6 SEMUA PERLU TAHU
Kenabian
Allah SWT mengutus para Nabi guna memberi petunjuk kepada manusia dan menyerahkan kepadanya hukum-hukum yang diperlukan kepada manusia. Dalil persoalan ini, adalah tujuan penciptaan manusia bukanlah hanya untuk hidup beberapa saat di dunia ini, dan memperoleh nikmat-nikmat ilahiyah, dan menyelesaikan priode dan usia pendeknya yang terbatas dengan ribuan usaha dan jerih payah dan mebertahan di dalam menghadapi berbagai jenis penderitaan, lantas mati dan binasa.
Apabila seperti ini, penciptaan manusia dan dunia akan sia-sia dan tiada berguna. Sedangkan Allah SWT adalah mustahil melakukan sesuatu yang sia-sia , maha suci Allah SWT dari itu semua.
Allah SWT menciptakan manusia untuk tujuan yang lebih tinggi. Allah SWT menciptakan manusia untuk memperoleh keutamaan dan kesempurnaan insani dan mendapatkan kelayakan untuk memperoleh kedudukan dan maqom yang menyampaikannya kepada pahala di akhirat kelak.
Oleh yang demikian, manusia memerlukan program yang sempurna dan hukum-hukum serta undang-undang sosial yang dari satu sisi mendisiplinkan kehidupan dunianya dan mencegah gangguan dan kearoganan orang-orang lain, dan menjamin hak-hak dan kebebasan serta ketenangannnya.
Dan di sisi lain, undang-undang tersebut memberikan jalan bagi kesempurnaan kemanusiaaan dan shirat mustaqim keberagamaan dan kembali kepada Allah SWT dan mengajarkan kepadanya jalan kesempurnaaan kesempurnaaan dan kemuliaaan jiwa, dan memberitahu tentang akhlak-akhlak yang buruk dan sebab sebab penyelewengan , namun akal yang pendek dan kurang manusia tidak mampu membuat dan menyusun undang-undang dan konsep-konsep sempurna seperti ini dan menyerahkannya kepada ummat, sebab:
Pertama, ilmu dan informasi manusia adalah terbatas dan kurang, dan tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai kebutuhan manusia dan sisi sisi baik dan buruk serta bagian-bagian konflik atau sengketa antara undang-undang tersebut.
Bukti dari klaim ini adalah bahwa ummat manusia sejak awal kelahirannnya hingga sekarang, senantiasa berupaya untuk menyusun undang-undang yang sempurna untuk mengatur masyarakat, dan mereka telah bersusah payah di jalan ini dan membelanjakan uang yang banyak , akan tetapi sampai saat ini, mereka belum dapat menemukan undang undang yang diinginkan dan ideal itu, setiap hari mereka mengesyahkan undang undang, namun tidak lama kemudian, manusia menyadari akan kekurangannya, ataupun secara total merombaknya ataupun memperbaikinya dengan meratifikasi ( tabshirah-tabshirah) pasal-pasal yang baru.
Kedua, gharizah atau naluri egoisme dan mencari keuntungan di dalam jiwa para peletak undang-undang manusia itu tidak pernah mengijinkan untuk menutup mata dari kepentingan diri dan sanak keluarganya dan mereka tidak dapat melihat manusia dengan pandangan yang sama dan menjadikan kemashlahatan dan kepentingan manusia secara umum sebagai tujuannya dan setiap kali mereka memutuskan untuk tidak mengikuti dorongan keegoannya dan fanatisme dan menunjukkan prinsip kemanusiaa yang benar itu, namun pada akhirnyam watak dan nalurinya yang liar mengalahkan niat baik itu dan di luar kesadarannnya, ia telah berada di jalur mencari keuntungan.
Faktor berikutnya, para penyusun undang-undang manusia tidak mengetahui keutamaan dan kesempurnaan spiritual dan jahil terhadap program hidup spiritual. Dan mereka tidak melihat kebahagiaan manusia kecuali pada sisi urusan bendawi, padahal, kehidupan duniawi manusia tidak terlepas dari kehidupan spiriualnya, dan berlangsung hubungan yang dalam antara mereka.
Hanya, pencipta manusia dan alam ini yang mengetahui dengan sepenuhnya semua sisi mashlahat dan mafsadah manusia yang sebenarnya, dan mengetahui dengan baik jalan kesempurnaan dan menjauhi marabahaya dan dapat memberikan hukum dan ketetapan yang sempurna yang dapat menjamin kebahagian duniawi dan akhirat manusia.
Dengan dasar inilah, kita mengatakan, Allah SWT yang maha bijaksana, tidak pernah meletakkan manusia di lembah kebingungan dan kejahilan, melainkan luthuf-Nya yang tiada batas menuntut atau melazimkan agar Tuhan menyediakan undang-undang dan program program yang diperlukan oleh manusia melalui para Nabi pilihannya.
Para nabi merupakan orang-orang pilihan dan unggul, yang dapat menjalin hubungan dengan Tuhan semesta alam dan menerima hakikat dan hubungan seperti ini dinamakan wahyu dan wahyu adalah sejenis hubungan dan kontak khusus yang terjalin antara Tuhan dan Nabi. Nabi menyaksikan hakikat dunia melalui mata batin dan mendengar ucapan ucapan ghaib dengan telinga hati dan menyampaikannya kepada orang lain.
Syarat-syarat Kenabian
1. Ishmah, yang artinya Nabi itu harus suci dari dosa, yakni Nabi harus memiliki kekuatan dan kemampuan ghaib sehingga ia tidak melakukan dosa dan terselamatkan dari kesalahan dan dosa, sehingga mereka dapat menyampaikan hukum hukum Allah SWT yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk manusia tanpa dikurangi dan ditambah.
Pabila rasul atau nabi sendiri berbuat maksiat dan berbuat melanggar apa yang dikatakannnhya, maka ucapannnya akan kehilangan kredibilitas dan makna sebab ia telah melanggar ucapannya sendiri dengan amal perbuatannnya dan secara praktik, ia mengajak manusia kepada dosa dan menentang undang-undang ilahi dan persoalan ini tidak dapat diragukan bahwa tabligh secara amaliah adalah lebih berpengaruh dari dakwah secara lisan.
Sekiranya Nabi adalah sering berbuat salah dan dosa dan lupa, maka kepercayaan akan dicabut darinya, dan perkataan-perkataannya tidak akan memiliki nilai lagi.
2. Ilmu, nabi harus mengetahui semua hukum dan undang-undang yang lazim atau perlu untuk kebahagiaan duniawi dan akhirat manusia, dan ia tidak boleh jahil atau bodoh dengan satupun persoalan yang diperlukan untuk memberi petunjuk manusia sehingga ia dapat memberitahukan kepada manusia jalan yang benar kesempurnaan dan program-program kebahagiaaan manusia secara sempurna dan mengenalkan kepada ummat jalan lurus agama yang hanya ada satu jalan dan terdapat hubungan yang dalam antara bagian bagiannya.
3. Mukjizat, mukjizat adalah suatu perbuatan di luar kewajaran yang terjadi dari sebab sebab tidak biasa dan tenaga manusia tidak akan mampu melakukannya. Lantaran Nabi mendakwa dapat menjalin hubungan dengan alam ghaib dan tuhan semesta alam--tidak sebagaimana biasanya--dan memperoleh ilmu langsung dari Tuhan.
Dan mendakwa bahwa telah diutus oleh Allah SWT untuk memberi pengajaran dan membimbing manusia, maka ia harus membuktikan klaim-klaimnya, ia harus melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa dan dipastiakn manusia tidak kuasa melakukannnya, sehingga dengan cara itu, kenabiannya serta pengakuannya memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT, dapat dipercayai oleh manusia dan perbuatan perbuatan seperti ini dinamakan dengan mukjizat.
Secara ringkasnya, karena Rasul mendakwa menjalin hubungan dengan Allah SWT, maka ia harus menunjukkan kerja kerja yang biasa dilakukan oleh Allah sehingga pengakuannya itu dapat dibuktikan dan diterima.
Namun jangan sampai hal ini dilupakan, bahwa program para Nabi bukanlah sedemikian rupa sehingga mereka total tidak menggunakan sebab-sebab yang wajar dan senantiasa menggunakan mukjizat dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya, melainkan di tempat dimana keharusan telah menuntut dan pembuktian kenabian bergantung kepada pendatangan mukjizat, maka para Nabi melakukannya.
Cara mengenal Nabi
Telah terbuktikan bahwa seorang Nabi memiliki kedudukan yang sangat luar biasa yang mana mereka dapat menjalin hubungan dengan Allah SWT dan menerima hakikat melalui wahyu, nabi memiliki suatu kekuatan luar biasa kemaksuman ( keterpeliharaan dari dosa) dan adalah jelas, kalau kedudukan atau maqom penting ini tidaklah dimiliki oleh setiap orang, dan oleh yang demikian, hanya dengan satu daru dua cara, para Nabi itu dapat dikenali dan kebenarannya diketahui.
Cara atau jalan pertama, ada nabi lain yang kenabiannya telah terbuktikan yang membenarkannya, atau sebelumnya telah memberitahukan kedetangan Nabi itu serta menjelaskan tanda-tandanya.
Jalan kedua, hendaknya dia membawa mukjizat untuk kebenaran perkataaannnya dan melakukan suatu pekerjaaan yang manusia tiada akan pernah dapat melakukannya. Ketika manusia melihat seseorang mendakwa sebagai Nabi dan mengatakan bahwa dia adalah utusan Allah SWT untuk memberi petunjuk manusia dan dia melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia biasa untuk melakukannnya?guna membuktikan kebenaran pengakuannya itu, maka ia akan meyakini bahwa dia itu jujur, karena seandainya dia itu pembohong, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya melalui mukjizat, karena pembenaran terhadap seorang pembohong adalah meletakkan manusia ke lembah kebodohan dan keburukan, sedangkan Allah SWT tidak akan melakukan suatu perbuatan yang buruk.
Untuk mengidentifikasi kedudukan ishmah dan kenabian, tidak ada kalan lain yang bersifat umum, kecuali salah satu dari dua jalan ini.
Namun perlu diingat, bahwa khusus untuk para cendekiawan dan ahli ilmu, terbuka jalan lain , mereka dapat mentelaah undang undang dan hukum agama dan membikin perbandingan antara undang-undang tersebut dan undang-undang lainnnya dan memahami mashlahat dan kelebihan-kelebihannnya, Dan mereka dapat memeriksa dan meneliti perilaku dan ucapan orang yang mendakwa sebagai Nabi dan melalui cara ini, mereka dapat mendapatkan dukungan dan bukti-bukti untuk membenarkan dakwaannnya dan memperkukuh kekuatan imannya.
Akan tetapi, untuk melalui jalan ini, tiada memungkinkan bagis setiap orang dan cara ini tiada akan bernilai kecuali untuk mengkonfirmasikan kedudukan kenabian dan memperkuat kekuatan iman. Di Dalam al-Quran telah disebutkan beberapa mukjizat untuk sejumlah nabi, dan siapa saja yang meyakini al-Quran sebagai kitab samawi. Maka ia tiada jalan lain kecuali menerimanya. Kisah tongkat Musa yang berubah menjadi ular yang sangat besar dan hidupnya orang yang telah mati dan pulihnya orang yang buta sejak dari kandungan melalui Nabi Isa tiada dapat diingkari. Masalah kalau Nabi isa berbicara sejak berada di ayunan
Hanya Pencipta manusia dan alam
ini yang mengetahui dengan
sepenuhnya semau sisi maslahat dan
mafsadan manusia yang sebenarnya.
Dia mengetahui dengan baikjalan
kesempurnaan dan menjauhi
marabahaya serta dapat memberikan
hukum dan ketetapan yang sempurna
yang dapat menjamin kebahagiaan
duniawi dan akhirat manusia
merupakan penjelasan Al-Quran yang begutu jelas.