Imam merupakan penjaga dan
pemelihara ilmu rasul. Imam
adalah individu yang paling
sempurna dan manusia teladan dari
sisi agama. Imam adalah pemimpin
manusia dan dia telah melewati jalan
kesempurnaan dan kebahagiaaan dan
memberi bimbingan dan petunjuk
kepada orang lain untuk menapak di
jalan yang lurus
Umar adalah orang yang pertama kalinya yang berbaiat dengan Ali dan berkata: ? Wahai Ali! Selamat, engkau menjadi Maula dan pemimpinku dan seluruh orang mukmin. Setelah Umar, muslimin lainnnya berbaiat dengan Ali. Dan dengan demikian, di dalam udara yang panas membakar di Hijaz, tugas dan risalah penting tersebut telak dilaksanakan oleh Rasul SAW dan Ali secara resmi telah ditunjuk sebagai khalifah dan Imam.
Peristiwa penting ini terjadi pada tanggal 18 bulan Dzil Hijjah tahun kesepuluh Hijriyah dan oleh yang demikian, kami orang-orang syiah menjadikan hari itu sebagai hari raya dan untuk memperingati hari bersejarah itu, kami setiap tahunnya mengadakan majlis suka cita atau pesta guna mensyukuri nikmat kepemimpinan Imam Ali as.
Imam Ali as lahir di Mekkah pada tanggal 13 Bulan Rajab 23 tahun sebelum hijrah. Nama Ayahnya Abu Thalib dan nama ibunya Fatimah. Semenjak kecil, beliau ditarbiyah oleh Rasul SAW dan orang yang pertama yang mengimani kenabian Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW menikahkan putrinya yang sangat dicintainya yakni fatimah dengan Ali dan Ali menjadi menantunya. Kesempurnaan dan perjuangan serta pengorbanan Imam Ali untuk Islam sedemikian banyaknya sehingga tidak mungkin untuk dijelaskan. Dalam keberanian dan kepahlawanan, tiada yang dapat menandingi.
Beliau senantiasa menyertai perang dan selalu berada di barisan terdepan dan tidak pernah takut terhadap siapapun. Dan untuk membantu Islam dan menyebarluaskan tauhid , beliau berjihad , dan dalam peristiwa peristiwa yang sulit dan beresiko, beliau selalu tidak segan berkorban dan dalam ibadah dan takwa , dialah yang nomor wahid, dan dalam ilmu dan pengetahuan tiada yang menyamainya dan beliaulah harta karun ilmu kenabian dan beliau? selagi bisa? selalu memerangi kedzaliman dan kesewenang wenangan dan membela orang-orang yang tertindas dan membantu orang-orang yang miskin dan terlantar.
Imam Ali as menyukai bertani dan banyak mengisi hari harinya dengan menanam pohon dan menyuburkan tanah tanah yang kering dan membuat kanal kanal air.
Tatkala Rasul saw. wafat, sekelompok munafikin memutuskan untuk menyingkirkan Ali as. dari kursi khilafah. Kesempurnaan dan keutamaan dzatiyahnya telah diabaikan dan dengan semua anjuran dan perintah-Nabi, mereka telah melanggarnya , dan Ali as. disingkirkan dari khilafah dan pengganti rasul SAW. Mereka mendepak Ali as. dengan alasan alasan seperti Ali as. masih terlalu muda dan tidak cocok untuk khilafah atau Ali as. telah banyak membunuh orang dalam perang sehingga banyak orang yang menaruh dendam kepadanya.
Di masa kekhilafahan abu Bakar dan Umar serta Ustman yang berlangsung 25 tahun Imam Ali as. hidup menyendiri dan tidak banyak bergaul dan beliau menyibukkan diri dengan mendidik dan mentarbiyah orang-orang yang layak. Setelah terbunuhnya Ustman, masyarakat membaiat Ali as.
Imam Ali as. berkuasa selama kira kira empat tahun sembilan bulan.
Imam Ali as. meninggal pada usia 63 tahun tepatnya di malam 19 Ramadhan tahun empat puluh Hijriyah di Masjid Kufah di tangan ibn Muljam yang memutuskan lehernya dan beliau syahid pada malam 21 bulan Ramadzan dan dimakamkan di Najaf.
Kisah tentang Ali
Petugas baitul-mal Ali berkata: "Ada kalung yang terbuat dari mutiara di almari baitul mal. Suatu hari, salah seorang putri Imam Ali datang menemuiku dan meminjam dengan uang jamianan kalung tersebut dan berkata, 'Aku akan memakainya selama tiga hari raya iydul fitri dan setelah itu, aku akan mengembalikannnya dan jika rusak atau hilang, aku akan mengganti kerugiannya.'
Ketika Amirul mukminin menyaksikan sebuah kalung di leher putrinyadan mengetahui , beliau berkata kepadaku, 'Mengapa engkau berkhianat terhadap harta umum rakyat?' Aku kemudian menjelaskan kejadiannya dan aku katakan: 'Putrimu memberi jaminan apabila rusak atau hilang, dan bahkan aku sendiri juga menjadi jaminan untuk itu.' Imam berkata' 'Saat ini juga, ambillah kalung itu dari putriku. apabila setelah ini, engkau melakukan hal yang serupa lagi, aku akan memberikan hukuman terhadapmu.' putrinya itu berkata. "Ayahku, apakah sebatas ini pun, aku tidak berhak untuk meminjam kalung selama tiga hari untuk aku gunakan pada hari raya iydul adzha?! Imam Ali as menjawab, 'Wahai putri Ali! Janganlah engkau melanggar kebenaran! Apakah semua wanita Muhajir memiliki kalung seperti ini yang mereka kenakan sebagai hiasan pada hari raya?'"
Kisah lainnya
Suatu hari Imam Ali menyaksikan seorang wanita yang membawa sekantung air di pundaknya menuju ke rumah. Beliau menawarkan kepada perempuan tersebut untuk membawakan kantung atau ghirbah air dan wanita tersebut menerima tawaran tersebut dan di pertengahan jalan, Imam Ali berbasa basi sedikit dengan wanita itu dan menanyakan keadaannya, wanita itu berkata, "Ali ibn Abi Thalib as. telah mengirim suamiku ke salah satu perbatasan negeri dan suami terbunuh. Aku memiliki beberapa anak yatim dari suamiku itu, dan mereka sungguh hidup prihatin tanpa makanan dan pakaiaan, aku terpaksa menjadi pembantu rumah tangga demi memberi makan anak anakku." mendengar itu, Imam Ali as. seperti disambar petir tersentuh hatinya, dan dengan segera Imam Ali as. membawa kantung air itu ke rumah janda tersebut dan lalu kembali ke rumah dan di malam harinya, Imam Ali tidur dalam keadaan galau dan gelisah campur kecewa.
Pagi harinya, beliau membawa satu karung penuh makanan di pundaknya, dan pergi menuju rumah janda tersebut seraya berkata, "Bukakan pintu, aku membawa makanan untuk anak-anakmu. Wanita itu berkata: "Semoga Allah meridhoimu dan menghukum Ali lantaran mendzalimiku. Imam Ali masuk ke dalam rumah dan berkata kepada ibu anak anak yatim itu, "Apakah engkau yang akan memasak gandum ini, sedangkan aku menjaga anak anakmu, ataupun aku saja yang memasak, dan engkau yang menjaga anak-anak." Perempuan janda itu berkata, "akulah yang akan memasak roti karena itu lebih mudah bagiku, dan engkau jagalah anak anak."
Imam Ali as. menemani anak anak yatim dan bersenda gurau dengan mereka dan juga membantu memasak daging. Dan ketika roti dan makanan itu telah siap, tangan beliau yang suci menyuapi roti dan kurma serta daging ke mulut anak anak yatim itu seraya berkata: "Makanlah wahai anak-anakku dan maafkanlah Ali as." Seorang wanita tetangga janda tersebut mengenal Ali as. dan ia berkata kepada janda tersebut: "Lelaki ini adalah Imam Ali amir al mukminin. Wanita janda itu segera datang menghampiri Ali as. dan meminta maaf. Imam Ali as berkata, "akulah yang harus malu kepadamu yang sampai kini, tidak mengetahui penderitaanmu."
9 SEMUA PERLU TAHU
2. Imam Hasan bin Ali
Dengan perintah Allah SWT, Imam Ali as menunjuk Imam Hasan putranya sebagai penggantinya. Imam Hasan as. lahir di Madinah pada tanggal lima belas bulan Ramadzan tahun ketiga Hijriyah. Ayahnya adalah Ali as. dan ibunya Fatimah as. putri Rasul SAW. Rasul SAW sangat mencintai Hasan dan Husein as. dan mengenai mereka, beliau bersabda: "Hasan dan Husein adalah penghulu pemuda surga."
Imam Hasan menjabat sebagai khalifah dan Imam sepeninggal ayahnya, namun beliau dihadapkan kepada penentangan keras Muawiyah yang berkuasa saat itu di Syam. Sampailah urusannya sampai kepada perang dan pasukan Muawiyah sudah berhadap hadapan untuk berperang , ketika Imam Hasan melihat kondisi pasukannya secara umum., dan juga pengkhianatan dari pimpinan mereka, akhirnya beliau menggagalkan perang dan terpaksa berdamai dengan Muawiyah.
Sebab sebab utama perdamaian Imam Hasan as adalah dua hal.
Pertama, meskipun jumlah pasukan Imam Hasan adalah banyak, namun mereka tidak tersusun dan berpecah belas dan di tengah mereka terdapat yang secara batiniahnya adalah munafik dan mendukung Muawiyah, bahkan mereka berjanji kepada Muawiyah untuk menangkap Imam Hasan dan menyerahkannya kepada Muawiyah. Imam Hasan melihat apabila ia memaksakan berperang dengan pasukan yang tidak loyak tersebut, ia pasti akan mengalami kekalahan, selain itu, lantaran perang-perang internal dan pertumpahan darah serta konflik yang berterusan, akan banyak pendukung Ali yang terbunuh nantinya, dan pasukan muslimin akan berkurang.
Kedua, Muawiyah telah menipu masyarakat dengan berpura-pura secara lahiriahnya menampakkan kesetiannya kepada islam dan ia berpura-pura membuat citra dirinya sebagai pembela agama dan orang-orang tertindas dan berkata, "Aku tidak memiliki tujuan selain dari menyebarluaskan Islam dan melaksanakan hukum hukum al-Quran. Namun Imam Hasan mengetahui bahwa Muawiyah telah berbohong dan tidak punya tujuan lain kecuali melanjutkan kekuasaannnya, namun apakah hal ini dapat dengan mudah dipahamkannya kepada masyarakat?
Oleh karena mempertimbangkan hal ini dan juga sisi sisi lainnnya, Imam Hasan as. memutuskan untuk memilih jalan damai sehingga kepribadian keji Muawiyah dan makar makarnya dapat diekspus kepada masyarakat dan beliau akan berusaha dalam keadaan damai itu?untuk mengenalkan Muawiyah dan kroni kroninya dalam pemerintahan sehingga tercipatalah landasan bagi sebuah revolusi yang mendasar.
Imam Hasan as hidup di dunia ini hanya 47 tahun, dan pada akhirnya dengan provokasi Muawiyah, beliau diracun oleh isterinya sendiri yang bernama Ju'dah. Dan pada tanggal 27 bulan Shafar, beliau wafat dan dimakamkan di pekuburan Baqi'.
Suatu kisah tentang Imam Hasan
Seorang lelaki dari Syam bertemu dengan Imam Hasan secara kebetulan, lantas ia mulai mencaci maki dan memburuk burukkan Imam Hasan as., namun cucu Rasul ini tidak menjawab dan hanya diam. Imam Hasan as. memahami kalau orang itu bukan orang Madinah, lantas Imam Hasan as. bersalam kepadanya dan tersenyum seraya berkata, "Aku rasa engkau adalah orang asing dan engkau telah salam paham. Apabila engkau meminta maaf, aku akan memaafkanmu, apabila engkau meminta sesuatu, aku akan beri, dan bila engkau meminta petunjuk, aku akan melakukannya untukmu. apabila engkau lapar, aku akan membuatmu kenyang, dan bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan memberimu pakaian, bila engkau miskin, aku akan membuatku berkecukupan, apabila engkau terusir, aku akan memberimu perlindungam, apabila engkau memiliki hajat atau keperluan, aku akan menunaikan hajatmu itu. Aku memiliki rumah yang luas dan harta yang banyak, apabila engkau datang ke rumahku, dan menjadi tamuku, itu adalah lebih baik."
Ketika lelaki Syam ini mendengar ucapan lembut Imam Hasan as, ia menangis dan berkata: ? Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah dan Imam. Allah lebih tahu dimanakah dia harus menempatkan khilafah dan risalahnya , wahai putra Rasul! Sebelum aku bertemu denganmu m engkau dan ayahmu adalah manusia yang paling benci , namun kini, aku melihatmu sebagai makhluk Allah yang terbaik, kemudian lelaki itu bertamu ke rumah Imam Hasan as dan selagi ia di Madinah, beliau menjadi tamu Imam Hasan as.
3. Imam Husain bin Ali
Imam Husein as lahir di Madinah pada tanggal 3 bulan Sya'ban tahun empat Hijriyah. Ayahnya adalah Ali dan ibunya Fatimah as putri Nabi. Imam Hasan atas perintah Allah SWT memilih saudaranya Imam Husein sebagai khalifah dan Imam. *
Di masa kekhilafahan Muawiyah, beliau hidup dalam kondisi yang sangat sulit, karena peraturan dan undang-undang agama, tidak dilaksanakan, dan keinginan keinginan Muawiyah telah menggantikan keinginan keinginan Allah dan rasul-Nya. Instansi pemerintahan Muawiyah melakukan segala sesuatu guna memusnahkan ahlil bait dan syiah (pengikut) Ali. Imam Husein bersabar dalam menghadapi keadaan yang pahit seperti itu sehingga Muawiyah meninggal dan putranya yazid menggantikannya.
Peristiwa Karbala
Yazid memerintahkan gubernur Madinah agar mengambil baiat dari Imam Husein untuknya dan bila membangkang, maka Imam Husein harus dibunuh. Gubernur Madinah menyampaikan perintah Yazid kepada Imam Husein as, dan Imam Husein meminta waktu semalam untuk mempertimbangkan persoalan tersebut, namun lantaran baiat dengan Yazid dan mensetujui khilafahnya dipandang oleh Imam Husein adalah tidak menguntungkan Islam dan jiwanya terancam, beliau terpaksa meninggalkan Madinah menuju Mekkah dan tinggal di Mekkah yang merupakan tempat yang relatif aman sebagai rumah Allah, dan pada tanggal 3 Sya'ban, beliau tiba di mekkah.
Konflik antara Yazid dan Imam Husein serta kepergian Imam Husein telah terdengar di berbagai kota. Masyarakat Irak yang tidak setuju dan puas dengan pemerintahan Muawiyah dan Yazid, terutama penduduk Kufah menulis banyak surat kepada Imam Husein dan mengundang beliau ke Irak. Di sisi lain, Imam Husein as berpikir bahwa Muawiyah dan Yazid telah menginjak-injak hukum dan undang-undang Islam. Kedua orang keji , ayah dan bapak ini sama sekali tidak segan segan melakukan kedzaliman dan kekejian demi mempertahankan kekuasaannya. Mereka berkuasa dengan mengatasnamakan Islam dan menyebut diri sebagai khalifah rasul SAW, dan karena itulah, Imam Husein khawatir , dasar islam menjadi hancur sebab ulah mereka. Kini, mereka mendesak Imam Husein agar memberikan baiat dan mendukung pemerintahan ilegal mereka, dan di sisi lain, Yazid telah mengutus sejulah orang khusus secara rahasia untuk membunuh Imam Husein as di Mekkah ataupun menangkapnya dalam keadaan hidup-hidup.
Dengan alasan inilah, Imam Husein memutuskan untuk meninggalkan Mekkah guna menjaga Islam dan berjuang memberantas kedzaliman bani Umayyah dan menjaga kehormatan dan kemuliaan rumah Allah, dan bangkit melawan pemerintahan Yazid yang semena-mena, lalu beliau bergerak menuju Kufah yang merupakan sentral orang-orang syiah dan mereka telah menjanjikan untuk memberi bantaun kepada Imam dan Imam Husein berpikiran mungkin dengan cara ini, beliau dapat mengambil haknya dan memerangi bani Umayyah.
Pasukan Yazid telah mengepung Imam Husein dan pasukannya di sebuah negeri bernama Karbala dan mereka tidak mengijinkan Imam Husein as dan para sahabatnya melanjutkan perjalanan ke Kufah. Kemudian datanglah intruksi dari Yazid , bahwa apabila Husein menyerah, maka ambillah baiat darinya dan kirim dia ke sisiku, agar aku ambil keputusan tentangnya , namun bila ia tidak mau menyerah, maka perangilah."
Imam Husein tidak menyerahkan dirinya kepada kehinaan dan tidak bersedia kompromi dengan pemerintahan tiranik Yazid dan beliau memilih berperang dengan pasukannnya yang sangat kecil dan sedikit jumlahnya dan bertahan di hadapan pasukan Yazid yang begitu banyak jumlahnya. Dan dengan penuh keberanian dan keperkasaaan, beliau dan para keluarga serta dan sahabatnya berperang dan membunuh sejumlah musuh.
Akhirnya, beliau sendiri dan saudara serta anak anak dan para sahabatnya menemui syahadah dan pada tanggal sepuluh 10 Muharram tahun 61 Hijriyah, beliau terbunuh dan dimakamkan di Karbala. Imam Husein as hiudp di dunia selama 58 tahun.
Kami ummat syiah, menjadikan hari asyura (10 Muharram) sebagai hari berkabung dan kesedihan. Pada tanggal tersebut (atau malah hari-hari sebelumnya), umat Syi'ah mendirikan majlis-majlis untuk mengingat pengorbanan dan jihad suci beliau agar jiwa berkorban dan perjuangan melawan kedzaliman senantiasa hidup di tengah kita. Tujuan Imam Husein as adalah membela agama dan berjuang melawan kedzaliman, dan kami tidak akan pernah melupakan tujuan suci ini. Imam Husein tidak bersedia menerima kehinaan dan mengajarkan kepada muslimin kemuliaan dan pengorbanan demi menjaga agama.
Imam Husein as terbunuh, akan tetapi ia tidak kalah. Sifat sifat mulia dan unggul kemanusiaan telah dibuatnya hiduo dan beliau secara praktik mengajarkan kepada masyarakat tentang kepahlawanan dan pengorbanan serta bagaimana seseorang harus beragama dan memerangi kedzaliman dan beliau telah mengungkap borok Bani Umayyah dan yazid yang berkuasa dengan mengatasnamakan khalifah Rasul dan membuat mereka malu di hadapan rakyat dan Imam Husein as telah membuat perbuatan-perbuatan keji mereka tampak di mata umum, Beliau telah menggoyang dasar pemerintahan bani Umayah dan menggagalkan makar makar keji mereka.
Untuk melanjutkan tujuan besar Imam Husein, tidaklah cukup dengan hanya mengadakan majlis-majlis duka dan menangis, melainkan tujuan beliau harus diketahui dan dipelajari dan bersungguh sungguh untuk merealisasikannya.