Langkah Awal Kesucian Diri
Jika tertutup waktu saudara untuk kembali kepada Allah, saudara akan tenggelam dalam melakukan kerusakan dan kelalaian. Bertakwalah kepada Allah dan takutlah kepada-Nya. Takutlah terhadap akibat perbuatan saudara sendiri, bangunlah dari tidur yang panjang dan singkirkanlah kelalaian itu dari diri saudara. Ambillah langkah awal.
Sesungguhnya langkah pertama adalah senantiasa sadar dan bangkit dari kesadaran, akan tetapi hingga saat ini saudara masih tidur nyenyak. Mata saudara terbuka, tetapi hati saudara terlena dalam tidur yang berkepanjangan. Sekiranya bukan karena sebab banyaknya melakukan dosa, niscaya tidak demikianlah akibatnya. Saudara tidak berhati-hati dalam hidup ini. Bagaimana mungkin saudara dapat terus menerus begitu tanpa merasakan suatu tanggung jawab dan menjauhkan diri dari bahaya, seandainya berfikir sedikit saja tentang urusan akhirat, dan akibat-akibat yang akan menimpa, niscaya akan memberikan perhatian yang serius terhadap tanggung jawab yang diberikan di atas bahu.
Hal ini disebabkan adanya Zat Yang Maha Mengetahui, yang melakukan perhitungan di sisi saudara. Apakah tidak berfikir bahwa semua benda yang maujud ini akan kembali dan di hisab?
Kenapa tidak merenungkannya?
Kenapa tidak bangkit dan sadar?
Kenapa?
Saudara telah mencegah dari mengumpat dan dari perkataan nista terhadap sesama dalam Islam. Mengapa saudara berbuat demikian atau mendengar setiap yang membawa bahaya?
Adakah saudara mengetahui bahwa mengumpat dan mencela adalah perangai ahli neraka (sebagaimana yang terdapat di dalam hadis Rasulullah Saww.). Adakah saudara berfikir tentang akibat buruk dari perbuatan dusta, nista, perpecahan, permusuhan, hasut, dengki dan buruksangka, sikap keakuan, lalai dan takabur?
Adakah saudara mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan menimpa amalan-amalan keduniaan ini, yaitu kekekalan dalam neraka jahanam?
Tidak ada kelonggaran di sisi Allah. Di antara kebahagian insan adalah bahwa ia tidak diuji dengan penyakit yang tidak dirasakannya. Sebenarnya penyakit yang telah dirasakan sakitnya mendorong seseorang untuk berusaha dengan segera menemui dokter atau pergi segera ke rumah sakit. Adapun penyakit yang tidak disertai rasa sakit dan tidak dirasakan oleh seseorang (yang wujudnya hanya kesan zahir) merupakan sesuatu yang amat berbahaya, karena ia membawa kesan yang buruk. Seseorang tidak merasakan melainkan setelah penyakitnya menjadi begitu berat dan parah. Penyakit-penyakit hati atau jiwa hampir-hampir bersifat seperti ini. Sekiranya saudara ditimpa penyakit yang dirasakan kesakitannya, niscaya saudara segera mengobati dan menyembuhkannya. Akan tetapi bagaimana kita dapat bertindak untuk melakukan sesuatu jika penyakit tersebut tidak kita rasakan rasa sakitnya?
Kelalaian, keahgkuhan dan setiap maksiat yang merusak hati dan ruh tidak dirasakan rasa sakitnya oleh tubuh, padahal penyakit ini lebih parah, tetapi tidak kita rasakan sakit dan deritanya, malah kadang-kadang kita merasa enak. Sesungguhnya mengumpat, menggunjing dan memfitnah merupakan majelis yang mengasyikkan. Cinta dunia dan cinta diri sendiri adalah sumber asasi dari setiap dosa.
Sesungguhnya cinta dunia adalah pokok setiap kejahatan, pintu setiap malapetaka, lubang setiap fitnah dan penyeru setiap kedurjanaan yang dirasakan oleh manusia dengan perasaan nyaman dan enak. Rasa dahaga yang ikuti dengan meminum air adalah memuaskan, tetapi rasa lezat dan enak itu dirasakan puasnya di akhir setiap menghela nafas.
Penyakit yang tidak dirasakan sakitnya bahkan menjadikan orang yang sakit tersebut merasa enak dan tidak menggerakkan upaya untuk menyembuhkan serta tidak diketahui pula marabahayanya. Jika dikatakan kepadanya bahwa sebenarnya dia sakit, niscaya dia akan membantahnya dan menganggap dirinya dalam keadaan baik. Apabila seseorang ditimpa oleh terlalu cinta kepada dunia dan mengikuti kehendak hawa nafsunya, menyebabkan dunia menguasai diri dan hatinya. Sehingga dia hanya berpaling dari Allah -na’udzubillah-. Dia juga berpaling dari hamba-hamba Allah, para nabi as., wali-wali dan para malaikat. Segala pembawaannya menuntun kepada sifat dendam kesumat dan bermusuhan.
Manakala tiba ajal mautnya, lalu datang malaikat Allah Kepadanya untuk mematikannya, barulah dia merasa bagaimana siksaannya. Para malaikat merasa benci terhadap sikapnya yang cenderung terhadap dunia, akibatnya dia dikeluarkan dari dunia dalam Keadaan terhina, dan sebenarnya dialah musuh Allah.
Saya telah mendengar sesuatu peristiwa tentang seorang pembesar dari Qizrit yang menghadiri suatu majelis dan berkata, “Sesungguhnya kezaliman telah mengenai diriku. Dialah Allah yang menzalimi diriku yang tidak pernah aku rasakan, karena aku telah menghabiskan tenaga dan harta benda untuk mendidik anak-anakku, akan tetapi Dia menjauhkan aku dari mereka, adakah kezaliman yang lebih dari itu?”
Sesungguhnya apa yang ditakutinya adalah akibat yang buruk, sebab apabila manusia tidak pernah mendidik dirinya dan tidak luput dalam dirinya kecenderungan duniawi, maka dia akan merasa takut meninggalkan dunia. Hatinya penuh dengan dendam terhadap Allah dan penolong-penolong agama-Nya. Ya, sesungguhnya akibat buruk ini akan senantiasa menanti seseorang yang menganggap dirinya sebaik-baik makhluk. Dia amat takut menghadapi perjumpaan dengan Allah. Maka, apakah manusia semacam ini merupakan sebaik-baiknya makhluk, ataukah seburuk-buruknya makhluk?
Allah berfirman:
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati dalam hal kesabaran”.
(QS. al-‘Ashr, 103: 1-3)
Pengecualian yang terdapat dalam surat ini adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Amal saleh merupakan amal yang dilaksanakan dengan ruh (keikhlasan). Akan tetapi kebanyakan yang kita lihat dari amal-amal manusia hanya dilakukan dengan anggota panca indera tanpa mengandung pesan-pesan seperti yang disebut di dalam surat al-Ashr yang penuh berkah itu. Amal-amal tersebut tidak membawa kesan yang baik. Sekiranya saudara melaksanakan suatu urusan atas dasar cinta dunia dan kepentingan diri, niscaya ia akan menguasai diri dan urusan saudara.
Pengikat yang kokoh di antara amal-amal saudara dengan Allah adalah melakukannya dengan ikhlas karena Allah, yakni amal-amal yang dilaksanakan atas dasar saling mengingatkan kepada jalan kebenaran dan kesabaran. Sekiranya saudara membangun benteng yang memisahkan saudara dengan hidayah Allah, niscaya saudara akan ditimpa kerugian yang nyata, sebagaimana firman Allah: "
“Rugi dunia dan akhirat”.
(QS. al-Haji, 22: 11)
Jika demikian keadaannya, berarti saudara telah menyia-nyiakan waktu muda dari mendapatkan nikmat akhirat, malah sekaligus menyia-nyiakan keduanya, dunia dan akhirat. Golongan lain yang tidak mempunyai jalan ke surga adalah golongan yang membuat benteng dan menghalangi mereka dari pintu rahmat Allah. Mereka hanya berhak mendapat kedudukan yang kekal di dalam neraka, barangkali mereka hanya merasakan keenakan di dunia ini saja, bagaimana pula dengan saudara?
Ingatlah, jangan sekali-kali menambah kerakusan cinta kepada dunia dan kepentingan diri serta melalaikan diri saudara sendiri, mintalah perlindungan dari Allah Swt. Setan telah merampok iman yang ada pada diri saudara. Sebenarnya untuk tujuan inilah setan berupaya. Sesungguhnya semua usaha dan tipu daya setan dan semua jalan yang diikuti adalah bertujuan untuk membinasakan keimanan manusia. Bila saudara tidak berusaha memperkokoh keimanan saudara, niscaya keimanan itu akan lumpuh. Setan berusaha untuk menghapuskannya.
Dengan itulah saudara berada di dunia ini, senantiasa dalam keadaan menentang Allah dan peno!ong-penolong agama-Nya setelah saudara menghabiskan usia dengan merasakan nikmat Allah dan berhadapan dengan hidangan aI-Imam Sahibuz Zaman as. (Imam Mahdi).
Sebaliknya, saudara menjadi musuh-musuh Allah.
Berusahalah dan carilah penyelesaian dengan bersungguh-sungguh bila saudara mendapati diri saudara mempunyai ikatan yang terlalu kuat dengan dunia serta selalu mencintainya. Berusahalah untuk memutuskan ikatan yang seperti itu. Sesungguhnya dunia dengan segala perbendaharaannya telah menarik manusia untuk mencintainya. Keadaan seperti itu menyebabkan kita amat sukar untuk tidak terikat dengannya.
Segala sesuatu dari anasir dunia, yang mengikat hati saudara kepadanya adalah dlsebabkan tarikannya. Hadapilah dunia dengan mendekatkan diri kepada masjid, pengkajian ilmu di madrasah atau kumpulan mudzakarah di rumah. Kemudian, apakah pantas pendekatan-pendekatan yang saudara lakukan tersebut membawa perselisihan yang mengakibatkan rusaknya umat?
Apakah saudara menjadikan dunia ini seperti golongan yang mempergunakan dan memperalatnya?
Sesungguhnya saudara telah menghabiskan usia dengan kelezatan. Kemudian apabila saudara memperhatikan usia terhenti, bagaimanakah dengan kelezatan itu?
Setiap kehidupan yang kita lalui inisangat cepat pergerakannya, akan tetapi kewajiban dan akibat-akibatnya tetap dibebankan di atas bahu-bahu saudara.
Adakah kehidupan yang binasa dan melalaikan ini lebih bernilai (padahal dunia adalah fana) jika dibandingkan dengan siksa neraka yang kekal dan tidak ada batas dan pemberhentiannya itu?
Sesungguhnya siksaan penghuni dunia lebih ringan dibanding azab di akhirat yang kekal dan tanpa ukuran itu. Orang-orang yang menganggap bahwa mereka menguasai dan berkuasa di dunia ini, adalah karena begitu banyak kelezatan yang membawa niercka kepada kelalaian dan berbuat kesalahan. Sekarang, setiap orang dapat melihat urusan-urusan yang dilakukannya di masa lalu, dan dapat menggambarkan dunia sebagaimana yang dia lihat itu.
Sedungguhnya alam yang sebesar ini dapat digambarkan oleh manusia. Mereka daat menguasai dan membongkar perbendaharaan dunia ini dengan segala perjalanan dan keajaibannya, sebagaimana digambarkan oleh sebuah hadis: “Bahwa Allah melihat kepadanya dengan pandangan rahmat.”
Oleh karena itu, bagaimana kita melihat dunia ini sebagaimana Allah memandangnya dengan pandangan rahmat?
Bagaimana keadaan yang sebenarnya perbendaharaan agung, yang diseru oleh Allah kepada manusia itu?
Sekalipun sebenarnya manusia sangat kerdil untuk memahami nilai perbendaharaan yang agung itu. Sekiranya saudara memiliki niat ikhlas serta amal yang baik, sudah tentu saudara mampu mengeluarkan kecintaan dan kerakusan kepada dunia dari dalam hati. Begitu juga saudara ak:an mampu menghapuskan keinginan kepada kekuasaan dan keduduk:an. Sebab kedudukan yang tertinggi dan agung senantiasa menunggu dan disediakan untuk saudara, jika saudara mempunyai pendirian demikian.
Sebenarnya dunia ini dengan segala perbendaharannya, tidak bernilai jika dibanding dengan sehelai rambut sekalipun dengan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Oleh sebab itu, hendaklah saudara beramal untuk mencapai maqam yang tinggi ini. Sekiranya saudara mampu membina diri dan kepribadian, hendaklah saudara bersungguh-sungguh dan gigih agar dapat mencapai kdudukan yang tinggi. Tetapi jangan saudara beribadat kepad Allah hanya sekedar untuk sampai kepada kedudukan ini, tetapi lebih jauh dari itu hendaklah saudara beribadat kepada llah sebagai ahli ibadah yang sejati. Sujudlah kepada llah dan letakkanlah dahi saudara di atas bumi. Ketika itulah saudara telah membakar dinding cahaya hidayah dan sampai kepada perbendaharaan yang agung.
Maka, adakah saudara akan sampai kepada kedudukan ini jika dibandingkan dengan amalan-amalan saudara sehari dan perjalanan hidup saudara sekarang?
Adakah saudara membayangkan bahwa untuk melepaskan dan membebaskan diri merupakan usaha yang mudah?
Apakah usaha membebaskan diri dari azab neraka jahanam cukup dengan usaha yang mudah?
Adakah saudara membayangkan bahwa tangisan ulama yang suci dan rintihan al-Imam as-Sajjad as. telah memberikan pengajaran kepada kita?
Karena kedudukan mereka yang sungguh besar dan tinggi itu, maka maqam mereka tidak dapat dihitung lagi di sisi Allah. Mereka menangis karena takut kepada Allah, karena mengetahui hanya jalan yang penuh ranjau sajalah yang akan mendapat ganjaran. Bahkan mereka melalui semua jalan yang penuh ranjau dan duri kesusahan serta cobaan.
Ya, jalan yang berada di ujung dunia dan di ujung yang lain adalah akhirat. Mereka menginsyafi adanya alam kubur, alam barzakh, kiamat dan pembalasan-pembalasan Allah. Keadaan yang demiklan itu menyebabkan kedudukan mereka begitu kokoh. Mereka senantiasa berharap dan memohon kepada Allah agar dibebaskan dari azab pada hari kiamat.
Sudah siapkah dan bersedia saudara menghadapi akibat juga pembalasan ini. Balasan yang tidak lagi dituturkan dengan kata-kata.
Jalan manakah yang saudara pilih untuk membebaskan diri daripadanya?
Kapankah lagi saatnya saudara akan memperhatikan diri, membersihkan dan mendidiknya?
Ya, sekarang ini, sekali saudara masih muda dan memiliki sebagai pemuda, bagaimana bila kekuatan ini telah lewat?
Apakah saudara tidak akan kehilangan kekuatan dan menjadi lemah pada hari-hari mendatang?
Sebab kalau sekarang ini saudara tidak bersungguh-sungguh membersihkan dan membina diri, maka bagaimanakah saudara dapat melakukannya esok, ketika saudara telah kehilangan kekuatan dan menjadi lemah karenanya, dan dengan penuh penyesalan. Ketika itu azam saudara telah pupus dan keinginan semakin lumpuh.
Pada saat yang sama dosa semakin berat dan hati semakin bertambah gelap. bagaimana mungkin saudara akan mampu membina dan mendidik diri saudara lagi?
Sesungguhnya setiap diri akan berlalu, setiap langkah bergerak ke depan dan setiap nafas yang saudara hela dari usia ini, menambah kesulitan saudara untuk memperbaiki diri, tetapi pada saat yang sama semakin bertambah pula kegelapan hati dan kelalaiannya. Manakala usia manusia meningkat, akan semakin bertambah pula kesulitan dan halangan untuk mencapai kebahagiaan dan semakin lemah kekuatannya untuk melakukan kebaikan. Apalagi jika saudara mencapai usia lanjut, maka semakin jauh pula saudara dari usaha mencapai kemuliaan dan takwa. Semakin sukar pula bagi saudara untuk bertaubat, karena taubat tidak cukup hanya sekedar mengatakan “Saya bertaubat kepada Allah”, tetapi saudara harus menyesali perbuatan buruk yang telah melakukan dan berazam untuk meninggalkan dosa yang telah dilakukan.
Penyesalan dan azam tidak berguna bagi seseorang yang menghabiskan usianya dengan mengumpat dan berdusta serta putih rambutnya dalam keadaan mengerjakan maksiat selama lima puluh tahun, karena mereka terlena dalam melakukan dosa hingga akhir usianya.
Bergeraklah wahai pemuda sebelum rambut saudara memutih. Setelah saudara sampai ke peringkat ini, kami telah beritahu kesulitan yang akan saudara hadapi. Seandainya saudara menyesal ketika usia masih muda belia, tentu mampu berbuat sesuatu. Karena pada saat itu saudara mempunyai azam (tekad) sebagai anak muda yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berupaya menjauhkan diri dari hawa nafsu dan dorongan kehewanan.
Sebaliknya, jika saudara tidak berbuat pada masa-masa seperti ini dan tidak bersungguh-sungguh memperbaiki diri sekarang, maka keadaan seperti ini akan merupakan pukulan dan tamparan hebat bagi saudara, sedangkan usia sudah lanjut.
Pikirkanlah diri saudara, menyesallah ketika masih muda dan jangan sampai saudara telah beruban, tua dan lemah. Hati anak muda adalah hati yang lembut dan mudah dibentuk, yang kecenderungan ke arah kerusakannya masih lemah, tetapi ketika usianya bertambah, akan melekat di hatinya debu-debu maksiat. Apabila hal ini terjadi, agak mustahil baginya untuk membersihkannya. Imam ‘Ali as. berkata,
“Sesungguhnya sesuatu golongan yang beribadah kepada Allah karena suatu kepentingan adalah ibadahnya seorang pedagang. Sedangkan golongan yang beribadah dengan penuh ketakwaan adalah ibadah seorang ‘abid dan ibadah yang penuh kesyukuran adalah ibadah para hamba Allah.”
(Nahjul Balaghah)
Sebagaimana diriwayatkan oleh Zurarah dari Abu Ja’far rh. berkata,
“Hati setiap hamba pada asalnya adalah putih. Ketika ia melakukan dosa lahit; lembaran itu bernoda hitam, kalau dia bertaubat noda itu menjadi putih-kehitam-hitaman. Sebaliknya, jika dosa semakin bertambah, noda hitam itu semakin kentara dengan menghilangnya terus ciri-ciri keputihannya. Maka apabila keputihannya tidak kembali lagi kepada seseorang, ia pun akan berlanjut.”
Allah berfirman :
“Sebenarnya apa yang mereka selalu usahakan itu menutupi hati mereka”.
(QS. al-Muthaffifiin, 83: 14)
Manusia seperti ini senantiasa melakukan maksiat siang dan malam. Maka sukar baginya untuk menyucikan hatinya sementara usia sudah semakin tua, tidak sebagaimana sewaktu masih muda. Jika saudara tidak membersihkan diri, niscaya hati saudara akan menjadi hitam di saat saudara ke luar dari dunia ini. Katakanlah telinga dan lidah diliputi oleh dosa, maka bagaimana mungkin saudara dapat diterima oleh Allah. Ini adalah amanah dari Allah yang diserukan oleh Allah kepada saudara agar melakukan pembersihan diri dan melepaskan diri dari kehinaan serta celaan.
Mata, tangan dan telinga ini adalah di bawah usaha ikhtiar saudara, begitupun lidah, dan juga seluruh panca indera ini. Merupakan amanah Allah Yang Maha Kuasa. Semua ini dikaruniakan kepada saudara supaya sempurna serta selamat dan suci keadaannya. Jika ia dicermati dengan dosa dan maksiat, bagaimana saudara akan mempertanggungjawabkan amanah yang dipikulkan kepada saudara ketika di pertanyakan kepada saudara?
Beginikah saudara menjaga amanah AIlah?
Adakah dengan cara ini saudara menyelamatkan amanah tersebut?
Beginikah keadaan hati yang diberi amanah itu?
Mata yang dikaruniakan menjadi begini rupa?
Seluruh panca indera yang diamanahkan untuk menjaganya menjadi begitu cemar?
Dengan apa saudara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?
Bagaimana saudara dapat menghadap kepada Allah apabila saudara mengkhianati amanah-Nya, sehingga saudara menjadi seorang pengkhianat?
Sekarang, wahai para pemuda, ingin kami tekankan kepada saudara bahwa saudara telah membinasakan masa muda. Dengan jalan demikian, yang tidak akan memberi manfaat kepada saudara sekalipun di dunia ini, karena saudara menghabiskan waktu yang berharga itu dengan perbuatan seperti ini. Semestinya waktu muda yang cemerlang itu saudara isi pada jalan Allah dengan tujuan yang sudah pasti dan suci. Dengan demikian niscaya saudara tidak akan rugi baik didunia ataupun di akhirat.
Sebaliknya, jika saudara menghabiskan waktu dengan sia-sia. saudara pasti dapat melihat akibatnya. Sekiranya saudara menyia-nyiakan usia muda dan menghabiskan waktu yang penuh kesempatan itu, niscaya akan menghabiskan waktu yang penuh dengan kesempatan. Niscaya saudara akan enghadapi tanggung jawab yang besar di alam akhirat di hadapan Allah kelak. Niscaya pembalasan yang tiada batasnya akan diterima terhadap amal-amal saudara yang rusak itu. Bahkan saudara akan melihat diri di dunia telah menemui bala bencana yang hebat dan dada akan merasa sempit. Akan terlihat malapetaka dan bencana timpa-menimpa pada diri saudara. Bahkan musuh-musuh penuh mengelilingi pinggang. Saudara sedang menghadapi malapetaka fitnah yang sungguh dahsyat dan jahanam menimpa saudara.
Ketika saudara berada di pusat pengkajian agama, saudara berada dalam keadaan melaksanakan amal saleh. Sesungguhnya saudara berada di bawah tabir yang menyelubungi Islam. Sekiranya saudara meletakkan rencana-rencana selagi tidak melakukan pembenahan diri dan tandzim (penyusunannya), saudara tidak akan mampu membebaskan diri dari rancangan dan rencana-rencana setan. Persiapan yang cukup, akan menjadikan mempunyai upaya tinggi untuk menghadapi rencana para penjahat yang keji itu.
Sungguh sekarang saya sedang melalui hari-hari yang terakhir dari usia ini. Saya akan berpisah dengan saudara sesudah waktu yang sungguh singkat atau panjang. Akan tetapi saya ingin menegaskan kepada saudara bahwa saudara akan menghadapi hari-hari yang suram apabila tidak lagi memperbaiki diri dan ruhani.