Hak Perut (Bagian 1)
Risalatul Huquq menerangkan tugas-tugas terpenting yang telah ditetapkan oleh Allah dan menjadi tugas normatif. Menghormati dan melaksanakan aturan dan prinsip etika berperan besar dalam memperbaiki kondisi masyarakat. Untuk itu Risalatul Huquq Imam Sajjad as sangat bermanfaat bagi kita kita semua.
Imam Sajjad as menerangkan bahwa perut punya serangkaian hak atas diri manusia. Beliau berkata, “Hak perut atas dirimu adalah jangan engkau jadikan ia sebagai wadah penampung makanan haram, banyak maupun sedikit. Bahkan untuk makanan yang halal pun jagalah keseimbangan. Makanlah untuk menguatkan tubuhmu. Jangan pernah berpikir untuk memenuhi perut hingga kerongkongan, jangan melalaikan orang lain dan jangan lupa akan kemurahan hati dan kebaikan. Sebab, kekenyangan akan mengakibatkan kemalasan dan mencegahmu dari perbuatan baik dan amal saleh. Demikian juga dengan minum berlebihan yang akan mengakibatkan kebodohan dan menghilangkan akal.”
Di sini Imam Ali Sajjad as menyinggung keseimbangan dalam mengkonsumsi makanan dan mengingatkan kita untuk tidak banyak makan. Imbauan tersebut dikukuhkan oleh ilmu kedokteran saat ini. Menurut para dokter, faktor utama yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit adalah makan secara berlebihan. Apalagi di zaman ini tubuh manusia kurang beraktivitas dan mesin telah menggantikan posisi manusia dalam banyak hal. Kurang gerak akan menyebabkan penimbunan lemak yang berbahaya bagi kesehatan. Dengan menumpuknya lemak di badan, kerja jantung akan terganggu dan ginjal pun mengalami masalah. Para dokter mengatakan bahwa untuk menjaga kesehatan ada dua hal yang harus dilakukan, menahan diri dalam pola makan dan melakukan akvitas badan.
Dalam al-Quran, Allah Swt berfirman, “Makanlah dan minumlah dan jangan kalian berlebih-lebihan…” (QS. al-A’raf: 31) Firman Allah ini nampak sangat sederhana. Namun hakikatnya, hari ini terbukti bahwa pesan Qurani itu adalah salah satu imbauan terpenting dalam ilmu kedokteran. Para ilmuan mengatakan, pola makan yang berlebihan adalah penyebab munculnya banyak penyakit.
Dikisahkan bahwa Khalifah Harun al-Rasyid punya dokter khusus yang beragama Kristen. Dia dikenal sebagai dokter yang sangat mahir. Suatu hari ia terlibat pembicaraan dengan seorang cendekiawan Muslim.
Sang tabib berkata, “Saya tidak menemukan satupun tema kedokteran di kitab suci kalian. Padahal engkau meyakini bahwa ilmu yang berguna adalah dua jenis ilmu, ilmu agama dan ilmu raga.”
Menjawab pernyataan itu, sang cendekiawan Muslim berkata, “Allah Swt telah menjelaskan aturan kesehatan untuk manusia dalam sepenggal ayatnya. Dia berfirman, “Makanlah dan minumlah dan jangan kalian berlebih-lebihan…” Rasulullah Saw juga menerangkan dalam hadisnya bahwa perut adalah sarang semua penyakit, dan menahan diri adalah obat penawar bagi semua.”
Mendengar jawaban itu sang tabib tercengang. Seraya menundukkan kepala ia berkata, “Sungguh al-Quran dan Nabi kalian tak ubahnya seperti Jalinus, Sang Tabib terkenal yang telah menjelaskan semua hal tentang kedokteran.”
Imam Ali bin Abi Thalib as saat menjelaskan hubungan antara penyakit dan pola makan berlebihan, berkata, “Kurangi makan, maka engkau telah mengurangi penyakit.” Menurut para ahli, pola makan berlebihan mengancam kesehatan dan bisa memendekkan usia seseorang dan mengurangi kebugarannya. Sebab, dengan pola makan berlebihan asid dalam tubuh meningkatkan kolesterol darah. Semakin banyak makan, kolesterol akan semakin meningkat. Akibatnya, jantung bermasalah dan kebugaran tubuh terganggu.
Selain itu, pola makan berlebihan bisa berdampak buruk pada daya pikir seseorang. Ketika lambung seseorang menerima makanan yang berlebihan, dinding lambung akan terkena rembesan yang berfungsi membantu menggiling makanan. Akibatnya darah akan mengalir ke dalam organ itu dalam jumlah yang berlebihan. Dalam kondisi seperti itu, sistem kontrol darah yang mengatur alirannya ke otak akan terganggu. Oksigen dan makanan yang tersalurkan ke otak akan berkurang. Akhirnya, daya pikir orang akan mengalami penurunan.
Diriwayatkan bahwa Luqman al-Hakim pernah berkata kepada anaknya; “Kelebihan makan akan membuat otak tertidur, lisan kebijaksanaan akan tersendat, dan anggota badan akan lesu untuk beribadah.”
Dari penjelasan tadi dapat disimpulkan mengapa Imam Ali Zainal Abidin as mengingatkan agar kita tidak memenuhi perut dengan makanan berlebihan. Seperti tadi dikatakan, pola makan berlebihan akan membuat orang malas bekerja dan mencegah orang dari ibadah.