SEMUA PERLU TAHU

SEMUA PERLU TAHU0%

SEMUA PERLU TAHU pengarang:
: Muhamad Taufik Ali Yahya
: Muhamad Taufik Ali Yahya
Kategori: Akidah

SEMUA PERLU TAHU

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

pengarang: Ibrahim Amini
: Muhamad Taufik Ali Yahya
: Muhamad Taufik Ali Yahya
Kategori: Pengunjung: 5610
Download: 3226

Komentar:

SEMUA PERLU TAHU
Pencarian dalam buku
  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 47 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 5610 / Download: 3226
Ukuran Ukuran Ukuran
SEMUA PERLU TAHU

SEMUA PERLU TAHU

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

Tauhid

Allah adalah satu dan tidak memiliki sekutu dalam penciptaan dunia. Allah adalah pelaksana semua urusan dunia ini dan selain-Nya tiada pencipta dan pemberi. Semua maujud dari yang besar hingga yang kecil, adalah ciptaan Allah, dan dalam menciptakannya, dia tidak memerlukan bantauan, dan ini didukung oleh beberapa argumen.

Dalil atau argumen pertama:

" Apabila ada dua Tuhan atau lebih, maka akan terjadi seperti berikut ini.

Kemungkinan pertama: " Masing-masing dari dua tuhan tadi, menciptakan semua maujudat atau makhluk secara mandiri, yakni setiap maujud menemukan wujudnya dalam dua tahap dan setiap Tuhan mewujudkannya dengan mandiri atau sendiri-sendiri. Kesalahan atau kebatilan asumsi ini akan jelas , bila mau sedikit saja merenung, karena, setiap maujud tidak memiliki lebih dari satu wujud, dan dari itulah, ianya tidak dapat memiliki lebih dari satu pencipta dan khaliq, setelah Allah memberikan wujud kepadanya. adalah tidak mungkin, ada faktor lain yang memberikan eksistensi kepadanya atau dengan istilah, tahshil hashil (mencari sesuatu yang sudah didapat) dan pengaruh dua sebab di dalam satu ma'lul (akibat) adalah suatu kemustahilan.

Kemungkinan kedua: kedua Tuhan tadi menciptakan maujud atau makhluk dengan saling bekerjasama antara satu dengan lainnya, sehingga setiap maujud adalah makhluk atau ciptaan dua Tuhan dan masing-masing Tuhan merupakan bagian dari sebab dan separuh dari yang membuat.

kemungkinan tadi juga batil dan tanpa dasar. Karena, kerjasama dua Tuhan adalah disebabkan kekurangan dan keperluan, dan tidak kuasa menciptakan sesuatu sendirian dan dengan tanpa bantuan, sedangkan sifat kurang dan lemah adalah jauh dan tidak sesuai untuk Allah SWT. Dan jika dikatakan, masing-masing dari Tuhan dapat menciptakan Tuhan dengan sendirinya, namun dalam pada itu, mereka berkompromi dan menciptakan makhluk dengan kerjasama, seperti halnya beberapa orang yang mengangkat sebuah batu besar , padahal masing-masing dapat mengangkat batu itu sendiria.

Kemungkinan ini juga tidak benar, karena dua sebab dan pelaku yang dapat melakukan sesuatu sendirian, bila mereka menutup mata dari kemandirian dan meminta bantuan dari tenaga yang lainnnya, dan melakukan perbuatan dengan kerjasama dan bantuan, hal itu bukanlah tanpa tujuan. Yaitu, mereka mungkin ingin menghemat energi atau tenaga yang mereka keluarkan ataupun mereka ingin agar selamat dari penentangan dan makar dari selain dirinya, ataupun mereka takut terhadap masing-masing , al hasil, mereka memerlukan kompromi dan kerjasama.

Padahal, rasa perlu dan kemiskinan apapun jenisnya sama sekali tidak berlaku untuk Allah SWT.

Selain dari itu, setiap dari anggapan Tuhan yang seperti itu, lantaran ia mengetahui mashlahat penciptaan dunia dan mampu mewujudkannya, dan ilmu serta kekuatannya adalah dzatnya itu sendiri. dan tiada kebakhilan atau kepelitan di dalam wujud-Nya , maka dia harus mandiri dan merdeka di dalam penciptaan alam semesta dan berkehendakl sesuai dengan ilmu dan kekuasaan.

Sebagai hasilnya, tampaknya lazim, bahwa masing-masing dari dua Tuhan --dalam anggapan di atas-- untuk menciptakan alam sendiri tanpa bantaun siapapun dan secara mandiri, dan padahal sebelumnya telah terbuktikan bahwa pengaruh dua sebab di dalam satu akibat atau ma'lul adalah perkara yang mustahil.

Kemungkinan ketiga, dua Tuhan tersebut menciptakan makhluk di dunia ini dengan membagi antara mereka dan masing-masing dari kedua Tuhan itu menciptakan sebagian atau sekelompok makhluk atau maujud secara sendirian atau mandiri dan tidak mencampuri dalam penciptaan makhluk yang lainnnya.

Kemungkinan atau anggapan seperti ini juga tidak benar, karena, masing masing dari kedua Tuhan yang seperti itu, apabila ua mengetahui kemashlahatan dan memiliki kemampuan untuk mewujudkannya. maka ia harsulah menjadi penciptanya dan kelazimannnya adalah dua sebab berlaku terhadap satu akibat atau ma'lul. Dan kebatilan asumsi seperti ini telah terbuktikan sebelumnya, Dan pabila Tuhan yang satu tidak mengetahui mashlahatnya, ataupun tidak mampu menciptakannya ataupun pelit untuk itu, maka ia tetap saja tidak sempurna dan tidak layak menjadi Tuhan.

Dalil kedua

Salah satu dari dua Tuhan ?di dalam anggapan tadi ---bilamana ia menciptakan sebuah maujud, sedangkan Tuhan yang lainnya memutuskan untuk memusnahkanny, sekiranya Tuhan yang pertama dapat membela makhluknya dan mencegah perbuatan Tuhan yang kedua, maka berarti Tuhan yang kedua itu lemah dan tidak layak menjadi Tuhan. Dan bila Tuhan tidak dapat menjaga makhluk buatannya, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai Tuhan.

Natijah (hasil) tauhid

Lantaran kita meyakini akan keesaan Tuhan dan kita melihatnya sebagai satu-satu-Nya yang berkuasa di dunia ini, maka selain dari dia, siapapun dia dan apapun dia, maka kita menganggapnya lemah dan tidak berdaya. Dan selain Allah, tiada yang kita anggap memiliki kekuasaan dan wajib ditaati, dan kita tidak akan bersujud dan tunduk di depan siapa pun.

Kita tidak akan menampakkan penghambaan untuk selain Allah. Dan kita tidak akan menyerahkan kehendak dan kebebasan kita di tangan siapapun. Dan di depan manusia manapun, kita tidak akan melakukan penghormatan dan pujian yang melampaui batas , dan kita melihat menjilat-jilat dan merunduk-runduk di depan manusia sebagai budi pekerti yang tidak terpuji.

Dan kita memuliakan dan menghormati para Nabi dan Imam serta pemuka agama dan kita mematuhi perintah-perintah mereka, hal itu lantaran Allah mewajibkan kita untuk taat kepada mereka serta mengikuti manusia-manusia suci tersebut. Perintah manusia-manusia suci itu selalu di garis untuk menyebarluaskan hukum dan undang-undang agama, dan mereka tidak akan pernah melampaui perbatasan agama.

Kita mengunjungi dan berziarah ke makam para Nabi dan Imam dan memuliakan makam mereka, namun bukannya dengan tujuan menyembah dan ibadah, melainkan dengan tujuan penghormatan dan mengangungkan kedudukan spiritual dan kequdusan serta kesucian mereka.

Kita memperbaiki dan membangun makam mereka dan kita pergi menziarahi mereka, adalah untuk berterimakasih terhadap pengorbanan dan perjuangan agama yang mereka lakukan serta menghargai kedudukan tinggi manusia-manusia suci itu dan kita memahamkan kepada orang lain bahwa barang siapa yang bersusah payah di jalan Allah, dan berupaya untuk memberi petunjuk kepada masyarakat , maka mereka tidak akan pernah dilupakan di dunia ini.

Kita melakukan munajat dan berdoa di makam mereka ?manusia-manusia pilihan Allah tersebut?sebab tempat dimana jasad mereka dikubur, adalah tempat yang suci dan di tempat-tempat itulah, kita menyampaikan hajat dan ampunan kepada Allah dan kita jadikan ruh-ruh suci manusia-manusia ilahi itu sebagai syafaat dan wasilah.

Keadilan

Allah SWT adalah adil, dan tiada berbuat dzalim kepada siapapun. Dan perbuatan yang buruk tidak akan keluar dari Allah, semua perbuatannya adalah berdasarkan hikmah dan mashlahat, dan ia tidak akan membiarkan perbuatan-perbuatan baik para shalihin sia-sia tanpa pahala dan Allah tidak melanggar janji, tidak berbohong, dan tidak akan menyerat orang-orang yang tidak berdosa ke neraka, dengan dua dalil.

Dalil pertama

Orang yang berbuat dzalim, ataupun melakukan perbuatan buruk, tidak keluar dari tiga kemungkinan ini, pertama, ia tidak menyadari sisi buruk perbuatan itu dan disebabkan ketidaksadarannya itu, ia melakukan sebuah kedzaliman. Ataupun ia mengetahui sisi buruk kedzaliman, namun dia melihat sesuatu ada di tangan orang lain sedangkan ia tidak memilikinya dan ia dalam keadaan butuh dengan benda itu sehingga ia mendzalimi mereka dengan tujuan memperoleh hasil dari jerih payah mereka.

Misalnya seorang juragan yang berbuat sewena-wena terhadap para pekerjanya dan mensia-siakan hak hak mereka, ataupun seorang dzalim yang melanggar hak-hak orang-orang tertindas, dan itulah yang membuatnya melakukan kedzaliman dimana dia melihat dirinya kekurangan dari segi uang dan kemampuan dan ingin mengurangi hasil dari orang lain dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dengan cara merampas , ataupun dia mengetahui keburukan kedzaliman dan ia juga tidak membutuhkan, namun ia melakukan kedzaliman tersebut dengan tujuan membalas dendam ataupun bermain-main.

Setiap orang yang berbuat kedzaliman-mau tidak mau-pasti memiliki diantara orientasi ini, akan tetapi Allah SWT tidak pernah melakukan kedzaliman, karena tiada dapat dibayangkan suatu kejahilan dan kebodohan tentang diri-Nya dan ia mengetahui semua mashlahat dan sisi baik dan buruk segala sesuatu. Dia mahakaya dan tidak memerlukan apa pun dan tidak memerlukan suatu apapun dan juga suatu pekerjaan apapaun. Dan dari-Nya tidak keluar suatu perbuatan yang sia-sia dan permainan. Oleh karena itulah, suatu ketidakadilan tidak dapat dibayangkan dan dinsibatkan kepada-Nya.

Dalil kedua

Akal kita menyadari bahwa kedzaliman merupakan suatu pekerjaan yang buruk dan tidak terpuji. Semua orang yang berakal bersepakat dengan persoalan ini. Allah SWT juga melarang manusia berbuat kedzaliman melalui para Nabi dan manusia-manusia pilihan-Nya. Dari itulah, bagaiman mungkin, Allah SWT melakukan suatu kedzaliman yang dianggapnya buruk dan Allah sendiri melarang perbuatan itu?

Hanya saja, semua manusia tidaklah sama dan tidak berada di peringkat yang sama. Melainkan terdapat perbedaaan dari segi kemiskinan dan kekayaaan, ketampanan, kecantikan, dan lain sebagainya, dan juga dari segi cacat atau tidak.

Sebagian orang mengalami mushibah atau benca yang menyedihkan , namun semua itu adalah disebabkan serangkaian sebab-sebab dan faktor-faktor alamiah dan suatu kelaziman yang tidak bisa dipisahkan dari alam meteri, dan dalam sistem penciptaan dunia meteri, tiada jalan untuk lari dari itu semua. Faktor-faktor alamiah dan adakalanya manusia itu sendiri juga berperan banyak dalam mewujudkannya , namun bagaimanapun juga, tiada larangan anugerah dari Allah.

Setiap maujud mencari anugerah dari Allah dalam kapasitas potensi dzatiyah-nya dan bantuan sebab-sebab dan kondisi alamiah dari Allah. Allah SWT tidak memberikan kewajiban atau tugas kepada seorangpun di luar batas kemampuannya, dan upaya serta kerja seseorang tidak akan sia-sia dan untuk setiap orang ?dalam batasan sikonnya kondusif, terbuka jalan kemajuan dan peningkatannya.

6 SEMUA PERLU TAHU

Kenabian

Allah SWT mengutus para Nabi guna memberi petunjuk kepada manusia dan menyerahkan kepadanya hukum-hukum yang diperlukan kepada manusia. Dalil persoalan ini, adalah tujuan penciptaan manusia bukanlah hanya untuk hidup beberapa saat di dunia ini, dan memperoleh nikmat-nikmat ilahiyah, dan menyelesaikan priode dan usia pendeknya yang terbatas dengan ribuan usaha dan jerih payah dan mebertahan di dalam menghadapi berbagai jenis penderitaan, lantas mati dan binasa.

Apabila seperti ini, penciptaan manusia dan dunia akan sia-sia dan tiada berguna. Sedangkan Allah SWT adalah mustahil melakukan sesuatu yang sia-sia , maha suci Allah SWT dari itu semua.

Allah SWT menciptakan manusia untuk tujuan yang lebih tinggi. Allah SWT menciptakan manusia untuk memperoleh keutamaan dan kesempurnaan insani dan mendapatkan kelayakan untuk memperoleh kedudukan dan maqom yang menyampaikannya kepada pahala di akhirat kelak.

Oleh yang demikian, manusia memerlukan program yang sempurna dan hukum-hukum serta undang-undang sosial yang dari satu sisi mendisiplinkan kehidupan dunianya dan mencegah gangguan dan kearoganan orang-orang lain, dan menjamin hak-hak dan kebebasan serta ketenangannnya.

Dan di sisi lain, undang-undang tersebut memberikan jalan bagi kesempurnaan kemanusiaaan dan shirat mustaqim keberagamaan dan kembali kepada Allah SWT dan mengajarkan kepadanya jalan kesempurnaaan kesempurnaaan dan kemuliaaan jiwa, dan memberitahu tentang akhlak-akhlak yang buruk dan sebab sebab penyelewengan , namun akal yang pendek dan kurang manusia tidak mampu membuat dan menyusun undang-undang dan konsep-konsep sempurna seperti ini dan menyerahkannya kepada ummat, sebab:

Pertama, ilmu dan informasi manusia adalah terbatas dan kurang, dan tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai kebutuhan manusia dan sisi sisi baik dan buruk serta bagian-bagian konflik atau sengketa antara undang-undang tersebut.

Bukti dari klaim ini adalah bahwa ummat manusia sejak awal kelahirannnya hingga sekarang, senantiasa berupaya untuk menyusun undang-undang yang sempurna untuk mengatur masyarakat, dan mereka telah bersusah payah di jalan ini dan membelanjakan uang yang banyak , akan tetapi sampai saat ini, mereka belum dapat menemukan undang undang yang diinginkan dan ideal itu, setiap hari mereka mengesyahkan undang undang, namun tidak lama kemudian, manusia menyadari akan kekurangannya, ataupun secara total merombaknya ataupun memperbaikinya dengan meratifikasi ( tabshirah-tabshirah) pasal-pasal yang baru.

Kedua, gharizah atau naluri egoisme dan mencari keuntungan di dalam jiwa para peletak undang-undang manusia itu tidak pernah mengijinkan untuk menutup mata dari kepentingan diri dan sanak keluarganya dan mereka tidak dapat melihat manusia dengan pandangan yang sama dan menjadikan kemashlahatan dan kepentingan manusia secara umum sebagai tujuannya dan setiap kali mereka memutuskan untuk tidak mengikuti dorongan keegoannya dan fanatisme dan menunjukkan prinsip kemanusiaa yang benar itu, namun pada akhirnyam watak dan nalurinya yang liar mengalahkan niat baik itu dan di luar kesadarannnya, ia telah berada di jalur mencari keuntungan.

Faktor berikutnya, para penyusun undang-undang manusia tidak mengetahui keutamaan dan kesempurnaan spiritual dan jahil terhadap program hidup spiritual. Dan mereka tidak melihat kebahagiaan manusia kecuali pada sisi urusan bendawi, padahal, kehidupan duniawi manusia tidak terlepas dari kehidupan spiriualnya, dan berlangsung hubungan yang dalam antara mereka.

Hanya, pencipta manusia dan alam ini yang mengetahui dengan sepenuhnya semua sisi mashlahat dan mafsadah manusia yang sebenarnya, dan mengetahui dengan baik jalan kesempurnaan dan menjauhi marabahaya dan dapat memberikan hukum dan ketetapan yang sempurna yang dapat menjamin kebahagian duniawi dan akhirat manusia.

Dengan dasar inilah, kita mengatakan, Allah SWT yang maha bijaksana, tidak pernah meletakkan manusia di lembah kebingungan dan kejahilan, melainkan luthuf-Nya yang tiada batas menuntut atau melazimkan agar Tuhan menyediakan undang-undang dan program program yang diperlukan oleh manusia melalui para Nabi pilihannya.

Para nabi merupakan orang-orang pilihan dan unggul, yang dapat menjalin hubungan dengan Tuhan semesta alam dan menerima hakikat dan hubungan seperti ini dinamakan wahyu dan wahyu adalah sejenis hubungan dan kontak khusus yang terjalin antara Tuhan dan Nabi. Nabi menyaksikan hakikat dunia melalui mata batin dan mendengar ucapan ucapan ghaib dengan telinga hati dan menyampaikannya kepada orang lain.

Syarat-syarat Kenabian

1. Ishmah, yang artinya Nabi itu harus suci dari dosa, yakni Nabi harus memiliki kekuatan dan kemampuan ghaib sehingga ia tidak melakukan dosa dan terselamatkan dari kesalahan dan dosa, sehingga mereka dapat menyampaikan hukum hukum Allah SWT yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk manusia tanpa dikurangi dan ditambah.

Pabila rasul atau nabi sendiri berbuat maksiat dan berbuat melanggar apa yang dikatakannnhya, maka ucapannnya akan kehilangan kredibilitas dan makna sebab ia telah melanggar ucapannya sendiri dengan amal perbuatannnya dan secara praktik, ia mengajak manusia kepada dosa dan menentang undang-undang ilahi dan persoalan ini tidak dapat diragukan bahwa tabligh secara amaliah adalah lebih berpengaruh dari dakwah secara lisan.

Sekiranya Nabi adalah sering berbuat salah dan dosa dan lupa, maka kepercayaan akan dicabut darinya, dan perkataan-perkataannya tidak akan memiliki nilai lagi.

2. Ilmu, nabi harus mengetahui semua hukum dan undang-undang yang lazim atau perlu untuk kebahagiaan duniawi dan akhirat manusia, dan ia tidak boleh jahil atau bodoh dengan satupun persoalan yang diperlukan untuk memberi petunjuk manusia sehingga ia dapat memberitahukan kepada manusia jalan yang benar kesempurnaan dan program-program kebahagiaaan manusia secara sempurna dan mengenalkan kepada ummat jalan lurus agama yang hanya ada satu jalan dan terdapat hubungan yang dalam antara bagian bagiannya.

3. Mukjizat, mukjizat adalah suatu perbuatan di luar kewajaran yang terjadi dari sebab sebab tidak biasa dan tenaga manusia tidak akan mampu melakukannya. Lantaran Nabi mendakwa dapat menjalin hubungan dengan alam ghaib dan tuhan semesta alam--tidak sebagaimana biasanya--dan memperoleh ilmu langsung dari Tuhan.

Dan mendakwa bahwa telah diutus oleh Allah SWT untuk memberi pengajaran dan membimbing manusia, maka ia harus membuktikan klaim-klaimnya, ia harus melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa dan dipastiakn manusia tidak kuasa melakukannnya, sehingga dengan cara itu, kenabiannya serta pengakuannya memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT, dapat dipercayai oleh manusia dan perbuatan perbuatan seperti ini dinamakan dengan mukjizat.

Secara ringkasnya, karena Rasul mendakwa menjalin hubungan dengan Allah SWT, maka ia harus menunjukkan kerja kerja yang biasa dilakukan oleh Allah sehingga pengakuannya itu dapat dibuktikan dan diterima.

Namun jangan sampai hal ini dilupakan, bahwa program para Nabi bukanlah sedemikian rupa sehingga mereka total tidak menggunakan sebab-sebab yang wajar dan senantiasa menggunakan mukjizat dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya, melainkan di tempat dimana keharusan telah menuntut dan pembuktian kenabian bergantung kepada pendatangan mukjizat, maka para Nabi melakukannya.

Cara mengenal Nabi

Telah terbuktikan bahwa seorang Nabi memiliki kedudukan yang sangat luar biasa yang mana mereka dapat menjalin hubungan dengan Allah SWT dan menerima hakikat melalui wahyu, nabi memiliki suatu kekuatan luar biasa kemaksuman ( keterpeliharaan dari dosa) dan adalah jelas, kalau kedudukan atau maqom penting ini tidaklah dimiliki oleh setiap orang, dan oleh yang demikian, hanya dengan satu daru dua cara, para Nabi itu dapat dikenali dan kebenarannya diketahui.

Cara atau jalan pertama, ada nabi lain yang kenabiannya telah terbuktikan yang membenarkannya, atau sebelumnya telah memberitahukan kedetangan Nabi itu serta menjelaskan tanda-tandanya.

Jalan kedua, hendaknya dia membawa mukjizat untuk kebenaran perkataaannnya dan melakukan suatu pekerjaaan yang manusia tiada akan pernah dapat melakukannya. Ketika manusia melihat seseorang mendakwa sebagai Nabi dan mengatakan bahwa dia adalah utusan Allah SWT untuk memberi petunjuk manusia dan dia melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia biasa untuk melakukannnya?guna membuktikan kebenaran pengakuannya itu, maka ia akan meyakini bahwa dia itu jujur, karena seandainya dia itu pembohong, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya melalui mukjizat, karena pembenaran terhadap seorang pembohong adalah meletakkan manusia ke lembah kebodohan dan keburukan, sedangkan Allah SWT tidak akan melakukan suatu perbuatan yang buruk.

Untuk mengidentifikasi kedudukan ishmah dan kenabian, tidak ada kalan lain yang bersifat umum, kecuali salah satu dari dua jalan ini.

Namun perlu diingat, bahwa khusus untuk para cendekiawan dan ahli ilmu, terbuka jalan lain , mereka dapat mentelaah undang undang dan hukum agama dan membikin perbandingan antara undang-undang tersebut dan undang-undang lainnnya dan memahami mashlahat dan kelebihan-kelebihannnya, Dan mereka dapat memeriksa dan meneliti perilaku dan ucapan orang yang mendakwa sebagai Nabi dan melalui cara ini, mereka dapat mendapatkan dukungan dan bukti-bukti untuk membenarkan dakwaannnya dan memperkukuh kekuatan imannya.

Akan tetapi, untuk melalui jalan ini, tiada memungkinkan bagis setiap orang dan cara ini tiada akan bernilai kecuali untuk mengkonfirmasikan kedudukan kenabian dan memperkuat kekuatan iman. Di Dalam al-Quran telah disebutkan beberapa mukjizat untuk sejumlah nabi, dan siapa saja yang meyakini al-Quran sebagai kitab samawi. Maka ia tiada jalan lain kecuali menerimanya. Kisah tongkat Musa yang berubah menjadi ular yang sangat besar dan hidupnya orang yang telah mati dan pulihnya orang yang buta sejak dari kandungan melalui Nabi Isa tiada dapat diingkari. Masalah kalau Nabi isa berbicara sejak berada di ayunan

Hanya Pencipta manusia dan alam

ini yang mengetahui dengan

sepenuhnya semau sisi maslahat dan

mafsadan manusia yang sebenarnya.

Dia mengetahui dengan baikjalan

kesempurnaan dan menjauhi

marabahaya serta dapat memberikan

hukum dan ketetapan yang sempurna

yang dapat menjamin kebahagiaan

duniawi dan akhirat manusia

merupakan penjelasan Al-Quran yang begutu jelas.

7 SEMUA PERLU TAHU

Jumlah para Nabi

Dari sejumlah hadis dapatlah dipetik kesimpulan bahwa Allah SWT telah mengutus 124.000 Nabi untuk memberi petunjuk manusia. Dan yang pertama dari mereka, adalah Nabi Adam as dan yang paling terakhir ialah Muhammad ibn Abdullah.*

Para Nabi terbagi menjadi beberapa kelompok, sebagian dari mereka, menerima tugasnya melalui wahyu, namun mereka tidak ditugaskan untuk menyampaikannya. Kelompok lainnya, mereka diberi juga kewajiban untuk menyampaikannya. Sebagian dari mereka memiliki agama dan syariat yang khusus, sedangkan sekelompok lainnya mereka tidak membawa syariat khusus melainkan mereka hanya menyebarluaskan syariat nabi lainnya dan betapa sering di satu masa, sejumlah nabi sedang melakukan kewajiban dan tugasnya di berbagai negeri yang berbeda.

Nabi Nuh as dan Ibrahim , Musa dan Isa dan Muhammad SAW merupakan Nabi yang paling mulia dan membawakan syariat yang khusus dan mereka dinamakan dengan ulul-al azmi.

Sebagian dari Nabi memiliki kitab seperti Nuh Ibrahim, Musa dan Isa serta Muhammad. Sebagian lainnnya tidak membawa kitab, sebagian dari mereka diutus untuk seluruh manusia, dan sebagiannya lagi diutus untuk masyarakat tertentu dan terbatas.

Muhammad Penutup Para Nabi

Muhammad ibn Abdillah merupakan salah satu diantara Nabi besar dan paling mulia diantara mereka dan dialah nabi kita ummmat muslimin. Tatkala Muhammad diutus sebagai rasul, peringkat pemahaman umat saat itu memungkinkan mereka dapat menerima undang terbaik.

Mereka mengerti tentang pengathuan atau makrifah yang tertinggi berkat upaya, kerja keras dan pengorbanan terus menerus dan panjang para nabi terdahulu. Di saat seperti itulah, Muhammad diutus guna menyampaikan program sempurna dan hukum yang lengkap kepada ummat manusia.

Hukum dan perintah-perintah Islam pabila dilaksanakan , maka ia akan menjamin kebahagiaan manusia baik di dunia maupun akhirat, hukum dan undang undang itu sudah cukup untuk mengarahkan masyarakat era Nabi dan bahkan juga cukup untuk menjamin kebahagiaaan masyarakat era sekarang dan generasi-generasi modern mendatang.

Siapa saja yang mentelaah dan mempelajari undang-undang dan pengetahuan islam dengan keingintahuan yang besar dan membandingkannya dengan undang-undang yang lainnya, maka kelebihan undang-undang islam tersebut akan menjadi jelas kepadanya. Oleh sebab itulah, Muhammad adalah Nabi yang terakhir da penutup para Nabi. Setelah beliau, tidak ada Nabi yang lainnya.

al-Quran mengenalkan beliau sebagai penutup para Nabi sebagaimana dalam ayat berikut, muhammad itu sekali-kali bukanlab bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup nabi-nabi. (QS. al-Ahzab: 40) Tema kepenutupan Muhammad merupakan suatu pokok aqidah. Siapa yang mengingkarinya, ia tidak akan terhitung sebagai muslim.

Mukjizat yang abadi

Rasulullah SAW memiliki mukjizat yang terjadi di sepanjang hari-hari kehidupannya dan telah disinggung di dalam buku buku sejarah dan hadis. Di samping itu, al-Quran merupakan mukjizat abadi dan bukti yang jelas kenabiannya.

Rasulullah saw mengenalkan al-Quran sebagai mukjizat dan secara resmi al-Quran mengyebutkan dirinya sebagai mukjizat dan mengatakan kepada ummat manusia, Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyu kan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu. (QS. al-baqarah:23).

Ayat lain mengatakan,"sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yangh serupa dengannya (QS. al-Isra:88).

Musuh musuh Islam meksipun mereka itu tidak pernah enggan untuk melakukan berbagai cara untuk menghancurkan islam, dan bahkan hadir dalam perang-perang yang sangat membahayakan, dan di jalan ini mereka mengalami banyak kerugian baik secara jiwa dan finansial, namun mereka tidak dapat memerangi alqur;an Muhammad dan membawakan sebuah surat yang seperti al-Quran, padahal, sekiranya persoalan ini memungkinkan buat mereka, tanpa diragukan mereka akan mendahulukan cara ini ketimbang cara-cara yang sulit lagi berbahaya dan mereka akan menyelamatkan diri dari semua kepayahan dan kesulitan tersebut.al-Quran diturunkan kepada Muhammmad dalam jangka waktu 23 tahun secara gradual.

Para sahabat rasul mencatat ayat-ayat yang turun tersebut dan sekaligus menghafalkannya sesuai dengan aslinya, kemudian diumpulkan dan berupa yang seperti sekarang ada di tangan kita , al-Quran adalah satu satunya kitab samawi yang tidak terjadi padanya sedikitpun perubahan dan penyelewengan dan sampai ke tangan generasi generasi berikutnta tanpa ada yang dikurangi ataupun ditambahi, dan al-Quran adalah kitab amal dan untuk dipraktikkan.

Apabila ummat Islam ingin bahagia dan mulia serta menemukan kembali kewibawaan dan kehormatan mereka yang telah hilang, maka tiada jalan lain kecuali mereka ikut program-program serta perintah-perintah al-Quran dan dengan mempraktikkannya, mereka dapat menyelesaikan problematika sosial dan penyakit-penyakit kemasyarakatan yang sedang dialaminya.

Sejarah ringkas Kehidupan Rasul SAW

Nama ayahnya adalah Abdullah dan nama ibunya Aminah. Beliau lahir di Mekkah pada tanggal 17 bulan Rabiu al awwal, di tahun yang dinamakan tahun gajah, dan pada tanggal 27 Rajab, di dalam usianya yang ke 40, beliau diutus sebagai Nabi. Beliau menetap di mekkah selama 13 tahun dan mengajak manusia secara sembunyi sembunyi dan terbuka kepada ajaran islam , dan selama itu, sekelompok manusia beriman kepadanya, namun orang-orang kafir dan penyembah berhala dengan keseriusan yang luar biasa, mereka menghalangi dan menghambat kemajuan dan perkembangan Islam dan mereka berupaya untuk menggangu dan menyakiti ummat islam dan khususnya rasul SAW , sampai pada suatu tahap, nyawa Rasul berada di ambang bahaya , dan saat itulah, beliau terpaksa hijrah , dan kaum muslimin sedikit demi sedikit ikut bergabung dengan beliau , dan kota Madinah berubah menjadi ibu kota pemerintahan Islami yang pertama dan menjadi basis militer. Rasul SAW selama sepuluh tahun di Madinah menyampaikan hukum dan membimbing masyarakat dan mengatur urusan sosial dan pasukan islam selalu dalam keadaan siap siaga untuk mempertahankan dan membela Islam. Rasul SAW hidup di dunia selama 63 tahun dan pada tahun 11 Hijriyah, yakni pada tanggal 28 bulan Shafar, beliau wafat dan dimakamkan di kota Madinah.

Rasul SAW semenjak masa kanak-kanak , telah begitu sopan dan jujur dan benar perilakunya, dan dari itulah, beliau dijuluki Muhammad al amin (yang terpercaya). Dari segi akhlak dan perilaku, beliau begitu terpandanf di zamannya , ia tidak pernah berbohong atau khianat , tidak pernah berbuat dzalim dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk dan menghormati manusia.

Begitu baik budi pekertinya, dan rendah hati, beliau begitu peduli dan sering kali membantu orang-orang miskin dan membutuhkan, dan beliau selalu melakukan apa yang dikatakan oleh lisannya. Dan lantaran akhlak beliau yang mulia inilah, masyarakat condong kepada Islam dan mereka masuk Islam atas kehendak bukan atas dasar paksaan.

Imam ja'far Shadiq mengisahkan: "Seorang fakir datang menemui rasul SAW dan meminta bantuan, Rasul berhutang sejumlah kurma kepada salah seorang Anshar dan memberikannya kepada si peminta. Selang beberapa lama, rasul tidak menemukan kurma untuk dibayarkan kepada lelaki Anshar itu. Pada suatu hari lelaki Anshar itu datang meminta kurmanya, Rasulullah saw berkata, 'Sekarang ini, aku belum punya. Nanti saat aku memperolehnya., aku akan membayarnya. Sekali lagi lelaki Anshar itu datang dan mendengarkan jawabannya yang sama dari rasul SAW. Pada kali ketiga, ketika ia mendengarkan jawaban yang sama dari Rasulullah Saw, ia berkata, 'Sampai kapan engkau akan mengatakan, 'Insya Allah, aku akan membayar?" Mendengar jawaban yang tidak mengenakkan tersebut, rasul tersenyum dan kemudian berkata: 'Adakah orang yang bersedia menghutangi kurma kepadaku?' Seorang lelaki berkata: 'Ya rasul Allah! Aku akan memberikannya.' Rasul berkata: 'Berikan sejumlah kurma kepada lelaki ini.' lelaki Anshar itu berkata, 'Aku tidak memiliki piutang lebih dari separuh yang engkau berikan kepadaku, Rasul berkata, 'Separuh sisanya, aku berikan kepadamu.'"

Undang-undang Islam

Undang-undang Islam bukan hanya bersifat hukum ritual dan kewajiban individual, melainkan Islam merupakan sebuah sistem sosial yang sempurna dan memiliki hukum dan program di dalam semua aspek kehidupan manusia. Islam memiliki program dan undang-undang berkaitan dengan urusan sosial, politik, pidana dan madani.

Rasul SAW dan Ali ibn Abi Thalib memerintah terhadap muslimin dengan menjalankan undang-undang yang seperti ini, dan ummat awal islam mencapai semua kemajuan dan perkembangan yang sangat luar biasa lantaran melaksanakan program-program tersebut dan membangun pemerintahan yang kukuh, kita memiliki keyakinan bahwa undang-undang Islam adalah lebih baik da sempurna dibanding undang undang lainnnya.

Dan jika undang-undang tersebut dipraktikkan secara utuh di tengah manusia dan digunakan untuk mengatur urusan kemasyarakatan, maka manusia akan merasakan kebahagiaan , dan kedzaliman akan tercerabut, dan perdamaiaan dan ketulusan akan mengganti perang dan perdebatan, dan kemiskinan dan pengangguran akan hilang.

Kita yakin, Undang-undang islam tidaklah kurang dan bahkan tidak memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Kita mengetahui bahwa yang mensyariatkan Islam itu mengenal benar mashlahat manusia yang sebenarnya dan telah memberikan undang-undang yang terbaik kepada mereka. Kita yakin, setiap undang-undang yang bertentangan dengan al-Quran, ianya tidak selaras dengan kemashlahatan manusia yang sebenarnya serta tidak memiliki nilai.

Kita yakin bahwa kita harus mengikuti perintah-perintah Islam di dalam semua lini kehidupan agar kita memperoleh kebahagiaan.

Kita tahu bahwa kondisi menyedihkan ummat islam bukanlah disebabkan oleh Islam itu sendiri, melainkan semua penderitaan ummat islam sebagai akibat dari berplingnya mereka dari hukum dan undang-undang Islam, sebab undang-undang Islam ita belakangi dan malah kita mencari obat dari selain Islam untuk mengobati penyakit-penyakit sosial dan kita hanya mencukupi dengan islam secara luar atau kulitnya saja, maka kita hari ini jatuh ke hari yang hitam ini.

Kita yakin, apabila ummat Islam ingin menemukan kembali kemuliaan dan kebesarannnya dan menjadi bangsa yang maju dan menonjol di dunia ini, maka tiada cara lain, kecuali mereka menjadi muslim-muslim yang sejati dan melaksanakan seluruh undang undang islam dan mengambil ilham dari sprogram-program sosial al-Quran , namun selagi undang-undang Islam dan program -programnya hanya dalam bentuk tulisan dan tidak diaplikasikan , maka ummat Islam jangan berharap akan maju dan berkembang.

8 SEMUA PERLU TAHU

Imamah

Dalam pembahasan nubuwah telah terbuktikan bahwa Allah SWT yang maha bijaksana lazim mengutus para Nabi untuk memberikan petunjuk kepada ummat manusia dan mengajarkan undang undang dan hukum yang dapat menyampaikan manusia kepada kebahagiaan dan kesempurnaan , kini kita mengatakan, lantaran kehidupan Rasul di dunia ini tidaklah abadi, dan dengan kewafatannnya, mungkin saja hukum hukum ilahi yang diturunkan untuk memberikan petunjuk kepada masyarakat menjadi hilang atau sirna, maka sepeninggal Rasul, haruslah ada orang yang menjaga hukum hukum ilahi ini tanpa dikurangi atau ditambah dan dia berupaya merekam dan menyampaikan hukum tersebut serta memelihara agama serta menjalankan hukum-hukum Allah yang menjadi jaminan kebahagiaan ummat manusia dan mengurusi urusan urusan agama dan keduniaaan masyarakat supaya jalan untuk sampai kepada kesempurnaan dan kebahagiaan terbuka bagi manusia dan hubungan antara Allah dan manusia tidak terputus , orang yang seperti ini dikatakan sebagai Imam dan pengganti Nabi.

Imam merupakan penjaga dan pemelihara ilmu Rasul , Imam adalah individu yang paling sempurna dan manusia tauladan dari sisi agama , dan Imam adalah pemimpin manusia dan dia telah melewati jalan kesempurnaan dan kebahagiaaan dan memberi bimbingan dan petunjuk kepada orang-orang lain untuk berjalan di jalan yang lurus.

Sifat-sifat Imam

Imam tak ada bedanya dengan Nabi?juga harus terpelihara dari kesalahan dan lupa dalam belajar hukum dan menyampaikan serta melaksanakannnya sehingga hukum-hukum ilahi tetap terpelihara di sisi mereka tanpa dikurangi dan ditambah dan tidak menyelewengkan masyarakat dari rel lurus keberagamaan dan agar jalan pintas kesempurnaan yang hanya ada satu tidak tertutup, maka Imam haruslah terpelihara dari dosa dan maksiat dan mengamalkan apa yang dikatakannya sehingga ucapannnya tidaklah jatuh dari nilai dan krebilitas dan masyarakat tetap mempercayainya, dan bila Imam melakukan dosa, maka perbuatan-perbuatannnya yang bertentangan dengan syariat, akan menjadi contoh bagi masyatakat, dan melalui perilakunya tersebut, otomatis para Imam tersebut telah mengajak orang lain untuk menentang hukum hukum syariat. Maka Imam harus makhshum, artinya, melaksanakans emua hukum agama dan terhiasi dengan hakikat dan batin hukum agama.

Ilmu Imam

Imam haruslah mengetahui semua hukum dan undang-undang agama. Dan dia harus mengetahui setiap persoalan yang diperlukan untuk maqom kepemimpinannya sehingga hukum hukum agama ada di sisinya dan tidak kekurangan atau tidak kuasa dalam memberikan petunjuk dan mengelola masyarakat dan jalan utama yang lurus menuju kebahagiaan tetap ada.

Keutamaan dan kesempurnaan Imam

Sebelumnya telah terbuktikan bahwa Imam melaksanakan semua hukum agama dan berjalan di inti syariat , dari sebab itulah, merekalah manusia yang paling sempurna dan terbaik, dimana mereka berjalan di rel yang lurus agama dan membawa orang lain ke jalan itu serta menjadi penunjuk jalan buat mereka. Imam adalah contoh sempurna agama dan di dalam wujudnya yang suci, dapat disaksikan seluruh hakikat dan makrifah ilahiyah.

Mukjizat

Dari sejumlah riwayat dan hadis dapatlah disimpulkan bahwa para Imam suci, seperti halnya para nabi, memiliki mukjizat dan dapat melakukan berbagai perbuatan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan adakalnya ketika keadaan mendesak dan pembuktian maqom ishmah dan imamah bergantung kepada pelaksanaan mukjizat, mereka mendatangkan mukjizat.

Barang siapa merujuk kepada kitab kitab hadis dan manaqib serta sejarah dan mempelajari serta mengkaji mujkjizat mukjizat yang begitu banyak yang telah dinisbatkan kepada para Imam suci dengan pikiran yang terlepas dari fanatisme dan murni bersih, maka ia akan menemukan keyakinan bahwa secara ringkas, mereka yakni para Imam memiliki mukjizat dan perbuatan perbuatan di luar kewajaran.

Hanya saja bukanlah maksud kami bahwa semua mukjizat yang dinisbatkan kepada para Imam suci adalah benar, melainkan mungkin terdapat juga hal-hal yang batil di antara mereka dan tidak diketahui.

Cara Mengenal Imam

Dengan salah satu dari dua jalan ini, Imam dapat dikenali:

Pertama, nabi atau Imam sebelumnya telah mengenalkannya dan menunjuknya sebagai pengganti dan pimpinan masyarakat. Dan jika Allah dan rasul-Nya dan juga para Imam sebelumnya tidak mengenalkan Imam, maka manusia sendiri tidak akan dapat mengenali Imam dan memilih pemimpin dan pemuka mereka, sebab, sebagaimana telah dibuktikan sebelumnya, bahwa Imam masyarakat haruslah terpelihara dari dosa dan yang termulia dan teralim di tengah ummat, dan selain Allah dan Rasul-Nya tidak ada yang mengetahui maqom ishmah itu.

Manusia manusia biasa tidak dapat mengidentifikasi di antara makhshum dan yang bukan makhshum. Kesempurnaan dzatiyah dan ilmu-ilmu malakutinya tidak ada yang mengetahuinya selain Allah dan rasul-Nya.

Cara kedua, apabila Imam melakukan suatu perbuatan yang di luar kemampuan manusia pada umumnya atau mukjizat, maka imamahnya akan dibenarkan dan diakui kebenarannya, karena pabila dia berbohong dalam dakwaaannnya, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya dengan mukjizat.

Perbedaan Imam dan Rasul SAW

Imam dan Rasul SAW berbeda dari beberapa sisi. Pertama, Rasul adalah pendiri agama dan pembawa hukum hukum syariat, namun Imam adalah pemelihara dan penjaga hukum hukum serta pelaksananya. Kedua, rasul SAW menerima hukum dan undang undang syariat melalui wahyu dan memiliki hubungan secara langsung dengan Tuhan semesta alam, namun Imam bukanlah penentu syariat, dengan artian, hukum hukum dan undang undang aagama tidaklah diwahyukan kepadanya , melainkan mereka menerimanya melalui Rasul dan terlibat dalam memberi petunjuk dan menjelaskan ilmu-ilmu Nabi.

Penentuan pengganti Nabi dan jumlah para Imam

Barang siapa di tengah masyarakat ?memiliki kedudukan dan maqom dan menduduki kursi kepemimpinan sebuah masyarakat, apabila ia ingin tidak masuk dalam waktu sementara atau temporal , maka tidak diragukan , maka ia akan memilih pengganti buat dirinya yang ditugasi memimpin dan mengelola masyarakat dan sudah barang tentu, ia tidak akan membiarkan masyarakat yang dipimpinnya itu tanpa pemimpin dan seorang yang mengatur mereka.

Rasul SAW juga benar-benar memperhatikan persoalan ini dan mementingkan urusan ini. Setiap desa atau kota yang jatuh ke tangan Islam, maka segera Rasul menentukan seorang pemimpin dan penguasa di sana, dan ketika beliau mengutus pasukan ke medan tempur, beliau menentukan atau menunjuk komandan dan adakalanya komandan-komandan cadangan, dan setiap kali beliau melakukan perjalanan ataupun menyertai perang, beliau menunjuk wakil dan menyerahkan urusan pengelolaan masyarakat Madinah kepadanya.

Rasul SAW yang merupakan pimpinan ummat Islam tidaklah lupa dari persoalan ini bahwa setelah wafatnya nanti, masyarakat muslimin memerlukan pemimpin yang suci yang mengatur urusan mereka melalui melaksanakan undang undang dan hukum ilahi dan berupaya dalam memajukan tujuannya. Rasul SAW mengetahui bahwa ummat Islam dapat bertahan sebagai sebuah bangsa dan ummat yang hidup dan kuat tanpa adanya kepemimpinan yang terpelihara dari dosa.

Oleh karena itulah, dapatlah dikatakan secara pasti, bahwa Rasul SAW dengan semua kepedulian dan perhatiannya terhadap keteraturan dan kedisiplinan umum dan kelanggengan dasar Islam, adalah mustahil , kalau beliau meninggal dunia dengan tidak menunjuk wakil atau pengganti untuk dirinya, dan lalu membiarkan masyarakat Islam yang masih muda tanpa pengasuh dan pemimpin, kalau beliau wafat.

Selain dari itu, sebelumnya telah terbuktikan bahwa Imam haruslah ditentukan dan ditunjuk oleh Allah dan Rasulnya , karena selain Allah dan Rasulnya tiada seorangpun yang mengetahui kemakshuman.

Rasul SAW bukan hanya tidak menunjuk khalifah setelah wafatnya nanti secara langsung, bahkan beliau jauh jauh telah mengenalkan dan menyebut nama nama para Imam setelah beliau nanti. Dalam banyak hadis yang diriwayatkan dari Rasul SAW , bahwa telah disebutkan oleh beliau jumlah para Imam adalah dua belas. Rasul SAW bersabda: ? Setelahku, akan ada dua belas khalifahdan kesemua mereka dari Qurays. Orang yang pertama dari mereka adalah Ali dan yang terakhir adalah Mahdi yang dijanjikan. Dan dalam sebagian riwayat disebutkan, bahwa nama semua 12 Imam itu disebutkannya satu per satu.[1]

BIOGRAFI SINGKAT PARA IMAM

1.Imam Ali

Rasulullah SAW semenjak awal bi'tsah sehingga wafat, telah mengenalkan Imam Ali ibn Abi Thalib as. sebagai pengganti dan Imam Muslimin. Pada tahun akhir dari usianya, beliau pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sekembalinya dari perjalanan tersebut, tatkala tiba di telaga Khum ( Ghadir- Khum) , telah turun sebuah ayat dari Allah yang berbunyi,hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu. dan jika kamu tidak kergakan (apauang dipertintahkan itu, berarti) kamu tidak menyam paikan amanat-Nya. allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesunggunya allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Maida: 67)

Rasulullah SAW berhenti di tempat itu dan memerintahkan agar semua muslimin berhenti. Lebih dari 70 ribu orang berkumpul di tempat itu dan Rasul mengintruksikan agar dibuat mimbar dan beliau naik ke atas mimbar dan mengangkat tangan Ali ibn abi Thalib as. dengan tangannya sendiri agar manusia yang berkumpul di situ dapat melihat Ali dan lalu rasul bersabda: ? Barang siapa yang menjadikanku sebagai Maula ( yang berkuasa terhadap dirinya) , maka Ali juga Maulanya , Allah penolong setiap orang yang mencintai Ali dan cintailah Ali dan musuhilah siapa saja yang memusuhinya.