1. Sifat Buruk
• Nilai Persahabatan
• Rasa Benci, Individu Berwatak Buruk
• Rasulullah: Teladan Sempurna
Nilai Persahabatan
Cinta adalah fitrah alamiah manusia. Atas dasar inilah kita melihat, bahwa setiap manusia tertarik kepada anggota-anggota lain, di antara jenisnya dengan suatu kekuatan internal (batiniah). Jadi, Kebutuhan naluriah ini harus dipenuhi, dan setiap orang harus membangun hubungan persaudaraan dengan individu atau kelompok-kelompok lainnya sehingga bermanfaat secara sosial.
Cinta merupakan landasan dari rasa aman dan rasa senang. Ia merupakan kebutuhan rohani yang paling dapat dirasakan, dan tumbuh berkembang bersama waktu. Tidak ada yang bernilai di dunia ini lebih daripada cinta.
Kesengsaraan dan penderitaan yang berasal dari perasaan kehilangan sesuatu yang dicintai, merupakan malapetaka bagi manusia; jiwa membutuhkan teman untuk tempat berlindung, atau kita akan dicabik oleh tangan-tangan ketidakamanan dan kegelisahan, dan menjadi korban penindasan dunia kita sendiri. Dalam hal ini seorang ulama mengatakan, "Rahasia kebahagiaan adalah memelihara hubungan persaudaraan dengan dunia kita dengan tidak menciptakan kekacauan. Orang-orang yang tidak dapat mencintai sesama nya, tidak dapat hidup bebas dari kegelisahan dan ketidakamanan."
Tali ikatan yang terbaik antara satu sama lain dalam suatu masyarakat, adalah ikatan yang dibangun atas dasar perasaan dan cinta yang sesungguhnya. Keharmonisan yang ada antara dua jiwa akan membuat mereka berpadu dalam dunia cinta dan persatuan. Dari sini lah dasar kebahagiaan yang kekal itu tumbuh. Agar kebahagiaan Ini tetap terpelihara, masing-masing orang harus menyingkirkan berbagai perselisihan dan berkompromi tentang berbagai persoalan, mengenai apa yang mesti mereka tolak dengan sepantasnya.
Persahabatan yang paling bernilai adalah persahabatan yang tidak dibangun atas dasar kepentingan pribadi tetapi di atas kepentingan bersama dengan cinta, persaudaraan, dan mampu memuaskan jiwa manusia yang membutuhkan cinta dan kesenangan. Seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang sahabat yang setia, tidak semestinya menimbulkan masalah yang dapat menggoncangkan perasaan sahabat nya; semestinya ia berusaha untuk menghilangkan berbagai penderitaan dan petaka yang menimpa hati sahabat nya, dan menunjukkan taman-taman harapan dan kemenangan kepada nya. Orang-orang yang mengharapkan cinta dari orang lain, mesti mempunyai kemampuan untuk memberikan hal yang sama lebih dari yang mereka bayangkan. Menurut seorang ulama, "Hidup kita seperti suatu daerah pegunungan, setiap seorang yang berteriak akan mendengar kembali gema nya, orang-orang yang hatinya penuh dengan kecintaan kepada orang lain akan mengalami hal yang serupa dari mereka. Memang benar, bahwa kehidupan materi terjadi karena ada saling memberi antara sesama manusia. Kami tidak bermaksud mengatakan kehidupan rohani itu juga dibangun di atas landasan yang sama, tetapi bagaimana mungkin mengharapkan kepercayaan dari orang lain tanpa juga bersikap amanah kepada mereka? Dan bagaimana mungkin seseorang mengharapkan cinta dari orang lain tanpa terlebih dahulu mencintai mereka?"
Sikap saling mempengaruhi satu sama lain bisa memburuk jika tidak dibangun di atas cinta dan kejujuran dari kedua belah pihak.
Jika kemunafikan menguasai hati dan kehidupan manusia; jika penjilatan menggantikan kejujuran dan persahabatan, keharmonisan dan simpati akan menjadi lemah dan semangat kerja sama akan terampas dari kehidupan masyarakat.
Tidak diragukan lagi, banyak di antara kita yang pernah bertemu dengan orang lain dalam masyarakat yang di dalam hatinya terdapat cinta atau emosi yang palsu; mereka menyembunyikan diri mereka yang sesungguhnya di balik topeng cinta. Tetapi seringkali kita mampu melihat yang sebenarnya ada di balik topeng nya, dan akibatnya. hubungan kita yang terus menerus dengan mereka dapat merusak topeng-topeng mereka.
Sesungguhnya, salah satu prasyarat kebahagiaan dan metode yang efektif dalam mengembangkan rohani adalah persahabatan yang sesungguhnya dengan orang-orang yang berbudi luhur. Karena berbagai pemikiran pribadi itu berkembang di bawah bayang persahabatan semacam ini, maka di dalamnya rohani akan tumbuh sampai ke tingkat kesalehan dan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, adalah penting untuk secara hati-hati menguji orang-orang yang akan menjadi sahabat, Adalah suatu kesalahan yang tidak dapat dimaafkan bila membangun persahabatan dengan orang-orang yang kejujuran dan kesucian nya tidak teruji, sebab manusia mudah sekali terbentuk oleh watak-watak orang lain melalui hubungan timbal balik di antara mereka. Hubungan yang negatif merupakan suatu ancaman atas kebahagiaan umat manusia.
Rasa Benci
Berbagai watak tertentu dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak dikehendaki akan melemahkan ikatan cinta, bahkan kadang-kadang memutuskan hubungan yang baik. Individu-individu yang berwatak keras, yang tidak mampu memelihara cinta orang lain, sebenarnya membangun dinding yang tidak dapat dihancurkan di antara mereka dan masyarakat nya; ia menghalangi mereka dalam menyadari adanya sinar cinta. Oleh karenanya, watak buruk itu menghancurkan dasar kebahagiaan dan menghilangkan watak manusia yang sesungguhnya.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa perilaku-perilaku yang tidak baik dapat menjauhkan manusia satu sama lain. Perilaku buruk memaksa manusia untuk meninggalkan berbagai kemampuan nya, yang sebenarnya sangat berguna dalam memajukan mereka kepada suatu kehidupan yang sopan dan mulia.
Perlu lah bagi seseorang yang hendak berhubungan dengan masyarakat nya, untuk terlebih dahulu menyadari tentang seni berhubungan (the art of interaction), dan setelah memahami nya, gunakan lah sesuai dengan peraturan-peraturan sosial yang dapat diterima. Tanpa adanya proses ini seseorang tidak dapat hidup secara harmonis dengan masyarakat nya, serta tidak dapat mendorong tingkah laku antar pribadi dalam masyarakat menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, akhlak yang baik merupakan landasan utama kebahagiaan umat manusia. Akhlak yang baik juga merupakan faktor penting dalam memperbaiki kepribadian seseorang.
Sebenarnya, akhlak yang baik mendorong manusia untuk dapat menggunakan berbagai kemampuan nya, dan menjadi sesuatu yang efektif dalam mengelola masyarakat. Tidak ada watak atau sifat lain yang sebanding dengan akhlak yang baik dalam menarik cinta dan kasih sayang orang lain, serta dalam mengurangi penderitaan yang mungkin dihadapi dalam kehidupan ini.
Orang-orang yang memiliki perilaku seperti ini tidak menampakkan rasa sedih nya kepada orang lain. Orang-orang seperti ini berjuang menciptakan suatu pelangi kebahagiaan dan kasih sayang di sekeliling diri mereka, sehingga orang lilin yang berhubungan dengan mereka lupa akan penderitaan nya, karena mereka membuat orang lain merasa tenteram dan aman. Meskipun mereka mengalami berbagai kesulitan, namun mereka tetap menampilkan ketenteraman dalam diri mereka sendiri. Oleh karenanya, sikap ini meningkatkan mereka dalam meraih keberhasilan dan kemenangan.
Bagi semua orang, akhlak mulia merupakan umur yang kuat dalam memelihara keberhasilan. Tidak perlu kami katakan, bahwa keberhasilan suatu perusahaan komersial secara langsung berkaitan dengan tingkah laku yang baik dari para karyawan nya.
Seorang manajer sebuah perusahaan yang memiliki perilaku yang baik, biasanya aktif dan banyak memperoleh hubungan atau koneksi-koneksi penting dan vital. Kesimpulan nya, perilaku yang baik merupakan rahasia yang dapat membuat seseorang dapat diterima orang lain. Orang tidak suka terhadap sifat buruk seseorang, tidak peduli apa pun kedudukan nya. Berkenaan dengan ini, seorang sarjana Barat menulis pengalaman nya sebagai berikut:
"Suatu hari aku memutuskan untuk melakukan eksperimen tentang bagaimana wajah yang penuh perhatian dan kegembiraan berpengaruh dalam hidup ku. Sebelumnya, hari itu aku merasa sedih dan tertekan, akhirnya pagi itu aku meninggalkan rumah dengan niat untuk bergembira. Aku mengerti, menurut pengalaman ku selama ini, bahwa wajah yang penuh perhatian dan penuh kegembiraan mampu memberi ku kekuatan. Aku ingin mencoba apakah diriku juga mampu mempengaruhi orang lain dengan cara yang sama. Aku ulangi hal ini terus menerus sambil bekerja, yakni ketetapan ku agar menjadi orang yang penuh perhatian dan berwajah ceria; aku bahkan meyakinkan diri, bahwa aku adalah orang yang sangat beruntung. Alhasil, aku merasakan suatu perasaan bahagia. merasuki tubuh ku. Aku seolah-olah sedang terbang melayang. Aku memandang ke sekeliling ku dengan senyum lebar di wajah ku; aku masih melihat wajah-wajah di sekeliling ku yang menampakkan ciri-ciri kesedihan. Haiku terbakar melihat orang-orang ini, dan aku berharap dapat memberi mereka secercah sinar dari dalam hati ku.
"Pagi itu aku memasuki kantor dan memberi salam kepada akuntan dengan cara yang tidak seperti biasanya. Sebelumnya jarang sekali aku tersenyum, dan tidak pernah menyambut mereka dengan cara seperti ini. Sang akuntan memberikan salam yang hangat dan ramah. Pada saat itu aku merasa bahwa kebahagiaan ku benar-benar mempengaruhi nya.
"Presiden di tempat aku bekerja ada orang yang tidak pernah mengangkat kepala nya bila berbicara dengan orang lain; ia tidak ramah. Pada hari itu, dengan kasar ia memarahi ku, bahkan hampir setiap hari. Aku tidak tahan dengan hal ini, karena ketetapan ku bahwa aku tidak ingin terganggu oleh apa pun juga. Aku pun menjawab dengan cara yang dapat membuat kerut di wajah nya hilang. Ini merupakan kejadian yang kedua kalinya pada hari itu. Kemudian pada hari itu juga aku berusaha untuk tetap bersikap penuh perhatian dan berwajah ceria.
"Aku pun mampu mempraktekkan cara ini terhadap keluarga ku sehingga membawa hasil yang positif. Walhasil aku menjadi aktif, bahagia dan membuat orang lain di sekeliling ku merasakan hal yang serupa.
"Hal ini juga mungkin bagi Anda. Bertemu dengan orang Jain dengan wajah ceria, pasti bunga-bunga kebahagiaan akan mekar dalam kehidupan Anda, seperti bunga mawar yang berkembang di musim semi, dan Anda akan banyak memperoleh sahabat yang membawa kedamaian dan ketenangan kepada kehidupan Anda selama-lamanya".
Tiada seorang pun dapat menyangkal pengaruh besar sikap ini dalam melembutkan hati musuh. Rasa hormat dan perilaku yang baik juga memainkan peranan penting dalam meyakinkan lawan agar tunduk kepada ideologi.
Dalam hal ini penulis Barat lainnya mengatakan:
"Semua gerbang terbuka bagi orang-orang yang berwajah ceria dan berperilaku mulia, sedang bagi orang-orang yang berkelakuan buruk, harus mendobrak gerbang itu untuk membuka nya, seperti para gangster. Yang terbaik di antara berbagai persoalan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebaikan, akhlak yang baik, dan keceriaan".
Selain itu saya ingin menambahkan, bahwa perilaku yang baik itu menjamin kebahagiaan dan membimbing tingkah laku yang baik menuju kesempurnaan; tetapi hanya jika cara-cara dan perilaku seperti ini benar-benar mengakar ke dalam lubuk hati seseorang yang jauh dari sifat munafik dan pura-pura.
Dengan kata lain, perasaan cinta harus merupakan manifestasi dari apa yang ada di dalam hati. Penampilan nya di luar tidak perlu mencerminkan apa yang tersembunyi di dalam hatinya. Mungkin saja beberapa perilaku baik seseorang bertentangan dengan hatinya yang terganggu dan tersesat. Memang banyak orang-orang jahat menghiasi diri mereka dengan pakaian malaikat, dengan cara itu mereka menyembunyikan wajah yang menakutkan di balik tirai kecantikan.
Rasulullah: Suri Teladan yang Sempurna
Kita semua tahu, bahwa salah satu faktor terpenting dari kemajuan lslam adalah akhlak mulia Rasulullah Saw. Ini adalah fakta yang dinyatakan dalam AI-Quran, di mana Allah Yang Maha Perkasa berfirman:
"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekeliling mu".
(Ali-Imran. 3:159)
Rasulullah Saw memperlakukan semua orang secara sama. Cinta nya yang mendalam dan tak terlukis kan atas umat manusia tercermin secara sempurna di dalam dirinya, Beliau memenuhi segala kebutuhan kaum Muslimin secara sama.
"Dan Rasulullah Saw. membagi waktunya di antara para sahabat nya; beliau akan hadir untuk ini dan itu secara sama".
(Raudah AI-Kafi, hal. 268)
Beliau juga mengecam sifat buruk, berulangkali beliau berkata:
"Sifat buruk itu kejahatan, dan yang terburuk di antara kamu adalah yang bersifat buruk".
(Nahjul Fasahah, hal. 371)
dan:
"Wahai putera-putera Abdul Muthalib, sesungguhnya kalian tidak akan (sanggup) untuk memuaskan umat dengan uang kalian, oleh karena itu temui lah mereka dengan wajah ceria dan tingkah laku yang menyenangkan".
(Wasa’il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 222)
Anas bin Malik, hamba sahaya Rasulullah Saw., berkata tatkala ia ingat akan akhlak mulia Rasulullah Saw.:
Aku telah membantu Nabi Saw selama sepuluh tahun, selama itu beliau tidak pernah berkata 'uh'(seolah-olah mengeluh) kepada ku sehubungan dengan memandang apa-apa yang aku kerjakan atau tidak aku kerjakan.
(Fadhail Al-Khamsah, jilid I, hal. 119)
Selain itu akhlak yang baik dan wajah ceria merupakan penyebab yang memanjangkan umur. Dalam hal ini Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. berkata:
Kebaikan dan tingkah laku yang baik membuat tanah menjadi subur dan memanjangkan umur.
(Wasa’il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 221)
Berkenaan dengan ini Dr. Sanderson menulis:
Kebaikan merupakan faktor penting dalam berperilaku dan ia mencegah keburukan penyakit. Banyak obat yang mempunyai efek sampingan yang tidak diinginkan bersamaan dengan penyembuhan nya yang bersifat sementara; sedangkan kebaikan menyebabkan kesembuhan untuk selama-lamanya terhadap semua bagian tubuh... Kebaikan menggerakkan segala kekuatan tubuh. Peredaran darah pada orang-orang yang berkelakuan baik itu bagus, dan pernafasan mereka pun lebih baik....
(Pirozi Fikr)
Ada suatu pernyataan yang indah dari Imam Ja'far a.s. Beliau berkata, bahwa ada suatu hubungan langsung antara kebaikan dan perilaku yang baik, keduanya berada di antara faktor-faktor yang memperpanjang kehidupan. Alasan di balik ini adalah, bahwa orang-orang yang baik merasakan suatu perasaan bahagia dan puas, jadi kebaikan dan perilaku yang baik itu memiliki efek-efek yang sama. Imam Ja'far as. juga memandang unsur-unsur tingkah laku ini guna mencapai kebahagiaan tatkala beliau' berkata:
Bagian dari kebahagiaan manusia adalah akhlak nya yang baik.
(Mustadrak Wasa'il, jilid II, hal. 83)
Dalam hal ini Samuel Smiles menambahkan:
Perilaku yang baik dan emosi yang seimbang mempunyai efek atas perkembangan dan kebahagiaan manusia, seperti kekuatan dan naluri lainnya. Sebenarnya kebahagiaan seseorang sebagian besar berhubungan dengan kasih sayang dan perilaku yang baik.
(Akhlaq)
Di samping itu perilaku yang baik memudahkan kehidupan dan meningkatkan nafkah atau penghidupan dan keharmonisan. Imam Ali a.s. berkata:
Tingkah laku yang baik memberikan penghidupan secara royal dan membuat para sahabat (lebih) dekat.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 279)
S. Marden menulis dalam buku nya sebagai berikut:
Saya kenal, manajer restauran yang menjadi sangat kaya dan populer karena tingkah laku nya yang baik. Saya perhatikan, bahwa para pelancong dan turis datang dari tempat yang jauh untuk mencapai restaurannya, mereka berbuat demikian karena mereka menyukai lingkungan nya yang leluasa dan menyenangkan dalam restauran ini. Ketika para pelanggan tiba di restauran, sang manajer dengan wajah yang ceria menyambut mereka dengan cara yang tidak ada bandingnya. Mereka tidak mengeluh sebagaimana biasa Anda temukan di restauran-restauran lainnya. Di restauran ini karyawan nya mencoba menunjukkan sifat ramah dan membina hubungan secara akrab dengan para pelanggan nya. Para karyawan nya banyak tersenyum dan memberikan perhatian khusus dalam melayani para pelanggan, perhatian ini berangkat dari cinta dan kasih terhadap para tamu nya. Para karyawan ini membina suatu hubungan dengan para tamu nya sedemikian rupa, sehingga para tamu tidak hanya merasa bahwa mereka pasti kembali lagi, tetapi juga berharap membawa teman-teman mereka. Jelas, betapa metode ini efektif dalam menarik para pelanggan baru.
Ia menambahkan:
Perilaku yang baik tidak begitu memainkan peranan penting di sepanjang sejarah dibandingkan dengan saat ini. Ia telah menjadi modal bagi orang-orang yang hendak membawa kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup mereka.
(Khisthan Sazi)
Imam Ja'far a.s. memasukkan sifat ceria di antara tanda-tanda seseorang yang berakal. Beliau berkata:
Orang-orang yang memiliki akal yang paling sempurna di antara manusia, adalah orang-orang yang memiliki tingkah laku yang paling baik.
(Wasa'il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 201)
Samuel Smiles berkata:
Sejarah menunjukkan kepada kita, bahwa orang-orang yang paling jenius adalah orang-orang yang bahagia dan optimis, karena mereka menyadari makna hidup yang sesungguhnya, dan mereka mencoba mewujudkan akal budi mereka di dalam daging mereka. Bila seseorang berpikir tentang berbagai prestasi mereka, secara jelas dapat dipahami jiwa dan pemikiran mereka yang sehat serta kebaikan dan antusiasme mereka. Orang-orang yang berjiwa besar dan orang-orang yang paling cerdas memiliki wajah ceria dan bahagia. Tingkah laku mereka merupakan teladan bagi orang-orang yang setia kepada mereka, dan terpengaruh oleh tingkah laku mereka, karenanya mengikuti sinar kebaikan mereka dan kebahagiaan yang alami.
(Akhlaq)
Yang mulia Rasulullah Saw. bersabda:
"Sifat yang paling penting yang akan membawa umat ke surga, adalah takut kepada Allah dan Akhlak yang mulia."
(Wasa'il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 221)
Maka dari itu, adalah suatu kewajiban atas siapa pun yang mempunyai akal, dan yang berkeinginan untuk membina hidup mulia untuk mencapai modal spiritual yang tak ternilai ini, yaitu akhlak yang baik. Untuk menghapus sifat yang tidak diinginkan, manusia membutuhkan dorongan yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan ini. Pandangan sekilas terhadap orang-orang yang merugi -yakni yang memiliki perilaku buruk- akan memberikan dorongan kepada nya untuk berjuang keras menghapus perilaku-perilaku buruk semacam itu.