konsultasi dan bermusyawarah
Banyak faktor yang berpengaruh pada kesuksesan dan kemajuan seseorang seperti upaya, ketekunan, tawakkal kepada Tuhan, perencanaan dan memanfaatkan kecerdasan serta kesehatan fisik dan mental. Namun begitu, peran utama konsultasi dan memanfaatkan pengalaman orang lain di kehidupan tidak dapat diabaikan.
Hidup lebih baik sebuah proses yang diraih melalui upaya, kerja keras dan perubahan gaya hidup. Sebelumnya kita telah membahas bahwa manusia yang berpikir, memiliki akal, bersedia mengambil pelajaran dan menerima nasehat serta suka konsultasi di setiap tindakannya lebih sukses dalam kehidupannya dan lebih sedikit melakukan kesalahan dalam kehidupan di banding dengan yang lain. Mereka berpikir dan bersedia menerima pandanga orang lain untuk menjalani kehidupan lebih baik.
Ada banyak poin terkait konsultasi dan bermusyawarah. Manusia akan mendapat berkah dan pengaruh yang banyak melalui musyawarah. Imam Ali as berkata: "Mereka yang bermusyawarah dengan orang yang berakal dan bijak akan meraih pikiran dan intelektualitas yang terang."
Musyawarah adalah suatu usaha bersama dengan sikap rendah hati guna memecahkan persoalan (mencari Penyelesaian/ jalan keluar) untuk dapat mengambil suatu keputusan bersama dalam penyelesaian atau juga pemecahan yang menyangkut urusan keduniawian.
Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya. Sedangkan menurut istilah fiqh adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan. Kata musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran.
Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Ini terbukti dari perhatian al-Qur’an dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat pemeluknya supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Musyawarah itu di pandang penting, antara lain karena musyawarah merupakan salah satu alat yang mampu mempersekutukan sekelompok orang atau umat di samping sebagai salah satu sarana untuk menghimpun atau mencari pendapat yang lebih dan baik.
Di riwayat disebutkan bahwa musyawarah dengan orang lain membuat manusia mendapat taufik Ilahi dan lebih sukses di setiap pekerjaannya serta lebih berakal dalam setiap perbuatannya. Rasulullah Saw bersabda:"Siapa saja yang ingin melakukan sesuatu dan kemudian bermusyawarah dengan mukim lain, Allah Swt akan membuatkan sukses dengan sesuatu yang lebih baik."
Musyawarah sebuah langkah yang akan membantu manusia mengenalkan kemampuan dan potensinya serta orang lain dengan memanfaatkan beragam pandangan dan pemikiran. Ia juga akan dapat menemukan solusi lebih baik bagi setiap kesulitan yang dihadapinya.
Prinsip musyawarah sebuah nikmat besar yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia yang mampu mempererat persatuan di antara mereka. Ada tiga ayat di al-Quran yang menekankan prinsip musyawarah. Allah Swt di Surah al-Shura ayat 38 berfirman: وَالَّذِینَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَیْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ یُنفِقُونَ Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Mengingat ayat ini kita memahami bahwa mukmin adala orang yang bersedia bermusyawarah untuk melakukan suatu pekerjaan. Mereka sangat teliti untuk meraih pilihan terbaik dan dengan demikian mereka meminta bantuan orang-orang yang berakal dan cerdik.
Al-Quran menyebut Syura dan musyawarah sebagai landasan perilaku manusia sehingga melaluinya akan tertutup perilaku egoisme dan semakin kuat akar kesepahaman serta konsensus pandangan di antara umuat Islam.
Rasulullah Saw terkait hal ini kepada Imam Ali as bersabda: Wahai Ali ! tidak ada dukungan yang lebih baik dari bermusyawarah di setiap pekerjaan.
Kehidupan tak ubahnya sebuah sungai yang terus mengalir dan setiap kesempatannya seperti petir dan angin yang cepat berlalu. Jika kita hanya bertumpu pada pandangan pribadi di kehidupan ini, dan menganggap kita tidak membutuhkan orang lain, seperti kita tengah berdiri di tepi tebing yang terjal.
Kondisi ini lebih banyak terlihat pada diri para pemuda yang suka pamer dan kesombongan masa muda bisa jadi berujung pada pengambilan keputusan keliru di kehidupan serta mempengaruhi masa depan para pemuda. Ketika pengalang sinar matahari di jendela dapat dihapus dan menikmati sinar menteri secara langsung, lantas mengapa harus puas dengan sebuah lampu yang lemah? Memanfaatkan pandangan orang lain membuat seseorang akan memikirkan setiap sisi perbuatan, karena musyawarah senantiasa disertai dan selaras dengan pemikiran.
Musyawarah akan menemukan dimensinya paling indah di lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sumber kecintaan serta rahmat. Ketika ayan dan bunda merupakan orang yang pro musyawarah dan interaksi serta giat berkonsultasi di berbagai urusan kehidupan, pastinya keputusan lebih baik terkait kehidupan akan diambil serta mereka akan menikmati kehidupan terindah.
Spirit bermusyawarah termasuk faktor yang mendorong kesepahaman dan kerja sama di antara anggota keluarga. Hal ini selain menciptakan sebuah keluarga yang kuat dan intim, juga menjadi pelindung terbaik bagi setiap kesulitan dan kendala hidup. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, keluarga terbaik dan paling kuat adalah ketika anggotanya mulai dari kedua orang tua hingga anak-anaknya bergerak secara sinkron dan sepemikiran. Contoh nyata dan teladan terbaik adalah kehidupan rumah tangga Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah Az-Zahra.
Imam Ali di awal kehidupan berumah tangganya ketika menjawab pertanyaan Rasulullah Saw, Bagiamana kami memandang istrimu. Imam Ali menyebut Sayidah Fatimah sebagai istri terbaik yang dapat membantu dirinya untuk lebih taat kepada Allah. Selain itu, Imam Ali as senantiasa di kehidupan rumah tangganya menunjukkan kecintaan mendalamnya kepada Sayidah Zahra. Imam Ali tidak melalukan pekerjaan tanpa sepengetahuan istrinya dan antusias untuk bermusyawarah dan sepemikiran dengan istrinya. Bahkan terkadang Imam Ali berargumen dan bersaksi dengan perkataan istrinya untuk membuktikan kebenaran ucapannya sendiri kepada orang lain.
Musyawarah akan memberi identitas dan kepribadian bagi anggota keluarga, khususnya anak-anak. Jika di keluarga, ayah dan ibu memberi perhatian besar terhadap pendapat anak-anaknya, maka mereka akan mendapatkan kepribadian. Sikap kedua orang tua ini juga mendorong anak semakin aktif dan lebih berpatisipasi di lingkungan keluarga. Selain itu, menghornati pendapat dan pandangan anak-anak juga membantu keseimbangan mental keluarga dan kesehatan mental mereka.
Imam Ali dalam sebuah perkataannya mengisyaratkan poin unik di musyawarah. Imam Ali berkata, "Ketika kalian menghadapi sebuah masalah, dan butuh musyawarah, pertama-tama bermusyawarahlah dengan anak muda karena mereka tajam pemikirannya dan cepat dapat menebak. Kemudian bermusyawarahlah dengan pemuka dan orang yang tua sehingga mereka dapat mencari dampak dan akibatnya serta memberi pilihan terbaik, karen pengalaman mereka lebih banyak."
Imam Ali juga memberi arahan terkait orang yang tidak boleh diajak bermusyawarah. Imam Ali berkata,"Jangan bermusyawarah dengan orang bakhil dan pelit, karena mereka akan mencegah kalian berbuat baik dan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan. Jangan libatkan orang pengecut dan penakut di musyawarah kalian, karena akan melemahkan semangat kalian untuk melakukan sesuatu. Jangan bermusyawarah dengan orang tamak karena ia akan menghiasi ketamakan dengan perbuatan jahat di mata kalian. Sesungguhnya pelit, penakut dan tamak bersumber dari prasangka buruk kepada Tuhan."
Disebutkan dalam kisah dan sejarah ketika malaikat Jibril as mendatangi Nabi Sulaiman as sambil membawa air kehidupan, berkata: Tuhan memberi kamu pilihan, jika kami meminum air ini maka kami akan hidip hingga hari Kiamat. Kini pilihan ada di tanganmu. Nabi Sulaiman as membicarakan masalah ini dengan jin, manusia dan hewan. Semuanya sepakat berkata, kamu harus meminumnya sehingga kekal.
Sulaiman kemudian berpikir, apakah ada hewan yang belum ia mintai pendapat? Ia kemudian ingat belum berkonsultasi dengan landak. Kemudian landak dihadapkan kepada Nabi Sulaiman. Saat itu, Sulaiman bertanya: Saya dikirimi air kehidupan dan diberi pilihan untuk meminumnya atau tidak. Semuanya mengusulkan untuk aku meminumnya. Kini apa pendapatmu?
Landak lantas berkata: hanya kamu yang akan meminumnya atau juga anak-anak dan sahabatmu.
Sulaiman berkata: Hanya Aku.
Landak berkata: maka tolaklah dan jangan meminumnya.
Sulaiman bertanya, Mengapa?
Sang landak berkata, karena jika kamu memiliki kehidupan panjang, seluruh sahabat, istri dan anak-anakmu mendahuluimu dan kami kemudian akan tenggelam dalam kedukaan beruntun. Ketika sahabat dan teman-temanmu tidak ada, lantas apa gunanya hidup tanpa mereka?
Kemudian Sulaiman menerima pendapat landak dan menolak meminum air kehidupan.
Benar, kita harus menuju kehidupan kekal yang tidak ada kesedihan di dalamnya. Dan kehidupan seperti ini hanya ada di surga yang kekal dan yang hanya dapat diraih dengan iman serta amal saleh. Ini adalah pahala bagi mereka yang belajar hidup lebih baik selama di dunia. Mereka hidup indah dan baik di dunia, serta juga di akhirat.