu orang hakim dan tidak ada persoalan pengadilan yang muncul seperti saat ini, sekedar menjadi pengekor barat.


Kebebasan
Agama Islam menghadiahkan kebebasan yang terbaik. Hal tersebut tidak dimiliki oleh dunia kini dengan kebudayaan yang nampak maju dan meneriakkan hak asasi manusia. Islam membebaskan manusia dari cengkraman perbudakan, dengan memberikan kebebasan berkeyakinan dan berpikir serta kebebasan menyampaikan pendapat. Hal ini dibebaskan selama tidak merusak dan meracuni moral dan kepentingan public. Dalam Islam, manusia memiliki hak-hak yang bersifat individual, antara lain:


Kebebasan Berniaga
Setiap orang dari anggota masyarakat bebas memilih berbagai jenis pekerjaan, keterampilan dan keahlian yang diminati. Dibebaskan juga memperjual belikan setiap jenis barang dan tidak ada halangan seperti pajak, persyaratan, dan berbagai aturan yang mengikat. Namun jika barang yang diperjual belikan tersebut termasuk barang haram, maka Islam tidak memberikan izin untuk hal itu. Perniagaan yang diharamkan antara lain: memproduksi dan menjual minuman keras, memproduksi alat judi dan lainnya. Selain itu, transaksi yang mengandung riba, tidak diperbolehkan karena merugikan masyarakat.


Kebebasan Bertani
Setiap muslim diperbolehkan menggunakan air, cahaya matahari, udara dan tanah dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan sendiri. Apa saja yang disukai dan dengan batasan yang dikehendaki dapat dipergunakan sebagaimana dikatakan:"barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka tanah tersebut menjadi miliknya".
Tetapi masalah menghidupkan tanah mati tidak menyebabkan terambilnya hak orang lain, jika merugikan karena tidak bisa ditanami. Oleh karena itu, dalam Islam "reformasi tanah" tidak dalam bentuk yang sekarang ada antara timur dan barat serta Negara-negara dunia ketiga yang tengah sibuk melakukannya.


Kebebasan Tinggal
Dalam Islam setiap orang dapat menggunakan tanah sesuai dengan keinginannya, apakah tanah tersebut akan dijadikan rumah, toko, pabrik, masjid, sekolah, rumah sakit dan lain-lain. Dengan syarat tidak merampas hak yang lain. Dalam Islam tidak ada satu pun pajak yang berkaitan dengan segala pekerjaan bangunan. Pemerintahan Islam tidak boleh mengambil satu real pun dari tanah maupun bangunan.(salah seorang muballigh yang diundang memberikan ceramah di salah satu Negara barat, mengatakan bahwa setelah Negara tersebut menerapkan berbagai program Islam, banyak persoalan yang dapat diselesaikan. Walikota salah satu propinsi di Negara tersebut yang juga seorang insinyur sipil, secara rapi mengatur pembagian tanah berdasarkan kebutuhan mulai dari sekolah, perpustakaan, sarana wisata, sarana olahraga, rumah sakit, taman dan lain-lain. Kemudian perencanaan itu diserahkan pada kontraktor untuk dibangun dan dijual secara kredit pada masyarakat dengan keuntungan yang adil).


Kebebasan Berproduksi
Setiap muslim bebas untuk melakukan produksi yang diperlukan oleh masyarakat tanpa mensyaratkan jenis barang tertentu yang harus diproduksi kecuali yang diharamkan seperti memproduksi minuman keras, peralatan judi dan lain-lain.
Demikian juga setiap muslim bebas untuk memilih pekerjaan seperti berburu, nelayan, mengambil barang tambang maupun pekerjaan lainnya yang dihalalkan. Negara Islam tidak berhak untuk menghalangi seseorang untuk memilih pekerjaannya sendiri.


Kebebasan Bepergian
Setiap orang bebas untuk memilih tempat tinggal, hak untuk datang dan pergi dari satu tempat ke tempat lainnya. Islam juga membebaskan setiap orang untuk melakukan perjalanan dari satu Negara ke Negara lainnya tanpa hambatan, warna kulit, bahasa, suku ras yang bukan merupakan keistimewaan seseorang. Maka, Negara Islam akan mengeluarkan berbagai kartu identitas yang diperlukan seperti KTP, passport, izin tinggal dan izin keluar. Namun saying dibeberapa Negara eropa tidak demikian, karena adanya aturan yang diada-adakan.


Kebebasan dalam Aktivitas Sosial dan Politik
Dalam Islam selain yang diharamkan, diperbolehkan untuk melakukan setiap aktifitas baik itu politik, social maupun budaya yang tidak melewati batasan syar'i. hal ini merupakan hak setiap orang bukan hak kelompok tertentu saja. Namun tetap menjaga ketakwaan diperbolehkan melakukannya. Oleh karena itu, islam mengharamkan memata-matai orang lain dan lembaga seperti ini tidak pernah ada karena mengganggu orang lain.
Tetapi memata-matai dan mengetahui peran musuh Islam seperti dalam perbatasan Negara dianggap perlu, bahkan begitu penting kehadirannya. Dengan adanya kebebasan beraktivitas dalam Islam, tiap orang maupun kelompok bebas berpendapat, menulis, membentuk partai, kelompok, mengumpulkan sumbangan, membentuk yayasan, surat kabar, majalah, radio, televise dan lainnya.

Masalah lainnya seperti kebebasan merawat jenazah, menguburkan dan memindahkan dari satu kota ke kota lainnya.
Pemerintah dan masyarakat hidup bebas, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang tidak perlu dan gaji pegawai tambahan untuk memantau perkembangan kebudayaan dan pemikiran masyarakat.


Budaya
Salah satu kewajiban pemerintahan Islam adalah menyebarluaskan kebudayaan Islam dengan sebaik-baik dan seindah-indahnya. Maka dalam Islam, setiap muslim layak mendapatkan pengajaran, ilmu dan pengetahuan.
Dari sini muncul pertanyaan, mengapa Islam yang begitu menekankan mencari ilmu dan penyebaran pengetahuan, namun kondisi kaum muslimin begitu menyedihkan berada dalam keterbelakangan? Dengan mengkaji sejarah lebih teliti, hal mendasar dari keterbelangan kaum muslimin karena mereka meninggalkan ajaran Islam, melupakan kemandirian diri sendiri, tenggelam dalam duniawi dan kemunduran berpikir serta menanggalkan kebudayaan yang pernah cemerlang.
Sebelum terjadi penyimpangan pemikiran, seperti yang diakui oleh para peneliti barat bahwa kebuyaan dan peradaban Islam pernah begitu cemerlang menghiasi cakrawala dunia dibandingkan negeri lainnya. Bahkan jika dibandingkan antara buku, perpustakaan, sekolah, dan pemikir ketika itu jauh melampaui kondisi saat ini. Jika kaum muslimin meninjau kembali penyebaran kebudayaan Islami, akan terlihat keagungan yang hilang. Maka sudah saatnya kaum muslimin membangun sekolah, surat kabar, majalah, TV, radio, bioskop, sanggar teater dan juga menggunakan media baru internet dengan tetap berada pada aturan Islam. Inilah saatnya menjauh dari segala kerusakan social dengan membersihkannya dan membangun pusat pendidikan, kebudayaan hingga tingkat budaya masyarakat berada pada tingkatan yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.


Kesehatan
Keselamatan, kesehatan dan kebersihan lingkungan sangat mendapatkan perhatian dalam Islam. Tiga jalan untuk menjaga hal tersebut antara lain:

1. mengantisipasi penyebaran berbagai penyakit yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras, zina, homoseks, lesbian, musik, perjudian dan pelacuran. Semua itu menyebabkan kerusakan social di masyarakat. Maka, Islam menolak dan mengharamkannya. Disisi lain Islam, mempunyai program positif untuk kesehatan hidup seperti menekankan kebersihan, menggosok gigi, membersihkan badan, memotong rambut yang berlebihan, menikah dan puasa. Selain itu, islam juga menyampaikan tata cara hidup sehat seperti tata cara makan, minum dan lainnya.

2. pengobatan dengan cara memperkenalkan makanan maupun obat-obatan yang tersedia hingga penyakit yang sudah lama tidak terobati dapat teratasi. Pembahasan ini dapat dilihat dalam berbagai buku seperti kedokteran Nabi saw, kedokteran para Imam as, kedokteran Imam Shadiq as, kedokteran Imam Ridha as. Islam pun mendukung kemajuan dalam bidang kedokteran.

3. control yang sangat ketat terhadap para dokter, bahwa mereka bertanggungjawab menjalankan kewajiban kemanusiaan dalam sebuah aturan seperti dikatakan,"jika dokter dalam memberikan resep, salah menuliskan obat maka dia harus bertanggungjawab atas tindakan tersebut". Seorang dokter disebut tabib karena ia menunjukkan tanpa bahaya ketika menyembuhkan penyakit. Bahkan ketika memberikan spirit kepada pasien dengan perkataan dan tindakannya yang baik, dan dengan teliti dan penuh perhatian menjalankan tugasnya.

Islam menjamin adanya kesehatan public seperti yang telah dialami oleh nenek moyang kita. Namun sangat disayangkan pada kedokteran modern kini dengan disertai berbagai kecanggihan, tetap tidak berdaya menaggung kesehatan public. Saat ini hampir setiap rumah mengidap penyakit depresi. Jika suatu hari batas-batas kesehatan Islami diterapkan kembali di masyarakat dengan memanfaatkan pengalaman kedokteran baru. Maka dalam waktu yang tidak terlalu lama, seluruh anggota masyarakat bebas dari berbagai penyakit keluarga tanpa depresi, kecemasan jasmani dan rohani dalam mencapai kesuksesan.


Membangun Keluarga
Pernikahan yang merupakan jawaban atas kecenderungan dan tarik menarik natural antara pria dan wanita, dalam pandangan Islam sangat mendapatkan perhatian. Bahkan dikatakan,"dalam Islam, tidak ada yang lebih dicintai melebihi pernikahan". Selain itu, beragam nasehat untuk membentuk keluarga. Bahkan pernikahan dianggap sebagai jalan melindungi setengah agama, seperti disebutkan "barang siapa yang menikah, maka setengah dari agamanya telah terlindungi" usia pernikahan, dalam permulaan tingkatan ketika kebutuhan kecenderungan seksual dalam diri manusia mulai muncul. Usia pernikahan tidak menjadi halangan, oleh karena itu perempuan yang sudah mencapai usia sembilan tahun dan laki-laki telah memenuhi usia lima belas tahun bisa menikah. Namun, masalah keselarasan (kufu) kedua pihak harus dipertimbangkan. Dengan jalan ini, laki-laki dan perempuan muslim menjalankan hidup bersama hingga kecenderungan natural mereka terjamin serta terlindungi dari kerusakan dan kehancuran.
Dalam mencegah terjadinya kehidupan bebas antara laki-laki dan perempuan, Islam menekankan pentingnya hijab. Jelas dengan cara demikian, akan mereduksi sekecil-kecilnya kerusakan social hingga hubungan keluarga semakin solid dan aturan dalam keluarga dipenuhi cinta, kasih saying dan persahabatan, kesucian dan kebersamaan keluarga. Laki-laki dan perempuan dalam naungan iman dan keutamaan akhlak menjalankan kewajiban dalam dan luar keluarga. Istri, bertanggungjawab dalam keluarga dan memenuhi kebutuhan emosi dan perasaan suami. Laki-laki menanggung kebutuhan laur seperti persoalan ekonomi dan social. Kondisi yang tentram dan damai merupakan sarana yang paling baik bagi pertumbuhan generasi baru.

Pada dasarnya Islam melarang memberikan beban kerja yang berat pada wanita, namun istri pun dilarang meninggalkan kewajiban fitri ibu dan pekerjaan rumah. Tetapi tentu saja, bukan berarti Islam menolak secara mutlak wanita bekerja. Namun setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan sosok mulia perempuan dilarang bahkan diharamkan. Diluar itu, Islam menekankan pentingnya mencari ilmu dan pengetahuan untuk perempuan, bahkan diharuskan.
Namun tidak bisa ditutup-tutupi bahkan para pemikir barat, psikoanalisis, sosiolog dunia meyakini bahwa jalan yang terbaik hidup selamat, mencapai ketentraman material dan spiritual, memiliki keturunan idaman. Kebahagiaan itu dapat dipenuhi dengan membangun keluarga, menentukan hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri.


Islam dan Pengaturan Masyarakat
Dalam pembahasan yang lalu, telah dijelaskan bahwa Islam memiliki kekuatan terbaik mengatur masyarakat. Masyarakat Islam memiliki keistimewaan yang tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat modern. Dengan warna khusus dalam masyarakat Islam yang berasal dari keimanan pada Allah Swt, tercipta keseimbangan pada setiap bidang. Sehingga, secara adil masyarakat menjalankan kehidupannya. Namun berbagai rencana dan program rekayasa pemikiran manusia, memiliki keterbatasan dalam mewujudkan kondisi tersebut.

Dalam berbagai program Islam, aspek spiritualitas, kemanusiaan dan manifestasi kemuliaan manusia terwujud. Di sisi lain, berbagai keyakinan yang mencemaskan, lebih banyak berkisar pada berbagai persoalan kekinian. System Islam memicu pertumbuhan dan perkembangan seluruh bidang material maupun spiritual kehidupan masyarakat, seperti kepercayaan diri, hati nurani, cinta dan persahabatan. Kemajuan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, pertanian, perluasan perdagangan dan pendapatan serta harta syar'I mengalami peningkatakan. Kondisi demikian, terjadi dalam lingkungan yang bebas dari berbagai kezaliman, despotisme, berbagai ikatan dan syarat yang tidak perlu, persoalan ekonomi, kemiskinan dan berbagai kekurangan.
Jika kaum muslimin melihat masa depan gemilang yang tengah dinantikan ini, dengan syarat menjalankan Al Qur'an, menerapkan metode pemerintahan Rasulullah saw dan Imam Ali as, persatuan umat, persaudaraan kaum muslimin, kebebasan, syura, dan berbagai aturan Islam diterapkan. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk turut andil secara serius dalam mewujudkan pemerintahan Islam dunia. Dengan harapan yang tinggi dan tujuan yang suci ini, kita memohon pertolongan Allah Swt.


7
JALAN KEBAHAGIAAN

AKHLAK DAN TATAKRAMA ISLAM

Akhlak
Rasulullah saw menyampaikan sabdanya yang artinya adalah:"sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia"

Tujuan mendasar Rasulullah saw sejak kenabian secara tegas dijelaskan dan Al Qur'an senantiasa mengabadikan akhlak Rasulullah saw dalam ayat yang artinya:"sesungguhnya kamu memiliki akhlak mulia" hal ini menunjukkan peran penting akhlak dalam Islam.
Ukuran akhlak dalam Islam adalah keimanan, ketakwaan yang dibangun dari empat pondasi antara lain:

1. niat yang baik dan hati yang bersih dalam segala hal.

2. berbuat baik terhadap seluruh lapisan masyarakat.

3. baik dalam perkataan dengan semua masyarakat baik kawan maupun lawan.

4. perilaku yang baik terhadap seluruh makhluk.

Tatakrama bertumpu pada dua pondasi berikut ini:

1. tatakrama individu yang berkaitan dengan hak individu seperti tatakrama makan, minum, berpakaian, tidur, bepergiaan, ketika sehat maupun sakit dan lainnya yang memiliki aturan khusus dan sangat personal. Seluruh aturan tersebut bertujuan untuk membawa manusia pada kebahagiaan dan menjauhkan dari kesulitan serta berbagai penyakit masyarakat.

2. tatakrama social berkaitan dengan hak social manusia seperti tatakrama berhubungan dengan ibu dan bapak, istri dan anak, kerabat, guru dan murid, teman dan tetangga, serta seluruh lapisan masyarakat. Penerapan tatakrama ini menjadi jaminan keamanan, melindungi ketentraman, kebahagiaan dan keselamatan semua manusia. (lebih jauh mengenai pembahasan akhlak dan tatakrama Islam lihat kitab "Risalah Huquq" Imam Zainal Abidin as, dan Makarim al Akhlak. Lihat juga Ayatullah Uzma Syirazi, Adab wa Sunnah. Lebih jauh tentang pembahasan wajib dan haram lihat, ayatollah uzma Syirazi, wajibat wa muharramat).

Pada kenyataannya, agama merupakan seluruh aturan yang berdasarkan akhlak dan tatakrama terbaik. Seluruh ajaran Islam bersandar pada pondasi keutamaan akhlak.


Larangan dan Keburukan Akhlak
Beberapa tindakan yang dilarang tersebut antara lain: berbuat zalim, berlebihan, menghina orang lain, mengganggu masyarakat, menyebarkan rahasia orang lain, berbohong dan menghina, durhaka kepada orang tua, korupsi, zina, homo seksual dan lesbian, meminum minuman keras, memandang non-muhrim, berjudi, suap, makan bangkai, babi dan makanan haram lainnya, memakan harta orang lain tanpa seizing, berbuat curang dalam jual beli, mengenakan emas bagi laki-laki, pemakan riba, menipu, onani, memata-matai orang lain, ghibah, bernyanyi dan mendengarkan musik, membunuh dan melakukan terror, mencuri, membantu orang lain melakukan kemungkaran, khianat, merampas hak orang lain, bekerjasama dengan orang kafir dan zalim, berkata buruk dan memanggil dengan panggilan buruk.


Keutamaan Akhlak
Keutamaan akhlak yang merupakan penghias seorang muslim antara lain: insaf, bekerjasama, dalam kebaikan, sabar dan berserah diri, mendamaikan masyarakat, ikhlas dalam amal, tawakkal kepada Allah Swt, berbuat baik kepada kedua orang tua, memberikan makanan, menjaga diri, mengucapkan salam dengan suara keras, menjaga kebersihan, mencari ilmu, berperilaku baik dengan masyarakat, pemberani, menyambungkan dan menjaga silaturahmi, berlaku adil dalam bertindak, membantu orang-orang yang lemah, tawadhu, memenuhi kebutuhan orang lain yang memerlukan, memaafkan kesalahan orang lain, takwa, berkata benar, menghormati masyarakat, tersenyum, menyesal dari perbuatan buruk, menikah dan bersyukur atas karunia Allah Swt.


Keburukan Akhlak
Keburukan akhlak yang menyebabkan kehancuran manusia antara lain: mencari-cari kesalahan orang lain, menimbun harta, berkata dan bertindak sia-sia, malas dalam menjalankan tugas, takut, haus kekuasaan, tidak menepati janji, fanatic buta, ragu, tergesa-gesa, rakus, bakhil, melupakan Allah Swt, keras hati dan sifat buruk lainnya.
Berbagai keutamaan akhlak yang disebutkan tidak semuanya sunah, namun ada sebagian yang merupakan kewajiban. Begitu juga yang termasuk keburukan akhlak tidak semua makruh, namun ada juga yang haram dilakukan.

Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga agar menghiasi dirinya dengan keyakinan keagamaan yang kuat dan secara totalitas menyesuaikan dengan aturan Islam baik dalam cabang agama maupun dalam akhlak serta tatakrama. Hal ini seperti sayap patah pada seekor burung yang menyebabkan tidak bisa terbang. Maupun sebuah mobil tanpa ban yang tidak dapat berjalan.
Seorang muslim dengan hanya mengatakan bahwa saya seorang muslim saja sangat tidak cukup. Seperti seorang pasien yang mengatakan 'saya sehat', tentu saja perkataan tersebut tidak membawa manfaat apa pun pada sakit yang dideritanya. Oleh karena itu, perkataan seorang muslim tanpa disertai tindakan yang sesuai dengan ajaran Islam, tidak ada pengaruhnya, maka pernyataan harus sesuai dengan tindakan kita, hingga kebahagiaan dunia dan akhirat dapat diraih. Insya Allah.



8