Agama Mengutuk Pengkhianatan
Allah Yang Mahakuasa -merujuk hukum-hukum yang Dia syariatkan bagi makhluk-makhluk-Nya sebagai "Amanah"- memberi banyak perumpamaan di dalam AI-Quran untuk memperingatkan manusia terhadap khianat:
"Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
(QS.8:27)
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyerahkan amanat (kepercayaan) kepada yang berhak menerimanya."
(QS.4:58)
Amirul Mukminin, Imam Ali a.s. berkata:
Yang terburuk di antara pengkhianatan adalah mengkhianati teman karib dan kepercayaan serta melanggar janji.
(Ghurar AI-Hikam, hal. 501)
Beliau juga, sebagaimana dikutip, mengatakan:
Yang terburuk di antara manusia adalah orang-orang yang tidak percaya kepada amanah dan tidak menjauh dari pengkhianatan.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 446)
Dan:
Hindarilah khianat karena ia adalah yang terburuk di antara dosa-dosa; sesungguhnya para pengkhianat akan disiksa di dalam api khianat mereka.
(Ghurar AI-Hikam, hal. 150)
Imam Ash-Shadiq a.s. menasihati salah seorang sahabatnya:
Jangan pernah mengatakan selamat jalan kepada kami tanpa menasihati kami tentang dua sifat: Taat menyampaikan kebenaran, dan menyampaikan amanat-amanat kepada orang yang benar dan berdosa karena mereka (dua sifat ini) adalah kunci kepada makanan.
(Safinah Al-Bihar. jilid I, hal. 41)
Islam menyeru semua manusia untuk hidup stabil dan bahagia di bawah peraturan tentang pelaksanaan kewajiban yang ditetapkan sesuai dengan perintah-perintahnya yang mulia. Islam juga menekankan pentingnya menyampaikan amanah.
Imam Ash-Shadiq a.s. berkata:
Taatilah penyampaian amanah. Karena dengan amanah Dia mengurus Muhammad Saw. sebagai seorang Nabi yang benar, bahkan jika seorang yang membunuh ayahku menitipkan kepadaku pedang yang digunakannya untuk membunuhnya, aku akan mengembaIikan kepadanya.
(Amali Ash-Shadiq, hal. 149)
Tidak ada tenggang rasa dalam lslam terhadap para pengkhianat. Di bawah keadaan tertentu Islam bahkan mensyariatkan untuk memotong tangan orang yang mencuri harta kaum Muslimin. Secara keras lslam melaksanakan hukuman terhadap para pengkhianat guna melindungi hak hak sosial dan memelihara keamanan umum. Prosedur ini menempatkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat dan membantu menciptakan suatu masyarakat yang baik.
Setiap kesalahan yang dilakukan mempunyai dampakdampak yang buruk di dunia ini dan di akhirat, di samping itu ia juga menjadi faktor yang meruntuhkan kemanusiaan.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang berbuat jahat akan dihukum karenanya di dunia ini.”
(Nahj Al-Fasahah)
Menurut Dr. Rose Keen:
Setiap kesalahan yang saya lakukan dalam hidup saya akan menghadang jalan saya dan menjauhkan saya dari kebahagiaan; ia akan mengganggu pemahaman dan realisasi saya. Sebaliknya juga benar; setiap mencoba kebenaran atau tindakan yang benar menyertai dan mendorong saya untuk mencapai segala cita-cita dan harapan saya.
Teori Mesin mengatakan:
"Aksi dan reaksi adalah sama" bila digunakan kepada psikologi tingkah laku. Tindakan baik dan buruk memiliki pengaruh berlawan yang sama atas individu-individu dan orang-orang sekitarnya atau yang menirunya.
Imam Ali a.s. berkata:
Penyampaian amanat merupakan ciri orang-orang yang benar-benar beriman.
(Ghurar AI-Hikam, hal. 453)
Iman adalah senjata defensif rohani. Ia merupakan salah satu dari faktor-faktor penting yang dapat mencapai kedalaman jiwa, ia mengatur amal perbuatan dan perilaku manusia dengan tatanan yang tepat. Iman juga membangun kembali rasa tanggung jawab individu dan sosial, memperingatkan manusia terhadap pengaruh kerusakan sosial, dan membimbing masyarakat kepada keadilan dan kebenaran.
Iman mencegah kerusakan dan pengkhianatan. Ia menjadi tanggung jawab orangtua untuk meratakan jalan bagi anakanak mereka agar hidup bahagia dengan memelihara kebiasaan anak-anak mereka secara hati-hati sejak awal; menanamkan iman ke dalam hati mereka dan mendukung sifat-sifat mereka yang patut dipuji.
Imam Zainal Abidin a.s. berkata:
Kamu bertanggung jawab atas orang yang kamu jaga; akhlaknya, petunjuknya kepada Tuhannya SWT, dan membantu untuk menaati (Tuhannya).
Dr. Raymund Peach berkata:
Tidaklah cukup (bila) secara umum mematuhi aturanaturan agama. Karena perhatian yang terus menerus dan tepat kepada setiap rinci mengenai tingkah laku dan emosi anak berkenaan dengan agama, penting untuk menanamkan iman di dalam hati mereka. Penanaman asas-asas agama dan genggamannya yang kuat di dalam kemurnian dan kebaikan hatinya menciptakan kesiapan untuk menerima nasehat dan teguran anda. Lakukanlah hal itu tanpa batas. Hal ini akan melindungi iman dan keyakinan mereka, serta menjaganya dari kesesatan dan kerusakan.
(Ma Wa Farzandane Ma)
Imam Ali a.s. berkata:
Sesungguhnya di dalam akal manusia ada suatu kebutuhan akan moral sebagaimana panen memburuh kan hujan.
(Ghurar Al-Hikam, hal. 224)
Dr. C. Robin berkata:
Beberapa orang yang mungkin membantah fakta bahwa akhlak itu seperti berjalan dan berbicara, adalah tindakan-tindakan alamiah. Dengan kata lain, ia berada di antara masalah-masalah awal yang kita pelajari dalam kehidupan. Harus pula diketahui bahwa akal tidak membantu manusia mempelajari akhlak yang baik; namun, akhlak mengatur manusia sebelum ia menyadari kepentingannya, lebih daripada tanda-tanda kedewasaan mental. Dengan kata lain, akhlak tidak bergantung kepada akal tetapi merupakan kegunaan baginya. Oleh karena itu, saya merasa tidak enak ketika mendengar seorang ibu berkata tentang perilaku putranya: 'Dia akan bangkit sendiri mempelajari hal yang benar.' Jika anak-anak tidak dibawa kepada akhlak yang baik dari usia muda, mereka tidak akan mampu mendapatkannya melalui akal dan pemahaman. Memang, kita dapat mengatakan bahwa akhlak adalah alat yang membimbing kita dan membuka gerbang-gerbang jalan terdekat menuju keadilan. Alat ini melindungi kita dari kemalasan, walau demikian ia juga memiliki nafsu dan keinginan yang berlimpah ruah; akal menjaga kita dari permusuhan, kebencian dan dendam. Dengan kata lain, ia menjadikan kita dapat hidup bermasyarakat dan memperingatkan kita akan kelalaian terhadap orang lain dan terhadap egoisme. Individu-individu berakhlak baik tidak pernah menyendiri; mereka dapat mewakili masyarakat dan membantu menyadarkan manusia kepada kebenaran.
(Chi Madanam)
Kendati segala upaya tengah dibuat untuk mensyariatkan hukum-hukum yang keras guna mengurangi kejahatan pengkhianatan, dan juga dibuat program-program pendidikan guna menyadarkan manusia akan berbagai akibatnya, dan meskipun dibuat berbagai hukum dan cara penerapannya untuk memerangi pengkhianatan, tindakan khianat terus menerus meningkat jumlahnya dan cenderung menjadi sesuatu yang mengerikan.