Zulaikha
Kesucian adalah salah satu kebajikan moral paling berharga dari manusia mana pun dan terutama representasi dari kebesaran moral dan pribadi perempuan. Namun, salah satu masalah umat manusia yang belum terpecahkan saat ini adalah adanya distorsi moral yang membahayakan kesehatan masyarakat dan pada saat yang sama mengabaikan pentingnya mereka. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Perempuan kalian terbaik adalah perempuan yang suci."
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Perempuan kalian terbaik adalah perempuan yang suci." Dalam proses baiat Nabi dengan para perempuan Mekah, salah satu butir perjanjian itu adalah mereka harus menjaga kesucian dan kehormatan. Dapat dikatakan bahwa penekanan Nabi Saw kepada perempuan dikarenakan mereka memiliki kasih sayang dan emosi yang banyak serta badan yang lembut. Allah telah menciptakan mereka dengan emosi dan perasaan agar markas keluarga menjadi pangkalan yang kokoh. Karenanya, penting untuk memanfaatkan sumber yang suci dan utama ini di jalur yang benar dan berada di bawah kekuatan rasional.
Al-Quran menempatkan kehormatan dan kesucian pada keselamatan dan kesehatan masyarakat dan dalam urgensinya itu menceritakan kisah Nabi Yusuf as. Dalam cerita ini, seorang perempuan tertawan hawa nafsunya sendiri dan melintasi jalan batil, tetapi akibat diperlakukan dengan benar dan terukuroleh Nabi Yusuf as, ia tidak mencapai tujuannya.
Tentu saja, apa yang kami maksudkan dalam tulisan ini tidak semua yang dikatakan al-Quran tentang perempuan. Dalam al-Quran, posisi perempuan baik sama dengan posisi pria baik, tinggi dan transenden. Tetapi kitab ini menceritakan tentang orang berdosa, baik pria maupun perempuan, dengan cara yang berbeda sehingga setiap orang dapat belajar dan tidak tersesat.
Kisah teladan Zulaikha bersama dengan tata krama indah yang ditunjukkan dengan perilaku Nabi Yusuf as dituangkan dalam surat Yusuf yang disebut "kisah terbaik" atau "Ahsan al-Qashas".
Yusuf adalah anak Nabi Ya'qub as yang memiliki sifat-sifat akhlak, berwibawa dan beriman serta dicintai ayahnya. Tapi saudara-saudaranya iri kepadanya. Mereka mencari alasan ingin bermain dengannya dan kemudian melemparkannya ke sumur. Dengan demikian mereka berusaha menjauhkan ingatan ayahnya kepadanya. Karavan melewati sumur tempat Yusuf dimasukkan. Ketika mereka berusaha mengambil air dengan timba, Yusuf memegang tali timba dan ikut ke atas dan berhasil keluarg. Yusuf lalu dijual ke pasar sebagai budak. Gubernur Mesir yang tidak memiliki anak membelinya. Ia menyerahkan Yusuf kepada istrinya, Zulaikha. Yusuf tumbuh menjadi remaja di rumahnya dan Allah menganugerahkan ilmu dan hikmah kepadanya.
Zulaikha, istri gubernur Mesir menerima Yusuf sebagai anaknya dan mendidiknya, tapi ketika Yusuf melewati masa remaja dan mencapai usia balig, ia tampil dengan segala kesempurnaan seorang pria yang membuat Zulaikha menyukainya. Tubuh yang tinggi, dada yang bidang, wajah berseri dan tampan, malu dan menjaga kehormatannya, merupakan sebagian dari ciri-ciri Yusuf yang membuatnya tampil sebagai pria ideal bagi setiap perempuan. Zulaikha melihat ada permata mahal di dekatnya.
Awalnya, ia berusaha menarik perhatian Yusuf, tapi hati Yusuf hanya tertarik kepada Allah, sehingga tidak tempat bagi yang lain, apalagi kasih sayang Zulaikha. Pada akhirnya Zulaikha lelah menghadapi kondisi seperti ini dan suatu hari ia mengajak Yusuf ke tempat sepi dan dengan menutup pintu, sehingga tidak ada yang tahu bagaimana ia akan melaksanakan keinginan setan, tapi yang dihadapi adalah jawaban tegas Yusuf, sehingga segala harapannya putus dan segalanya pupus.
Ketika istri gubernur Mesir, Zulaikha telah menyiapkan semua kondisi bagi Yusuf untuk dapat menyeretnya ke arah dosa dan ketergelinciran dan tidak ada jalan untuk menyelamatkan diri, Yusuf hanya mencukupkan dirinya dengan ucapan ini, "Ma'adzallah" saya berlindung kepada Allah! Dengan demikian, bantuan Allah dan keimanannya berhasil menolak keingingan tidak benar Zulaikha dan memahamkan kepadanya bahwa dirinya tidak akan menyerah dihadapan keinginan Zulaikha. Yusuf berhasil mengajarkan kepada semua bahwa dalam kondisi sulit dan krisis hanya ada satu jalan keselamatan dengan berlindung kepada Allah dari gangguan setan dan mereka yang bersifat setan, sehingga tidak ada beda baginya antara berada di keramaian atau kesunyian dan tidak ada satu pun yang dapat melawan kehendaknya.
Yusuf adalah seorang nabi Allah. Sekalipun ia telah melewati periode masa mudanya, tapi cahaya iman telah membuatnya sibuk dengan Allah dan wujudnya penuh dengan kecintaan kepada Allah. Tetapi Zulaikha tetap memaksakan jalannya.
Ayat 25-29 surat Yusuf menjelaskan peristiwa larinya Yusuf dan bagaimana ia dikejar Zulaikha berikut ini:
"Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar". Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar".
Setelah mengkaji argumentasi dan bukti-bukti, pada akhirnya gubernur Mesir memahami pengkhianatan dan kebohongan ucapan istrinya. Tetapi ia masih khawatir jangan sampai kejadian ini diketahui orang banyak dan kehormatannya akan hilang. Karenanya ia melihat lebih maslahat bila peristiwa ini ditutupi. Ia mengatakan kepada Yusuf agar Tidak perlu memperpanjang masalah ini dan jangan mengatakan masalah ini kepada orang lain. Ia juga mengatakan kepada istrinya agar meminta ampun atas dosa yang dilakukannya, karena ia telah berbuat salah. Tapi sebaliknya dari yang diharapkan mereka yang tinggal di istana, masalah ini ternyata keluar dari istana dan seperti yang disebutkandalam ayat, "Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata".
Istri gubernur Mesir yang akhirnya mengetahui kalau para wanita Mesir tahu akan masalah yang terjadi, mulai mencari jalan keluar dan mengundang mereka dalam sebuah acara. Ia mempersiapkan tempat yang sesuai bagi mereka dan mengundang mereka untuk makan buah. Untuk itu ia mempersiapkan pisau buat setiap orang untuk mengupas buah. Setelah itu ia memerintahkan Yusuf untuk memasuki ruangan agar para wanita pejabat menyaksikan ketampanan Yusuf dan tidak lagi meledeknya.
Tapi para perempuan Mesir ketika memandang wajah Yusuf yang tampan begitu terkejut dan melihatnya sangat luar biasa dan tanpa sadar mereka bukannya mengupas buah, tapi memotong jarinya. Mereka mengatakan Allah Maha Suci dan ia bukan manusia, tapi malaikat! Istri gubernur Mesir akhirnya berhasil menunjukkan mengapa ia melakukan perbuatannya terhadap Yusuf kepada mereka. Di acara itu juga, Zulaikha mengungkap tabir yang terjadi selama ini dan mengakui perbuatannya. Ia berkata bahwa benar saya yang mengajaknya, tapi ia menahan diri dan menolak. Tanpa merasa malu ia menyatakan bahwa bila Yusuf tidak melakukan apa yang diperintahkannya, maka sudah pasti ia akan dijebloskan ke penjara dan selama di penjara ia akan terhina.
Ketika kondisi tidak menguntungkan Yusuf dari segala sisi, ia dengan penuh keberanian mengambil keputusan dan tanpa duduk bersama para wanita dan berbicara dengan mereka, ia menghadapi kepada Allah sambil bermunajat, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh".
Allah kemudian mengabulkan doa Yusuf dan mengembalikan makar dan tipuan para wanita itu kepada mereka dan akhirnya kesucian Yusuf terbukti dihadapan ketidaksucian istri gubernur Mesir.
Di sela-sela kisah ini banyak poin penting yang disampaikan dimana setiap poin tersebut memiliki pelajaran tersendiri. Tetapi apa yang harus menjadi perhatian adalah manusia dapat memilih untuk melangkah di jalur iman dan takwa, sehingga dapat mengontrol hawa nafsunya kemudian menata dan melewati kehidupannya seperti yang dilakukan Nabi Yusuf.
Kecenderungan dan hawa nafsu manusia bila tidak dikontrol dengan batasan-batasan, maka sebesar itu tidak dibatasi, maka sebesar itu pula dimensi kehewanan manusia menguat, sehingga manusia melupakan dimensi kemanusiaannya. Zulaikha pada awalnya seorang wanita yang kokoh dan kuat, tapi bukannya memikirkan nilai-nilai hakiki dan kemanusiaannya lalu mengikuti hawa nafsu yang akhirnya mengantarkannya ke jalan kesesatan. Tetapi kehendak Allah di akhir hidup Zulaikha berujung pada satu hal yang lain. Sesuai dengan catatan sejarah, Zulaikha setelah kematian suaminya dan Yusuf dipilih menduduki jabatannya, perlahan-lahan menjadi miskin dan perlahan-lahan kehilangan kecantikannya. Ia benar-benar tersiksa karena berpisah dari Yusuf dan berusaha mengisi hidupnya dengan kebaikan menutupi kesalahannya dan akhirnya menyembah Allah yang Esa.
Ummu Jamil (Istri Abu Lahab)
Ayat-ayat al-Quran yang indah memberikan pandangan yang jelas tentang laki-laki dan perempuan dan membatalkan semua kesalahpahaman. demi menjaga kesucian dan spiritualitas ini. Dalam hal ini, al-Quran menceritakan kisah-kisah indah dan nyata tentang perempuan.
Pada artikel sebelumnya, kita mengetahui bahwa ayat-ayat al-Quran menjelaskan wajah perempuan dan laki-laki tercerahkan dan transparan lalu membatalkan segala bentuk anggapan yang tidak benar. Perempuan dalam al-Quran adalah manusia pembuat sejarah dan manusia yang memiliki kepribadian penuh nilai spiritual dan suci serta dirinya sendiri ada pembela kesucian dan spiritual. Sekaitan dengan hal ini, al-Quran menjelaskan kisah-kisah indah dan nyata dari para perempuan agar manusia mengambil pelajaran dari mereka.
Kali ini kami bermaksud memperkenalkan beberapa perempuan yang mendapat teguran dan kecaman. Ummu Jamil, seorang dari perempuan ini. Ketika ada dakwah menuju kebenaran dan kebaikan, ia menyebarkan fitnah dan bekerja sama dengan suaminya di jalan kebatilan. Apa yang ingin dikaji dalam hal ini bukan kepribadiannya, tetapi ia menjadi simbol manusia yang rusak. Ia bangkit melawan kebenaran dan di akhir nasibnya ia harus menerima apa yang telah dilakukan selama ini. Menurut al-Quran, perempuan seperti laki-laki harus memanfaatkan substansi fitrahnya di jalan transenden dan mengaktualisasikan inovasi. Sekalipun ia memiliki kemandirian, pemikiran dan memilih nasibnya sendiri, tapi apa yang dihadapinya harus diterima oleh akal sehat dan rasio serta dapat membawanya pada kebahagiaan.
Nabi Muhammad Saw ketika berdakwah kepada masyarakat untuk memeluk Islam menghadapi segala kesulitan dan masalah. Segala peristiwa yang tidak diinginkan mengitarinya. Musyrikin dan para penyembah berhala tidak berdiam diri dan selalu berusaha untuk mengganggunya dan umat Islam. Dengan penuh kesabaran dan meminta bantuan Allah, beliau menanggung semua kesulitan ini, tetapi pada saat yang sama tidak meninggalkan sedikitpun kewajibannya mengemban risalah ilahi. Allah kemudian memerintahkan beliau untuk memulai dakwah secara terang-terangan kepada masyarakat.
Kewajiban itu membuat tanggung jawab Nabi Muhammad Saw menjadi lebih berat. Atmosfer kota Mekah sedemikian rupa bila seseorang menolak pemikiran buruk dan syirik orang-orang kafir, maka dengan segera masyarakat dimobilisasi dan diprovokasi untuk membencinya. Apalagi seseorang ingin berbicara secara terbuka tentang tauhid dan meninggalkan penyembahan berhala. Tetapi Nabi Muhammad tidak takut akan rintangan ini. Untuk tujuan ini, Gunung Saba, yang menghadap kota Mekah, dipilih karena undangan surgawi dan mengundang orang-orang ke tempat itu.
Dia kemudian menyatakan bahwa siapa pun yang ingin diselamatkan akan mengatakan bahwa Tuhan itu satu dan tidak ada Tuhan lain selain Dia. Kerumunan bertambah, dengan semua orang menyatakan ketidaksetujuan mereka. Para pemimpin penyembah berhala, termasuk Abu Lahab, paman Nabi, paling marah dan meremehkan serta mencemooh Nabi. Abu Lahab berbicara kepada Nabi dengan kalimat yang menjijikkan, "Semoga engkau mati. Berita penting apa yang membuat Anda mengumpulkan kami untuk mendengarnya? Bagaimana Anda membiarkan diri Anda menghina sesembahan kita? Kami mengenal Anda sebagai "Amin," tetapi lebih baik memanggil Anda "gila."
Sejumlah orang membuat pernyataan untuk mengecam persetujuan mereka dengan Abu Lahab dan menolak tindakan Nabi. Beberapa diam dan memprovokasi pikirannya lalu merujuk pada kebenaran di dalam hati mereka. Mereka membenarkan kata-kata Nabi, tetapi mereka tidak berani untuk mengambil tindakan.
Ummu Jamil, istri Abu Lahab, paman Nabi Muhammad Saw. Dia, bersama dengan suaminya dan bahkan lebih intens menentang Nabi. Sebenarnya, suami-istri ini adalah salah satu musuh paling keras dan ganas terhadap Nabi dan terus-menerus memancing orang lain untuk bermusuhan dengannya. Rumah mereka bersebelahan dengan Nabi. Setiap berita yang dia dengar tentang Nabi Muhammad, keponakan suaminya, ia akan memberi tahu orang-orang musyrik.
Ummu Jamil selanjutnya mendesak suaminya untuk lebih lanjut melecehkan Nabi. Dia bahkan telah mengubah nama Nabi dan ketika dia melihat Nabi, dia langsung berkata buruk dan menghina Nabi. Ummu Jamil biasa mengumpulkan banyak duri dari di padang pasir untuk mengganggu Nabi dan umat Islam lainnya, dan untuk mengangkut kayu bakar ke kota, ia mengikat mereka dengan pelepah kurma dan menggantungkannya di lehernya dan melemparkan duri di jalan Nabi agar kakinya terluka. Dia terus melakukannya sampai dia dikenal sebagai pembawa kayu.
Abu Lahab juga berkali-kali ketika melihat Nabi, melemparkan tanah dan kerikil padanya. Dia akan muncul di setiap tempat di mana Utusan Allah akan menyampaikan pesannya dan dengan bahasa kasar dan gerakan tidak sopan untuk mempengaruhi orang yang hadir, sehingga tidak ada yang akan mendengar pembicaraan beliau dan tidak hinggap di hati pendengar, seakan-akan mereka pasangan suami istri yang tidak punya target lain dalam kehidupannya.
Ummu Jamil menganggap dirinya sebagai keluarga bangsawan dan tidak menerima kesetaraan manusia yang disuarakan Islam. Karena penolakannya akan kebenaran dan berjuang serius untuk melawannya, ia akhirnya dikutuk secara abadi, sehingga namanya kotor dan selalu disalahkan karena bersimpati kepada iblis dan mematuhi hawa nafsu, sehingga Allah mencatatnya dalam surat al-Masad bersama suaminya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."
Istri Abu Lahab bisa saja menerima kebenaran dan memainkan peran yang efektif dalam mengurangi kebencian Abu Lahab menghadapi kebenaran. Tetapi dia sendiri menjadi korban dari ketidaktahuan dan kesombongannya sendiri, dan pada hari kebangkitan dia akan masuk neraka seperti yang dia lakukan di dunia. Karena dia mencegah misi Nabi dengan mengumpulkan duri dan kayu bakar serta menganiaya Nabi dan menyulut kebencian orang lain. Benar, dia akan memasuki api yang telah dipersiapkannya sendiri.
Tidak diragukan lagi, merasa diri sebagai pusat yang paling penting bakal berakhir demikian. Al-Quran telah menyebutkan msalah ini terkait istri Luth dan Nuh. Meskipun mereka adalah istri dari nabi-nabi sejati, mereka gagal untuk memahami kebenaran dan spiritual suami mereka dan untuk mengejar jalan keselamatan sendiri.
Sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan perempuan dari sudut pandang al-Quran. Karena al-Quran bukan hanya merujuk pada kisah dan cerita serta menjelaskan sejarah, tapi berusaha untuk menunjukkan cara hidup yang benar atau tidak perempuan setiap masyarakat dalam bentuk kisah sehingga perempuan dapat belajar dari pengalaman pendahulu mereka dan juga membangun karir mereka sendiri.
Karenanya, al-Quran menawarkan contoh-contoh untuk memajukan talenta perempuan sehingga mereka dapat berjalan di jalan kebahagiaan dengan keyakinan. Kitab Samawi ini untuk membimbing dan mendidik perempuan, dengan menceritakan kisah pahit dan manis perempuan dalam sejarah yang akrab dan di samping memberikan pujian pada aspek-aspek positif, juga mengecam penampakan negatif dari perilaku mereka, lalu meminta wanita untuk mengikuti pola yang baik dan mencontohkan mereka agar dapat mencegah mereka melewati jalan yang tidak benar.