• Mulai
  • Sebelumnya
  • 24 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 7707 / Download: 3095
Ukuran Ukuran Ukuran
Dialog Antar Iman

Dialog Antar Iman

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

Dialog Ke-15

Nubuat Masa Depan Nabi dan Kenabian

Wilson: Hingga kini kita telah membicarakan dua jenis pernyataan al-Qur'an tentang masa depan yang tidak disangka-sangka: Satu tipe mengenai nasib al-Qur'an itu sendiri, dan yang lain mengenai masa depan Islam. Apakah al-Qur'an mengemukakan nubuat dan ramalan tentang masa depan Nabi?

Chirri: Kitab Suci al-Qur'an berisikan penjelasan-penjelasan yang amat jelas mengenai keamanan Nabi Muhammad.

"Hai Rasul! Sampaikan apa yang diwahyukan kepada engkau dari Tuhan. Dan kalau itu tidak engkau kerjakan, maka berarti engkau tidak menyampaikan (menjalankan) tugas perutusan dari Tuhan. Tuhan memelihara engkau dari manusia. Sesungguhnya Tuhan tidak memberi petunjuk kepada kaum yang tidak beriman." (Qs. al-Maidah [5] : 67)

Ayat itu menjamin Nabi Muhammad mendapatkan perlindungan terhadap seluruh manusia. Tidak ada kekuatan manusia, sesuai dengan ramalan itu, dapat menghancurkan kehidupan Muhammad. Apabila Nabi meninggal di medan peperangan atau dibunuh, pernyataan ini akan menjadi tidak benar dan kenabian akan dibuktikan kesalahannya.Dengan kondisi di mana Nabi hidup (tinggal), nubuat itu bertentangan dengan harapan manusia. Dari saat Islam diproklamirkan, Nabi dihadapkan dengan pelagai kusumat dan permusuhan.

Dia dipilih sebagai satu-satunya musuh orang-orang Mekkah. Hidupnya dikelilingi dengan bahaya-bahaya. Dia hidup di bawah ancaman, dan untuk selama beberapa tahun tanpa perlindungan fisik. Pada saat pembelanya, Abu Thalib, meninggal, dia bahkan tidak mendapatkan perlindungan di tempat suci guna membawa pesannya kepada orang-orang yang berziarah. Pemimpin-pemimpin penting dengan siasat yang halus memburu dia dan berniat membunuhnya.

Bila dia lolos, hadiah besar diumumkan untuk penangkapannya, hidup atau mati. Sebelum berangkat ke Madinah, Muhammad dipastikan ditangkap, dan Islam diharapkan hilang sampai ke akar-akarnya.

Setelah sampai di Madinah, peperangan terjadi dan orang-orang Islam dihadapkan dengan suatu perang yang hebat, yang mana musuh selalu jauh lebih besar jumlahnya.

Orang-orang Mekkah menyuruh penduduk padang pasir untuk melawan orang-orang Islam. Lebih lanjut, pemerintah-pemerintah dari bangsa-bangsa yang bukan Arab marah karena bahasa Muhammmad yang sangat kuat yang digunakan mengundang mereka untuk memeluk Islam.

Suatu contoh ialah pesannya kepada Heraclius, Kaisar Byzantium (Roma):

"Dengan nama Tuhan Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad, anak Abdullah, Rasul Tuhan, untuk Heraclius, Kaisar Romawi. Sudah tentu saya mengajak anda memeluk Agama Islam. Jadilah orang Islam, dan anda akan selamat. Tuhan akan rnenghadiahi anda dua kali. Bila anda mengelak, anda akan dibebani dengan dosa. Marilah bersepakat antara kita dan anda: bahwa kita akan memuja tidak lain kecuali Tuhan dan bahwa kita akan tunduk dihadapan-Nya, dan bahwa kita tidak akan mengakui Tuhan di samping Tuhan Yang Maha Kuasa."

Meskipun mara-bahaya mengelilingi Nabi, dia tetap hidup secara biasa. Dia tidak memiliki pengawal-pengawal dan angkat senjata di medan perang, kadang-kadang di front terdepan. Dia berjalan di jalan tengah malam dan tinggal tanpa penjagaan. Ada banyak kesempatan baik untuk membunuhnya, dan banyak percobaan telah dilakukan.

Beberapa percobaan pembunuhan di bawah ini akan saya sebutkan:

Pada suatu hari dia sedang tidur sendiri di bawah pohon, tidak jauh dari perkemahannya. Dia dibangunkan oleh suara! Dia melihat Durthur, prajurit musuh, sedang berdiri di hadapannya dengan mencabut pedang. "Hai Muhammad" dia berseru, "Siapa yang akan menyelamatkan anda?" "Tuhan" jawab Nabi. Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Durthur menjatuhkan pedangnya, yang langsung dipegang oleh Nabi.

Sambil melambaikan pedangnya, dia berseru sebaliknya, "Siapa yang akan menyelamatkan anda, wahai Durthur?" "Tak seorang pun" jawab prajurit itu. "Maka belajarlah dari saya untuk menjadi pengasih." Sambil berkata dia mengembalikan pedangnya pada prajurit itu.

Prajurit itu sangat terharu. Dia mengakui Muhammad sebagai seorang Nabi dan memeluk Islam. (Life of Mohammad, Washington Irving, chapter 18)

Pada kesempatan lain, Muhammad pergi membawa beberapa pengikut-pengikutnya untuk mengunjungi suku yang bukan Islam. Santapan diselenggarakan di ruang terbuka, berdekatan tempat tinggal kepala suku. Nabi mengetahui bahwa dia diberi umpan untuk dikhianati, dan akan dibunuh ketika dia duduk di pesta itu. Dia dilempar batu dari atap rumah bertingkat. Tanpa menerangkan pengkhianatan ini pada rekan-rekannya ia meninggalkan pesta dan kembali ke Medinah. (Life of Mohammad, Washington Irving, chapter 21)

Lebih dari sekali, Muhammad ditinggalkan oleh prajurit-prajuritnya sendiri di dalam peperangan melawan ribuan lasykar musuh. Pada saat-saat demikian, dia adalah sasaran kekuatan musuh. Muhammad yakin akan perlindungan Tuhan, dan ramalan telah dipenuhi.

Wilson: Apakah al-Qur'an mengemukakan beberapa penjelasan tentang masa depan kenabian umumnya?

Chirri: Pernyataan yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi pamungkas adalah keterangan yang jelas tentang masa depan kenabian. "Muhammad itu bukan bapak seorangpun dari laki-laki di antara kamu, tetapi dia Rasul Allah dan penutup Nabi-nabi. Dan Tuhan itu Maha Tahu atas segala sesuatu." (Qs. Fusshilat [33]: 40)

Kata khatam (penutup), artinya cap (tanda) yang menutup tempat penyimpan sesuatu atau stamp (tanda) yang mengakui keaslian isi-isi tertentu dari surat-surat penting atau pesan.

Nabi Muhammad berkata pada saudara sepupunya Ali: "Kedudukanmu di sisiku sama dengan kedudukan Harun di sisi Musa, tetapi tidak akan ada nabi setelahku."

Menyatakan bahwa Muhammad adalah penutup dari nabi-nabi, sebenarnya suatu keterangan tentang masa depan dari kenabian. Hal itu menyatakan bahwa dunia tidak akan menyaksikan seorang nabi setelah meninggalnya Muhammad, dan bahwa Tuhan tidak akan mengirimkan pesuruhnya lagi kepada manusia. Jadi sejarah yang panjang dari kenabian akan ditutup dengan kematiannya: Muhammad.

Ini adalah suatu ramalan yang benar-benar tidak disangka-sangka. Kita menyangka bahwa Tuhan melanjutkan pengiriman Nabi-nabi-Nya untuk manusia. Dia sudah mengirim banyak nabi-nabi, sebelum Muhammad, dan kita lazimnya mengharap Dia melanjutkan pengiriman yang demikian setelah meninggalnya Nabi Muhammad.

Sebenarnya, Materialisme di dalam abad-abad modern ini jauh lebih besar dari pada sebelum Muhammad, karena itu sebuah wahyu ruhani (a spiritual revelation) kelihatannya akan lebih diperlukan daripada sebelumnya.

Kesulitan dari sebab-sebab pada masalah ini adalah benar-benar di luar ilmu manusia. Tak seorangpun dapat mengetahui bagaimana Tuhan menetapkan untuk mengirim seorang nabi untuk manusia. Ilmu ini hanya dimiliki Tuhan.

Wilson: Ramalan-ramalan yang mengagumkan biasanya berhubungan dengan beberapa peristiwa yang akan terjadi pada waktu tertentu. Pemberitahuan yang terdapat dalam ayat tidak berhubungan dengan suatu kejadian yang akan terjadi pada waktu khusus. Hal itu tidak mengatakan pada kita sesuatu yang akan terjadi. Sekedar pemberitahuan dalam bentuk negasi, yang mengatakan pada kita bahwa tidak akan ada Nabi yang datang setelah Muhammad.

Chirri: Untuk memberi informasi yang berbentuk afirmasi jauh lebih mudah dari pada memberi informasi yang berbentuk negasi. Mari kita gambarkan dengan suatu contoh informasi atau pemberitahuan yang berhubungan dengan masa lalu dan masa akan datang. Jauh lebih mudah mengatakan bahwa Mr. Smith mengendarai mobil dari pada mengatakan Mr. Johnson tidak pernah mengendarai mobil. Untuk menjadi benar secara positif, perlu melihat Mr. Smith mengendarai mobil. Untuk mengatakan kebenaran bahwa Mr. Johnson tidak pernah mengendarai mobil, Anda perlu mengetahui seluruh masa lalunya Mr. Johnson.

Mari kita telaah pemberitahuan masa akan datang. Anda boleh meramalkan bahwa akan ada dalam masa lima tahun, seorang sarjana yang genius di antara orang-orang Detroit. Ini jauh lebih mudah daripada mengatakan bahwa tidak akan ada sarjana genius di Detroit dalam masa lima tahun. Pemberitahuan yang demikian membutuhkan ilmu pengetahuan yang luas tentang berjuta-juta orang yang akan hidup di Detroit dalam periode itu. Ilmu yang demikian adalah benar-benar di luar jangkauan kita.

Andaikata kita membuat ramalan yang lebih luas, marilah kita mengatakan bahwa Amerika Serikat atau seluruh dunia tidak akan mempunyai sarjana genius selama lima puluh tahun. Ramalan yang demikian akan mustahil (tidak masuk akal); bila kita meramalkan bahwa dunia tidak akan memiliki seorang sarjana yang demikian untuk selama-lamanya, sudah tentu ramalan kita tak masuk akal. Pernyataan akhir kenabian dari Muhammad adalah demikian.

Hal itu tidak hanya berhubungan dengan suatu pembatasan masa depan dari sesuatu bangsa khusus, tapi berhubungan dengan masa depan yang tak terbatas, dari seluruh dunia, hal itu dikatakan sesungguhnya, tidak akan menyaksikan nabi setelah Muhammad, sampai akhir dunia. Muhammad sendiri sebagai manusia tidak dapat meramalkan suatu masa depan yang demikian.

Ramalan tidak dari dia. Hal ini merupakan suatu wahyu dari yang mengetahui masa depan manusia. Ramalan telah dipenuhi, dunia pada masa 13 abad ini tidak didatangi oleh seorang nabi lagi.

Wilson: Banyak individu-individu yang datang setelah Muhammad mengklaim diri mereka nabi. Beberapa di antara mereka hidup di abad ini dan beberapa di antaranya malahan masih hidup. Apakah klaim mereka tidak mempengaruhi kebenaran dari ramalan itu?

Chirri: Klaim kenabian tidak banyak dan tidak akan mempengaruhi kebenaran dari ramalan ini, kecuali jika telah dibuktikan. Kecuali kenyataan bahwa beratus-ratus individu menyatakan kenabian mereka, dan beberapa dari mereka hidup pada masa Nabi Muhammad sendiri. Dan kenyataan tak seorangpun dari mereka dapat membuktikan kenabiannya. Semuanya telah dibuktikan kesalahannva, dan klaim mereka mati bersama mereka.

Dialog Ke-16

Nubuat Kemenangan Kristen

Wilson: Saya sering bertanya-tanya ihwal ayat-ayat Qur'an yang termaktub pada surah ar-Rum (surah 30). Ayat-ayat dalam surah tersebut berhubungan dengan masa depan orang-orang Roma dan nubuat kemenangan mereka atas musuh-musuhnya:

Alif Lâm Mîm. Telah dikalahkan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka kalah dan menang itu). Dan di hari itu orang-orang yang beriman bergembira (lantaran suatu kemenangan yang lain). Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Sebagai janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Rum [30]:1-6)

Saya ingin mendengar ulasan Anda tentang ayat-ayat ini yang nampaknya mengandung sebuah nubuat yang tepat, sebagaiman saya ingin tahu apakah nubuat ini benar-benar terjadi.

Chirri: Pada dekade pertama abad ke-VII, sebuah peperangan meletus antara dua kekuatan besar pada waktu itu, emperium Persia dan Byzantium (Roma). Perang tersebut berlanjut hingga lebih dari dua puluh dua tahun, dan emperium Persia yang keluar sebagai pemenang. Encyclopaedia Britannica melukiskan situasi yang berkembang pada masa itu:

"Lasykar emperium Persia menaklukkan Suriah dan Asia Kecil, dan pada tahun 608 bergerak maju hingga Chaledon. Pada tahun 613 dan 614, Damaskus dan Yerusalem diambil oleh Jendral Shahaboraz, dan Salib Suci dibawa dalam kemenangan. Tidak lama berselang, bahkan Mesir pun dapat ditakalukkan. Orang-orang Roma (penduduk emperium Byzantium) hanya dapat menunjukkan perlawanan kecil, karena menderita pertikaian internal dan ditekan oleh Avars dan Slavs. "

Ayat-ayat al-Qur'an dinukil mewahyukan enam atau tujuh tahun pasca pewahyuan pertama yang datang kepada Muhammad. (Hal ini bermakna bahwa ayat-ayat ini diwahyukan pada tahun 615 atau 616). Nubuat yang terkandung di dalamnya adalah bersifat definitif dan mutlak.

Ayat-ayat tersebebut menyebutkan orang-orang Roma yang binasa akan mencapai kemenangan yang gemilang atas orang-orang Persia yang meraih kemenangan dalam jangka waktu sembilan bulan semenjak pewahyuan ini.

Sekali lagi nubuat ini dibuat dalam arah yang berlawanan dengan hasil yang dicapai dari konflik bersenjata tersebut. Diperkirakan bahwa orang-orang Roma akan menderita kekalahan telak, karena lasykar emperium Persia telah terlebih dahulu mencapai gerbang Konstantinopel. Pada masa itu bahkan pemimpin-pemimpin Roma berhati kecut untuk mendapatkan kemenangan kemudian.

Para pemimpin Roma, dengan segala kemahiran dan pengetahuan tempur mereka, tidak dapat mengira kemenangan yang mereka capai. Informasi jelas tidak tersedia bagi Muhammad karena radio, TV, dan alat-alat pos belum lagi tercipta waktu itu. Muhammad, hidup di Mekkah dan sangat jauh dari Konstantinopel, membuat nubuat kemenangan pada waktu yang telah ditentukan.

Nubuat terpenuhi dalam waktu sembilan tahun setelah ia dibuat. Heraclius, kaisar Roma, bergerak maju ke Northern Media, dimana ia menghancurkan candi besar Gondzak; kemudian pada tahun 623 ia merebut kembali tanah-tanah yang telah diambil oleh pihak musuh.

Wilson: Ayat-ayat yang dinukil di atas mengindikasikan bahwa kaum Muslimin sangat konsern terhadap kekalahan orang-orang Roma di tangan orang-orang Persia. Nubuat tersebut nampaknya telah diwahyukan sebagai sebuah ungkapan duka bagi kaum Muslimin, lantaran pada ayat tersebut dikatakan bahwa kaum Mukminin dalam Islam akan bersuka cita atas kemenangan orang-orang Roma. Hal ini sebenarnya mengumumkan sebuah cinta sejati dari kaum Muslimin kepada kaum Kristian.

Chirri: Ucapan Anda benar. Kaum Muslimin sebenarnya sangat bersedih mendengar berita kekalahan kaum Kristian pada saat itu. Kaum Kristian adalah Ahli Kitab, dan kaum Muslimin merupakan pengikut dari kitab yang baru, al-Qur'an. Keduanya adalah orang-orang beriman. Oleh karena itu, Kaum Muslimin merasa bahwa ada ikatan erat antara mereka dan kaum Kristian. Mereka merasa bahwa kaum Kristian adalah saudara-saudara mereka dalam agama.

Berita kekalahan bangsa Roma merupakan sebuah berita gembira bagi para penyembah berhala. Mereka bersuka cita atas kekalahan kaum Kristian dan menggolongkan mereka dengan kaum Muslimin, musuh mereka, lantaran kaum Muslimin dan Kristian keduanya merupakan Ahlul Kitab dan menentang penyembahan berhala.

Hubungan antara kaum Kristian dan Muslimin merupakan sebuah hubungan yang bersifat natural. Jika kaum Kristian menerima Muhammad dan kebenarannya dengan hati yang terbuka, sebagaimana kaum Muslimin menerima kebenaran Isa (Yesus), hubungan persaudaraan dapat tetap berlanjut antara para pengikut dua ajaran ini. Namun sayang, kaum Kristian menolak untuk mengakui kenabian Muhammad dan menerima kebenarannya. Peristiwa ini dan yang terjadi selanjutnya pasca wafatnya Nabi Saw merubah suasana natural antara kaum Muslimin dan Kristian.

Dialog Ke-17

Penjelasan Kitab Suci Ihwal Sains

Wilson: Apakah Kitab Suci Qur'an berisikan penjelasan mengenai beberapa peristiwa-peristiwa yang disingkap oleh ilmu pengetahuan kita sekarang, yang tidak diketahui pada masa Muhammad? Adanya penjelasan ihwal hal ini, akan menambah bukti bagi kenabian Muhammad. Adalah mustahil bagi seseorang yang tidak mengeyam pendidikan formal seperti Muhammad, yang hidup pada abad ketujuh, mengetahui apa yang akan didapat oleh saintis-saintis modern. Beberapa penjelasan seperti ini akan sangat meyakinkan kebenaran Islam.

Chirri: Orang-orang yang membaca al-Qur'an akan mendapatkan penjelasan lebih dari satu mengenai peristiwa-peristiwa tertentu, beberapa di antaranya telah ditemukan akhir-akhir ini, dan beberapa di antaranya masih dalam tingkat ekspektasi (harapan).

Ilmu pengetahuan modern kini menyaksikan, meskipun tanpa kepastian, yaitu datangnya suatu waktu ketika kita akan mendapatkan berita tentang adanya kehidupan (mahluk hidup) pada beberapa planet-planet lain. Sarjana-sarjana sekarang tidak yakin adanya kehidupan secara biologis (biological life) pada planet-planet lain, tetapi bagi orang-orang yang membaca al-Qur'an hal ini adalah sangat mungkin.

Sebenarnya salah seorang saintis Rusia mengaku bahwa ia menerima sinyal-sinyal dari ruang angkasa (space), dan ia mengira bahwa sumber sinyal-sinyal itu adalah beberapa mahluk hidup yang terdapat di planet yang berbeda. Saintis boleh jadi akan, dalam waktu dekat atau di masa mendatang, mendapatkan dan menjumpai mahluk hidup lain yang menghuni planet-planet lain.

Apa yang kita harapkan untuk kita peroleh pada masa ilmu pengetahuan kita sekarang adalah telah dinubuatkan tiga belas abad yang lalu oleh kitab suci al-Qur'an:

"Dan di antara keterangan-keterangan Tuhan itu, ialah tercipta langit dan bumi, dan mahluk hidup yang bertebaran di dalamnya; dan Tuhan itu Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya." (Qs. 42: 29).

Ayat ini memberitahukan pada kita adanya kehidupan atau mahluk hidup secara biologis (biological living being) yang berjalan dengan kakinya di langit dan di bumi, dan adalah mungkin untuk mahluk hidup yang ditempatkan pada planet kita untuk berhubungan dengan yang ditempatkan di langit.

Salah satu penemuan secara ilmiah dari abad modern kita ini adalah adanya sex pada tumbuh-tumbuhan sama seperti pada binatang. Semua butir-butir tepung sari, para sarjana mengatakan, disusun oleh sel-sel yang telah memperkecil jumlah choromosom-choromosom.

Dua dari sel-sel ini adalah sel-sel jantan. Berlaku pada pembiakan, tepung sari harus jauh pada stigma beberapa bunga dan mengembangkan pembuluh melalui stigma dan jaringan-jaringan yang lain sampai hal itu mencapai telur. Dua sel-sel jantan jalan melalui pembuluh (pipa) ini, biasanya dekat tempat pembiakannya. Salahsatu di antaranya menyuburkan telur ini, dan dari campuran sel-sel, suatu embrio tumbuh. Sel jantan yang lain biasanya dengan dua sel-selnya yang lain dekat telur ini, di tengah-tengah kandung embrio, dan hasil rangkap tiga membentuk bagian yang mengandung zat hara dari benih (biji).

Adanya jantan dan betina pada tumbuh-tumbuhan benar-benar tidak diketahui sebelum majunya ilmu pengetahuan modern. Tetapi Kitab Suci Qur'an dengan jelas mengatakan adanya sex pada tumbuh-tumbuhan:

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan semua yang ditumbuhkan bumi berpasang-pasangan, dan pada diri mereka sendiri dan apa-apa yang tiada mereka ketahui." (Qs. Yasin [36]: 36)

Pada saat Nabi Muhammad, tak seorang pun memiliki pengetahuan tentang keadaan ruang angkasa. Orang-orang biasanya berpikir bahwa semakin naik manusia ke angkasa, semakin banyak ia akan mendapatkan udara dan semakin banyak dia dapat bernafas. Sekarang kita mengetahui bahwa ruang angkasa tidak berisikan udara, dan bahwa bila seseorang naik ke angkasa, dia akan mati lemas karena kekurangan oxygen.

Kitab Suci Qur'an mempunyai suatu pertanda untuk kenyataan ini:

"Sebab itu, siapa yang hendak dipimpin oleh Tuhan, niscaya dibukakanNya hatinya menganut Islam, dan siapa yang hendak disesatkan Tuhan, dijadikanNya dadanya sesak dan sempit, seperti orang naik ke langit. Begitulah, Tuhan meletakkan kekejian kepada orang-orang yang tidak beriman." (Qs. al-An'am [6]: 125)

Kesempitan dada seseorang yang melesak ke angkasa luar bermakna ketidakmampuan orang bernafas dimana hal ini berlawanan dengan konsep tentang ruang angkasa pada masa Muhammad.

Dialog Ke-18

Injil Saksi bagi Muhammad

Wilson: Bukti-bukti yang telah kita diskusikan adalah sangat meyakinkan dan memberikan suatu dukungan yang besar terhadap kenabian Muhammad. Keulungan Qur'an itu sendiri adalah kenyataan yang terpenting dari kebenaran ini dan banyak ramalan-ramalan yang lain. Saya ingin tahu apakah Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama berisikan ramalan tentang kehadiran Nabi Muhammad.

Chirri: Dalam Injil ada lebih dari satu pernyataan yang menunjukkan dinantikannya Nabi Muhammad. Namanya tidak disebutkan, tetapi melukiskan Muhammad. Kita dapat menjumpai dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy), pernyataan sebagai berikut:

"Saya akan mengangkat untuk mereka (Bani Israel) seorang nabi seperti anda dari di antara saudara-saudara mereka; dan saya akan meletakkan kata-kata saya pada mulutnya, dan dia akan berbicara kepada mereka semua yang saya perintahkan padanya. Dan barangsiapa tidak akan memberikan perhatiannya kata-kata saya yang dia katakan atas nama saya, saya akan menuntut hal itu dari dia." (Ulangan 18: 18-19)

Pernyataan ini menjanjikan bahwa Tuhan akan mengangkat seorang nabi dari Bani Israel, bahwa nabi yang akan seperti Musa sendiri; bahwa Tuhan akan meletakkan kata-kata-Nya sendiri pada lisan nabi itu, dan bahwa nabi itu akan berbicara dengan nama Tuhan yang meletakkan kata-kata itu pada mulutnya.

Jadi perkiraan nabi ini mempunyai tiga gambaran, tak seorangpun dari mereka yang dapat mengenai melainkan Nabi Muhammad:

1. Nabi yang dijanjikan akan berasal dari saudara Bani Israel. Bani Israel dihubungkan hanya dengan orang-orang Arab. Tidak ada bangsa di dunia ini yang akan dinamai sebagai saudara-saudara Bani Israel kecuali orang-orang Arab, sebab Bani Israel adalah turunan Ishak, dan orang-orang Arab adalah turunan Ismail, saudara Ishak.

2. Nabi itu akan seperti Musa. Musa adalah seorang nabi dari suatu peraturan baru dan dia adalah pemimpin duniawi dan ruhani untuk bangsanya. Lukisan ini hanya patut untuk Muhammad, di antara seluruh nabi-nabi yang datang setelah Musa. Tak seorang pun dari nabi-nabi itu, termasuk Yesus (Isa), dikirimkan dengan peraturan-peraturan yang baru. Yesus mengikuti peraturan-peraturan Musa, dan tidak memperkenalkan hukum Agama yang baru. Juga ia tidak merupakan pemimpin yang sekuler (keduniawian) bagi orang-orang Israel. Selanjutnya, semua nabi-nabi itu, kecuali Muhammad, datang dari orang-orang Israel sendiri dan bukan dari saudara-saudara mereka.

3. Pernyataan itu menyatakan Nabi yang dijanjikan sebagai seorang Nabi yang tidak akan berbicara darinya sendiri. Firman Tuhan akan diletakkan pada lisannya. Tak ada Nabi kecuali Muhammad yang telah mengklaim bahwa bukunya berisikan firman-firman dari Tuhan. Musa sendiri menerima wahyu, tetapi dia menyampaikan pesan-pesan itu dengan kata-katanya sendiri. Apa yang kita baca pada lima kitab Musa dianggap menjadi sabda-sabda dari Musa, bukan firman-firman dari Tuhan. Seluruh kitab yang menurut Perjanjian Lama adalah ditulis dan dikatakan oleh penulis-penulis manusia, dan demikian pula empat Injil. Yesus (Isa) berbicara kebenaran yang ia terima, tetapi dia berbicara dengan kata-katanya sendiri. Kitab Injil (Bible) yang terbaik, dianggap sebagai suatu dialog antara Tuhan dan manusia.

Hanya Qur'an berisikan firman-firman dari Tuhan dan Muhammad sebagai perantaranya. Muhammad tidak pernah mengklaim setiap ayat Qur'an sebagai perkataannya sendiri. Dia menceriterakan ayat-ayat Qur'an sebagai firman-firman dari Tuhan yang meletakkannya pada lisan Muhammad.

Dengan demikian, lukisan itu nampaknya pantas hanya untuk Muhammad, dan bukan untuk yang lain.

Stetmen yang lain, yang menunjukkan nubuat untuk Muhammad dapat dijumpai dalam kitab Ulangan (Deuteronomy):

"Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada Bani Israel sebelum ia mati. Berkatalah ia: Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Parang dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.” (Ulangan 33:1-2).

Kedatangan Tuhan bermakna kedatangan wahyu-Nya. Perkataan Musa ihwal manifestasi dan penampakan Tuhan (tajalli) kepada tiga nabi di tiga tempat. Penampakan di Sinai yang melambangkan kenabian Musa sendiri.

Penampakan yang lain adalah wahyu yang diterima di Seir. Penampakan ini menandakan pewahyuan yang diterima oleh Yesus lantaran Seir merupakan daerah yang terletak di Yordan.

Penampakan yang ketiga adalah cahaya Tuhan yang bersinar dari pegunungan Paran. Penampakan ini merupakan perlambang kenabian Muhammad. Pegunungan Paran terletak di wilayah Hijaz, tempat Muhammad lahir dan hidup. Kata-kata berikut ini lebih memberikan petunjuk dan indikasi terhadap kenyataan ini:

"Ia datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala."

Muhammad adalah seorang Nabi yang memasuki Mekkah, ibukota Hijaz, yang memimpin bala tentara sejumlah sepuluh ribu pasukan Muslimin untuk menundukkan para penyembah berhala Mekkah.

Perjanjian Baru, juga mengandung nubuat yang jelas tentang kemunculan Muhammad:

"Yesus berkata kepada mereka (Bani Israel): “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu. Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.” (Matius 21:42-44)

Stetment di atas ini merupakan sebuah nubuat yang mewartakan kepada kaum Yahudi bahwa kerajaan Tuhan akan diambil dari mereka, dan akan diberikan kepada bangsa yang lain. Tiada bangsa lain setelah Yesus yang mengklaim pesan langit kecuali bangsa Arab yang menyampaikan kepada dunia pesan Islam yang diwahyukan kepada Muhammad. Yesus menyebut bangsa yang menggatikan Bani Israel ini sebagai: "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan." Hal ini merupakan sebuah referensi terhadap perjanjian yang dibuat antara Tuhan dan Ishak, pada masa Ibrahim, dimana Ismail tidak termasuk dari perjanjian ini. Dari Perjanjian Lama kita membaca:

"Tentang Ismail, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak. Ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." (Perjanjian Lama, Kejadian 17:20-21)

Ismail dan keturunannya, sesuai dengan ayat ini, tidak dimasukkan, pada masa Ibrahim, dari perjanjian ini, dan atas alasan ini, Yesus menyebut mereka Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan. Kini Yesus mengabarkan Bani Israel bahwa batu yang sama yang telah dibuang itu telah menjadi batu penjuru.

Muhammad dan bangsa Arab merupakan keturunan Ismail, dan bangsa inilah yang dinantikan Yesus untuk menggantikan bangsa Israel.

Yesus menggambarkan bangsa yang menggantikan ini sebagai batu yang dibuang; Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk. Hal ini berarti bahwa bangsa yang menerima kerajaan Tuhan ini akan menjadi sebuah bangsa pemberani, dapat menaklukkan setiap musuhnya yang menyerang dan meremukkan setiap musuh yang diserangnya. Gambaran ini hanya dapat diterapkan pada bangsa Arab saja yang telah terpilih dari seluruh bangsa dengan membawa pesan ruhani, prawira dalam membela diri dan menaklukkan musuh-musuhnya. Sejara, pasca Yesus, telah menyaksikan banyak bangsa prawira, namun tidak ada satu pun dari mereka yang digerakkan dan dimotivasi oleh wahyu kecuali bangsa Muhammad.

Dialog Ke-19

Hari Kiamat

Wilson: Sekarang sampai waktunya membicarakan tentang keabadian. Perjanjian Lama tidak begitu jelas mengulas Hari Kiamat. Agama Yahudi tidak menekankan hidup setelah mati. Perjanjian Baru telah berhubungan dengan masalah itu, dan membicarakan dengan jelas dari Hari Kiamat. Oleh karena itu, Kristen, pada umumnya, mempercayai Hari Akhirat. Saya tahu bahwa Kitab Suci al-Qur'an mengakui Hari Kiamat, tetapi saya ingin tahu lebih jeluk bahwa apakah hal ini dianggap salah satu dari pokok kepercayaan Islam?

Chirri: Azas dari kebangkitan kembali adalah suatu bab penting dalam kepercayaan Islam. Islam menyatakan bahwa keberadaan umat manusia akan berhenti di planet ini dan pada suatu hari tertentu, ditentukan oleh Tuhan dan diketahui hanya oleh Dia, ia dibangkitkan lagi, untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah ia lakukan selama hidupnya.

Setiap orang akan pada hari itu menerima ganjaran atau hukuman sesuai dengan perbuatannya baik atau jelek: "Segenap apa yang dibumi akan musnah, dan wajah Tuhan-mu akan tetap tinggal (selamanya), Yang Besar dan Mulia." (Qs. ar-Rahman [55]:26-27)

"Dan mereka telah pernah mengatakan: Apakah ketika kami telah mati, dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, akan dibangkitkankah kami kembali? Katakan: Sesungguhnya orang-orang yang dahulu dan orang-orang kemudian, semuanya sudah tentu akan dikumpulkan bersama-sama di waktu yang ditentukan, di hari yang terkenal." (Qs. al-Waqiah [56]: 47)

Wilson: Konsepsi (pengertian) tentang Hari Kiamat sangat jauh dari lingkungan pengalaman empirik manusia. Tidaklah mudah untuk memikirkan bahwa seseorang yang meninggal secara fisik akan melanjutkan hidup secara rohani atau bahwa dia akan hidup kemudian, jauh setelah dia meninggal. Sains, tidak dapat membuktikan kemungkinan hidup setelah mati, dan juga tidak menyokong konsep yang sedemikian.

Chirri: Meskipun konsepsi Hari Kiamat di luar lingkungan pengalaman empiris kita, hal itu nampak logis. Untuk membuktikan konsepsi ini, kita harus menyetujui azas ini bahwak kita percaya pada Tuhan dan keadilanNya. Tuhan yang Adil, Yang Perkasa, tidak mungkin membiarkan orang yang melakukan kebaikan tanpa suatu hadiah (ganjaran), juga tidak mungkin Dia membiarkan orang-orang yang menindas untuk tidak dihukum.

Berjuta orang yang berbuat baik, menindas dan menggoda, hidup dan meninggal tanpa dibalas. Berjuta-juta orang yang berbuat kesalahan, pembunuhan, dan kekejaman hidup dan meninggal tanpa dihukum di dunia ini. Tuhan Yang Adil yang Perkasa, tidak akan membiarkan orang-orang yang melakukan kesalahan lepas dari hukumanNya, juga Dia tidak membiarkan orang-orang yang berbuat baik untuk tidak diberi balasan. Harus ada dunia lain dimana akan ada waktu untuk mempergunakan keadilan Tuhan

Kitab Suci Qur'an mendasarkan kebutuhan terhadap Hari Kiamat pada konsep keadilan Tuhan: "Di hari itu manusia berangkat dalam beberapa rombongan, supaya kepada mereka diperlihatkan perbuatannya. Dan siapa yang mengerjakan perbuatan baik seberat atom, akan dilihatnya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom, akan dilihatnya." (Qs. al-Zalzalah [99]: 6-8)

Wilson: Argumen Anda yang mendukung doktrin Hari Akhirat tidak mencapai tujuan pokok. Argumen tersebut merupakan argumen yang baik, tetapi seluruhnya adalah yang akan kita harapkan suatu dunia di masa datang dimana Tuhan mengganjar orang-orang yang berbuat baik dan menghajar orang-orang yang berbuat salah, tetapi hal itu bukan bukti bahwa harapan akan adanya Hari Kiamat akan terwujud. Ada perbedaan besar antara apa yang harus terjadi dan apa yang akan terjadi.

Tujuan kita tidak hanya menunjukkan kebutuhan untuk dunia masa depan, tetapi untuk membuktikan, bahwa dunia itu akan menjadi kenyataan.

Chirri: Adanya dunia masa depan tak dapat dibuktikan secara langsung dan empiris. Hal itu di luar lingkungan penglihatan atau pengertian dan pengalaman kita.

Hal itu adalah suatu masa depan yang tidak berhubungan dengan masa kita sekarang. Kenyataan dan bukti langsung pada masa depan yang demikian adalah tidak ada, tetapi kenyataan (bukti) secara tidak langsung pada masa depan itu ada.

Nabi-nabi dari Tuhan telah meramalkan dunia masa depan, dan kita boleh percaya pada penjelasan-penjelasan mereka. Bukti-bukti kebenaran nabi-nabi itu adalah bukti yang tidak langsung mengenai Hari Akhirat.

Kita boleh percaya pada pernyataan-pernyataan seorang nabi seperti Muhammad, sebab kenabiannya disokong oleh bukti-bukti nyata. Seorang nabi tidak menyesatkan rakyat, juga tidak akan menerangkan yang salah kepada mereka.

Kita harus menerima pernyataan-pernyataannya tentang masa depan sama seperti kita menerima pernyataannya tentang masa kini. Untuk menerima kenabiannya, dan meragukan penjelasannya merupakan suatu hal yang bertentangan.Oleh karena itu kedua-duanya harus diterima.

Wilson: Pentingkah bab kepercayaan dan iman kepada Hari Akhirat dalam Islam menurut al-Qur'an?

Chirri: Dalam banyak pelajaran-pelajaran dari Kitab Suci al-Qur'an, iman dan kepercayaan pada Hari Akhirat diletakkan setelah iman dan kepercayaan pada Tuhan, hal ini menunjukkan bahwa iman dan kepercayaan pada Hari Akhirat adalah lebih penting dari pada setiap masalah-masalah atau bab yang lain dari kepercayaan Islam setelah beriman kepada Tuhan:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen dan Shabiin, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat dan mengerjakan perbuatan baik, mereka akan memperoleh pahala dari Tuhannya; mereka tidak merasa ketakutan dan tidak menaruh dukacita." (Qs. Al-Baqarah [2]: 62: 5: 60).

"Mereka beriman kepada Tuhan dan hari kemudian, mereka menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang berbuat yang salah dan mengerjakan perbuatan baik. Mereka itulah yang termasuk orang-orang yang baik." (Qs. Ali Imran [3]: 114)

Wilson: Muhammad telah memberitahukan kepada manusia tentang Hari Kiamat. Penjelasannya jelas dan positif. Yesus, sebelum dia, menganjurkan beberapa penjelasan tentang masalah ini.

Musa nampaknya diam dalam hal ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Tidak adanya penjelasan dalam masalah ini di dalam kitab Musa adalah membingungkan. Bila azas (doktrin) pembangkitan adalah sangat penting, hal itu akan diberikan juga pada Musa, sebagaimana yang terdapat pada Muhammad dan Yesus.

Chirri: Tidak adanya penjelasan dalam masalah ini pada kitab Musa tidak berarti bahwa Tuhan tidak memberikan padanya penjelasan tentang Hari Kiamat (Akhirat), juga hal itu membuktikan bahwa Musa tidak pernah memberitahukan pada rakyatnya tentang hidup di masa akan datang.

Lima kitab-kitab Musa barangkali telah mengalami beberapa perubahan-perubahan (distorsi) dan penghapusan.

Kitab Suci Qur'an memberitahukan pada kita bahwa Musa telah berbicara tentang Hari Kiamat (Akhirat).

"Dan seorang yang beriman itu (pada pesan dari Musa) berkata: Hai Kaumku! Turutlah aku! Kamu akan kupimpin kepada jalan kebenaran. Hai kaumku! Kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan akhirat itulah kampung yang kekal." (Qs. al-Mu’min *40+:38-39)

"Dan Musa memilih tujuh puluh orang laki-laki dari kaumnya untuk perjanjian (pertemuan) Kami. Dan ketika mereka digoncang gempa bumi, dia mengatakan: Wahai Tuhanku! Kalau Engkau menghendaki, Engkau binasakan sajalah mereka dan aku sebelum ini! Apakah Engkau hendak membinasakan kami, karena perbuatan orang-orang yang bodoh diantara kami? Hal ini adalah ujian Engkau, akan menyesatkan siapa yang Engkau kehendaki dan memimpin siapa yang Engkau sukai. Engkaulah Pemimpin kami! Sebab itu, ampunilah kami, dan berilah kami rahmat, dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tuliskanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali kepada Engkau. Tuhan mengatakan: Siksaku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, dan RahmatKu meliputi segala sesuatu, sebab itu akan Aku tuliskan rahmat, untuk mereka yang bertakwa, mereka yang membayar zakat dan yang mempercayai keterangan-keterangan Kami." (Qs. al-A’raf *7+: 155-156)

Kitab Suci Qur'an juga memberitahukan kepada kita bahwa Nabi Ibrahim telah berbicara dengan jelas tentang Hari Akhirat, dan bahwa dia meminta pada Tuhan untuk menunjukkan padanya bagaimana Dia menghidupkan yang telah mati:

"Dan ketika Ibrahim berkata: Tuhanku! Perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati! Kata Tuhan: Tidaklah engkau percaya? Kata Ibrahim: Percaya, tetapi untuk menenteramkan hatiku." (Qs. Ali Imran [2]:260)

Wilson: Anda telah menerangkan bahwa Islam mengajarkan bahwa setiap manusia, pada suatu hari yang telah ditentukan dan hanya diketahui oleh Tuhan akan dibangkitkan kembali. Hari itu adalah hari pengadilan. Sekarang, bolehkah saya bertanya tentang masa yang panjang yang memisahkan hidup (kehidupan) kita ini dari Hari Akhirat?

Apakah manusia melanjutkan hidup, dalam beberapa bentuk, setelah dia meninggal sampai Hari Pengadilan? Adakah pernyataan yang jelas dalam al-Qur'an tentang kehidupan kita atau kematian, kemudian terhadap kematian kita dan sebelum dibangkitkan?

Chirri: Jiwa manusia, sesuai dengan ajaran Islam, tidak akan dilenyapkan (dimatikan) oleh kematian. Jiwa itu akan melanjutkan hidup terus melalui periode yang panjang yang memisahkan kematian jasmani kita dari hari pembangkitan kita, dan hidup yang demikian dikehendaki untuk pembangkitan.

Kita tidak dapat memikirkan pembangkitan manusia bila hidupnya akan sama sekali diakhiri oleh kematian. Pembangkitan berarti membangkitkan orang yang mati menjadi orang yang hidup kembali. Bila hidup berhenti setelah kematian, maka tidak akan ada cara untuk membangkitkan kembali orang yang sama.

Tujuan Hari Akhirat adalah untuk memberi ganjaran bagi yang berbuat baik dan menghajar yang berbuat jelek. Seseorang yang diciptakan pada Hari Pengadilan tidak akan sama dengan orang yang hidup sebelumnya. Dia tidak akan menerima suatu ganjaran dan juga suatu hajaran, sebab dia tidak sama dengan yang hidup sebelumnya, juga dia tidak melakukan baik atau jelek.

Jadi, kita harus mengerti semua pesan-pesan Qur'an, yang bertalian dengan Hari Akhirat, bahwa manusia akan tetap hidup.

Mengenai Hari Pengadilan, Kitab Suci Al-Qur'an adalah jelas mengenai masalah ini:

"Janganlah kamu katakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, tetapi mereka itu orang-orang hidup, sayang kamu tidak mengerti." (Qs. Al-Baqarah [2]:154)

"Janganlah kamu anggap mati orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu! Tidak! Mereka itu hidup, mereka mendapat rezeki dari sisi Tuhan. Mereka gembira karena kurnia yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, dan mereka merasa girang terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang mereka, bahwa mereka tiada merasa takut dan tidak pula menanggung duka cita. Mereka girang karena kurnia dan pemberian Tuhan. Dan sesungguhnya Tuhan itu tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang beriman." (Qs. Ali Imran [3]: 169-171)

Wilson: Orang-orang yang menyetujui azab Hari Akhirat berbeda dalam beberapa hal penting: beberapa di antara mereka percaya bahwa hidup di Hari Akhirat hanya spiritualnya dan yang lain percaya bahwa hidup manusia pada Hari Pembangkitan akan hidup baik fisiknya maupun ruhnya. Bagaimana pandangan Islam mengenai masalah ini?

Chirri: Ajaran Islam sangat jelas tentang masalah ini. Manusia akan dibangkitkan kembali hidup pada Hari Pengadilan baik fisiknya ataupun rohaninya. Wujud manusia tidak hanya berdimensi rohani.

Penciptaan kembali manusia memerlukan kedua-dua badan (fisik) dan jiwa (ruh); kalau tidak, ia namanya malaikat dan bukan manusia.

Ada alasan-alasan lain untuk berpendapat tentang pembangkitan keduanya baik, fisik dan juga jiwa: Konsep pembangkitan tidak dapat dimengerti atau dilaksanakan tanpa membentuk kembali badan manusia itu. Karena manusia akan melanjutkan hidup ruhnya setelah kematiannya, pembangkitannya tidak dapat diartikan menciptakan kembali ruhnya sebab ruhnya tidak mati. Jadi, kehidupan ruh itu sendiri pada Hari Kiamat tidak dapat dikatakan pembangkitan, sebab hal itu tidak menambah sesuatu terhadap hidup dari seseorang yang telah melanjutkan didalam bentuk spiritual.

Pembangkitan hanya dapat dimengerti oleh menciptakan wujud lagi. Ini maksudnya pembangunan kembali badan yang sudah bercerai-berai dan menyatukan kembali dengan jiwa yang masih ada. Bahasa Qur'an sangat jelas dalam masalah ini dan tidak menerima setiap perbedaan penafsiran:

"Dan sangkakala ditiup, ketika itu lihatlah mereka bangun dari kubur, dan segera datang, kepada Tuhannya. Mereka akan berkata: Ah, nasib kami! Siapakah yang membangunkan kami dari tempat tidur kami? (Ada suara yang menyahut): Inilah dia yang dijanjikan oleh Tuhan Yang Pemurah, dan benarlah perkataan-perkataan Rasul-rasul!

(Yang terdengar) hanyalah satu suara keras, dan ketika itu lihatlah, mereka semuanya dibawa ke hadapan kami." (Qs. Yasin [36]: 51-53)

"Sebab itu, berpalinglah engkau dari mereka! Di hari orang yang menyeru memanggil (mereka) kepada sesuatu yang tiada menyenangkan. Pemandangan mereka menekur ke bawah, mereka dikeluarkan dari kubur bagai belalang yang beterbangan. Dengan cepat mereka datang kepada orang yang memanggil. Orang-orang yang tiada beriman itu berkata: Inilah hari yang penuh kesulitan!" (Qs. al-Qamar [54]: 6-8)

Wilson: Konsep pembangkitan yang berhubungan dengan fisik sarat dengan isykalan dan objeksi; Sekiranya seorang kanibal (orang yang makan orang) memakan badan seorang. Badan yang dimakan akan dijadikan satu dengan badan yang memakan. Bila badan atau jasmani dibangkitkan pada hari pengadilan, hal itu tidak akan mungkin untuk mengupas atau memutuskan apakah badan itu milik yang makan atau yang dimakan. Sekiranya badan seorang dimakan oleh seekor burung atau binatang. Badan yang memakan akan menjadi satu dengan badan yang dimakan.

Apa yang akan dibangkitkan pada Hari Kebangkitan (resurrection)? Apakah burung dan binatang atau badan manusia?

Chirri: Tidak ada makanan yang akan menjadi satu dengan badan yang memakan, dan pembangkitan tidak membutuhkan adanya semua elemen-elemen (unsur-unsur) dari badan. Selama zat atau beberapa zat dari badan tinggal tidak menjadi satu dengan badan yang memakan, pembentukan kembali dari masing-masing badan akan mungkin.

Selanjutnya, Tuhan mempunyai kekuasaan terhadap segala sesuatu. Dia kuasa membedakan antara bagian-bagian asli dari badan pemakan dan apa yang dijadikan satu dengan itu dari badan lain. Dia dapat memisahkan dan membentuk kembali dua badan yang terpisah.

Sekiranya pemisahan tidak mungkin terjadi, Tuhan dapat menciptakan suatu badan dari elemen-elemen yang berbeda lain dari pada yang hilang dan menyatukan badan yang diciptakan dengan jiwa manusia pada Hari Pengadilan.

Wilson: Beberapa Agama mengajarkan bahwa nyawa manusia adalah tunggal dan tidak dapat dibagi, dan beberapa filosof menyetujui pandangan ini. Apakah Islam mengajarkan hal yang sama atau Islam mempunyai ajaran yang berbeda mengenai hal ini?

Chirri: Al-Qur'an diam dalam masalah ini (tidak membahasnya, AK). Al-Qur’an tidak membenarkan juga tidak menyangkal ketunggalan, tidak terbaginya atau tidak dapat diubahnya nyawa manusia. Juga tidak menyatakan bahwa nyawa manusia adalah suatu zat atau bahwa hal itu adalah jasmani atau bukan jasmani. Qur'an benar-benar diam dalam semua dari segi ini, dan Qur'an menghentikan semua pertanyaan-pertanyaan ini.

Hal itu berada di luar ilmu pengetahuan manusia dan jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan memuaskan maksud beragama.

Dari Kitab Suci Qur'an: "Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh. Jawablah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan, dan kepada kamu hanyalah sedikit diberikan pengetahuan tentang ruh itu." (Qs. al-Israa [17]: 85)

Wilson: Beberapa agama mengajarkan bahwa ruh manusia setelah mati akan menempati seorang anak yang haru dilahirkan atau akan menempati badan dari beberapa binatang. Apakah Islam menyetujui konsep reinkarnasi?

Chirri: Kitab Suci al-Qur'an dengan jelas menolak konsep reinkarnasi. Ruh manusia, meninggalkan badan pada saat mati dan tidak akan dibiarkan hidup kembali ke dunia ini melalui bentuk lain.

Dari kitab suci Qur'an: "Ketika kematian telah datang kepada seseorang di antara mereka, dia berkata: Wahai Tuhanku! Kembalikanlah aku (hidup)! Supaya aku mengerjakan perbuatan baik yang telah aku tinggalkan itu. Jangan! Sesungguhnya perkataan itu hanya sekedar dapat diucapkan. Di hadapan mereka ada barzakh, dinding yang membatasi sampai hari mereka dibangkitkan." (Qs. al-Mu’minun *23+: 99-100)

Dengan demikian, kitab suci Qur'an menyatakan bahwa ruh manusia tidak akan hidup dua kali di dunia ini, dengan demikian ruh itu tidak akan dibiarkan menempati badan hidup yang lain, baik manusia ataupun bukan manusia. Beberapa kenyataan faktual mendukung ajaran ini. Bila ruh manusia menempati badan-badan manusia yang baru, maka tidak akan menambah kepadatan penduduk, sebab ruh seseorang dapat menempati hanya satu badan. Kepadatan penduduk pada abad yang lalu sekitar satu milyar. Sekarang sekitar tiga milyar (sekarang kurang lebih 6 miliar, AK). Bagaimana kita dapat bertambah dua miliar bila tidak ada ruh-ruh baru diciptakan. Sesungguhnya bila konsep reinkarnasi adalah benar adanya, jumlah penduduk tidak akan lebih dari dua orang, sebab pada mulanya hanya ada dua ruh manusia yaitu Adam dan Hawa.