PSIKOLOGI_ISLAM4

PSIKOLOGI_ISLAM40%

PSIKOLOGI_ISLAM4 pengarang:
: Muhamad Taufik Ali Yahya
: Muhamad Taufik Ali Yahya
Kategori: Akhlak

  • Mulai
  • Sebelumnya
  • 14 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 2524 / Download: 1621
Ukuran Ukuran Ukuran
PSIKOLOGI_ISLAM4

PSIKOLOGI_ISLAM4

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Tentang Penulis

Sayyid Mujtaba Musawi Lari lahir pada tahun 1935 di Lar, ibu kota Iran utara propinsi Laristan. Ayah nya Sayyid Ali Asghar Musawi dan kakek nya Sayyid Abdul Husein Musawi, termasuk di antara ulama terkemuka dalam teologi lslam. Sayyid Abdul Husein adalah juga salah seorang revolusioner besar awal perjuangan Iran untuk menggulingkan tirani Qajar dan memulai langkah nya demi kebebasan dan kemakmuran rakyat Iran.

Penulis kita ini belajar di sekolah-sekolah di Lar dengan mengikuti program pendidikan klasik dan juga menguasai spesialisasi studi-studi Islam. Dalam usia delapan belas tahun beliau pindah ke kota suci Qum untuk melanjutkan studistudi nya di bawah bimbingan para profesor maupun guru, termasuk para marja’ (maraji'). Kota Qum terkenal dengan kubah emas, makam suci puteri dari Imam Musa Al-Kadzim, Fatimah Al-Ma'sumah, yang wafat pada tahun 816 sewaktu berada dalam perjalanan untuk mengunjungi saudara nya, Imam Ali Ar-Ridha di Tus. Di kota ini Mujtaba Musawi Lari mengikuti studi-studi teologi lslam selama sepuluh tahun di mana saat itu beliau telah mencapai kelas tertinggi.

Sayang sekali air di daerah Lar pada waktu itu tidak disuling dan memiliki tingkat polusi yang tinggi. sehingga beliau terjangkit gangguan pencernaan yang serius dan segala usaha pun dikerahkan untuk mengobati beliau. Pada usia dua puluh sembilan tahun, atas anjuran para dokter beliau masuk rumah sakit di Jerman. Beliau menetap lama di negeri itu dibawah perawatan medis untuk menghilangkan penyakit beliau. Tetapi dengan keteguhan hati beliau bangkit mengatasi kelemahan dan mengabdikan bakat besar beliau dalam intelektualisme, patriotisme dan dedikasi. Setelah kembali ke Iran beliau menulis sebuah buku yang berjudul The Face of Western Civilization. Buku ini memuat pembahasan komparatif tentang peradaban Barat dan lslam, dan di dalamnya beliau dengan cara komparatif, dalil dan perbandingan yang tepat, membuktikan keunggulan peradaban lslam yang luas dan multi dimensional dibandingkan dengan peradaban Barat. Buku ini telah dicetak sebanyak tujuh kali. Dalam tahun 1970 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh seorang Orientalis Inggris, F.G. Goulding dan menarik perhatian di Eropa. Artikel-artikel mengenai buku ini muncul secara berkala di Barat, dan BBC pun mengadakan wawancara dengan penerjemah mengenai alasan nya menerjemahkan buku tersebut. Edisi Inggris nya hingga kini telah dicetak tiga kali di Inggris, lima kali di Iran dan dua kali di Amerika.

Sekitar tiga tahun setelah publikasi penerjemahan dalam bahasa Inggris, Rudolf Singler, seorang profesor universitas di Jerman, menterjemahkan nya ke dalam bahasa Jerman. Salah seorang pemimpin Partai Sosial Demokratik memberitahu penerjemah dalam surat nya bahwa buku tersebut telah memberi pengaruh yang mendalam p-ada dirinya sehingga menyebabkan nya merubah berbagai pandangan nya tentang lslam dan ia pun menganjurkan kepada teman-teman nya untuk membaca buku ini. Terjemahan dalam bahasa Jerman hingga kini telah dicetak sebanyak tiga kali.

Edisi Inggris dan Jerman dicetak ulang oleh Departemen Pembinaan lslam untuk disebarluaskan ke luar negeri melalui Departemen Urusan Luar Negeri dan Asosiasi-asosiasi pelajar lslam di luar negeri.

Pada saat cetakan pertama berbahasa Jerman diterbitkan, seorang Ulama Muslim India yang bernama Maulana Raushan Aji menterjemahkan nya ke dalam bahasa Urdu untuk dibagi-bagikan di India dan Pakistan. Terjemahan Urdu ini kini telah dicetak sebanyak lima kali.

Sayyid Mujtaba Musawi Lari juga telah menulis artikel untuk sebuah brosur tentang Tauhid, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan beberapa kali di Amerika.

Beliau adalah juga penyumbang tetap untuk majalah bulanan yang diterbitkan oleh para pemuka Islam di Qum, "Maktab-iIslam", dan juga untuk terbitan-terbitan berkala lainnya yang berkaitan dengan ajaran-ajaran .Islam. Beliau telah memprakarsai sejumlah yayasan lembaga umum dan memperoleh kepercayaan yang sangat besar dari masyarakat sehingga sejumlah besar dana mengalir kepada beliau untuk mendirikan yayasan-yayasan ini. Itu semua meliputi sekolahsekolah, klinik-klinik kesehatan, pusat-pusat pendidikan agama, dan masjid masjid; kebanyakan dana tersebut berasal dari penduduk asli Lar. Beliau juga mengorganisir suatu amanah yang bersifat amal bakti untuk membantu orang orang kekurangan, sakit, janda dan pelajar-pelajar miskin. Banyak yang telah terselamatkan melalui usaha-usaha beliau dan banyak orang yang telah ditolong untuk memajukan kehidupan mereka, dan melalui orang-orang yang bertanggung jawab dengan bantuan yang diberikan mereka melalui kepercayaan ini.

Beliau melanjutkan pembahasan nya tentang etika lslam dengan menulis artikel-artikel baru. Dalam tahun 1974 kumpulan artikel ini menjadi sebuah buku yang berjudul The Function of Ethics in Human Development. Buku ini telah dicetak ulang sebanyak enam kali.

Tahun 1978 beliau berkunjung ke Amerika atas undangan sebuah organisasi lslam di negeri itu. Kemudian beliau ke Inggris dan Perancis dan setelah itu kembali ke Iran dengan mulai menulis serangkaian artikel tentang Ideologi lslam untuk majalah Soroush. Artikel-artikel ini terkumpul dalam empat jilid berisi akidah lslam (tauhid, keadilan Ilahi, nubuwah, imamah, dan kebangkitan) dengan judul The Foundation of Islamic Doctrine.

Keempat jilid buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Arab, beberapa bagian telah dicetak ulang beberapa kali. Terjemahan bahasa Inggris dalam jilid pertama nya telah diterjemahkan dan dipublikasikan. Terjemahan dalam bahasa Urdu, India dan Perancis telah dikerjakan; dua jilid berbahasa Perancis pun telah terbit.

Dalam tahun 1980 Sayyid Mujtaba Musawi Lari mendirikan sebuah organisasi di kota suci Qum yang disebut Lembaga untuk Penyebaran Budaya lslam ke Luar Negeri. Lembaga ini membagi-bagikan terjemahan karya-karya beliau kepada orang-orang yang berminat di seluruh dunia. Lembaga ini juga membagi-bagikan AI-Quran kepada kaum Muslimin, lembaga-lembaga dan sekolah-sekolah keagamaan di Afrika.

Pendahuluan

Setiap orang di dunia ini berusaha untuk mencapai 'kebahagiaan' dan 'ketenangan'; siang malam mereka berjuang untuk meraih cita-cita ini di berbagai sudut kehidupan yang tampak seperti medan perang. Dalam banyak hal, ia rela bertarung dalam arena ini dengan mengorbankan segalanya, demi menyaksikan merpati kebahagiaan terbang di atas kepala nya, sehingga ia dapat hidup di bawah bayang-bayang kehidupan nya.

Adalah menyedihkan melihat banyak individu yang memiliki berbagai bakat yang dengan hal itu dapat merubah diri mereka kepada suatu kehidupan bahagia dan memuaskan, harus hidup menderita; jiwa mereka menjadi permainan rasa gelisah dan khawatir yang disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda. Akibatnya, individu-individu ini menjadi korban dari mimpi palsu, bahwa hidup bahagia itu tidak lain kecuali khayalan semata, dan akhir yang tak terelakkan pun terjadi bagai jerami yang terhempas oleh gelombanggelombang penderitaan dan kandas di dasar kubur kekecewaan dan kesengsaraan.

Rasa sakit dan penderitaan ini tidak lain merupakan akibat dari memilih bayang-bayang palsu di balik fakta dan kenyataan. Mereka tidak mengikuti sinar kebenaran, dan tidak mengambil bagian yang dapat dipercaya dari jalan kehidupan. Sesungguhnya pantulan baying-bayang yang diserap pikiran manusia ini berada dalam gelombang kegelisahan, dan cita-cita mereka yang kosong serta harapan mereka yang tidak realistis, merupakan faktor-faktor yang mengeluarkan manusia dari cahaya kepada kegelapan dan membuat mereka mengalami penderitaan yang membingungkan.

Manusia yang adalah makhluk tertinggi, diciptakan dari dua kekuatan yang berbeda, kekuatan rohani dan kekuatan mekanis. Selain karakteristik-karakteristik fisik yang terdapat pada hewan ini, manusia banyak memiliki kebutuhan rohani yang jika dipenuhi, akan memberi nya suatu kesempatan yang sangat besar dalam pencapaian kesempurnaan. Setiap salah satu dari dua sisi manusia menjadi lebih kuat dari yang lain, maka sisi yang satu nya akan melemah, dan karenanya terkalahkan.

Melihat kenyataan yang ada, adalah penting untuk dicatat bahwa industri benar-benar telah mengubah ciri-ciri kehidupan. Kemajuan industri, bersamaan dengan berbagai perubahan yang ditimbulkan nya dalam segala aspek kehidupan, telah memberi kejelasan atas berbagai ketidakpastian yang membingungkan, serta telah memecahkan persoalan-persoalan sulit yang tak terhitung jumlahnya. Kini, banyak bagian dari alam semesta, dari kedalaman laut sampai kepada kegelapan angkasa, telah menjadi wilayah-wilayah perjalanan dan petualangan manusia. Di lain pihak, berbagai kebutuhan rohani manusia menjadi lemah; di darat dan di laut pun timbul kerusakan akibat berbagai kejahatan yang dilakukan manusia di segala sudut kehidupan. Jumlah malapetaka dan kejahatan yang tidak manusiawi telah mencapai tingkat yang tidak dapat dipercaya. Faktor-faktor keselamatan telah menjadi lemah di hadapan gejala kerusakan dan kehancuran sosial, dan sisasisa kehidupan spiritual sedang terbakar di tengah-tengah api nafsu, kejalangan, dan kekotoran.

Hari ini secara jelas kita lihat, bahwa berbagai keuntungan materi merupakan prioritas utama di atas kebajikan. Manusia telah melengkapi dirinya dengan alat-alat industri dan ilmu pengetahuan eksperimental, dan telah menolak manfaatmanfaat baik yang diharapkan dan dibutuhkan untuk melindungi jiwa manusia dari kehancuran di bawah kaki kejahatan nafsu dan berbagai keinginan yang tidak terkendali. Bahkan emosi-emosi manusia sedang berjuang antara hidup dan mati.

Dusta, kikir, kemunafikan, penindasan, individualitas dan berbagai sifat rendah lainnya, menyerupai sebuah bendungan raksasa yang menghadang sungai kecil kebahagiaan dan kesempurnaan manusia; mereka telah merantai tangan-tangan manusia dan menjatuhkan nya ke dalam gelombang samudera kekotoran yang keras. Kemenangan para ksatria, kesepian, penderitaan pribadi, malapetaka sosial dan berbagai macam kesengsaraan pada umumnya, merupakan akibat dari jatuhnya nilai-nilai kebajikan manusia. Baik sosiolog maupun psikolog membuktikan suatu fakta, bahwa tanpa budi luhur dan bimbingan rohani, manusia akan menyimpang dari jalan keadilan yang menuntun nya ke puncak kebesaran dan kesempurnaan.

Individu-individu yang unggul di tengah masyarakat, dan yang namanya direkam dalam lembaran-lembaran tebal sejarah, semuanya memiliki berbagai kebajikan yang murni dan dihargai. Masyarakat yang tidak dilengkapi dengan senjata tatakrama yang baik, tidak dikendalikan oleh kaidahkaidah yang bermanfaat, sebenarnya tidak berhak menerima hidup sebagaimana mestinya seorang manusia. Karena alasan inilah, kehancuran peradaban-peradaban besar dahulu kala tidak terjadi atas dasar krisis politik atau ekonomi, tetapi disebabkan oleh kemerosotan tingkah laku yang baik.

Hukum dan sistem buatan manusia tidak mampu menembus jiwa manusia, dan tidak dapat menjamin hubungan yang konstruktif antara masyarakat dan bangsa yang berbedabeda, sebaik seperti yang dilakukan oleh cara-cara kerohanian. Hukum-hukum buatan manusia, yang merupakan perwujudan dari gagasan-gagasan manusia, tidak memenuhi syarat untuk menciptakan kebahagiaan yang sesungguhnya kepada umat manusia; hal ini karena manusia mempunyai kemampuan berpikir yang terbatas.

Jadi mereka tidak dapat memahami segala fenomena yang mengelilingi hidup mereka. Tambahan pula, bahkan jika manusia mengetahui kedalaman fenomena yang mengelilingi nya, ia selalu berada di luar pengaruh yang kemudian menjauhkan nya dari menerima kebenaran. Atas dasar ini kita amati bahwa hukum-hukum buatan manusia, selalu berubah bersama waktu dan kondisi-kondisi yang mengelilingi nya. Sebenarnya, timbul nya kerusakan dan

kesengsaraan tidak lain merupakan akibat dari lemah nya hukum-hukum semacam ini.

Di lain pihak, kita memiliki ajaran suci dari para Nabi yang diilhami dengan mata air indah dari sinar wahyu, yang bergantung kepada Ilmu Ilahi yang tidak terbatas. Karenanya, hukum ini tidak mudah diterpa oleh pasang surut nya waktu, perubahan atau transformasi. Karena keluasan realitas kehidupan dan keberadaan nya, ajaran kenabian menawarkan kepada manusia suatu sistem yang paling akurat untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan akhlak serta moral, dan menyeru umat manusia agar mengarahkan jiwa kepada kebesaran. Dampak-dampak keyakinan yang positif dan bernilai atas manusia tidak dapat dipungkiri lagi, karena jelas, bahwa jika manusia tidak memiliki motif yang kuat dalam diri mereka yang sanggup mencegah mereka untuk tidak menjadi korban nafsu dan berbagai keinginan yang tidak ada atasnya, maka setiap langkah yang ia ambil pun akan menuju kepada kerusakan. Dengan alasan itu, tidaklah mungkin membangun suatu masyarakat yang tenteram dan sempurna tanpa melengkapi para anggota nya dengan akhlak dan kerohanian.

Atas dasar apakah akidah lslam yang kekal itu dibangun? Pada pribadi besar di segala zaman, Nabi Besar Muhammad Saw., yang sejak hari pertama nya mengandalkan ketakwaan, terdapat kebahagiaan yang mampu membawa kepada ketenangan di dunia ini dan di akhirat kelak.

Sesungguhnya seruan lslam dibangun di atas dasar-dasar yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat nilai rohani nya hingga titik tertinggi; menaikkan tingkat kepercayaan nya kepada suatu rantai kemurnian dan nilai-nilai yang patut dipuji. Secara keras lslam melarang manusia mengorbankan akhlak nya yang mulia demi nafsu dan keinginan nya. lslam berdiri tegak menentang orang-orang yang berakhlak rendah. dan memerangi mereka secara keras. Oleh karena itu suatu masyarakat yang berada dalam ikatan individu dan sosial yang dibangun atas dasar nilai-nilai lslam dapat merasakan ketenteraman. ketenangan dan kepercayaan dalam segala aspek kehidupan. Semua anggota nya menikmati hak-hak yang sama. dan menjalankan hubungan antar pribadi yang didasarkan pada iman. Maka berikan lah kepada masyarakat suatu kesempatan untuk mencapai hal yang sama, yang merupakan suatu langkah sempurna menuju revolusi rakyat oleh umat manusia.

Dalam buku ini kami menyajikan beberapa persoalan penting yang mempengaruhi kehidupan sosial manusia serta bagaimana lslam berurusan dengan mereka.

Adalah wajib bagi saya untuk menyebutkan, bahwa bagian dari isi buku ini sebelumnya telah diterbitkan dalam majalah The Islamic Ideology yang terbit dalam bahasa Persia di kota suci Qum. Saya serahkan kepada para pembaca yang budiman untuk menilai buku ini yang telah dipuji oleh banyak ulama. Saya berharap kita semua maju dalam mengembangkan diri kita di atas jalan para ulama lslam dan menyelamatkan jiwa kita agar tidak tenggelam ke dalam noda-noda nafsu yang menyesatkan.

Sayyid Mujtaba Musawi Lari

10. Penindasan

• Peranan Keadilan dalam Masyarakat

• Kobaran Api Penindasan yang Merusak

• Peranan Agama dalam Memerangi Penindasan dan Para Penindas

Peranan Keadilan dalam Masyarakat

Telaah atas sejarah berbagai revolusi menunjukkan adanya faktor-faktor penting yang berharga, yang-di atasnya dibangun-dasar bagi berbagai kebangkitan dan revolusi di seluruh dunia dan di antara berbagai ragam bangsa, Faktor itu tiada lain adalah keadilan. Berkali-kali kata ini lelah membangkitkan orang-orang yang hidupnya dipenuhi oleh penindasan, yang hak-hak dan martabatnya dilanggar. Orangorang tertindas memberontak melawan semua bentuk kejahatan, dan berusaha untuk mencapai mutiara murni kebebasan dan keadilan dengan menyingkirkan binatangbinatang zalim. Dalam banyak hal orang-orang tertindas rela mengorbankan hidup mereka dengan, harapan dapat menyapu penindasan terhadap kita.

Sangat disayangkan bahwa kebanyakan revolusi dan kebangkitan tidak mampu mencapai tujuan-tujuan mereka yang suci dan para revolusioner itu tidak dapat meraih citacita mereka dalam melenyapkan penderitaan dari kehidupan mereka.

Rahasia di balik kegagalan mereka akan terungkap dengan sedikit renungan atas suatu persoalan yang penting. Katakanlah bahwa suatu masyarakat yang kehilangan jejak perkembangan alamiah nya dan telah terbiasa gagal dan terbelakang, tidak akan mampu menanggung suatu sistem yang adil dan bersabar menghadapi tatanan yang adil. Tegaknya keadilan hanya mungkin terjadi dalam suasana yang tepat, jadi tanpa hal itu keadilan tidak akan terwujud dalam cakrawala kehidupan.

Suatu hukum yang adil merupakan kebutuhan mendasar bagi struktur sosial. Hukum yang adil menjamin hak-hak semua kelas dan individu dalam kaitannya dengan kesejahteraan umum, disertai dengan pelaksanaan perilaku di antara berbagai macam peraturannya.

Keadilan adalah sunnatullah yang terlihat di segala sudut alam semesta, Allah Yang Mahakuasa telah menitahkan sketsa dunia ber gantung kepada keadilan, sehingga dengan segala cara apa pun ia tidak dapat dilanggar. Keharmonisan yang menakjubkan dan seksama yang ada di antara organorgan rubuh kira yang beraneka macam, termasuk di antara begitu banyak manifestasi hukum keadilan yang akurat di alam semesta ini. Dengan memperhatikan diri pun kita dapat memulai suatu pemahaman atas alam semesta.

Keseimbangan yang mengatur alam semesta adalah wajib dalam pengertian alamiahnya. Karena manusia diberi kebebasan berkehendak dan berpikir, menjadi tugasnya untuk mendirikan pilar-pilar keadilan di masyarakatnya.

Memang benar bahwa dalam beberapa hal, kekuatan akal manusia membutuhkan petunjuk syariat, tetapi dapat juga tanpa nya; karena manusia secara bebas dapat mencapai banyak perkara. Dalam beberapa hal, akal dapat melampaui keputusan tentang kebaikan atau ketidakbaikan suatu urusan.

Keadilan memiliki suatu posisi penting dalam kehidupan manusia, karena keadilan adalah sumber segala sifat yang mulia. Dengan kata lain, keadilan merupakan pendorong di balik perilaku yang agung. Keadilan juga merupakan unsur yang menciptakan keharmonisan dan keren teraman di antara masyarakat manusia. Sesungguhnya, keadilan merupakan suatu langkah yang penting untuk mempersatukan masyarakat di jalan kebenaran.

Plato, filosof terkenal Yunani berkata:

Jika keadilan menemukan jalannya ke dalam rohani manusia, cahaya akan menerangi segala kekuatan rohaniahnya, karena semua sifat mulia dan moral manusia keluar dari mata air keadilan. la memberi manusia kemampuan untuk sebaikbaiknya melaksanakan pekerjaan pribadinya, yang merupakan kebahagiaan puncak manusia dan puncak kedekatannya kepada Pencipta Yang Maha kuasa.

Cukup aman bila mengatakan bahwa keadilan adalah unsur pokok dalam mengorganisir kehidupan bermasyarakat. Dengan keadilan suatu babak baru kehidupan pun terbuka, masyarakat menemukan ruh baru, dan ia menerangi

kehidupan manusia dengan kemuliaan dan keindahan. Suatu masyarakat di mana kehidupan merasakan indahnya keadilan, mendapatkan berbagai tuntutan hidup, dan karenanya ia mampu menanggulangi segala problema.

Kobaran Api Penindasan yang Merusak

Tidak syak lagi, peranan penindasan dalam merusak masyarakat, meruntuhkan tingkah laku dan mengganggu keamanan sosial. Bahkan orang-orang yang tidak taat kepada agama pun tidak dapat menyangkal kenyataan ini. Penindasan menyebabkan perselisihan dan merusak hubungan sosial dalam masyarakat. Praktek kejahatan dan berbagai kekuatan jahat menutupi halaman-halaman dalam sejarah pemerintahan-pemerintahan yang kuat dan menghancurkan peradaban mereka.

Terdapat moral-moral agung di masa hidup para penindas. Misalnya, Muhammad ibnu Abdul Malik yang menikmati tempat khusus di antara para khalifah Abbasiyah. Menteri ini membuat sebuah tungku baja yang di dalamnya dipenuhi dengan duri-duri tajam. Bila tahanan politik dibawa kepadanya, ia akan memasukkan orang tak berdosa itu ke dalamnya dan nyala kobaran api menjilati orang itu hingga berpisah dari tubuhnya.

Ketika Al-Mutawakil sampai ke kantor kekhalifahan, ia memerintahkan untuk memasukkan Ibnu Malik ke dalam penjaranya sendiri. Ketika maut sudah dekat, Ibnu Malik menulis sebuah syair bahwa di dunia ini orang yang berbuat sesuatu akan dihukum karenanya. Ketika Al-Mutawakil membaca syair itu ia memerintahkan untuk membebaskannya, tetapi ketika perintah sang raja sampai di penjara, Ibnu Malik telah mati di dalam tungkunya sendiri dalam keadaan yang mengerikan.

(Muruj Adb-Dhahab, jilid lV, hal. 88)

Sesungguhnya, orang-orang yang menyatakan bahwa kehidupan hanyalah perjuangan dari hari ke hari demi hidup, secara terus menerus mencoba menghancurkan yang lemah dengan perampasan; mereka berharap perbuatan demikian dapat memperkuat kekuasaannya dan dapat melindungi kedudukannya. Mereka pun berbuat kejahatan dengan tidak berperikemanusiaan dalam memuaskan diri. Tetapi sebagaimana hari hari berlalu, kobaran rasa marah pun berkecamuk di dalam hati orang-orang yang tertindas, yang kemudian menimbulkan bencana besar atas kehidupan sang tiran.

Bagaimanapun juga penindasan tidak terbatas pada kedudukan atau kelas-kelas tertentu. Orang yang berada dalam kedudukan apa pun yang dengan disengaja maupun tidak disengaja, mencoba mengeksplorasi kehidupan orang lain demi kepentingannya sendiri, atau mencoba melanggar batas-batas hukum akal atau syariat, dapat diklasifikasi sebagai seorang penindas.

Sayang sekali, hari ini penindasan telah sampai ke puncaknya; kobaran api penindasan dan kezaliman menyelusup ke berbagai macam kelas masyarakat dan mengancam struktur peradaban manusia dengan pengrusakan liang serius. Agen-agen penindasan menyalahgunakan hak-hak masyarakat manusia dan merampok sumber-sumber dan kekayaan mereka dengan segala cara yang ada, sementara undang-undang keadilan tampak tak berdaya.

Peranan Agama dalam Memerangi Penindasan dan Para Penindas Al-Quran Suci menyatakan tentang hukuman dahsyat yang tidak dapat dihindari bagi para penindas ketika Allah SWT berfirman:

"Dan (terhadap) negeri itu, Kami telah menghancurkan mereka ketika mereka berbuat zalim dan Kami telah menetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka."

(QS.18:59)

Semua pemimpin agama telah meyakini keberlangsungan masyarakat manusia, oleh karenanya mereka menegakkan keadilan demi tujuan utama kehidupan mereka. Setiap kali mereka melihat kekacauan dalam proses pembangunan manusia, mereka berusaha merubah kekacauan ini dengan memberontak melawan perbuatan jahat para penindas. Dalam banyak kasus, para pemimpin ini mampu mengatasi dan menyingkirkan para penindas.

Menurut Al-Quran, perilaku para pemimpin agama merupakan faktor penting dalam menyadarkan umat terhadap penindasan:

"Sesungguhnya Kami mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat melaksanakan keadilan."

(QS.57:25)

Oleh karena tujuan puncak lslam adalah keadilan menyeluruh, ia memerintahkan kepada semua pengikutnya un wk melaksanakan keadilan dan persamaan sepenuhnya di antara mereka dan yang lainnya tanpa memandang pertimbangan gelar atau pribadi. Ia juga melarang penindasan dan perampasan hak-hak semua kelompok manusia.

"Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada taqwa."

(QS.5:8)

Kemudian:

"Dali apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkan dengan adil."

(QS.4:58)

lslam memberikan tekanan khusus kepada keadilan yang dengan demikian dapat membatalkan orang-orang yang tidak adil untuk menduduki kedudukan seorang hakim, meskipun ia memiliki segala kemampuan lainnya. Islam juga mewajibkan kepada para orangtua untuk memandang anakanak mereka dengan adil, hal ini dapat mempengaruhi mereka untuk juga berlaku adil dan menolak penindasan serta kebencian. Di samping itu, salah satu landasan dalam mendidik anak adalah bersikap adil dalam segala keadaan, karena ketika mereka menyaksikan penindasan terjadi di antara ayah dan ibu, mereka tidak dapat diharapkan menjadi orang yang adil atau fair bila berhubungan dengan orang lain. Jika penindasan ditampakkan kepada anak-anak, sifat ini akan tumbuh di dalam watak mereka. mereka pun akan menjadi unsur-unsur perusak dalam masyarakat. Ketidakadilan yang diperoleh itu lama-kelamaan akan mempengaruhi masyarakat mereka, atau bahkan melawan orangtua mereka.

Rasulullah Saw membawa perhatian para pengikutnya kepada masalah penting ini ketika beliau berkata:

"Bersikap adillah kepada anak-anakmu dalam pemberian jika kamu menginginkan mereka bersikap adil terhadapmu dalam kebaikan."

(Nahj Al-Fasahah, hal. 66)

Profesor Bertrand Russel berkata:

Rohani manusia adalah seperti sungai kecil, lama kelamaan melebar. Dan tujuan pendidikan yang memadai adalah untuk membuat tindakan dari luar tampak dalam bentuk pemikiran. perilaku dan kasih sayang tidak dalam bentuk siksaan atau hukuman. Gagasan yang dibutuhkan di sini adalah suatu masalah di mana kira harus menanamkan secara bertahap pada pikiran dan perilaku anak-anak.

Cara yang benar dalam mengajar keadilan kepada anak-anak adalah mungkin ketika anak-anak bergaul dengan orang lain. Persaingan yang terjadi di antara anak-anak menyangkut mainan yang hanya dapat digunakan oleh seorang saja (sepeda, misalnya) pada satu saat, dapat memberi kira harapan dalam mengajar mereka bersikap adil. Memang mengagumkan bagaimana anak-anak menggugurkan sifat egois mereka ketika anak yang tertua mementaskan keadilan dengan menawarkan mainannya kepada anak-anak lainnya. Pada awalnya saya tidak percaya bahwa keadilan adalah perasaan alamiah atau naluri manusia, saya terkejut ketika melihat bahwa perasaan adil dapat dengan mudah dididik pada anak-anak. Adalah penting melnksanakan keadilan keci ka mendidik anak. Yakni:

Tidak mendahulukan anak yang satu di atas anak yang lain. Jika, anda mencintai seorang anak lebih daripada yang lainnya, berhati hatilah untuk tidak membedakan dalam pembagian kebahagian dan kesejahteraan di antara mereka.

Praktek yang pada umumnya diterima adalah memberikan mainan kepada anak-anak secara sama, Upaya untuk tidak berlaku adil terhadap anak-anak, dengan segala cara apa pun, merupakan usaha yang keliru.

(On Education)

Rasulullah Saw. bersabda:

“Takutlah kepada Allah dan bersikap adillah di antara anak-anakmu sebagaimana kamu menghendaki mereka berbuat baik kepadamu.”

(Nahj Al-Fasahah)

Imam Ali a.s. menulis sebuah nasehat berikut ini kepada Muhammad Ibnu Abu Bakar ketika beliau menunjuknya sebagai gubernur Mesir:

Para duta Ilahi adalah para penegak keadilan yang sesungguhnya dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang telah merencanakan jalan kesempurnaan manusia bagi umat manusia.

Imam Husain a.s. juga mengejawantahkan makna keadilan yang sesungguhnya dan kepercayaan manusia yang sebenarnya ketika beliau bangkit melawan penindasan. Lembaran-lembaran sejarah masih bersinar atas riwayat hidup manusia ini dan akan terus bersinar selamanya.

11. Permusuhan dan kebencian

• Kenapa Harus Tidak Memaafkan?

• Kemerosotan Akibat Permusuhan

• Reaksi Imam As-Sajjad terhadap Orang-orang yang Menganiaya Dirinya

Kenapa Harus Tidak Memaafkan?

Tidak pelak lagi, manusia tidak dapat menjauhkan diri dari masyarakatnya dan hidup dalam pengasingan. la adalah makhluk yang saling bergantung dan yang kebutuhannya tidak kenal batas. Kenyataannya manusia bergantung secara sosial; hal ini sepenuhnya sesuai dengan watak dan berbagai kebutuhannya, dan menjadikannya untuk hidup di bawah semangat untuk kerja sama atau gotong royong. Kehidupan sosial mempunyai beragam keperluan yang membuatnya melakukan berbagai peraturan-peraturan dan tugas-tugas tertentu dan kepadanyalah keberhasilan dalam kehidupan bersandar.

Kehidupan sosial merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam perkembangan watak manusia, tidak saja terbatas kepada hal-hal materi; lebih dari itu, hubungan tersebut akan membuahkan kesatuan jiwa; hubungan manusia merupakan pengejawantahan dari kesatuan semacam ini. Jika suatu masyarakat merasakan persatuan lahir dan batin yang berbentuk kesatuan jiwa yang menyeluruh, sudah pasti kehidupan ini tidak mungkin kehilangan keindahan dan ketenteraman.

Salah satu kewajiban kita dalam hal berhubungan dengan orang lain adalah mampu untuk memaafkan kesalahankesalahan orang lain. Tugas ini diperintahkan kepada kita oleh suatu kebutuhan terhadap hubungan manusia yang terus menerus.

Jalan terbaik menuju hidup penuh kedamaian adalah benarbenar hidup dengan damai bersama orang lain.

Jangan sampai kita tidak peduli terhadap kenyataan bahwa tiada seorang pun di dunia ini yang sempurna, dan bahwa manusia yang sepenuhnya stabil dan memiliki watak serta akhlak yang normal jarang ditemukan. Kita juga harus mengingat bahwa bahkan yang paling berwatak mulia pun tidak sepenuhnya suci. Oleh karena itu, setiap insan mesti memaklumi kekeliruan-kekeliruan yang tidak dapat diramalkan yang dilakukan orang lain. Dalam kebanyakan kasus, pengakuan adalah suatu bagian yang sangat penting dalam menemukan kedamaian yang kekal dan berakar dalam.

Seorang penyair tua berkata, bahwa andil setiap orang atas waktunya adalah apa yang telah terbiasa olehnya. Namun, apa yang membiasakan dirinya untuk bangkit dad keadaan rohani dan akhlaknya. Sifat pemaaf adalah pengejawantahan lahiriah dari kehendak yang kuat dan mawas diri, yang merupakan perbedaan antara keteguhan hati dan kekuatan.

Orang-orang yang mau memaafkan merasakan ketenangan rohani yang tak ternilai. Mereka memiliki kehendak kuat dan kedewasaan rohani yang merupakan sumber-sumber kebaikan; suatu faktor yang menentukan dalam membebaskan manusia dari rantai-rantai perbudakan rohani. Memaafkan kekurangan-kekurangan orang lain adalah suatu beban yang berat bagi fitrah manusia. Memang sulit bagi manusia yang memiliki watak-watak yang penuh kebencian; bagaimanapun juga, semakin kuat ia masuk dalam situasi ini, setidak-tidaknya ia akan mengalami kegelisahan jiwa. Kemudian pada akhirnya ia akan menjadi orang yang berbelas kasih kepada dunia.

Pokok utama lainnya mengenai hal ini adalah, bahwa tidak syak lagi sifat pemaaf mempengaruhi perasaan musuh, ia menciptakan perubahan yang cepat dalam pemikiran dan tingkah laku musuh. Banyak kasus mengenai hubungan yang renggang menjadi baik karena pengaruh sifat pemaaf; kebencian dan rasa bermusuhan yang berakar dalam berubah menjadi ketenteraman dan ketaatan, 'dan banyak lagi kasus rentang musuh yang tunduk kepada orang yang menghiasi dirinya dengan kebaikan dan pemikiran yang mau memaafkan.

Menurut para ulama:

Bakat terbesar manusia yang tidak dimiliki hewan adalah sifat pemaaf dan melupakan kesalahankesalahan orang lain. Ketika anda dirugikan oleh orang lain, anda memiliki kesempatan yang baik untuk memaafkan dan menikmati perasaan batin aras sifat yang mulia ini, Kita diajak untuk memaafkan musuh-musuh kita, tetapi kira tidak pernah diminta untuk memaafkan kekurangankekurangan ayah dan sahabat-sahabat kita, karena sewajarnyalah setiap orang mall memaafkan kesalahan-kesalahan.

Ketika anda membalas dendam atas musuh anda, anda menempatkan diri anda pada tempat yang sama dengan musuh anda, karena anda telah memperlakukannya dengan cara yang sama seperti dia telah berlaku terhadap anda. Tetapi anda akan mendapatkan kemuliaan jika anda mau memaafkan kesalahannya. Bila kita membalasnya, mungkin saja orang itu lebih kuat dari kita. Tetapi bila kita memaafkan musuh, pasti kita pemenangnya. Dengan sifat pemaaf, kita mampu mengalahkan musuhmusuh tanpa pertikaian dan memaksa mereka untuk rendah hati terhadap kita. Menolak persaingan dan menghindari perselisihan dengan mereka merupakan cara pencegahan terbaik yang dapat kita ambil untuk melawan mereka, karena kekalahan mereka adaIah keunggulan.

Adalah wajib bagi kita untuk bersikap baik ketika orang lain melanggar, karena kebaikan merupakan kebijakan surgawi, yang dengan itu bumi dan para penghuninya dapat hidup dalam kedamaian dan keharmonisan.