Bagian Ke-11
Kebebasan Berpikir
Setelah Sang Ayah (Daddy) menyuguhkan argumen-argumen rasional dalam membimbing putranya mengenal Tuhan dengan menafikan konsep dan ajaran yang menolak keberadaan Tuhan, dalam kasus ini Materialisme, kini sang ayah ingin mengajak putranya mengikuti pengalamannya dalam berhadapan langsung dengan ide-ide materialisme yang diusung oleh para pentolan ajaran ini. Sebuah pengalaman yang banyak dilalui oleh para remaja yang nyaris menginjak usia dewasa. Pengalaman yang didera oleh badai keragu-raguan yang menghantam keyakinan yang bersifat warisan dari tradisi, orang-tua dan lingkungan. Sebuah keyakinan yang umumnya bersifat taken for granted.
Berbeda dengan para remaja umumnya, ketika remaja, sang ayah melalui masa-masa kritis dan krisis, dengan bekal rasionalitas, kebebasan berpikir dan sikap netral, dalam menghadapi keraguan-keraguan yang dilancarkan oleh puak materialis meski sepintas dalam bentuk dan fakta ilmiah yang tak-terbantahkan.
Sang anak, yang hingga saat ini telah tercerahkan, sangat antusisas menunggu tuturan pengalaman ayahnya dengan orang-orang materialis dan ia tidak mempersiapkan satu pertanyaan pun sebelumnya. Kini ia, bersama kita, siap untuk mendengarkan tuturan penjelasan ayahnya:
Pengalaman pertama dengan kaum materialis ketika Daddy belum lagi mencapai usia baligh. Saya memperoleh pengetahuan agamaku dari lingkungan sosial dimana saya tumbuh-berkembang; orangtuaku adalah orang-orang Mukmin yang committed; lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan religius; dan kota tempat aku berdiam tatkala aku muda secara umum mengikuti budaya dan praktik agama. Demikianlah saya melalui masa kecil dan pada usia nyaris remaja. Saya adalah orang mukmin yang baik dalam teori dan praktik, namun…gak kebayang keyakinan dan iman seperti apa? Saya mengikuti dan melakukan apa yang orang lain lakukan. Saya tidak tahu bahwa iman semacam itu tidak akan bertahan lama atau melawan keraguan dan sangsi yang pertama kali datang menyerang. Hal ini terjadi persis ketika saya berusia tiga belas tahun; saya mendapatkan perhatian besar dari guru geografiku yang merupakan seorang komunis dan berencana menarikku lebih dekat kepada keyakinannya dan kemudian mendaftarkan aku ke dalam partai komunis. Ketertarikannya kepadaku setelah ia perhatikan keunggulanku di sekolah dan perhatianku terhadap masalah keyakinan berbeda dengan teman sebayaku yang duduk di bangku SMP. Diskusi-diskusi pendahuluan antara kami ihwal masalah-masalah remeh keagamaan. Ia berniat untuk mempengaruhi pikiranku sementara aku juga bermaksud yang sama. Saya tidak sadar rencananya yang ingin menggoyang lalu mengganti keyakinanku. Setelah beberapa kali pertemuan, saya perhatikan ia menghindari untuk berbenturan langsung dengan pemikiran-pemikiran keagamaanku. Setelah beberapa lama, ia berkelit dengan memanipulasi diskusi dari kasus-kasus simple kepada konsep-konsep dalam tentang ideologi, penciptaan semesta dan masalah tauhid. Pelan-pelan ia berpindah pada pembahasan keberadaan Tuhan namun dengan cara menawan menghindar perbenturan lansung yang boleh jadi berujung pada reaksi keras dariku lantaran budaya yang saya bawa dari lingkunganku. Ia memiliki pengetahuan yang dalam tentang psikologi ketika berurusan dengan anak muda yang baru saja terbentuk ideologinya, dimana pada usia ini, kebanyakan para remaja ini adalah orang-orang yang sangat percaya diri dan banyak angkuh. Kaum muda pada usia ini mengingkari apa yang tidak mereka yakini bahkan jika seluruh manusia memiliki kesepakatan tentangnya. Sikap ini boleh jadi bermuara pada pemberontakan dan pembangkangan yang merupakan dasar bagi pemikiran dan ideologi baru. Atas alasan ini mengapa missionaris dan para dai mencoba menarik kaum muda, yang membentuk proporsi yang lebih besar masyarakat, ketika mereka menginjak usia remaja. Tarikan ini adalah dalam rangka untuk menyokong pemikiran dan ideologi mereka. Kaum muda siap mengorbankan diri mereka tanpa memperdulikan bahaya yang boleh jadi muncul di kemudian hari (sebagaimana kasus Ashabul Kahf). Engkau dapat saksikan di dunia kelompok aliran pemikiran (dalam contoh kasus ini adalah komunis) tertentu dalam negeri atau juga di luar negeri, dimana kelompok-kelompoknya kebanyakan dari kalangan kaum pelajar di sekolah dan pemikiran ini menjadi bagian dari kehidupan keseharian mereka hingga mereka lulus dari universitas. Sangat jarang sebuah aliran memilih peniaga atau mereka yang memiliki keluarga besar.
Benar Dad! Saya juga perhatikan bahwa kebanyakan kelompok-kelompok ini membentuk organisasi-organisasi pelajar yang merupakan organisasi kuat dan aktif.
Namun hal ini sebelum mendapatkan kekuasaan di tangan mereka.
Dan setelah mendapatkan kekuasaan?
Selanjutnya, mereka tidak akan memberikan kesempatan pada orang-orang untuk hidup tenang kecuali mereka tunjukkan dukungan tanpa syarat. Hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi mereka untuk merebut kekuasaan dengan cara ilegal dan berada pada posisi menghantam masyarakat, mengingkari hak-hak dasar mereka dan merubah aparat-aparat pemerintah menjadi ala yang menakutkan bagi masyarakat.
Apakah Anda pikir,Dad, bahwa lebih baik menjaga otoritas di tangan kaum ideologis atau di tangan kaum diktator dan oportunis.
Pertama-tama, pertanyaan yang harus dibahas adalah masalah ideologi. Jika ideologinya bukan ideologi Islam, maka ia tidak dapat dipandang sebagai pilihan terbaik. Ia harus ditolak apakah ia diusung oleh kaum ideologis atau oportunis. Jika ideologinya Islam, orang-orang Mukmin bertanggung-jawab untuk melindunginya. Bukan orang kaya saja juga bukan orang yang meyakini Islam setelah kemenangannya dapat dipilih atas tanggung-jawab ini. Karena, jika kita meraih kemenangan, mereka akan berkata: Bukankah kami bersama Anda? Dan jika orang-orang kafir meraih kemenangan atau memiliki saham kemenangan, mereka akan berkata kepadanya: Tidakkah kami menyokong Anda dan mencegah orang-orang beriman supaya tidak menyakiti Anda?
OK Dad! Sudikah Anda melanjutkan kisah tentang guru geografi itu?
Yeah! Orang ini menggunakan pengetahuan psikologinya tentang kaum muda dan mengetahui kecintaanku membaca, persis seperti kecintaanmu membaca, lalu ia memotivasiku untuk memecahkan persoalan masalah keberadaan Tuhan dengan membaca buku-buku. Kemudia ia menganjurkan aku untuk membaca buku “The Origin of Species” ditulis oleh seorang atheis Mesir, Salama Mousa. Namun ketika ia melihatku tidak dapat mendapatkan buku itu, ia meminjamkan bukunya kepadaku. Segera setelah menerima buku itu, saya mulai membacanya.
Sependek yang saya tahu, buku “The Origin of Species” ditulis oleh Darwin, seseorang yang mengembangkan teori evolusi, iyakan?
Iya. Buku aslinya ditulis oleh Darwin dan ialah orang yang merumuskan teori evolusi dan perkembangan. Ia berkata, "Seluruh jenis binatang berasal dari satu sumber dan kemudian berevolusi dan bervariasi melalui seleksi alam sesuai dengan hukum "survival of the fittest" yang memandang bahwa siapa yang kuat ialah yang berkuasa dan kematian bagi orang-orang yang lemah." Darwin memilih judul ini untuk bukunya. Namun pengarang Coptic (Salam Mousa), yang merupakan wakil ideologi Barat di dunia Islam, mencoba menerbitkan pemikiran-pemikiran ini di kalangan kaum Muslimin. Ia juga menamai bukunya, "The Origin of Species" dan mengintisari konsepnya dari buku Darwin. Buku tersebut ditulis dengan bahasa yang ringan untuk menarik kaum muda dan memalingkan mereka dari agama sejauh mungkin. Melebihi dari apa yang dilakukan Darwin dalam bukunya.
Mengapa Salama Mouse melakukan hal tersebut?
Darwin meyakini adanya Tuhan namun Salam Mousa bukan hanya seorang musyrik tetapi ia juga adalah seorang pendakwah atheisme. Salama Mousa menghadirkan teori dengan cara atraktif, menghindar dari poin-poin lemah yang merupakan prinsip. Poin-poin lemah ini disebutkan Darwin dalam bukunya, dimana jika seseorang membacanya, juga akan merasa bahwa pengarang tidak mencoba mencari sebuah alternatif bagi keimanan kepada Tuhan, namun Salama Mousa mencoba menyimpangkan kaum muda dengan mengklaim bahwa teori Darwin merupakan sebuah kenyataan ilmiah yang tak-terbantahkan dan fakta ini merupakan alternatif atas mitos yang berkata bahwa Tuhan adalah pencipta. Tuhan lebih besar dari apa yang diklaim orang-orang bodoh ini klaim.
Well! What else?
Saya membaca buku tersebut dengan teliti….Keyakinanku mulai goyah…What's going on? Bisikku pelan. Saya berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ilmiah yang berkata: Spesis manusia tidak dicipta oleh Tuhan, mereka berevolusi melalui sejumlah tingkatan secara acak; tingkatan-tingkatan tersebut berulang banyak kali dan menyediakan bilangan yang tak-terhitung jenis dan spesisnya dengan beragam karakter dan khasiat; spesis yang lemah menjadi punah sementara yang lebih kuat dapat berhatan selama proses evolusinya; oleh karena itu manusia dicipta dengan cara yang sama. Ia mengklaim bahwa sains didukung oleh banyak fakta dan bukti yang tak-terbantahkan serta temuan-temuan arkeologis. Jika saya harus menghormati pikiranku dan menerima kenyataan-kenyataan so-called ilmiah tersebut? Atau menghormati orang tua dan masyarakatku serta menerima apa yang mereka ajarkan kepadaku?
Tentu merupakan sebuah pilihan berat bagi Anda, Dad!
Informasi yang tersedia dalam buku tersebut disertai dengan foto-foto bergambar semakin memperkuat fakta-fakta tersebut. Namun ia menata informasi tersebut dengan cara yang menyesatkan sehingga menyisakan kebingungan pada pembaca yang berpikiran sederhana. Saya ibarat seorang dusun yang baru saja menginjakkan kakinya di ibukota negara mengagumi segala sesuatunya dengan perasaan takjub, bingung dan bahagia. Untuk pertama kalinya saya membaca buku yang merusak tatanan keberagamaanku secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang diyakini oleh orang-orang, masyarakat, keluargaku, semua orang yang saya kenal termasuk diriku, adalah sesuatu yang salah. Seluruh kebiasaan, praktik keagamaan, shalat dan hubungan sosial yang kami jalin adalah dusta semuanya. Apa yang kami yakini atau praktikkan apakah itu bersumber dari agama atau berhubungan dengan agama bagaimanapun juga dan lantaran keseluruhan agama berdasarkan pada iman kepada Tuhan, maka segala sesuatunya akan gugur dengan sendirinya jika apa yang diklaim oleh buku ini terbukti kebenarannya.
Perasaan ini merupakan perasaan luar biasa yang dapat merobek jiwa seorang manusia dan membuatnya bak selembar bulu yang diterbangkan angin. Saya mengalami kondisi semacam ini tatkala Anda memulai program Anda bersamaku. Ketika Anda memisahkan aku dari cara beriman tradisional dan mendaftarkanku dengan bebas pada sekolah iman yang sebenarnya. Anda memang hebat, Dad!
Anyway, Saya memutuskan untuk memilih antara pikiranku dan lingkungan sosialku…. Benar bahwa lingkunang sosialku berharga bagiku namun pikiranku lebih berharga. Saya adalah seorang muda yang menghormati pikiranku yang mampu menunjukkan aku ke jalan yang benar. Jadi jika saya memilih pikiranku namun kemudian….. Tidak..Tidak.. Jika Aku mengikuti pikiranku maka saya akan membangkang kepada orang tuaku yang mencintaiku dan menghormati mereka merupakan kewajiban moral dan kewajiban agama… Apa? Kewajiban moral? Kewajiban agama? Apa moral itu? Apa agama itu? Hukum Tuhan? Apa hukum Tuhan itu? Siapa Tuhan itu? Apa itu Tuhan itu? Apakah Dia adalah Yang dikatakan ibuku, atau yang disebut sebagai sebuah mitos oleh Salama Mousa? Haruskah saya mengikuti pendapat seorang wanita atau pendapat pengarang, intelektual dan saintis terkenal? Oh Tuhan! Apa yang seharusnya saya lakukan! Oh Tuhan.. Apa saya berkata "Oh..Tuhan"? Bagaimana saya dapat menyebut Tuhan ketika aku meragukan-Nya? Apa yang ada dalam diriku yang membuat aku berkata "Oh Tuhan".. Apakah itu diriku, atau bagian dariku, atau apa? Sebuah angin menghantam diriku; saya mulai melihat kembali segalanya… Saya putuskan untuk berenang melawan arus namun saya tidak dapat melakukan hal itu, saya istirahat aja di tepi untuk mencari arah yang tepat kemudian berenang kembali.
Apa yang terjadi setelah itu?
Setelah berpikir lama, saya memutuskan untuk berhubungan dengan kasus ini secara rasional sekaligus secara moral. Pendekatan rasional bermakna bahwa saya telah memutuskan untuk meneliti persoalan ini dengan riset dan pengujian rasional kemudian menilai kasus ini. Dan jika saya mencapai sebuah kesimpulan -apapun itu- saya akan meyakininya dan mengikuti terlepas dari apakah ia sejalan dengan pemikiran-pemikiran yang kuwarisi atau tidak. Apakah selaras dengan lingkungan sosialku atau tidak. Namun, dari sudut pandang moral, cukup fair untuk tidak menunjukkan permusuhan dan konflik dengan masyarakat lantaran masih dalam tingkatan meneliiti. Jadi membenturkan warisan dan tradisi bukan merupakan jalan rasional sebelum mencapai kesimpulan final yang benar.
Kedengarannya keputusan ini merupakan keputusan rasional dan berperasaan. Berapa lama Anda mempelajari isu-isu ideologis ini?
Kurang lebih dua tahun. Saya senantiasa ragu dan mencoba untuk menemukan jalan keluar.
Bagaimana dengan tugas-tugas keagamaan Anda, maksud saya taklif syar'i selama dua tahun itu….Misalnya, apakah Anda meninggalkan shalat?
Pertanyaan yang bagus… Saya tidak melakukan kesalahan sebagaimana pada umumnya kaum muda lakukan tatkala masa keraguan mereka jalani… Mayoritas kaum muda yang memasuki masa ini, yang memiliki keraguan tentang agama mereka, meninggalkan shalat. Namun, setelah melalui masa sulit ini sangat sukar bagi mereka untuk memulai shalat lantaran mereka telah memutuskan panggilan Tuhan. Saya berargumen dalam menghadapi masalah ini: Saya pikir setelah masa keraguan saya akan sampai pada salah satu dari dua kesimpulan berikut ini: Apakah saya akan beriman kepada Tuhan dan sesungguhnya bahwa agama, Surga dan Neraka merupakan sesuatu yang real. Atau saya akan menemukan bahwa seluruh konsep yang disebutkan ini adalah mitos. Setelah menimbang kedua konsekuensi ini, mana yang lebih menyelamatkan dan lebih baik bagi masa depanku: Berhenti mengerjakan shalat atau melanjutkannya? Jawabannya cukup jelas…Jadi saya memutuskan untuk tidak menghentikan shalat.
Anda seperti seorang pelajar yang menjalani ujian. Namun ia ragu apakah bab yang dibacanya termasuk atau tidak dalam ujian dan kemudian ia memutuskan untuk membaca bab tersebut sebagai tindakan penyelamatan.
Yes, exactly! Dalam sejarah Islam, terdapat banyak aliran kepercayaan yang menawarkan pelbagai keraguan tentang prinsip-prinsip agama. Para ulama dan imam berkonfrontasi dengan mereka dengan argumen-argumen rasional dan menyuguhkan penalaran pada setiap kasus. Mereka yang terkadang ragu tunduk di hadapan bukti-bukti rasional dan terkadang juga ada yang bersikap keras-kepala. Imam Ja'far Shadiq As memecahkan masalah ini tatkala beliau menerapkan metode kehati-hatian pada Ibnu Abil Auja?
Siapa orang ini, apa yang beliau katakan kepadanya?
Ibnu Abil Aujah tidak beriman kepada Tuhan dan akhirat. Lantas, Imam Shadiq berargumen dan berkata kepadanya: "Perhatikan, jika benar apa yang engkau katakan, maka kita semuanya akan selamat. Namun jika apa yang kami katakan benar adanya, maka kami akan selamat, namun engkau akan celaka." Jadi, jika kasusnya adalah seperti yang engkau katakan (tiada Tuhan, Surga dan Neraka), maka kita semua akan selamat dari hukuman. Namun jika masalahnya tidak demikian. Masalahnya seperti yang kami katakan (Tuhan itu ada, Surga dan Neraka juga demikian), maka kami yang akan selamat, dan engkau akan mendapatkan hukuman. Dalam dua kondisi di atas, seorang yang beriman akan selamat, namun orang yang tidak beriman memiliki 50% peluang untuk selamat. Oleh itu, apa yang dilakukan oleh orang yang berakal-sehat tatkala ada kemungkinan bahaya? Dan tidak kebayang bahayanya seperti apa? Bahaya terpuruk di Neraka. Metode ini (precaution method) adalah apa yang kita adopsi dalam keseharian hidup kita, dan metode inilah yang saya terapkan terkait dengan shalat, karena saya tidak berhenti mengerjakan shalat selama datangnya masa ragu.
Dad! Tuhan menolongmu.
Demikianlah bagaimana saya tetap melanjutkan mengerjakan shalat untuk menemukan Tuhan dengan usahaku sendiri sebagaimana engkau menemukan-Nya dengan usahamu sendiri.
Tapi cepat banget saya menemukan-Nya.
O Son! Hal ini karena program yang, berkat pertolongan Tuhan, aku telah siapkan untukmu. Tapi dalam kasus yang saya hadapi, saya menjalaninya tanpa bimbingan atau kompas.
Semoga Tuhan menolongmu Dad! Bagaimana Anda melewati perjalanan Anda dari keraguan kepada iman?
Setelah saya memutuskan untuk tidak mengikuti ideologi dan pemikiran tradisonal dan yang diwariskan. Saya memandang kenyataan bahwa setiap gagasan (tanpa kecuali) boleh jadi benar atau salah dan satu-satunya penalaran pada pikiran. Karena saya menghindar untuk tidak mengikuti nenek moyang, saya juga memutuskan untuk tidak tertipu oleh konsep-konsep palsu Oleh karena itu tidak rasional menerima dan menegaskan pelbagai ideologi Barat hanya karena datang dari Barat dan negara-negara maju secara industri dan teknologi. Peradaban Barat memiliki sisi baik dan sisi buruk. Tidaklah bijak untuk mengadopsi apa yang buruk meski melalui bimbingan yang baik. Haruskah kita, misalnya, mengimpor AIDS karena kita mengimpor obat-obatan dari Barat? Atau haruskah kita bersikap selektif dan mengambil sains dan meninggalkan penyakit? Apakah dapat diterima mengikuti jejak kaki mereka dalam segala hal karena menghormati mereka yang maju dalam teknologi? Tidaklah bijak mengagumi segala apa yang ada pada masyarakat Barat. Perlu bagi kita untuk menanyakan setiap gagasan bahkan jika ia dipresentasikan oleh seseorang yang mengklaim bahwa apa yang ditawarkannya itu adalah sebuah konsep ilmiah. Atas alasan itu, bagaimana saya menjumpai Salam Mousa telah menipuku dngan menampilkan teori Darwin yang telah ditegaskan oleh fakta-fakta ilmiah tatkala kemudian saya dapati bahwa Darwin tidak sepenuhnya meyakini apa yang dianjurkan oleh Salam Mousa. Salam hanya menyesatkan para pembacanya dengan menuntun mereka ke Neraka.
Lalu Anda memulai riset dengan menolak mengikuti tradisi dan segala yang berbau modern yang menyilaukan mata.
Yes! Demikianlah. Saya mulai membaca buku-buku yang baik yang membuktikan keberadaan Tuhan atau mengingkari wujud-Nya. Pada mulanya, saya membaca buku-bukum yang ditulis oleh ulama atau semi-ulama yang tersedia di toko-toko buku.. Saya dapatkan usaha yang tulus dan niat yang jujur dalam membimbing masyarakat kepada jalan yang benar namun sasaran buku-buku tersebut adalah generasi tua. Mereka yang tulus tidak mengenal bahasa dan budaya hari ini. Oleh karena itu, jika kaum muda membaca buku-buku ini, mereka tidak akan mudah mengerti bahasanya apatah lagi memahami isinya. Dengan demikian, pembaca akan meninggalkan membaca buku-buku sedemikian setelah melihat pada gaya penulisan yang tidak lazim dan isinya pada halaman pertama. Di sisi lain, buku-buku yang dipropagandakan oleh atheisme mengikuti strategi yang lain. Buku-buku tersebut tidak menyuguhkan pembaca dengan informasi tentang kekafiran secara langsung dan terus-terang. Mereka biasanya menyediakan pembaca informasi yang mana yang sebenarnya asli namun mengikuti jejak yang salah. Namun ketika pembaca mengikuti bacaan, ia akan jumpai dirinya sebuah jalan yang menjauhkanya dari agama. Ia tidak akan diberikan konsep-konsep tentang kekufuran juga tidak diminta untuk mengumumkan penyimpanganya dari agama, namun ia didoktrin seolah-olah ia telah memilih secara bebas untuk mendegradasikan agama tanpa diminta. Pengumumam kekufuran merupakan sebuah konsep yang jarang diadopsi oleh blok Timur dan Rusia (dulu Uni Soviet) yang kebanyakan dikontrol oleh ajaran komunisme. Hal ini terjadi tatkala partai-partai politik memulai menyebarkan ideologi materialistiknya, yang dikenal sebagai Materialisme Dialektika. Hal ini merupakan sebuah langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penetrasi secara politik dalam tubuh pemerintahan Uni Soviet. Oleh itu, konsep-konsep materialistik, dalam situasi seperti ini, merupakan sebuah konspirasi melawan kaum Muslimin untuk membuat mereka bergabung dengan blok Timur. Budaya Barat, yang saya kaji selama beberapa tahun terakhir ini, bukan merupakan budaya yang bercorak atheistik; ia memiliki sebuah sikap anti-agama yang tidak bermakna penafian keberadaan Tuhan secara terus-terang namun ia mencoba untuk menciptakan sebuah keraguan agama yang seolah-olah berusaha untuk melemahkan iman manusia kepada Tuhan tanpa benar-benar menghancurkan tatanan konsep penciptaan.
Apa rahasia di balik semua ini, Dad?
Sama dengan satu konsep dalam komunis. Hal ini juga merupakan persiapan untuk memotivasi orang untuk bergabung dengan kebijakan Barat lantaran masyarakat Kristen di Barat meyakini adanya Tuhan namun mereka tidak ingin kaum Muslimin puas dengan agama mereka. Hal ini disebabkan mereka tahu bahwa Islam tidak mengizinkan para pengikutnya menjadi budak orang lain. Mereka ingin menciptakan kecurigaan tentang agama kita dan memisahkan kaum Muslimin untuk memfasilitasi niat para politikus mereka. Para tuan penjajah telah menggunakan cara-cara seperti ini pada abad-abad terakhir. Para misionaris Kristen adalah orang-orang yang terdepan terlibat dalam menjajah bangsa-bangsa Muslim. Jika engkau ingin tahu lebih detil, engkau dapat membaca buku “Missionaries and Colonization” untuk lebih akrab dengan fakta ini.
Bagaimana dengan Zionisme?
Zionisme merupakan sebuah gerakan politik-agama. Pada abad belakangan, kebijakan Barat didominasi oleh Zionisme. Kaum Yahudi Amerika mengontrol 95% bidang ekonomi dan politik di Amerika, sementara jumlah mereka tidak lebih dari 5% masyarakat Amerika. Kekuatan yang baru muncul telah memainkan peran yang lebih meyakinkan dalam menentang Islam dan membuat pemeluknya asing dengan agama mereka. Hal ini dilakukan untuk menarik mereka kepada budaya Barat. Mereka mulai menduduki Palestina yang dimainkan sebagai pangkal visi besar mereka mendirikan Israel Raya yang terbentang semenjak sungai Nil dan Eufrat dan menggunakan seluruh dunia berbakti kepada niat-niat mereka sebagai bangsa yang terpilih, sebagaimana yang mereka klaim. Kekuatan-kekuatan Barat telah membuktikan permusuhan mereka dengan Islam selama abad-abad terakhir. Sikap ini dapat ditelusuri pada standar ganda yang mereka terapkan terhadap Yahudi, Kristen dan Islam. Kekuatan Barat ini telah meluaskan dukungan dan sokongan tanpa-syarat mereka kepada Israel, satu-satunya negara yang memiliki sistem keagamaan dalam pemerintahan di Timur-Tengah, sementara mereka mengumumkan perang terhadap Iran dan Sudan lantaran kecendrungan mereka terhadap Islam. Jika Barat menentang agama, lalu mengapa mereka menyokong Israel? Dan jika mereka tidak menentang Islam, lalu mengapa mereka menentang Islam dan Sudan?
Dad! Anda masih ingat krisis yang diciptakan Salman Rusdi?
May God bless you. Salman Rusdi merupakan sebuah contoh dari apa yang saya katakan. Ia tidak mengklaim bahwa Tuhan adalah mitos. Ia mengejek kepribadian Nabi Islam, perbuatan dan pemikirannya. Seluruh dunia Barat, dengan lembaga politik dan kebudayaanya, bergerak membela kebebasan intelektual yang, menurut mereka, terdemonstrasikan dalam kepribadian Salman Rusdi. Paradoks ini lebih jauh dibawa pada sistem peradilan tatkala sekelompok kaum Muslimin yang menuntut Rusdi ke meja hijau di Inggris. Kasus yang diajukan oleh sekelompok kaum Muslimin ini ditolak! Mereka mendapati bahwa hukum Inggris akan memperadilankan orang yang mengumpat agama Kristen dan Yahudi namun tidak demikian halnya dengan Islam! Oleh karena itu, menurut hukum Inggris Rusdi tidak dapat dihukum karen menghina ratusan juta kaum Muslimin di Inggris dan di seluruh dunia. Coba perhatikan, son! Jika seseorang mengumpat agama Kristen atau Yahudi ia akan dipersekusi namun tidak bagi orang yang mengumpat Islam. Jadi kebebasan berekspresi hayna berlaku pada satu arah saja, karena dibenarkan untuk mengumpat Islam dan kaum Muslimin!
Demikian juga, merupakan kebebasan menerapkan aturan berpakaian. Jika seorang wantia di belahan dunia Barat memutuskan untuk berjalan telanjang bulat di jalan, tiada seorang pun yang akan turut campur dengan kebebasan personalnya yang mendapatkan perlindungan hukum. Ia hanya ingin menggunakan haknya untuk untuk memilih model busana yang ia kenakan! Namun ketika pelajar Muslimah mengenakan jilbab di Perancis sebagai pilihan mereka berpakaian, Menteri Pendidikan Perancis menyetujui mereka untuk dikeluarkan dari sekolah! Tiada kebebasan pribadi yang dipraktikkan dan dilindungi!
S Alangkah vulgarnya bias yang mereka praktikkan terhadap Islam. Hal ini merupakan sebuah peperangan yang kasat-mata terhadap melawan Islam atas nama kebebasan! Wanita hanya memiliki hak untuk menonjolkan lekuk tubuhnya namun tidak bolehkan untuk menutup kepada dengan jilbab! Seorang penulis memiliki hak untuk mengumpat Islam namun tidak diperkenankan untuk mengkritisi Yahudi!
D Contoh lain yang mengejutkan adalah kasus Rogieh Garouy, filosof Marksis Perancis yang memeluk Islam setelah pengkajian yang dalam dan sangat teliti. Ia merupakan sosok budayawan yang dihormati du Perancis dan menikmat kebebasan berpendapat sebelum memeluk Islam. Namun, kebebasan ini diambil setelah ia menjadi seorang Muslim. Ia dihukum atas risetnya ihwal jumlah sebenarnya kaum Yahudi yang terbunuh oleh Nazi selama perang dunia kedua.
S Apakah merupakan sebuah tindakan kriminal untuk mendiskusikan dan mempersoalkan sebuah kejadian sejarah?Dimana kebebasan intelektual kalau begitu?
D Hanya karena hal itu terkait dengan masalah Yahudi.
S Zionisme, yang berada di balik motto dan slogan kebebasan personal dan intelektual untuk melayani niatnya dan menyerang ideologi Islam.
D Dan kebebasan berniaga; hal ini dimaksudkan untuk melupakan atau menghapuskan boycot atas produk-produk Israel. Mengadakan pasar bebas dimaksudkan untuk tidak mencampur adukkan masalah politik dengan masalah perdagangan. Tatkala Iran atau Sudan menerapkan sebuaj kebijakan yang tidak diterima di Barat, mereka menerapkan sanksi Ekonomi dan kebebasan berniaga tidak lagi tersisa untuk negara-negara Muslim.
S Dad! Hal yang sama juga terjadi pada demokrasi. Mereka berpegang kepada demokrasi tatkala seiring sejalan dengan kepentingan Barat. Mereka melindungi hak-hak orang untuk memilih pemimpin mereka melalui pemungutan suara sementara mereka menyokong pemerintahan diktator terhadap kehendak masyarakat tatkala mereka memilih Islam. Hal ini terjadi di Turki dan Aljazair akhir-akhir ini. Demokrasi tidak dimaksudkan untuk islam atau menjadi pilihan bagi kaum Muslimin, misalnya, Nixon, salah seorang presiden Amerika, dalam bukunya "The Leaders” berkata: “Jika demokrasi diterapkan di Mesir atau Arab Saudi, maka akan terjadi malapetaka!"
Kebohongan dan standar ganda Barat telah tersiar luar di seluruh dunia. []