Ajaran Agama Terhadap Sifat Menyindir
Al-Quran memperingatkan penyindir terhadap nasib mereka yang suram, dan memperingatkan mereka tentang berbagai akibat perbuatan jahat mereka. Tertulis dalam Al-Quran:
"Sengsaralah setiap pemfitnah, pencemar nama baik".
lslam mewajibkan kepada kaum Muslimin untuk memperhatikan aturan-aturan akhlak dan tingkah laku yang baik guna memelihara persatuan lslam juga melarang memfitnah dan menyindir untuk menghindari permusuhan dan lemahnya hubungan persaudaraan. Oleh karena itu, adalah tugas setiap Muslim untuk memperhatikan hak-hak orang lain dan menjauhkan diri dari sifat menghina dan merendahkan mereka.
Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. berkata:
Seorang beriman menjadi lebih tenteram hatinya di dekat seorang beriman yang lain lebih daripada orang kehausan ketika menemukan air yang sejuk.
(Al-Kafi, jilid II, hal. 247)
Imam Al-Baqir a.s. berkata:
Cukuplah suatu kesalahan seseorang ketika mencari kesalahan-kesalahan orang dan tidak tahu bahwa ia mengalaminya, mengkritik orang lain karena sesuatu hal yang ia sendiri mengerjakannya, atau menyakiti sahabat karibnya yang oleh sebab itu tidak prihatin padanya.
(AI-Kaji, jilid II, hal. 459)
Datuk mereka, Imam Ali a.s. berkata:
Hindarilah persahabatan dengan orang-orang yang mencari kelemahan-kelemahan orang lain, karena persahabatan dengan mereka akan menjadikan tidak aman dari makar-makar mereka.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 148)
Kendati sebagian dari fitrah manusia adalah menolak kritikan, namun kita harus penuh perhatian terhadap kritik yang bersifat membangun. Di bawah bayang-bayang nasehat yang membangun kita mampu mempersiapkan berbagai unsur guna meningkatkan diri kita, Insya Allah.
Amirul Mukminin Ali a.s. mengingatkan kita akan kenyataan tersebut di atas ketika beliau berkata:
Biarlah orang yang paling dekat denganmu menjadi orang-orang yang membimbingmu untuk (menemukan) kelemahan-kelemahanmu, dan membantumu melawan berbagai inspirasi mu yang keliru.
(Ghurar AI-Hikam, hal. 558)
Berikut ini adalah dari buku karya Dr. Dale Carnegie, How to Win Friends and Influence People:
Kita harus mendengarkan kritik dan menerimanya, karena jangan sampai kita mengharapkan dua per tiga hari tindakan dan pemikiran kira benar. Albert Einstein mengakui bahwa sembilan puluh sembilan persen dari gagasan dan kesimpulannya salah. Ketika seseorang hendak mengkritik saya, saya lihat diri saya menjadi defensif bahkan tanpa mengetahui apa yang ingin ia katakan; namun ketika hal ini terjadi, setelah itu saya membenci diri saya sendiri. Kita semua lebih menyukai pujian dan sanjungan dan menolak celaan dan kritikan tanpa memperhatikan tingkat ketepatan dan keakuratan berbagai ulasannya. Sesungguhnya kita bukanlah anak bukti dan logika, tetapi anak perasaan. Berbagai pikiran kita menjadi seperti perahu layar yang dilambungkan oleh gelombang perasaan di tengah laut yang gelap. Saat ini banyak di antara kita yang percaya diri, tetapi dalam usia empat puluh tahun kita akan melihat ke belakang mengenai diri kira dan kita pun tertawa terhadap berbagai tindakan dan pemikiran kita.
Imam Ali a.s. berkata:
Barangsiapa yang mencari kesalahan orang lain harus memulai dari dirinya.
(Ghumr Al-Hikam, hal, 659)
Dr. H. Shakhter berkata:
Sebagai ganti dari mengeluh terhadap berbagai ucapan atau tindakan orang lain, lebih baik merenungkan berbagai problem dan penderitaan anda sendiri, dan bila mungkin memperbaikinya. Adalah wajib atas tiap orang di antara kita untuk merenungkan berbagai problem kita, menemukan kesalahan-kesalahan dan kelemahan kita, dan memecahkannya jika mampu.
(Roshd e Shakhsiat)
Orang yang bodoh mencoba menyembunyikan kelemahankelemahannya dan tidak berusaha untuk menghilangkannya.
Menurut Imam Ali a.s.:
Adalah suatu kebodohan dalam diri seseorang yang membuatnya memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain dan tidak melihat apa yang tersembunyi tentang kesalahannya sendiri.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 559)
Dr. Auibuty berkata:
Karena kebodohan kita, kita sering tidak mengetahui kelemahan-kelemahan kita dan menyembunyikannya di balik kerudung kejahilan dan ketidaksadaran yang membujuk diri kita dengan cara ini. Adalah mengherankan, bagaimana manusia mencoba menyembunyikan kelemahan-kelemahan mereka dari mata orang lain tanpa pernah mencoba untuk menghapusnya. Namun ketika salah satu dari kesalahan mereka terungkap dan mereka tidak dapat menyembunyikannya, mereka pun menciptakan ribuan alasan untuk memuaskan diri mereka dan orang lain. Orang-orang ini mencoba untuk menutupi harga diri tentang berbagai kesalahan mereka di mata orang lain, mereka lupa bahwa hari demi hari gengsi terhadap kesalahan semacam ini akan menjadi lebih nyata. Tepatnya seperti benih yang tumbuh menjadi pohon yang perkasa.
(Dar Jostojuye Khushbakhti)
Mempelajari kepribadian adalah satu-satunya cara yang diterima oleh para psikolog untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai macam penyakit. Imam Ali a.s. menasehati manusia dengan cara yang sama. Beliau berkata:
Adalah wajib bagi orang yang berakal untuk menunjukkan secara tepat tentang berbagai kelemahannya dalam agama, pendapat, perilaku dan akhlak, serta mengumpulkannya di dalam hati mereka atau dalam .sebuah buku dan berupaya untuk menghapusnya.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 448)
Juga menurut seorang psikolog:
Duduklah dengan santai di dalam sebuah ruangan yang tenang dengan pikiran yang bersih dan pintalah keluargamu agar tidak mengizinkan orang lain mengganggumu. Tempat yang lebih menyenangkan dan lebih mengistirahatkanmu adalah tempat yang lebih baik; karena apa yang ingin kita lakukan memerlukan hukum dasar yang tidak mengizinkan pemikiran anda terganggu dengan hanya berkonsentrasi pada sasaran utama. Juga, jangan sampai tubuh anda dibelokkan oleh kebutuhankebutuhan jasmaniah anda.
Ambillah beberapa kertas buram yang murah dan sebuah pena yang dapat menulis dengan mudah. Saya menyebut kertas buram yang murah agar mengizinkan anda untuk menggunakan jumlah yang besar tanpa mengkhawatirkan biayanya. Saya juga menyebut pena yang mudah karena anda akan dikelilingi oleh ribuan faktor rohani dan psikologis ketika anda mempelajari diri anda, anda akan membutuhkan sebuah pena yang tidak akan mengganggu anda.
Buatlah sebuah daftar tentang berbagai jenis perasaan dan reaksi yang anda alami di dalam diri anda pada hari ini dan hari sebelumnya. Sekarang tinjaulah kembali masing-masing darinya, berpikirlah secara mendalam tentangnya, selanjutnya tulislah segala hal yang datang ke dalam pikiran anda mengenai berbagai perasaan ini tanpa adanya syaratsyarat atau batasan-batasan. Janganlah khawatir jika hal ini banyak memakan waktu.
Bila anda telah menuliskan semua tindakan, pemikiran, perasaan dan reaksi, bawalah pikiran anda ke naluri cinta diri, keterasingan, kesombongan... dan seterusnya. Sekarang cocokkanlah setiap tindakan atau pemikiran dengan naluri yang mendorongnya dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana kepada diri anda: naluri manakah yang mendorong tindakan atau ucapan ini?
Tujuan psikologis dari analisis diri ini adalah untuk mengizinkan penderita merubah banyaknya kepribadian rohaninya sebanyak semangat hidupnya, dan berbagai kekuatan rohani yang bersifat membangun dapat menghapus berbagai reaksi psikologis dan berbagai keadaan bingung. Dengan cara ini ia akan secara sadar merasa bahwa ia adalah seorang pribadi yang baru. Oleh karenanya, ia akan menyadari tujuan-tujuan dan makna-makna baru dalam kehidupan dan mampu mengambil jalan baru dalam kehidupan bagi dirinya yang lain daripada kehidupan sebelumnya.
(Ravankavi)