• Mulai
  • Sebelumnya
  • 28 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 2638 / Download: 1737
Ukuran Ukuran Ukuran
PEMERINTAHAN AKHIR ZAMAN (4)

PEMERINTAHAN AKHIR ZAMAN (4)

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

D. Pertemuan Anggota Pasukan

Sebagaimana yang telah dibicarakan sebelumnya, pasukan Imam Mahdi af. terbentuk dari kumpulan orang-orang yang berasal dari berbagai tempat. Banyak riwayat menerangkan bagaimana mereka mengetahui kemunculan Imam Mahdi af. dan bagaimana mereka mendatangi Mekah. Sebagian dari mereka, pada suatu malam tidur di ranjangnya dan pagi hari ketika terbangun sudah berada di sisi Imam Mahdi af. Sebagian ada yang mendatangi Imam Mahdi af. Dengan Thayul Ardh (ilmu melipat bumi: menempuh jarak yang jauh dalam waktu yang singkat). Sebagian dari mereka yang mengetahui kemunculan Imam Mahdi af., datang ke Mekah dengan mengendarai awan.”

Silahkan Anda perhatikan beberapa riwayat di bawah ini:

Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika Imam Mahdi diberi izin untuk muncul dan berjuang, ia menyebut Allah dengan nama Ibrani-nya. Pada waktu itu pasukannya yang berjumlah tiga ratus tiga belas orang, bertebaran bagaikan awan musim gugur, mereka mempersiapkan dirinya masing-masing. Mereka adalah pembawa bendera dan para pemimpin. Sebagian dari mereka, setelah tertidur sejenak di tempat tidurnya, menghilang dan di pagi harinya mereka terjaga dan telah berada di Mekah. Sebagian yang lainnya, terlihat sedang menaiki awan dan datang menghampiri Imam Mahdi af di siang hari. Mereka dikenal dengan nama mereka sendiri, nama ayah, nama keluarga, dan gelarnya masing-masing.”[63]

Mufadhal bin Umar bertanya kepada Imam as., “Semoga aku menjadi tebusanmu. Siapakah yang memiliki keimanan tertinggi di antara mereka?’ Beliau as. menjawab, ‘Orangorang yang berjalan di atas awan. Mereka adalah orang-orang yang telah hilang. Dan, karena mereka, ayat ini turun, ‘Di mana pun kalian berada, Allah akan membawa (dan mengumpulkan) kalian.’”[64]

Rasulullah Saw. berkata, “Setelah kalian, akan datang suatu kaum yang bumi berada di bawah kaki mereka, dunia terbuka bagi mereka, serta lelaki dan perempuan Persia akan berkhidmat kepada mereka. Mereka akan mengitari bumi selama tak lebih dari satu kedipan mata. Dengan demikian, mereka mampu beranjak dari barat ke timur dengan cepat. Mereka tidak termasuk orang-orang dunia ini dan dunia tidak bernilai sedikit pun di mata mereka.”[65]

Imam Baqir as. bersabda, “Para Pemeluk Syi’ah dan pendukung Al-Mahdi af akan datang dari segenap penjuru dunia untuk menghampirinya. Dunia akan berada di bawah kedua kaki mereka. Dengan Thayul Ardh, mereka mendatangi Al-Mahdi af. lalu membaiatnya.”[66]

Abdullah bin Ajalan menuturkan bahwa pada suatu hari Imam Shadiq as. tengah membicarakan Imam Mahdi af. Ia bertanya kepada beliau as., “Bagaimana kami mengetahui kemunculan beliau?’ Beliau menjawab, ‘Ketika baru bangun tidur, kalian akan menemukan sebuah surat di bawah bantal yang berisi ‘Mengikuti Imam Mahdi adalah perbuatan baik dan terpuji.’”[67]

Imam Ridha as. bersabda, “Demi Allah, ketika Al-Qaim af. muncul, Allah akan mengumpulkan para pengikutnya di sekitar beliau.”[68]

Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika para pemuda Syi’ah tertidur, tiba-tiba mereka dibawa kepada Al-Mahdi af. tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kemudian di pagi harinya, mereka berkumpul di hadapan beliau.”[69]

E. Syarat dan Ujian Anggota Pasukan

Imam Ali as. pernah bersabda, “Para pengikut Al-Mahdi yang berjumlah tiga ratus tiga belas orang akan mendatangi beliau. Mereka menemukan seorang Imam yang selama ini tersembunyi. Mereka bertanya, ‘Apakah engkau adalah Al-Mahdi yang dinanti?’ Beliau menjawab, ‘Ya, wahai pengikutku.’ Kemudian beliau menyembunyikan diri untuk kedua kalinya dan pergi ke Madinah. Ketika para pengikut Imam Mahdi itu mengetahuinya, mereka pun bergegas menuju Madinah. Ketika mereka telah sampai di Madinah, Imam secara diamdiam kembali ke Mekah dan mereka pun akhirnya pergi ke sana. Ketika mereka sampai ke Mekah, Imam pergi ke Madinah. Ketika para pengikutnya sampai ke Madinah, beliau kembali ke Mekah. Hal ini terulang sebanyak tiga kali.”

Imam Mahdi af. menguji pengikutnya seperti ini supaya ia mengetahui batas kesetiaan para pengikutnya. Setelah itu, beliau muncul di antara Shafa dan Marwah (di Ka’bah). Lalu beliau berkata kepada para pengikutnya, “Aku hanya ingin kalian membaiatku dan menerima berbagai syaratnya. Aku ingin kalian berpegang erat dengan baiat itu dan juga tidak merubah apa pun. Aku juga akan berjanji untuk selalu berpegangan dengan delapan perkara.” Mereka semua menjawab, “Kami pasrah kepadamu dan kami menaati semua perintahmu. Kami menerima segala persyaratan yang engkau tentukan. Katakanlah apa saja persyaratan-persyaratan itu!”

Imam Mahdi af. berjalan ke arah gunung Shafa. Para pengikutnya pun berjalan mengikutinya. Di sana beliau bersabda, “Janganlah kalian lari dari medan pertempuran; jangan mencuri; jangan melakukan perbuatan tak senonoh; jangan melakukan perbuatan haram; jangan melakukan perbuatan buruk dan tercela; jangan memukul orang kecuali dengan alasan yang dibenarkan; jangan berlaku zalim; jangan menimbun gandum; jangan merusak dan merobohkan masjid; jangan menjadi saksi palsu; jangan menghina dan mencela orang yang beriman; jangan memakan uang riba; bertahanlah dalam kesusahan; jangan melaknat orang yang menyembah Allah dan bertauhid; jangan meminum minuman keras; jangan memakai pakaian yang disulam dengan emas; jangan mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra; jangan mengejar orang yang kabur; jangan menumpahkan darah yang haram (ditumpahkan); jangan berinfaq untuk orang kafir dan munafik; jangan memakai pakaian dari bulu binatang; dan jadikanlah tanah sebagai bantal (mungkin maksudnya agar rendah hati); hindarilah perbuatan sia-sia; lakukanlah amar makruf dan nahi munkar.

“Jika kalian bersedia melaksanakan itu semua, maka aku pasti menjadikan kalian sebaik-baiknya pengikutku. Jika kalian mematuhiku, maka aku tidak akan memakai pakaian kecuali pakaian yang kalian kenakan. Aku tidak makan, kecuali apa yang kalian makan, tidak mengendarai apa pun kecuali apa yang kalian kendarai. Di manapun kalian berada, aku akan berada di sana, aku merasa bangga, meskipun atas hal yang sedikit. Aku akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kebatilan. Aku akan menyembah Tuhanku, sebagaimana layaknya. Aku akan memenuhi semua janjiku dan kalian harus menjalankan semua persyaratan yang aku buat.”

Mereka berkata, “Kami rela atas semua itu, dan kami akan membaiatmu.” Lalu, Imam af. berjabat tangan dengan semuanya sebagai tanda baiat.[70]

Di sini, yang perlu diberi diperjelas bahwa Imam Mahdi af. melakukan perjanjian ini dengan prajurit-prajurit khususnya. Mereka, orang-orang yang menempati berbagai posisi dalam pemerintahan beliau. Dengan perilakunya yang baik, mereka memiliki peranan penting dalam penegakkan keadilan di muka bumi.

Nampaknya, riwayat di atas perlu ditinjau ulang. Karena, riwayat tersebut berasal dari Khutbah al-Bayan, yang sanadnya dipandang lemah oleh sebagian ulama, meskipun sebagian ulama yang lain membenarkannya.[71]

F. Karateristik Pasukan Imam Mahdi af.

Terdapat banyak riwayat yang menjelaskan karakteristik para prajurit Imam Mahdi af. Sebagian dari riwayat-riwayat tersebut antara lain:

1. Ibadah dan Ketakwaan

Imam Shadiq as. pernah menjelaskan karakteristik mereka, beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang menghidupkan malam dengan ibadah. Mereka senantiasa berdiri di tengah malam untuk melakukan shalat dan berzikir seperti lebah yang berdengung. Pagi harinya, mereka mengendarai kuda dan pergi menjalankan tugasnya. Merekalah abid di malam hari dan bagai singa di siang hari. Karena takut kepada Allah, mereka berada dalam keadaan tertentu. Dengan perantara mereka, Allah menolong Imam af.”[72]

Beliau juga bersabda, “Seakan-akan aku melihat Al-Qaim dari keluarga Muhammad Saw. dan prajuritnya di balik gunung Kufah, seakan-akan burung-burung hinggap di atas kepala mereka (hinggap dan mengepakkan kedua sayapnya. Mungkin kiasan betapa tenang dan patuhnya mereka di hadapan Imam —pent). Bekal makanan mereka telah habis, pakaian mereka kumal, dan di kening mereka terdapat tanda bekas sujud. Ya, mereka adalah singa di siang hari dan abid di malam hari. Hati mereka bagai kepingan baja; kuat dan keras. Setiap orang dari mereka punya kekuatan empat puluh orang. Mereka tidak membunuh siapa pun, kecuali orang munafik dan kafir. Mengenai mereka, Allah berfirman, ‘Sesungguhnya itu adalah tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang mengerti .’[73] [74]

2. Cinta dan Taat

Imam Baqir as. bersabda, “Shahib amr (Imam Mahdi af.) akan mengalami keghaiban di lembah ini (Dzi Thuwa). Dua malam sebelum muncul, pelayan terdekat beliau mendatangi para pengikut yang selama itu senantiasa menantinya, ia bertanya, ‘Berapa orang kalian di sini?’ Mereka menjawab, ‘Empat puluh orang.’ Ia bertanya lagi, ‘Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian melihat beliau?’ Mereka menjawab, ‘Demi Allah, meskipun ia hidup di pegunungan, kami akan hidup dengannya sebagaimana ia hidup.’”[75]

Imam Shadiq as. bersabda, “Para pengikut Imam Mahdi mengusapkan tangan mereka di atas tanah bekas langkah beliau demi mencari berkah. Mereka duduk mengelilinginya dan di setiap peperangan, mereka menjadikan diri mereka sebagai perisai untuk beliau. Mereka menjalankan setiap perintahnya.”[76]

Ketika menceritakan para pengikut setia Imam Mahdi af., Imam Shadiq as. bersabda, “Ia memiliki sahabat yang hatinya bagaikan kepingan besi .… Mereka lebih patuh kepada Imam, dari pada seorang budak terhadap hambanya. Mereka selalu pasrah terhadap apa yang diperintahkan.”[77]

Rasulullah Saw. bersabda, “Allah akan mendatangkan pasukan dari segala penjuru dunia untuk Al-Mahdi, yang jumlahnya sama seperti jumlah pasukan perang Badar. Mereka selalu berupaya menaati perintah sang Imam.”[78]

Imam Shadiq as. bersabda, “Seakan-akan aku melihat AlQaim (Imam Mahdi af.) dan pasukannya berada di Najaf (Kufah), seolah-olah burung-burung hinggap di atas kepala mereka (karena mereka tenang dan patuh di hadapan imamnya).”[79]

Ya, mereka sangat tenang dan tunduk patuh di hadapan pemimpinnya, sehingga mereka terlihat seperti orang yang di atas kepalanya terdapat burung yang sedang hinggap yang jika mereka bergerak sedikit pun, maka burung tersebut akan terbang.

3. Pasukan Muda yang Tangguh

Imam Ali as. bersabda, “Semua anggota pasukan Imam Mahdi adalah orang-orang yang berusia muda. Tidak ada orang yang berusia lanjut di tengah-tengah mereka, kecuali hanya sedikit sekali, seperti celak yang dioleskan untuk mata atau garam yang dibubuhkan kepada makanan ….”[80]

Imam Shadiq as. bersabda, “Nabi Luth as. pernah berkata kepada musuh-musuhnya, ‘Andaikan aku punya pasukan yang tangguh dan perlindungan yang kuat untuk melawan kalian!’ Pasukan yang ia maksud adalah pasukan Al-Mahdi yang sangat tangguh. Setiap orang dari mereka punya kekuatan yang sebanding dengan empat puluh orang biasa. Mereka memiliki hati yang lebih kuat dari potongan besi. Ketika diletakkan di hadapan gunung, batu-batu cadas pun bergetaran. Mereka tidak akan memasukkan pedang mereka ke dalam sarungnya sebelum Allah meridhainya.”[81]

Imam Ali Zainal Abidin as. bersabda, “Ketika al-Qaim af. muncul, Allah akan menjauhkan rasa lemah dari pengikut kami dan menguatkan hati mereka seperti kuatnya baja. Lalu, memberikan kekuatan empat puluh orang kepada setiap orang dari mereka. Mereka akan menjadi pembesar dan pemimpin di muka bumi.”[82]

Imam Shadiq as. bersabda, “Dalam pemerintahan Al-Mahdi af., pengikut kami adalah pembesar dan pemimpin di muka bumi. Setiap orang dari mereka, memiliki kekuatan yang setara empat puluh orang.”[83]

Imam Baqir as. bersabda, “Hari ini masih ada rasa takut dalam hati pengikut kami terhadap musuh-musuhnya. Tetapi, ketika pemerintahan jatuh di tangan kami dan Imam Mahdi af. muncul dari keghaibannya, pengikut kami akan menjadi orang yang lebih berani dari pada singa dan lebih tajam dari pada tombak. Mereka akan menendang musuh-musuh kami dengan kaki mereka dan menikamnya dengan tangan-tangan mereka.”[84]

Abdul Malik bin A’yan menuturkan ketika tengah menghadap Imam Baqir as., ia bersandar dengan tangannya seraya berkata, “Aku berangan-angan untuk mengalami kepemimpinan Imam Mahdi af dalam keadaan masih muda (dan dengan kekuatan masa muda).” Imam as. bersabda, “Apakah engkau tidak suka musuh-musuhmu saling membunuh dan kita berada di dalam rumah dengan aman? Jika Imam Mahdi af. muncul, kalian akan diberi kekuatan yang dimiliki oleh empat puluh orang. Lalu hati kalian menjadi kuat bagai potongan besi, yang jika hati tersebut dilemparkan ke gunung, maka gunung akan terbelah dan berpindah dari tempatnya. Kemudian kalian akan menjadi para pemimpin di dunia.”[85]

Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika waktu didirikannya pemerintahan Imam Mahdi af. telah tiba, rasa takut akan hilang dari hati kalian dan berpindah ke hati musuh. Pada waktu itu, pengikut kami akan menjadi lebih tajam dari tombak dan lebih berani dari pada harimau. Seorang dari pengikut kami akan menikam musuhnya dengan tombak, menyayatnya dengan pedang, dan menginjak-injak dengan kedua kakinya.”[86]

Beliau juga bersabda, “Para pengikut Al-Mahdi memiliki hati yang kuat bagaikan baja. Jika diperintahkan untuk memindahkan gunung dari tempatnya, mereka akan menjalankan perintah ini dengan segera. Jika mereka diperintahkan untuk menghancurkan suatu kota, maka mereka akan menghancurkan kota tersebut dengan cepat bagaikan elang .…”[87]

4. Pasukan yang Disegani

Imam Baqir as. bersabda, “Seakan-akan aku melihat pasukan Al-Mahdi tengah menguasai langit dan bumi. Tak satu pun di langit dan di bumi yang tidak taat kepada mereka. Semua binatang buas di darat dan burung-burung di langit mematuhinya. Mereka sangat dicintai oleh siapapun, hingga tanah tempat mereka berdiri bangga dan berkata kepada selainnya, ‘Hari ini di atasku berdiri pasukan Al-Mahdi.’”[88]

5. Pecinta Kesyahidan

Imam Shadiq as. bersabda, “Mereka senantisa takut kepada Allah dan selalu menanti kesyahidan. Keinginan mereka adalah mati di jalan Allah. Mereka menjadikan penuntutan darah Imam Husain as. sebagai syiar. Ketika mereka bergerak sejauh jarak sebulan perjalanan, rasa takut menyelimuti hati musuh.[89]

API YANG BERKOBAR

Tujuan kebangkitan Imam Mahdi af. adalah menegakkan pemerintahan Ilahi dan menghancurkan kezaliman di segenap penjuru dunia. Tentu saja, beliau akan berhadapan dengan berbagai macam tantangan. Untuk itu, beliau melakukan berbagai gerakan pengamanan, dengan menyingkirkan duri yang merintangi sepanjang jalan tersebut. Beliau menguasai satu persatu negara yang terbentang dari Timur ke Barat dunia, sehingga pemerintahan Ilahi nan adil tegak di seluruh penjuru jagat raya. Pada bagian ini, kami akan membawakan beberapa riwayat seputar topik ini.

A. Pahala para Pejuang dan Syuhada

Peperangan yang dilakukan Imam Mahdi af. bertujuan menumpas orang-orang yang zalim dan para pelaku kerusakan di muka bumi, di bawah panji pemerintahan Islam. Maka, keikutsertaan dalam peperangan bersama Imam Mahdi af. pun memperoleh pahala yang melimpah. Ketika salah seorang prajurit Imam Mahdi af. berhasil membunuh seorang musuh, maka ia akan mendapatkan dua puluh atau dua puluh lima pahala orang yang mati syahid. Jika ia sendiri yang mati syahid, maka ia akan memperoleh pahala dua orang yang mati syahid. Demikian juga dengan orang-orang yang terluka, selain mendapatkan kedudukan spiritual yang tinggi, mereka juga akan diberi berbagai keistimewaan tersendiri dalam pemerintahan Imam Mahdi af. Begitu pula dengan keluarga orang-orang yang telah syahid.

Imam Baqir as. kepada pengikutnya bersabda, “Jika kalian menjalankan apa yang kami perintahkan dan meninggalkan apa yang kami larang, lalu kalian mati sebelum kedatangan Imam Mahdi af., maka kematian kalian adalah kesyahidan. Jika seorang dari kalian mengalami pemerintahan Imam mahdi af., lalu mati di bawah pimpinannya, maka ia akan mendapatkan pahala dua orang yang mati syahid. Jika salah seorang dari kalian (di zaman Imam Mahdi af) mampu membunuh seorang musuh, maka ia akan mendapatkan pahala dua puluh orang yang mati syahid.”[90]

Dalam riwayat di atas, nilai orang yang membunuh musuh Islam lebih tinggi derajatnya dari syuhada. Karena dengan terbunuhnya musuh, memetik keridhaan Allah, ketenangan hamba-hamba-Nya dan kemuliaan agama. Sedangkan mati syahid sendiri, menjadikan orang tersebut sempurna. Oleh karena itu, para pejuang diharapkan lebih fokus pada upaya menghancurkan musuh terlebih terdahulu, melampaui kesyahidannya.

Imam Baqir as. berkata, “Kesyahidan di bawah kepemimpinan Imam Mahdi af. memiliki dua pahala orang yang syahid biasa.”[91]

Dalam kitab Al-Kafi disebutkan, “Jika pejuang Imam af. membunuh seorang musuh, maka ia akan mendapatkan pahala dua puluh orang yang mati syahid. Barang siapa yang mati syahid di bawah kepemimpinan Imam Mahdi af., maka ia akan mendapatkan dua puluh lima pahala orang yang mati syahid.”[92]

Mengenai sikap Imam Mahdi af. terhadap orang-orang yang telah syahid dan keluarga mereka, Imam Ali as. bersabda, “(Setelah berjuang) Al-Qaim af., bergerak menuju Kufah, lalu tinggal di sana … dan tidak ada seorang pun yang syahid kecuali beliau membayarkan hutang-hutangnya dan memberikan bantuan kepada keluarga mereka secara terus-menerus.”[93]

B. Perlengkapan Perang

Hampir dipastikan, Imam Mahdi af. menggunakan persenjataan yang jauh berbeda dengan senjata yang digunakan oleh orang-orang di zaman itu. Mungkin saja, yang dimaksud dengan kata pedang dalam riwayat adalah senjata, bukan pedang itu sendiri. Karena, ketika Imam af. menggunakan senjatanya, dinding-dinding kota roboh dan menjadi debu. Dengan satu pukulan, musuh hancur bagaikan garam yang larut dalam cairan atau timah yang dipanaskan.

Berdasarkan penjelasan riwayat, senjata para prajurit Imam Mahdi af terbuat dari besi. Tetapi, ketika dipukulkan ke gunung, maka gunung itu akan terbelah.

Nampaknya, musuh-musuh Imam Mahdi af. pun menggunakan senjata api modern. Karena, pakaian yang dikenakan Imam Mahdi af. adalah pakaian anti panas. Malaikat Jibril, telah menurunkannya ke dunia untuk nabi Ibrahim as, yang menyelamatkannya dari api Namrud. Jika musuh-musuh beliau tidak menggunakan senjata seperti itu, maka Imam Mahdi af tidak perlu mengenakan pakaian tersebut.

Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika Imam Mahdi muncul, pedang-pedang (senjata-senjata) akan digunakan untuk berperang. Di setiap senjata tersebut, tertulis nama dan nama ayah pejuang.

Mengenai para prajurit Imam Mahdi af., Imam Shadiq as. bersabda, “Para prajurit Imam Mahdi af. memiliki senjata yang tebuat dari besi. Tapi tidak dari jenis besi. Jika salah seorang dari mereka menggunakan senjatanya untuk membelah gunung, maka gunung itu akan terbelah. Dengan bala tentara dan perlengkapan pernangnya, Imam Mahdi af. akan menguasai India, Dailam, orang-orang Kurd, Romawi, Barbar, Fars, dan Jabirsa dan Jabilqa.”[94]

Alat perlidungan yang dipergunakan oleh para prajurit Imam Mahdi af. sangat kuat sekali, sehingga senjata musuh tidak berpengaruh terhadap mereka. Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika pasukan Imam Mahdi berhadapan dengan pasukan musuh yang menguasai Barat dan Timur, maka mereka akan melenyapkan musuh-musuh Allah itu dalam sekejap dan senjata para musuh tidak berpengaruh sedikit pun terhadap mereka.”[95]

C. Memimpin Dunia Untuk Umat Manusia

Ada dua macam riwayat mengenai penguasaan dan penaklukan yang dilakukan Imam Mahdi af. terhadap negara-negara dunia. Sebagian riwayat hanya secara umum mengisyaratkan bahwa ia akan menguasai barat, timur, kiblat, selatan bumi, dan seluruh tempat di dunia. Sebagian riwayat yang lain, mengisyaratkan dikuasainya beberapa tempat tertentu dengan disebutkan namanya.

Tidak ada keraguan bahwa Imam Mahdi af. akan menguasai seluruh dunia. Tetapi, penyebutan nama beberapa tempat yang akan dikuasai oleh beliau dalam beberapa riwayat, mungkin disebabkan karena pentingnya tempat tersebut di akhir zaman nanti. Maksudnya, barangkali saja tempat-tempat tersebut, kelak menjadi poros kekuatan besar, sehingga banyak negeri sekitar yang dikuasainya. Mungkin saja tempattempat itu merupakan kawasan yang luas terhampar, sehingga mampu menampung banyak penduduk. Mungkin juga daerah itu merupakan pusat suatu ajaran atau sekte tertentu, sehingga jika sekiranya tempat itu hancur, maka seluruh pengikut ajaran tersebut akan hancur pula. Atau mungkin pentingnya tempat-tempat itu disebabkan keberadaan kekuatan militer yang ada di sana. Jika sekiranya tempat-tempat tersebut lemah, maka kekuatan musuh akan melemah pula dan terciptalah kesempatan bagi pengikut Imam Mahdi af. untuk menyerangnya.

Dimulainya gerakan Imam Mahdi af. dari Mekah lalu bergerak menuju Irak dan Kufah untuk menciptakan pusat kekuatan di sana, kemudian bergerak menuju Syam dan menguasai Baitul Maqdis, merupakan hal yang dapat membenarkan pandangan ini. Karena, kini tak satu pun orang yang tidak mengetahui betapa pentingnya tiga tempat tersebut dari segi politik, agama dan militer.

Kelompok riwayat yang pertama membicarakan perkara penguasaan Imam Mahdi af. terhadap seluruh negara di dunia. Beberapa riwayat itu antara lain:

Imam Ali Ridha as. menukil dari ayahnya bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika aku dibawa untuk bermi’raj, aku berkata, ‘Wahai Tuhanku, apakah mereka (para Imam) adalah penggantiku setelahku?’ Lalu terdengar suara, ‘Ya mereka adalah orang-orang terpilih dan hujjahku bagi hamba-hambaku. Mereka adalah hamba-hambaku yang terbaik setelahmu dan sebaik-baiknya penggantimu. Demi kehormatan dan keagungan-Ku, aku akan memenangkan agamaku dengan tangan mereka. Aku akan meninggikan kalimatullah dengan perantara mereka. Dan dengan perantara orang yang terakhir dari mereka, aku akan membersihkan duniaku dari orangorang yang berbuat keji dan munkar. Lalu, aku akan menjadikannya pemimpin Barat dan Timur dunia.’”[96]

Dalam tafsir ayat, “Jika kami menempatkan mereka di dunia, mereka akan mendirikan shalat dan memberikan zakat .”[97] , Imam Baqir as. bersabda, “Ayat ini berkenaan dengan keluarga Muhammad dan Imam terakhir. Allah akan menyerahkan kekuasaan Barat dan Timur dunia ke tangan Imam Mahdi Saw. dan para pengikutnya.”[98]

Rasulullah Saw. berkata, “Mahdi adalah keturunanku. Allah akan menyerahkan Barat dan Timur dunia ke tangannya.”[99]

Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika Imam Mahdi af. muncul, Allah akan meletakkan agama pada tempatnya yang sebenarnya. Lalu Dia akan mengarunia kemenangan-kemenangan yang bersinar kepadanya. Di zaman itu, tidak aka ada manusia yang hidup di muka bumi, kecuali ia seorang Muslim dan mengikrarkan ucapan La ilaha illa Allah.”[100]

Imam Baqir as. bersabda, “Al-Mahdi adalah keturunan kami. Ia akan menguasai Barat dan Timur bumi.”[101]

Beliau juga mengatakan, “Ketika Imam Mahdi muncul, Allah akan memenangkan agama Islam terhadap agama-agama yang lainnya.”[102]

Pernah dinukil dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Imam Mahdi akan mengerahkan seluruh pasukannya ke seluruh penjuru dunia.”[103]

Nabi Saw. bersabda, “Jika umur dunia tinggal satu hari saja Allah akan memunculkan Al-Mahdi dan mengembalikan kebesaran Islam. Lalu, Dia akan mengaruniainya kemenangan yang bersinar. Di zaman itu, tak ada seorang pun yang tinggal di muka bumi, kecuali ia mengucapkan La ilaha illa Allah.”[104]

Jabir bin Abdullah Anshari menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Zulkarnain adalah hamba yang shaleh, Allah menjadikannya hujah bagi hamba-hamba yang lain. Ia menyeru kaumnya untuk mengimani Allah dan memerintahkan mereka bertaqwa. Tetapi, mereka memukul kepalanya. Untuk beberapa saat ia tersembunyi, sehingga mereka mengira ia telah meninggal dunia. Namun, pada suatu saat, ia kembali kepada kaumnya. Tetapi kali ini mereka memukul sisi kepala yang lainnya.”

Rasulullah kembali bersabda, “Di antara kalian, ada seorang yang menjalankan sunnah. Allah Swt. memberikan kekuasaan dan kemuliaan kepada Zulkarnain, dengan menyerahkan barat dan timur dunia kepadanya. Hal tersebut, juga dilakukan oleh Allah terhadap Imam Mahdi af., yang berasal dari keturunanku, dengan menjadikannya penguasa barat dan timur dunia. Tak ada satu tempat pun yang telah dilewati oleh Zulkarnain, kecuali ia (Imam Mahdi af.) melewatinya. Allah akan menampakkan harta dan kekayaan bumi kepadanya dan menolongnya dengan cara menciptakan rasa takut di hati musuh-musuhnya. Dengan perantara Al-Mahdi, Allah akan memenuhi bumi degan keadilan, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kezaliman dan kekejian.”[105]

Sebagian riwayat yang lain menerangkan dikuasainya beberapa kota tertentu oleh Imam Mahdi af. Di sini hanya menyebutkan beberapa riwayat saja.

Mengenai bergeraknya Imam Mahdi af. ke Syam, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. bersabda, “Atas perintah AlMahdi af., sarana transportasi untuk pasukannya telah siaga. Setelah perintah itu, empat ratus kapal dibuat dan berlabuh di pantai Akka. Dari arah yang lain, di Roma, terdapat seratus salib, yang setiap salibnya diiringi dengan sepuluh ribu tentara. Kemudian dengan senjata-senjata tersebut, mereka menguasai Tharsus. Imam Mahdi menuju tempat itu, lalu ia dan pasukannya membunuh banyak orang dari mereka. Ketika itu, air sungai Furat berubah memerah bersimbah darah dan tepinya dipenuhi dengan jasad mereka, sehingga menebarkan bau busuk yang menyengat. Dengan terdengarnya berita ini, sebagian orang yang berada di Roma, berpindah ke Anatolia.”[106]

Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika Al-Qaim af. muncul ia mengirim sebagian pasukannya ke Constantinople. Ketika mereka sampai di suatu teluk, mereka menuliskan suatu kalimat di atas kedua kakinya, lalu dengan cara itu mereka berjalan di atas air.”[107]

Rasulullah Saw. bersabda, “Jika dunia tinggal satu hari saja, pasti Allah akan memunculkan seorang lelaki dari keturunanku yang namanya sama seperti namaku, keningnya bersinar, ia akan menguasai Constantinople dan Jabal Dailam.”[108]

Hudzaifah berkata, “Constantinople, Dailam, dan Tabrestan tidak akan dikuasai, kecuali dengan tangan seorang lelaki dari Bani Hasyim.”[109]

Imam Baqir as. bersabda, “Ketika Al-Qaim af. muncul, Constantinople, Cina[110] , pegunungan Dailam akan dikuasainya. Ia akan memerintah selama tujuh tahun.”[111]

Imam Ali as. bersabda, “Imam Mahdi dan pasukannya bergerak menuju Constantinople, lalu mendatangi tempat tinggal raja Romawi. Di sana, mereka mengeluarkan tiga harta; pertama harta berbentuk berlian, kedua adalah harta berbentuk emas, dan yang ketiga berupa perak. Imam Mahdi membagikan harta-harta tersebut kepada pasukannya.”[112]

Imam Baqir as. bersabda, “Imam Mahdi menggunakan tiga bendera untuk menjalankan tiga operasi militernya di tiga titik. Ia mengarahkan satu benderanya ke Constantinople[113] dan Allah mengaruniai kemenangan kepadanya dalam menguasai tempat itu. Bendera yang lain adalah untuk Cina, dan Imam Mahdi af. pun berhasil menguasainya. Ketiga, ia kirim pasukan untuk gunung-gunung Dailam[114] dan akhirnya tempat tersebut dikuasai oleh pasukannya.[115]

Hudzaifah berkata, “Balanjar[116] dan pegunungan Dailam tidak akan dikuasai, kecuali oleh tangan seorang lelaki dari keluarga Muhammad Saw.”

Imam Ali as. bersabda, “... kemudian Imam Mahdi af. menuju kota Quds dengan menggunakan seribu kapal. Lalu, ia memasuki Palestina melalui Akka, Shur, Ghaza, dan Ashqelon[117] dan mereka akan mengeluarkan harta dan kekayaan yang ada di sana. Kemudian, Imam Mahdi af. memasuki kota Quds dan tinggal di sana, sampai kemunculan Dajal.”[118]

Abu Hamzah Tsumali menuturkan bahwa ia mendengar Imam Baqir as. bersabda, ‘Ketika Imam Mahdi af. muncul, ia akan menghunuskan pedang yang telah dikeluarkan dari sarungnya. Kemudian, Allah akan memberikan kekuasaan Roma[119] , Cina, Turki[120] , Dailam, Sanad, India[121] , Kabul, Syam, dan Khazar kepadanya.”[122]

Ibnu Jarir menulis, “... bendera yang dikibarkan untu pertama kalinya oleh Imam Mahdi adalah bendera perang menuju Turki.”[123]

Mungkin yang dimaksud dengan pedang terhunus yang dikeluarkan dari sarungnya dalam riwayat Abu Hamzah, adalah senjata khusus yang dipergunakan oleh Imam Mahdi af. Karena, untuk menguasai seluruh negara di dunia, dibutuhkan senjata khusus yang kemampuannya berada di atas senjata-senjata biasa. Terlebih lagi, kebanyakan aktivitas beliau, dengan cara yang wajar dilakukan manusia.

Mengenai dikuasainya India, Ka’ab berkata, “Pemerintah yang berada di Baitul Maqdis, mengirimkan pasukannya ke India dan menguasainya. Ketika mereka memasuki India, mereka mengumpulkan kekayaan yang ada di sana dan mengirimkannya kepada pemimpin yang berada di Baitul Maqdis. Lalu, ia menghiasinya dan pasukan Imam Mahdi af. membawa raja India ke hadapan sang pemimpin dalam keadaan tertawan. Barat dan Timur bumi akan mereka kuasai. Mereka memperkuat kekuatannya di India dan tinggal si sana, sampai munculnya Dajal.”[124]

Hudzaifah menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Thahir putra Asma’ berperang dengan Bani Israil, lalu menawan mereka dan membakar Baitul Maqdis serta membawa seribu tujuh ratus (atau sembilah ratus) kapal emas dan permata dari sana ke kota Rumiah. Pasti, Imam Mahdi af. akan mengeluarkannya dari kota itu dan mengembalikannya ke Baitul Maqdis.’”[125]

Meski Imam Mahdi af. memulai gerakannya dari Mekah, tetapi ia akan menguasai tanah air Hijaz[126] setelah itu. Kali ini, Imam Baqir as. bersabda, “Imam Mahdi af. akan muncul di Mekah dan Allah memberi beliau kekuatan untuk menguasai Hijaz. Lalu, beliau akan membebaskan orang-orang dari bani Hasyim yang ditawan.”[127]

Mengenai dikuasainya Khurasan, Imam Ali bersabda, “Imam Mahdi terus melanjutkan perjalanannya, sampai ia menguasai Khurasan[128] . Setelah itu, ia kembali lagi ke kota Madinah.”

Mengenai jatuhnya Armenia[129] di tangan Imam Mahdi af., beliau bersabda, “Imam Mahdi terus melanjutkan perjalanannya, hingga tiba di Armenia. Ketika masyarakat setempat melihat beliau, mereka mengirim seorang rahib terkemuka untuk berbicara dengannya.

Rahib bertanya, ‘Apakah engkau adalah Mahdi?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Aku adalah Mahdi. Namaku tertera dalam Injil dan diterangkan di sana bahwa aku akan datang di akhir zaman.’ Lalu sang rahib menayakan berbagai pertanyaan dan Imam menjawabnya. Rahib yang beragama Kristen itu bersedia memeluk agama Islam. Tetapi, penduduk Armenia tidak kejadian tersebut dan mereka memicu huru hara. Pasukan Imam Mahdi af. memasuki kota dan membinasakan lima ratus ribu pasukan Kristen. Lalu, dengan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, Allah menggantung kota itu di antara langit dan bumi. Raja dan para menterinya yang sedang berada di luar kota, terbelalak saat melihat kotanya bergantung di antara langit dan bumi.

Raja merasa takut dan lari. Ia memerintahkan anak buahnya untuk mencari perlindungan. Di tengah jalan, seekor singa menghadang mereka. Dalam keadaan takut, mereka melemparkan senjata dan segala apa yang mereka bawa, kemudian lari. Pasukan Imam Mahdi af. yang waktu itu mengejar mereka, mengumpulkan harta benda yang ditinggalkannya.

Setiap orang dari anggota pasukan, mendapatkan harta senilai seratus ribu dinar.”[130]

Imam Mahdi memperluas kekuasaannya dengan menaklukan kota Zanj. Tentang hal ini, Imam Ali as. Menuturkan, “Imam Mahdi af. meneruskan perjalanannya hingga mencapai kota Zanj besar. Di kota itu, terdapat seribu pasar dan di setiap pasarnya terdapat seribu toko. Beliau akan menguasai tempat tersebut.[131] Setelah menguasai tempat itu, Imam Mahdi af. bergerak menuju sebuah kota yang bernama Qati’, yang berbentuk sebuah pulau di tengah laut.”[132]

Mengenai pasukan Imam Mahdi af. yang diutus ke seluruh negara di dunia, Imam Ali as. bersabda, “Seakan-akan aku melihat Imam Mahdi af. mengutus pasukannya ke segala penjuru dunia.”[133]

Beliau juga pernah bersabda, “Imam Mahdi af mengutus pasukannya ke seluruh dunia untuk meminta baiat dan menumpas kezaliman. Allah menetapkan kota-kota tersebut untuknya. Dengan tangan Imam Mahdi af., Allah membuka kota Constantinople.”[134]

D. Pemberontakan yang Gagal

Setelah banyak negara dikuasai oleh Imam Mahdi af., sebagian kelompok masyarakat mencoba melakukan pemberontakan melawan Imam Mahdi af. Tetapi, gerakan tersebut berhasil ditumpas oleh pasukan Imam Mahdi af. Sebagian orang yang berpikiran miring, tidak menerima ucapan beliau dalam beberapa permasalahan. Lalu, mereka melakukan pemberontakan melawan Imam Mahdi af, namun berhasil ditumpas oleh pasukan Imam Mahdi af. Mari kita menyimak beberapa riwayat berikut ini:

Imam Shadiq as. bersabda, “Ada beberapa kabilah di tiga belas kota yang memerangi Imam Mahdi af. dan beliau pun memerangi mereka. Mereka adalah orang-orang Mekah, Madinah, Syam, Bani Umayah, Bashrah, Damnesyan, orangorang Kurd, dan kabilah-kabilah Arab yang diantaranya adalah: Bani Dhabbah[135] , Ghani[136] , Bahilah[137] , Azd, dan penduduk kota Ray.”[138]

Imam Baqir as. bersabda, “Ketika Imam Mahdi menerangkan beberapa permasalah hukum agama dan menegaskan beberapa sunah Nabi Saw, sekelompok orang memprotesnya dan menunjukkan rasa tidak suka dengan cara keluar dari masjid. Pasukan Imam Mahdi af. menangkap mereka, lalu membawanya ke hadapan Imam Mahdi. Kemudian beliau memerintahkan supaya kepala mereka semua dipenggal. Inilah akhir pemberontakan yang dilakukan terhadap Imam Mahdi af.”[139]

Mengenai pemberontakan di Ramilah dan ditangkapnya orang-orang yang memberontak di sana, putra Abu Ya’qub berkata, “Aku datang ke hadapan Imam Shadiq as. dan beberapa orang yang lain yang termasuk pengikutnya juga ada di dekat beliau. Beliau berkata kepadaku, ‘Apakah engkau telah membaca Al-Qur’an?’ Aku menjawab, ‘Ya, tetapi aku membaca sebagaimana orang-orang yang lain membacanya.’ Imam bersabda, ‘Maksudku adalah bacaan yang kamu maksud itu.’ Aku bertanya, ‘Apa maksud pertanyaan ini?’ Beliau menjawab, ‘Nabi Musa as. telah menjelaskan berbagai permasalahan kepada kaumnya, tetapi mereka tidak betah untuk mendengarkannya. Bahkan, di Mesir mereka memerangi Nabi Musa as. Beliau pun memerangi dan membunuh mereka semua.”

Imam Shadiq melanjutkan perkataannya, “Nabi Isa as. juga pernah menjelaskan berbagai permasalah kepada kaumnya. Namun, mereka tidak suka mendengarkannya. Bahkan di kota Tikrit, mereka memberontak terhadap Nabi Isa as. Beliau pun melawan dan menumpasnya. Inilah makna firman Allah yang berbunyi, “Sebagian kelompok dari Bani Israil mengimani dan sebagian lainnya tidak. Kami menolong orang-orang yang beriman dan kami menangkan mereka terhadap musuhmusuhnya .”[140]

Imam shadiq as. kembali bersabda,” Kondisi yang menimpa Imam Mahdi af. juga demikian. Ketika muncul, beliau menerangkan berbagai permasalahan, yang kalian tidak tahan mendengarkannya. Lalu, kalian melawan Imam Mahdi af, dan memeranginya di suatu tempat yang bernama Ramilah. Beliau pun menumpas dan membunuh kalian. Inilah pemberontakan terakhir yang dilakukan terhadap Imam Mahdi af.’”[141]

E. Peperangan Berakhir

Dengan berdirinya pemerintahan Ilahi nan adil, dibawah naungan Imam Mahdi af. Runtuhnya berbagai kekuatan setan, sedikit demi sedikit, gejolak peperangan mulai mereda dan tak ada lagi kekuatan yang mampu melawan pasukan Imam Mahdi af. Dengan demikian, peralatan dan senjata perang yang dijual di pasaran sudah tidak ada lagi harganya dan tidak ada pula pembelinya.

Imam Ali as. bersabda, “... peperangan itu akan berakhir.”[142]

Ka’ab berkata, “Hari-hari tak akan berakhir, kecuali dengan kedatangan seorang lelaki dari Quraisy, yang kemudian tinggal di Baitul Muqaddas dan peperangan berakhir.”[143]

Mengenai Dajal dan kematiannya, dalam sebuah pidatonya Rasulullah Saw bersabda, “... setelah itu, harga seekor kuda hanya beberapa dirham saja.”[144]

Ibnu Mas’ud berkata, “Salah satu tanda dekatnya hari kiamat, wanita dan kuda sangat mahal harganya. Kemudian, menjadi murah dan sampai hari kiamat tidak akan mahal lagi.”[145]

Mungkin maksud dari mahalnya wanita pada zaman sebelum kemunculan Imam Mahdi af., adalah tingginya biaya hidup. Sehingga, dari segi ekonomi sangat sulit sekali menjalin kehidupan rumah tangga dengan seorang wanita. Sebagaimana jika peperangan terus terjadi, maka banyak kebutuhan manusia terhadap berbagai peralatan, seperti kuda (kendaraan) dan perlengkapan militer, melonjak naik. Setelah peperangan usai (setelah kemunculan Imam Mahdi af.), kebutuhan hidup mudah didapatkan dan membina keluarga (pernikahan) mudah dijalankan, sehingga seolah-olah harga wanita menjadi turun.

Zamakhsyari menukilkan, “Salah satu kekhususan zaman pemerintahan Imam Mahdi af., sebagai ganti arit, para petani menggunakan pedang.”[146] Karena di zaman itu, tidak ada lagi yang namanya peperangan. Dengan demikian, banyak perlengkapan perang yang digunakan untuk alat bercocok tanam.

Kali ini Rasulullah Saw. bersabda, “... harga sapi mengalami kenaikan dan kuda tidak ada harganya.”[147]

Mungkin riwayat di atas juga dapat ditafsirkan seperti ini; karena sapi digunakan sebagai alat pertanian dan daging serta susunya dapat dimanfaatkan. Tetapi kuda, kebanyakan digunakan sebagai peralatan perang. []

DAFTAR ISI:

PEMERINTAHAN AKHIR ZAMAN 1

Najmuddin Thabasi 1

Penerjemah: Muhammad Habibi 1

PRAKATA PENERBIT 2

PENDAHULUAN 5

Bab 3 11

PASUKAN IMAM MAHDI AF 11

A. Pemimpin Pasukan 11

1. Nabi Isa as 11

2. Syu’aib bin Shaleh 13

3. Ismail putra Imam Shadiq as. dan Abdullah bin Syuraik 15

4. Aqil dan Harits 16

5. Jabir bin Khabur 16

6. Mufadhal bin Umar 17

7. Ashabul Kahfi 17

B. Pasukan dari Berbagai Bangsa 18

1. Bangsa Iran 18

2. Bangsa Arab 24

3. Pengikut dari Agama Lain 27

4. Jabilqa dan Jabirsa 31

C. Jumlah Pasukan 33

2. Pasukan Imam Mahdi af 38

3. Pengawal dan Penjaga 40

D. Pertemuan Anggota Pasukan 41

E. Syarat dan Ujian Anggota Pasukan 44

F. Karateristik Pasukan Imam Mahdi af 47

1. Ibadah dan Ketakwaan 48

2. Cinta dan Taat 49

3. Pasukan Muda yang Tangguh 51

4. Pasukan yang Disegani 54

5. Pecinta Kesyahidan 55

API YANG BERKOBAR 56

A. Pahala para Pejuang dan Syuhada 56

B. Perlengkapan Perang 59

C. Memimpin Dunia Untuk Umat Manusia 61

D. Pemberontakan yang Gagal 72

E. Peperangan Berakhir 75