9. Sifat Sombong
• Sinar Cinta dalam Cakrawala Kehidupan
• Sombong Mengundang Kebencian Manusia
• Para Pemimpin Kita dan Kerendahan Hati
Sinar Cinta dalam Cakrawala Kehidupan
Cintalah yang menerangi horison kehidupan. Cinta memainkan peranan yang mendalam dan luas dalam perkembangan materi dan rohani; ia memiliki kekuatan yang besar dan mengagumkan. Kekuatan ini muncul dalam kesadaran manusia dan terus tumbuh, hingga dalam beberapa hal menjadi seperti lautan yang tiada bertepi.
Jika kita mematikan sinar cinta dari horison kehidupan, gelapnya kekecewaan dan ngerinya kesendirian akan hadir membayangi rohani manusia, dan wajah dunia pun akan berubah suram.
Manusia diciptakan untuk dapat bermasyarakat, oleh karena itu, hidup bermasyarakat perlu bagi perjuangan hidupnya. Karenanya, yang membuat manusia membenci masyarakat dan lebih suka menyendiri dan terasing berangkat, dari ketidakseimbangan mental. Adalah suatu fakta yang jelas bahwa seseorang tidak dapat meraih kebahagiaan tanpa orang lain. Karena, sebagaimana berbagai kebutuhan jasmani mendorongnya untuk bermasyarakat dengan orang lain, jiwa juga mempunyai berbagai tuntutan bagi ketahanan hidupnya, yang adalah hidup bermasyarakat. Jiwa membutuhkan cinta, dan manusia terus mencari pemenuhan kebutuhan rohaninya.
Manusia berada dalam kebutuhan yang terus menerus akan cinta dan kasih sayang sejak hari pertama ia memasuki dunia ini dan memulai keberadaannya, hingga saat-saat gerbang kehidupan tertutup di jalannya. Manusia merasakan buah-buah cinta di dalam dirinya dan dalam kesadarannya, Ketika berbagai tujuan hidup menguasainya, kemalangan pun menimpa jiwanya; dan ketika terisi dengan kesedihan, sinar harapan pun berhenti menerangi kehidupannya. Pada saat ini, rasa haus manusia akan cinta dan kasih sayang meningkat pesat. Rasa haus ini adalah apa yang menyinari hati manusia dengan harapan akan pertolongan dan ketenteraman. Adalah setelah itu ia tidak akan menjamin ketenangan dan kesenangan untuk menyelamatkan kesadarannya dalam bayangan cinta. Benarlah jika dikatakan bahwa tidak ada obat bagi penderitaan, kesedihan dan kesengsaraan kecuali cinta.
Cinta manusia kepada saudaranya merupakan pengejawantahan sesungguhnya dari rasa kasih sayang manusia. Bahkan ia dapat dianggap sebagai akar segala moral yang mulia dan berbagai manfaatnya yang patut dihargai. Cinta dapat diberikan dan digunakan kepada siapa saja. Gara, yang dengan itu kita mampu memperoleh cinta dari orang lain adalah dengan bermurah hati untuk berbuat baik kepada mereka, dan dengan menyadari bahwa tanggung jawab kita terhadap kebaikan kita sendiri adalah memberi mereka cinta dan kasih sayang.
Menunjukkan kasih sayang kepada orang lain sangatlah berguna, karena jika seseorang memberikan seporsi perasaan yang mulia ini kepada orang lain, maka sebaliknya ia akan merasakan hal yang sama. Kunci semua ini berada di tangan manusia. Orang yang berharap mengikuti suatu jalan menuju permata yang indah ini harus mengisi hatinya dengan sinar ketenteraman dan kejujuran, serta menghapus segala kebencian.
Para filosof meyakini bahwa kesempurnaan suatu kesatuan lahir diwujudkan dalam berbagai kepelikan dan pengaruhnya, dan kepelikan manusia berada dalam hidup bermasyarakat dan cinta. Hubungan cinta dan rohani yang ada di antara manusia merupakan dasar kehidupan yang stabil dan sekaligus damai.
Menurut Dr. Carl:
Agar suatu masyarakat mencapai kebahagiaan adalah penting bahwa semua anggotanya hidup secara harmonis satu sama lain, seperti batu bara dalam strukturnya. Cintalah satu-satunya yang memberikan keharmonisan kepada masyarakat seperti: kebaikan yang ada di antara para anggota seluruh keluarga manusia. Ada dua bagian cinta seseorang kepada orang lain: yang pertama membutuhkannya untuk mencinta, dan yang kedua membimbingnya untuk mencoba memperoleh cinta mereka pada tingkat yang sama. Namun tanpa setiap orang bersungguh-sungguh mencoba membuang segala kebiasaan yang penuh kebencian, pertukaran cinta tidaklah dapat dicapai. Kita tidak dapat mencapai tujuan ini dengan membebaskan diri kita melalui revolusi psikologis terhadap pengrusakan yang mengasingkan kita dari orang lain. Kita akan merasakan para tetangga bergaul dengan murah hati satu sama lain, dan para karyawan dan atasan saling menghormati. Cinta adalah satu-satunya unsur yang menyebabkan terciptanya suatu tatanan yang ada dalam masyarakat semut dan lebah selama berjuta-juta tahun.
Sombong Mengundang Kebencian Manusia
Cinta diri merupakan naluri dasar manusia. Ia adalah suatu faktor yang sangat penting bagi perjuangan hidup, karena hubungan luas manusia dengan alam semesta muncul dari naluri ini. Meskipun demikian, kendati ia menjadi suatu kekuatan yang berguna, yang mana dari sifat ini muncul sifat-sifat mulia lainnya, jika sumber alamiah ini dibesar-besarkan, banyak pula dosa dan berbagai macam tindakan amoral yang akan timbul darinya.
Ancaman pertama terhadap akhlak adalah berlebih-lebihan dalam cinta diri. Karena ia dapat mencapai suatu titik di mana tidak ada lagi tempat di dalam hati untuk mencintai orang lain. Keberlebihan inilah yang menghalangi manusia untuk mengakui kesalahan-kesalahannya, atau menerima fakta-fakta, yang adalah tidak sesuai dengan kesombongan emosional mereka.
Profesor Robinson berkata:
Seringkali terjadi bahwa kita merubah pemikiran atau cara-cara tingkah laku kita tanpa adanya kegelisahan atau gangguan, namun jika seseorang menemukan berbagai kesalahan atau kelemahan kita, kira mengalami suatu revolusi rohani yang membuat kita bersikap defensif terhadapnya. Dengan mudah kita pindah kepada ideologi-ideologi baru. Tetapi ketika seseorang. mencoba untuk merubah kita, secara membuta kita menentangnya, sedangkan sebenarnya, secara jujur kita tidak memiliki perasaan yang kuat semacam ini terhadap keyakinan kita. Kita merasa bahwa perasaan-perasaan kita sangat terancam jika seseorang berkata kepada kita: 'Jam anda lambat' atau 'mobil anda tua'. Kemudian kita menderita lebih daripada jika dikatakan kepada kita: 'Pengetahuan anda mengenai Mars' atau 'peradaban Mesir itu salah'.
Bahaya paling fatal terhadap kebahagiaan dan musuh manusia yang paling buruk adalah sifat sombong dan sifat percaya diri yang berlebihan. Kebencian manusia akan segala sifat yang buruk tidak menandingi kebencian mereka terhadap sifat sombong. Tidak saja kesombongan itu menyebabkan tali cinta dan keharmonisan di antara persaudaraan menjadi putus, tetapi juga merubah mereka kepada perasaan bermusuhan dan membuka gerbang kebencian terhadap kesombongan. Dengan cara yang sama orang yang mengharapkan cinta dan rasa hormat dari orang lain, harus mencoba memperhatikan martabat mereka.
Masyarakatlah yang menjamin hak-hak dan tanggung jawab setiap orang. Tiap-tiap individu merasakan cinta dan rasa hormat dari masyarakatnya sebanyak kecakapan dan kemampuan yang ia berikan. Orang yang hanya mencintai dirinya saja, hanya melihat apa yang ia inginkan dan lalai terhadap berbagai perasaan dan urusan orang lain. Ia terus menerus mencoba membuat dirinya tunduk kepada keharuman nama dan kemasyhuran, dan memaksakan kesewenang-wenangannya dengan berlaku sombong terhadap orang lain.
Pengharapan yang besar terhadap rasa hormat orang lain tidaklah pantas, karena ada kontradiksi yang tajam antara pengharapannya terhadap orang lain dan kesombongan perilakunya. Reaksi masyarakat seperti ini hanya akan menyebabkan orang yang sombong menderita dan mengalami kegelisahan dan ketidaktenteraman.
Di antara berbagai akibat sifat buruk sombong lainnya adalah prasangka dan rasa pesimis. Rohani orang. yang sombong terbakar di dalam kobaran api pesimisme dan prasangka; sehingga ia merasa setiap orang berniat untuk merugikannya. Ia juga tidak dapat melihat kelalaiannya, kebenciannya dan kehinaannya yang terus menerus yang ia peroleh dari orang lain. Secara sadar maupun tidak, ia mendapatkan perlakuan seperti ini. yang dari keadaan ini berakibat munculnya perasaan benci dan perasaan dendam terhadap masyarakatnya dengan setiap kemungkinan. Jiwanya tidak pernah merasa tenang sampai ia membalas dendam dan setelah itu revolusi rohaninya pun akan padam.
Keburukan sifat sombong tidak mendekati kesadaran manusia, ketika manusia menderita perasaan rendah yang menimbulkan kekacauan yang merendahkan. Kekacauan ini penuh penderitaan dan bersifat merusak, dan dari keadaan ini banyak bahaya dan kejahatan muncul. Inilah sesuatu yang menyebabkan orang yang sombong menderita kesengsaraan.
Tinjauan singkat atas sejarah dunia mengungkapkan bahwa orang-orang sombonglah yang selalu menghalangi seruan para nabi dan rasul dan telah menolak untuk menerima seruan-seruan mereka yang hak, sementara itu orang-orang ini mencegah orang lain untuk berbuat demikian. Juga. kebanyakan di antara pembantaian biadab yang terjadi selama perang dunia yang berdarah itu akibat dari kesombongan dan keangkuhan para pemimpin yang keras kepala.
Kebanyakan orang-orang yang sombong adalah orang-orang lalai yang dibesarkan di dalam rumah yang tidak stabil dan tidak mampu memperoleh kedudukan di masyarakat. Orang-orang ini mencoba mengharapkan suatu sifat mulia bagi diri mereka dan berusaha mengungkapkan martabat mereka yang khayali dengan mementaskan kesombongan dan keangkuhan. Orang dengan mudah bertemu, di mana saja dengan jenis orang semacam ini.
Pribadi agung yang merasakan martabat dan kehormatan yang nyata, tidak merasakan adanya kebutuhan untuk bersikap angkuh terhadap orang lain, karena ia menyadari bahwa sombong atau angkuh tidak dapat memberikan seseorang suatu penghargaan yang sesungguhnya. Ia juga memahami bahwa watak ini tidak memberikan suatu karakter yang asli.
Sesuai dengan nasehat seorang psikolog:
Batasilah berbagai harapan dan dambaan anda, kurangilah hasrat dan penantian anda, bebaskanlah diri anda dari berbagai nafsu dan keinginan, jauhkanlah diri anda dari kesombongan dan keangkuhan, dan hindarilah khayalan-khayalan untuk menjamin diri anda kepada kedamaian yang lebih aman dan lebih lama.
Para Pemimpin Kita dan Kerendahan Hati
Salah satu. moral tertinggi yang dapat dipandang sebagai simbol cinta dan jalan terbaik dalam pencapaiannya adalah kerendahan hati. Dengan melaksanakan tugas-tugas mereka terhadap masyarakat melalui pengamalan akhlak yang baik, orang-orang yang rendah hati menunjukkan martabat kepada masyarakatnya dan menambah besarnya kecintaan di dalam hati umatnya.
Walau demikian, kita harus menyadari perbedaan besar antara kerendahan hati dan kerendahan diri, karena rendah hati merupakan pengejawantahan sifat mulia dari watak yang agung dan percaya diri, sedangkan rendah diri berasal dari moral yang rendah dan hilangnya sifat percaya diri.
Luqman a.s., sebagaimana firman AI-Quran, mengingatkan putranya akan kesombongan:
"Dan janganlah memalingkan wajahmu dari manusia dengan sombong, dan jangan pula berjalan di muka bumi dengan angkuh; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang menyombongkan diri."
(AI-Quran)
Imam Ali a.s. berkata:
Jika Allah mengizinkan kesombongan bagi para penyembah-Nya, Dia akan mengizinkannya kepada para Nabi dan auliya'-Nya yang paling dekat dengan-Nya; tetapi Dia SWT, menjadikan mereka benci terhadap kesombongan dan menerima kerendahan hati. Oleh karena itu, mereka menundukkan dahi mereka ke bumi, merobohkan wajah mereka ke debu (dalam sujud), dan berendah hati terhadap orang-orang yang beriman.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Hindarilah sombong, karena adakalanya seorang 'abid menuntut kesombongan hingga AIlah SWT berfirman, 'catatlah penyembah-Ku di antara orang-orang yang angkuh'. "
(Nahj Al-Fasahah, hal. 12)
Imam Ash-Shadiq a.s. menunjukkan akar rohaniah sifat sombong dalam suatu pernyataan yang singkat ketika beliau berkata:
Tidak ada seseorang tersesat kecuali karena kerendahan yang ia dapatkan di dalam dirinya.
(Al-Kafi, jilid III, hal. 461)
Menurut Dr. M. Brid:
Keangkuhan seorang individu atau suatu bangsa atas yang lainnya sama dengan kehinaan individu atau bangsa itu. Kebanyakan di antara perselisihan dan pertentangan yang terjadi hari ini timbul dari perasaan rendah. Oleh karenanya, mengambil ide kesombongan tidak lain kecuali suatu percobaan untuk memenuhi lingkungan di mana seorang yang sombong merasa puas dalam kehidupannya. Tiada individu, bangsa, kelas, ras, rakyat, atau sebaliknya, dengan kesadaran yang jelas merasakan adanya perbedaan antara diri mereka dan orang lain.
('Uqde e Hiqarat)
Orang-orang yang sombong dan angkuh selalu melihat kata -kata dan perbuatan mereka dengan ketinggian dan kepuasan. Di samping itu, mereka memandang kelemahan-kelemahan mereka sebagai amal perbuatan yang baik. Imam Musa bin Ja'far a.s. menjelaskan hal ini:
Sombong berada pada beberapa derajat di anrara perbuatan-perbuatan jabat manusia yang dihiasi kepadanya sehingga ia melihatnya sebagai kebaikan, karenanya ia percaya bahwa ia melakukan perbuatan yang baik.
(Wasa'il Asy-Syi'ah, jilid I, hal. 74)
Juga menurut seorang psikolog:
Orang-orang yang sombong memandang kelemahan-kelemahan mereka sebagai kebajikan dan memandang kekurangan-kekurangan mereka sebagai kebaikan. Misalnya, mereka memandang amarah mereka yang tiba-tiba terhadap orang lain sebagai bukti kepribadian mereka yang kuat. kelemahan mereka sebagai pengejawantahan rohani mereka yang agung dan sensitif, berat badan mereka yang berlebihan sebagai tanda kesehatan. Sesungguhnya akal yang sehat terletak pada tubuh yang sehat, dan kebergantungan pada yang lemah merupakan ciri bagi mereka yang mudah jengkel dan tidak berpendirian.
(Ravankavi)
Sekarang mari kita memperhatikan beberapa pernyataan Amirul Mukminin Ali a.s. dalam hal ini:
Jauhilah kesombongan atau jumlah orang-orang yang membencimu akan bertambah.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 147)
Sombong meruntuhkan pikiran.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 28)
Menurut para psikolog, orang-orang yang sombong menderita kelemahan pikiran.
Imam Ali a.s. juga berkata:
Orang yang pikirannya melemah, kebanggaan dirinya menguat.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 651)
Kerendahan hati adalah puncak dari akal dan kesombongan adalah puncak kejahilan.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 102)
Beliau juga berkata:
Sombong adalah penyakit terparah.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 678)
dan:
Barangsiapa yang mengagumi keadaannya (dirinya), kurang dalam memakai kemampuannya.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 678)
Dr. H. Shakhter berkata:
Salah satu cara menarik perhatian manusia kepada kita ketika kita sedang merasa kecewa atau gagal adalah dengan memuja dan meninggikan diri kita, dan membayangkan hal-hal yang kita harapkan seolah-olah telah terjadi dan memberi diri kita dengan bualan tentang saat-saat di mana kita berhasil di masa lalu, atau dengan membesar-besarkannya kepada orang lain. Orang-orang yang menyerah memikat diri mereka untuk menerima perhiasan-perhiasan batil buatan mereka sendiri, kemudian menarik diri mereka dari kesempatan untuk berubah.
(Rushde Shakhsiyyat)
Orang-orang semacam ini tidak mampu menyadari bahwa ada kekurangan pada diri mereka dan kesempurnaan atau keberhasilan pada diri orang lain.
Imam Ali a.s. berkata:
Orang-orang yang merasa puas dengan dirinya, berbagai kelemahannya tersembunyi darinya; dan jika ia mengakui keutamaan orang lain, akan mencukupi berbagai kekurangan dan kelalaiannya.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 95)
Islam, yang menyeru kepada peradaban manusia yang tinggi dan yang memberi peluang bagi manusia untuk berada dalam kehidupan yang mulia, tidak menghalalkan segala perbedaan yang tidak wajar. Islam mengakui sifat suci dan luhur.
Imam Ali a.s. berkata:
Carilah perlindungan kepada Allah dari sifat mabuk kekayaan, karena sesungguhnya ia memiliki suatu kekhidmatan yang jauh.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 138)
Suatu hari seorang yang kaya datang mengunjungi Rasulullah Saw. Sementara orang kaya ini berada di sana, masuklah seorang yang miskin dan duduk di dekatnya; melihat hal itu si kaya mengangkat pakaiannya dan menjauhi si miskin. Nabi Saw. melihat kejadian ini dan berkata:
"Betapa apakah kamu takut kalau kemiskinannya akan menjalar kepadamu?"
Kesimpulannya, jika orang-orang yang sombong ingin mencari kebahagiaan, mereka harus membersihkan diri mereka dati penyakit ini dan membebaskan diri mereka dari sifat semacam ini yang menyesatkan watak mereka yang sesungguhnya. Jika tidak, mereka akan menghadapi suatu kekecewaan dan deprivasi yang tak terelakkan, yang merupakan masalah-masalah yang mesti dihindari.