• Mulai
  • Sebelumnya
  • 12 /
  • Selanjutnya
  • Selesai
  •  
  • Download HTML
  • Download Word
  • Download PDF
  • Pengunjung: 2204 / Download: 1355
Ukuran Ukuran Ukuran
Dunia Maya Peluang dan Ancaman

Dunia Maya Peluang dan Ancaman

pengarang:
Indonesia

Buku Ini di Buat dan di teliti di Yayasan Alhasanain as dan sudah disesuaikan dengan buku aslinya

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (1)

Menyusul berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi moderen, dunia telah memasuki era baru yang tidak bisa lagi didefinisikan dengan parameter tradisional. Munculnya teknologi baru telah menciptakan ruang maya, dan contoh yang paling jelas adalah internet dan berbagai jaringannya. Ruang ini telah mengubah pola interaksi dan hubungan manusia dengan karakteristik dan fungsinya tersendiri.

Melalui penggunaan teknologi baru yang meluas dalam beberapa tahun terakhir, masalah ketergantungan internet dan ancamannya telah menjadi kekhawatiran bagi sebagian besar pengguna karena rendahnya kesadaran dan kurangnya pertumbuhan budaya pengguna, sehingga menimbulkan berbagai masalah perilaku, eksploitasi internet, isolasi, dominasi dan bahkan perilaku agresif.

Dunia internet adalah dunia maya bagi pengguna adalah semacam mimpi dan jauh dari kenyataan. Kebebasan palsu di dunia maya adalah sarana pelampiasan psikologi, dan ketergantungan ini telah berubah menjadi semacam kecanduan non-kimia dalam perilaku pengguna. Ruang ini memiliki berbagai fitur yang di antaranya adalah trans-teritorial, kebebasan bertindak dalam penggunaannya, dan tidak adanya norma dan peraturan pemerintah di dalamnya.

Secara keseluruhan, dunia maya berarti komunikasi manusia melalui komputer dan komunikasi jarak jauh, terlepas dari letak geografis. Istilah ini pertama kali digunakan oleh penulis fiksi sains bernama William Gibson. Ini adalah ruang untuk menggambarkan berbagai sumber informasi melalui jaringan komputer yang dipertukarkan dengan data digital.

Internet, saat ini, adalah jaringan komunikasi terbesar, walaupun dunia maya memiliki konsep yang independen dibanding internet, dan cyber-communication telah dimulai sebelum internet dan jaringan global. Interaksi manusia di ruang ini, berbeda dengan ruang nyata yang melalui tatap muka langsung di satu titik dan tempat, dan bersifat universal. Namun di ruang ini biasanya individu tetap anonim. Ruang ini mudah diakses kapan dan di mana saja. Internet adalah fitur yang paling menonjol dari ruang komunikasi yang memiliki banyak signal di mana jutaan pengguna dunia yang saling berinteraksi terhubung melalui jejaring sosial, e-mail dan chat room.

Dunia maya atau cyberspace adalah lingkungan yang tidak terkendali karena kurangnya tanda fisik, semua di objek di dalamnya tidak berfisik, tidak terbatas di satu titik, anonim, dan tidak dapat dikontrol secara nyata. Pada saat bersamaan, karena fitur dan struktur teknologi yang kuat, dikendalikan berbagai struktur invisible dan visible di ruang ini.

Interaksi, merupakan karakteristik utama media di dunia maya yang meningkatkan volume interaksi percakapan dan visual yang tidak tersedia di media lain, termasuk media massa (surat kabar dan televisi). Atmosfer seperti ini berkembang dengan cepat karena kemunculan dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi baru di "era globalisasi." Sebenarnya, di dunia maya, tidak ada struktur sosial kolektif, dan lingkungan ini adalah ruang samar dan ambigu.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa dunia maya telah memainkan peran yang tak tertandingi dalam banyak keberhasilan dan kemajuan manusia di berbagai bidang sains, jasa dan peningkatan kehidupan masyarakat. Cyberspace memiliki banyak peluang berharga dan bermanfaat yang harus digunakan untuk mempromosikan pengetahuan ilmiah dan meningkatkan kesadaran di berbagai bidang.

Namun dewasa ini, bagi para pemuda, dunia maya lebih berpotensi menjadi ancaman ketimbnag memberikan manfaat. Keunggulan terpenting cyberspace adalah kemudahan akses bagi semua masyarakat dan informasi yang up-to-date.

Tentu saja, dampak dunia maya di negara maju dan berkembang sangat berbeda. Negara-negara terbelakang lebih rentan terhadap krisis dan memberi pengaruh lebih kurang. Termasuk di antara poin yang dapat dikategorikan sebagai ancaman dalam dunia maya adalah jurang antargenerasi. Cyberspace telah memperlebar kesenjangan antargenerasi, dan sekarang, dengan lahirnya perangkat dan teknologi baru ke dalam ruang privasi keluarga, kita menyaksikan orang tua dan anak-anak duduk bersama selama berjam-jam tanpa saling berkomunikasi.

Saat ini, sedikit sekali keluarga di mana orang tua dan anak-anak duduk bersama untuk membicarakan berbagai masalah keluarga dan pekerjaan dan saling menayakan bebragai topik. Dalam kondisi saat ini, hubungan antara orang tua dan anak-anak terasa dingin, dan engingat perbedaan sosial dan pengalaman yang berbeda-beda, dua generasi ini melihat kehidupan dari sudut pandang mereka dan menafsirkannya sesuai dengan informasi mereka sendiri.

Meningkatkan penggunaan Internet dan jaringan sosial, akhir-akhir ini, meski penggunaannya bermanfaat, namun telah membuat anggota keluarga saling menjauh karena jam kerja panjang orang tua dan perubahan sikap orang tua dalam pendidikan anak. Terlepas dari kedekatan fisik dan kehidupan di bawah satu atap, muncul banyak jarak emosional dan spiritual di antara anggota keluarga, dan mereka tidak memiliki hubungan dan dialog yang penuh simpati dan kohesif.

Terciptanya jarak emosional dan spiritual telah menyebabkan dampak negatif bagi keluarga, dan terlepas dari berbagai faktor negatif lainnya dalam hubungan keluarga, telah menyebabkan lemahnya ikatan keluarga dan jarak emosional pasangan, berkurangnya keintiman anggota keluarga serta peningkatan kesenjangan antargenerasi.

Para ahli menilai penyebab berbagai aksi kekerasan dalam keluarga adalah kurangnya komunikasi dan interaksi empati yang baik dalam lingkungan keluarga. Berdasarkan poin-poin ini, nampaknya penting untuk mencoba meminimalkan ancaman jaringan dunia maya terhadap kesehatan dan stabilitas lingkungan keluarga.

Hubungan antaranggota keluarga menjadi dingin seiring dengan berkembangnya dunia. Hubungan keluarga yang dingin dapat dikaitkan dengan pengalaman sosial yang berbeda di antara anggota keluarga. Orang tua dan anak-anak, menjadi lebih kurang berinteraksi secara fisik, emosional, informasional dan rekreasi faktual serta menyimpan kenangan bersama.

Berkurangnya poin kebersamaan emosional dan intelektual berkontribusi pada pelebaran perbedaan sudut pandang, dan sebagai dampaknya, setiap anggota keluarga menafsirkan kehidupan dari sudut pandang masing-masing dan menempuh jalan yang berbeda. Kesalahpahaman perspektif dan hubungan dingin antara pasangan, perceraian dan peningkatannya, juga merupakan pengaruh negatif dari dunia maya.

Dialog, komunikasi, interaksi dan pertukaran informasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dialog adalah keterampilan terpenting dalam memperkokoh pondasi dan menciptakan suasana hangat dalam keluarga, serta merupakan peluang untuk mengekspresikan saling ketertarikan, keintiman, dan optimisme serta mengurangi jarak. Adalah sebuah keluarga yang kokoh bagi anggotanya yang suka berbincang dan menikmati interaksi tersebut. Dalam keluarga seperti itu, setiap anggota memiliki level stres yang rendah dan pada akhirnya dapat membangun anak-anak yang sukses.

Namun seiring dengan transformasi sosial dalam masyarakat yang sedang melalui masa transisi, kita dengan berbagai alasan, termasuk kesibukan orang tua di luar rumah, semakin sedikit anggota keluarga dapat berkumpul dan berinteraksi secara langsung. Kondisi seperti ini membutuhkan funsi dunia maya. Sistem komunikasi baru (jaringan virtual) lebih mudah, murah dan terjangkau, dan oleh karena itu, penggunaan teknologi baru ini lebih menarik bagi pengguna dan kurangnya komunikasi dalam masyarakat dapat ditutupi melalui sistem ini.

Keluarga harus secara serius mewajibkan dialog berkualitas di dalam rumah. Orang tua harus menjadi teladan interaksi yang baik dan sadar akan waktu serta jadwal dialog di rumah dan berbicara dengan anak-anak mereka tentang berbagai masalah. Dialog yang jujur adalah salah satu cara terpenting dan efektif untuk meningkatkan keintiman di antara anggota keluarga, namun ini memerlukan penguatan keterampilan dialog dan kualitasnya.

Hasil penelitian terbaru Yayasan Pengamanan Struktur Keluarga di Departemen Kehakiman Republik Islam Iran, yang dilakukan dua tahun lalu, menyebutkan bahwa kasus yang berujung pada perceraian di pengadilan keluarga lima provinsi (termasuk Tehran, Mashhad, Isfahan, Shiraz dan Gilan) menunjukkan bahwa 17 persen perceraian, terutama dalam tiga tahun pertama kehidupan, disebabkan oleh pengaruh jejaring sosial.

Pemilihan pasangan yang tidak tepat dan tidak setara juga menjadi alasan utama meluasnya perceraian. Sementara kelemahan keterampilan hidup dan juga ketidakmampuan untuk menjalin komunikasi yang proporsional juga menjadi penyebab kedua perceraian. Rendahnya tingkat kesepahaman dan kelemahan dalam komunikasi emosional karena perubahan gaya hidup telah menyebabkan munculnya gangguan karena pengandalan pada gadget dan aplikasinya tanpa dibekali dengan pengetahuan dan budaya penggunaannya yang benar.

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (2)

Keluarga sebagai institusi sosial yang paling fundamental, memiliki fungsi dan peran istimewa yang secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada dinamisme masyarakat. Karena itu, sagat perlu untuk melindungi fungsi ini dan peran keluarga karena ancaman dan risikonya bagi masyarakat.

Meski berbagai fungsi positif keluarga, di antara faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keluarga saat ini, yang mengancam pondasinya adalah internet dan ruang maya yang luas. Teknologi baru ini telah terkait erat dengan kehidupan sehari-hari sebuah keluarga dan telah mengubah pengaruhnya dalam interaksi antaranggota keluarga, peran dan tugas mereka, gaya hidup, serta hubungan internal dan eksternal keluarga.

Oleh karena itu, berbagai analisis memperhatikan dampak negatif dan konsekuensi dari jaringan komunikasi masif ini terhadap bangunan keluarga. Meneliti ancaman dan dampak negatif dari teknologi internet dalam masyarakat dan keluarga merupakan salah satu isu penting dan urgen yang harus dihadapi dalam manajemen budaya masyarakat dewasa ini serta harus dikontrol dengan perencanaan hati-hati.

Di antara dampak dan ancaman internet yang paling penting bagi keluarga, adalah goyahnya hubungan dan interaksi keluarga, interferensi batas dan ruang dalam keluarga dengan masyarakat, perubahan gaya hidup dan nilai dan budaya Islam, mengubah identitas budaya dan sosial individu, memperluas penyimpangan dan kebebasan tanpa batas etis serta munculnya hubungan yang tidak lazim, penggunaan secara ekstrim, ketergantungan dan kecanduan pada internet.

Keluarga adalah sebuah pusat dari sebuah jaringan yang saling terkait antaranggotanya. Masing-masing memiliki peran tertentu, dan dalam jaringan yang saling terkait, peran tersebut memiliki keterikatan tersendiri. Sedemikian rupa sehingga jika hubungan dan keterikatan tersebut goyah maka struktur keluarga aka ambruk. Oleh sebab itu, menjaga hubungan dan memperkuat pusat keluarga adalah isu paling mendasar untuk institusi sosial ini.

Dalam hubungan inilah peran sosial dan keluarga diajarkan kepada anak-anak, dan proses sosialisasi akan terintegrasi dalam keluarga melalui pengajaran peran dasar tersebut. Tapi sekarang, penggunaan berlebihan internet oleh anggota keluarga telah merusak hubungan dan interaksi individu dalam keluarga. Sejumlah sosiolog khawatir bahwa perluasan teknologi internet akan menyebabkan peningkatan angka isolasi dan individualisme sosial. Menurut mereka, salah satu dampak dari peningkatan akses internet dalam keluarga adalah setiap menghabiskan anggotanya menghabiskan lebih sedikit waktu untuk keluarga dan teman mereka.

Yang membuat individu kesepian adalah terbentuknya semacam hubungan yang berbeda dari ruang nyata di antara penggunanya yang akan mempengaruhi mereka menjalin interaksi online. Akibatnya, hubungan individu dengan masyarakat berkurang drastis di ruang nyata, karena ia terjebak dalam dunia maya dengan budaya internet yang tidak diketahui orang lain di ruang nyata. Sebab itu, masing-masing individu enggan berinteraksi secara efektif dengan anggota keluarga mereka.

Ini juga menyebabkan melemahnya hubungan keluarga dalam jaringan kekerabatan, di mana di masa lalu, anggota keluarga selalu berkomunikasi dengan sanak saudara mereka guna menjaga hubungna mereka. Namun sekarang, hubungan dilakukan dengan menggunakan jaringan virtual dan perangkat lunak, sementara pertemuan dan interaksi tatap muka dihindari. Akibatnya, manfaat penting interaksi langsung dalam menyelesaikan masalah keluarga atau transfer budaya dan tradisi telah dilupakan.

Masalah lain yang dibahas adalah interferensi perbatasan dan ruang dalam keluarga dengan masyarakat. Internet dan ruang maya yang tersedia di dalamnya memiliki fitur yang tidak bergantung pada batasan tempat atau waktu serta dapat diperoleh dan di akses setiap kapan dan di mana pun. Oleh karena itu, internet telah menghapus perbedaan domain dan batasan serta menyebabkan fenomena tumpang-tindih. Karena masyarakat dewasa ini melakukan banyak pekerjaan di luar rumah, seperti pekerjaan bisnis dan kantor, secara online dan menggunakan teknologi ini. Selain manfaat positif yang dimiliki pengguna, internet tetap berpotensi besar melemahkan hubungan keluarga atau masalah bahkan dalam lingkup kerja.

Selain anggota keluarga perlu menjalin hubungan emosional, dan dapat dikatakan bahwa bahwa menjawab tuntutan tersebut merupakan salah satu fungsi vital keluarga. Penggunaan internet dan jaringan virtual yang berlebihan membuat anggota keluarga kurang menyadari tuntutan tersebut. Seperti saat ini ketika banyak pasangan yang mengeluhkan masalah ini dan tidak merasa bahagia.

Di dunia sekarang ini, media massa modern, seperti internet, memainkan peran penting di semua negara, termasuk politik, ekonomi, sosial dan budaya. Saat ini, di semua bidang, marak dibahas pengaruh, peran dan mekanisme pengaruh media virtual. Pentingnya sarana komunikasi dan media massa ini sampai pada tingkat di mana para ilmuwan memasukkannya dalam pembagian tahap historis peradaban manusia. Allison Taffler telah membagi peradaban manusia menjadi tiga tahap: pertanian, industri, pasca industri, atau era komunikasi dan informasi. Di era pasca industri, kekuasaan ada di tangan orang-orang yang memiliki jaringan komunikasi dan informasi.

Seperti yang telah kita sebutkan dalam program sebelumnya, salah satu kawasan paling efektif yang secara langsung dan jelas terpengaruh oleh lingkungan media dan mengalami berbagai transformasi adalah keluarga. Struktur keluarga bereaksi dan berubah akibat pengaruh dari ruang maya. Penggunaan jejaring sosial secara berlebihan di lingkungan keluarga dapat mengurangi volume komunikasi emosional hingga hanya lebih kurang dari 15 menit sehari.

Selain itu, penyalahgunaan fasilitas ini telah mengakibatkan terhapusnya privasi dalam keluarga, dan bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan perselisihan dan perceraian. Hubungan masing-masing pasangan dengan orang asing dan bahkan lawan jenis dalam daftar teman dan kenalan akan menurunkan penurunan tingkat kepercayaan di antara mereka. Dengan tingkat kepercayaan yang rendah dalam keluarga, ketenangan akan terusik dan akhirnya bangunan keluarga tersebut terancam kehancuran.

Selain isu kerusakan sosial, kehadiran ruang maya dalam lingkungan keluarga, dapat mengubah gaya hidup, parameter nilai dan budaya Islam, serta perubahan identitas budaya dan sosial. Seperti yang kita ketahui, keluarga di negara-negara Islam memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya dan nilai-nilai standar Islam.

Untungnya, nilai-nilai dan jejaknya masih tetap terjaga dalam keluarga islami di era modern dan sekuler dunia modern ini dan hanya mengalami perubahan minimal. Namun, perluasan budaya virtual dan konten anti-Islam yang tidak tepat dengan kekentalan budaya Barat di internet serta munculnya sarana komunikasi baru tetap menjadi ancaman serius bagi institusi keluarga.

Sebagaimana kita amati saat ini, dengan perluasan hubungan ini di dunia baru, nilai-nilai agama seperti pedulian dan menjaga kehormatan sudah tidak penting lagi, yang akan mengakibatkan berbagai dampak dan konsekuensi, dan secara perlahan mengubah parameter dan nilai-nilai serta gaya hidup Islam. Kehidupan sekuler Barat dan modern akan dengan cepat menggantikan posisinya.

Agama dan identitas agama memainkan peran penting dalam masyarakat Islam. Pada hakikatnya, identitas agama adalah salah satu unsur terpenting dalam stabilitas, persatuan dan kohesi sosial masyarakat Islam. Di masa lalu, identitas dibentuk melalui institusi keluarga dan orang tua, serta interaksi dan komunikasi umumnya terbentuk secara fisik dan nyata di sebuah titik geografis tertentu. Namun sekarang, dengan munculnya fenomena yang disebut dunia maya, identitas agama telah terancam dan berubah. Pola interaksi tradisional terancam dilupakan.

Masuknya serta dominasi dunia maya, sebelum menciptakan peluang, justru terlebih dahulu menimbulkan perubahan identitas, terutama di tingkat agama, dan juga keterasingan di kalangan remaja dan pemuda, yang menjadi pondasi terciptanya krisis identitas keagamaan di antara mereka. Tentu saja kehadiran seseorang di ruang seperti itu tidak pasti menciptakan krisis. Namun krisis identitas agama terjadi ketika pengguna secara tidak sadar terjebak dalam perangkap jaringan cyber yang menipu di mana semakin tertarik dia terhadap jaringan tersebut, maka semakin rentan identitas agamanya.

Dewasa ini, dunia Barat yang dominan memperluas dominasinya di seluruh dunia, dengan memperluas budayanya melalui berbagai sarana efektif seperti Internet. Seperti yang kita saksikan sekarang, budaya Barat dengan kemampuan media yang dimiliki, dengan mengerahkan sarananya, mencatat volume tertinggi promosi budayanya di dunia dan mengubahnya menjadi budaya global. Oleh sebab itu, internet memainkan peran penting dalam proses globalisasi budaya.

Atas dasar itu, kita menyaksikan fakta bahwa teknologi informasi komunikasi, menarget masyarakat, identitas etnis dan lokal, serta merongrong pondasi koherensi dan identitas kolektif di tingkat nasional. Melalui sarana dan pengaruh yang sama, disebarkan kesan bahwa budaya dan identitas nasional dipandang terbelakang di hadapan globalisasi budaya Barat.

Melalui internet, pola perilaku Barat dipresentasikan kepada masyarakat lain dan khususnya keluarga. Secara bertahap hal itu diterima sebagai model dominan di dalam lingkungan sosial dan keluarga. Dengan demikian, gaya hidup Barat semakin meluas. Seperti sekarang ini, hubungan keluarga Barat menjadi model dominan di masyarakat lain, termasuk di sebagian kelompok masyarakat Iran.

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (3)

Perhatian harus diberikan pada perubahan identitas individu di dunia maya. Identitas, memiliki tiga unsur, elemen personal, budaya dan sosial. Masing-masing memainkan peran penting dalam pengembangan kepribadian individu. Internet adalah panggung budaya dan sosial yang menempatkan individu pada berbagai posisi, peran dan gaya hidup.

Di ruang publik ini, keterampilan dan kemampuan budaya baru diperlukan untuk beraktivitas dengan setting simbolis. Situs pribadi adalah contoh modern bagaimana pengguna internet memperkenalkan dirinya kepada publik global dan menggunakan berbagai sarana untuk mengungkapkan perspektif, afeksi, minat dan pendapatnya. Miller seorang psikolog Amerika menyinggung pentingnya dan keterkaitan situs pribadi dan berkata: "Katakan padaku apa saja link Anda saya akan memberi tahu Anda siapa Anda sebenarnya."

Dengan banyaknya pilihan dan sarana media publik, termasuk internet, yang diberikan kepada para pemuda dan anggota keluarga, mereka selalu berhadapan dengan berbagai jenis perilaku dengan sebuah dorongan baru. Suasana seperti itu akan menciptakan identitas yang tidak menentu dan selalu berubah, terutama dari generasi ke generasi dengan semakin banyaknya dorongan baru dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, melalui media massa, masyarakat menyusun kembali batasan hipotetis antara ruang publik dan pribadi, dan ini adalah kesempatan yang dimanfaatkan para pemuda.

Pemuda, khususnya pada masa puber, yang merupakan tahap pembentukan identitas dan upaya menemukan nilai dan membenamkannya dalam kepribadiannya, menghadapi volume informasi massif di Internet dan dia harus menemukan jati dirinya di dunia maya ini. Secara perlahan internet berpotensi memiliki efek negatif pada identitas pemuda.

Selain itu, beberapa ciri khas kepribadian seperti usia, pendidikan, lokasi, dan jenis kelamin, terkadang hilang di internet. Misalnya, banyak orang yang mengobrol di chat room dengan keterangan pribadi tidak nyata dan berbicara dengan lisan karakter tersebut kepada audiens atau lawan dialog mereka. Karakter palsu itu diperkenalkan kepada audiens. Karakter-karakter rekayasa ini saling memberikan efek luar biasa satu sama lain, bersama konsekuensi negatifnya bagi individu dan keluarga.

Internet lahir dari dalam masyarakat modern Barat dan oleh karena itu segala sesuatu yang dapat diakses di internet adalah dalam rangka menjawab tuntutan manusia modern Barat dan diterima di masyarakat Barat. Masalah ini sekarang telah menimbulkan berbagai masalah moral dan budaya di dunia Barat.

Oleh karena itu, salah satu ancaman terpenting internet dan dunia maya bagi komunitas dan keluarga Muslim adalah pengaruh dan penyusupan nilai-nilai dan moral Barat melalui penggunaan teknologi ini terhadap keluarga serta penggoyahan pondasi keluarga. Keluarga adalah sebuah area di mana nilai moral dan parameter nilai, merupakan elemen terkuat dalam menjaga hubungannya. Penggunaan internet untuk mengakses pornografi dan situs berkonten asusila memiliki konsekuensi bagi keluarga, termasuk masalah perkawinan dan perselisihan antarpasangan dan masalah seksual untuk anak-anak.

Selain itu, dewasa ini kita menyaksikan penyebaran jaringan komunikasi maya, yang disambut khalayak, terutama kaum muda. Selain manfaat komunikasi cepat dan mudah, jaringan ini memudahkan orang berkomunikasi dan tanpa perkenalan secara proporsinal. Ini juga merupakan ancaman bagi anggota keluarga, karena dengan komunikasi yang tidak terkendali dan inkonvensional ini, terdapat banyak bahaya, termasuk pemisahan individu dari keluarga dan pertemanan yang berbahaya. Karena alasan tersebut, fenomena ini menuntut kontrol ketat orang tua atas interaksi dan hubungan putra-putri mereka dengan lawan jenis.

Acaman berbahaya lainnya adalah sebagian orang, terutama kaum muda, menggunakan jaringan Internet untuk memenuhi tuntutan biologis mereka dengan mengakses konten pronografi serta untuk berkenalan dengan tujuan berrkencan. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak pengguna chat room tertarik dengan obrolan erotis, dan menggunakan teknologi ini karena ketidakpuasan dengan hubungan perkawinan, keinginan untuk berteman dengan lawan jenis dan tuntutan kompleks seksual dan batin. Masalah ini telah menciptakan banyak masalah psikologis dan dampak negatif seksual bagi individu dan keluarga bahkan masyarakat.

Internet karena memiliki mekanisme yang tidak terkontrol dalam hubungan seksual, menimbulkan fenomena seksualitas dan erotisme yang sangat meluas, karena ulah para pengelolanya serta berkembangya perspektif komersialisasi masalah seks. Fenomena ini merusak seluruh norma etis dan mengancam budaya, terutama budaya relijius seperti budaya Islam. Sayangnya, kemungkinan anak-anak remaja akan mengalami fenomena yang disebut "baligh dini" karena mengakses konten pornografi, dan akibatnya akan menunjukkan perilaku seksual di luar batas.

Penggunaan internet meningkat setiap hari karena kemajuan komunikasi, seperti dengan lahirnya smartphone. Sejauh hal itu dapat dikatakan bahwa telah penggunaan internet berlebihan dan penggunaan adiktif dari fenomena kehidupan modern itu. Apa yang menyedot para pengguna menggunakan internet berlebihan dan berisiko kecanduan adalah budaya membesar-besarkan sebuah fakta. Pembesaran fakta merupakan kriteria dunia maya dalam menyikapi sebuah koten terkait fenomena, individu, dan interaksi. Di ruang maya, indera manusia juga sangat terlibat, sehingga manusia menjadi bagian dari ruang ini.

Berbagai bentuk penggunaan berlebihan ini dapat dibagi menjadi lima kategori umum: pertama, kecanduan hal-hal seksual dan ini yang paling umum. Kedua, kecanduan hubungan online, mencari teman dan mengisi kekosongan dalam hidup. Ketiga, kecanduan hubungan ekonomi; tujuannya adalah berjudi atau berdagang. Keempat, kecanduan pengumpulan informasi, keinginan untuk mengumpulkan informasi rahasia dan terselubung beserta faktanya, atau karena rasa ingin tahu yang berlebihan. Kelima, kecanduan pada komputer untuk bermain game online.

Menurut sebuah studi oleh American Psychiatric Association, ada tujuh kriteria untuk mendeteksi kecanduan internet, di mana jika ini disaksikan selaa dua bulan pada diri seseorang maka dapat dikatakan dia adalah pecandu internet. Kriteria ini meliputi kesabaran, gejala beranjak, waktu penggunaan internet melebihi dari yang dibutuhkan, kecenderungan konstan mengendalikan perilaku, menghabiskan banyak waktu untuk urusan yang berkaitan dengan Internet, mengurangi aktivitas sosial, pekerjaan dan rekreasi serta terus menggunakan internet meski mengetahuiu efek negatifnya.

Peningkatan volume kecanduan internet di kalangan remaja dan pemuda telah terbukti dan tidak dapat dipungkiri. Orang tua dan orang-orang sekitar harus berusaha mempertimbangkan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini. Kecanduan internet adalah semacam ketergantungan perilaku yang digunakan seseorang untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidupnya. Dampaknya akan menimbulkan kerugian fisik, psikologis, keuangan, keluarga, sosial dan pekerjaan. Orang yang kecanduan internet sejatinya kecanduan pada apa yang dia lakukan di internet atau perasaan ketika ia melakukanya di internet.

Banyak pula yang berusaha memecahkan masalah, kendala, dan kebutuhannya dengan melakukan pencarian solusi di internet. Beraktivitas berlebihan di internet akan menyebabkan kecanduan, kegelisahan dan depresi, sulit tidur atau bahkan insomnia dan kehilangan fokus, serta munculnya berbagai masalah fisik dan mental, yang pada akhirnya akan menyebabkan gangguan sosial dan keluarga. Kurangnya kontrol terhadap perilaku, depresi, kehilangan kesempatan pendidikan dan pekerjaan, kesepian, stres dan kegelisahan konstan, kegugupan, kecemasan mental dan gangguan obsesif kompulsif termasuk di antara efek buruk kecanduan pada internet.

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (4)

Di ruang maya dan teknologi cyber, di mana sarananya digunakan saat ini, terdapat pembahasan di bidang sosial yang sangat penting dan patut direnungkan.

Kurangnya pengetahuan yang proporsional dalam hal ini di berbagai lapisan masyarakat, dan juga rendahnya kesdaran akan bahaya ini serta minimnya pemahaman yang tidak memadai tentang ancaman sosial masyarakat dunia maya yang tidak terbatas pada penipuan internet, pencurian rekening bank secara online, pernikahan online dan peretasan situs, melainkan sampai pada penipuan gadis dan pemuda.

Masalah utama dari ruang maya ini, adalah marginalisasi penerimaan budaya dan pencarian identitas. Efek mendalam ini, merupakan di antara dari sekian banyak dampak negatif yang disebabkan pemanfaatan jejaring sosial secara tidak proporsional, pembentukan identitas kedua, serta berlindung atau bermigrasi menuju kehidupan kedua, dan pada akhirnya status sosial rekayasa atau seni penipuan di dunia maya, akan menimbulkan dampak buruk bagi martabat di dua ranah individu dan nasional. Marginalisasi penerimaan budaya dan pencarian identitas secara riil tersebut akan dilupakan dan tidak akan diperhatikan masyarakat.

Identitas di dunia maya, atau oleh sejumlah pihak disebut dengan "identitas online," berkembang sangat pesat. Menghubungkan identitas individu memiliki banyak konsekuensi termasuk, pelanggaran privasi, bahaya pencurian identitas pribadi dan perusakan citra identitas individu. Berbagai situs web dapat diakses kapan saja, dimana saja, dan secara secara bertahap mampu mengikis nilai-nilai fundamental sebuah masyarakat.

Dalam konteks komunikasi elektronik, identitas bersifat mengambang dan bebas dari persyaratan permanen apapun. Di ruang ini, banyak orang biasanya tetap anonim dan dengan mengubah nama dan profil mereka, membuat identitas palsu. Misalnya orang bisa kaya meski pun pada hakikatnya dia miskin. Seorang pengangguran bisa tampil sebagai orang yang memiliki pekerjaan baik.

Di dunia maya, seseorang berkenalan dengan orang lain menggunakan topeng berbeda-beda dan ini akan membuat orang tersebut bahkan tidak mampu mengenal dirinya dengan baik. Media moderen, akan memisahkan para anggotanya melalui sarana ini dari komunitas mereka sendiri, yang menuntut interaksi langsung, sehingga mengubah tradisi bercakap menjadi tradisi chat.

Krisis identitas, salah satu tantangan serius yang dihadapi di dunia maya, pada beberapa titik akan sangat berkaitan dengan identitas seseorang atau individu di mana identitas tersebut tidak stabil dan terpengaruh oleh berbagai peristiwa dan transformasi, sehingga seseorang pada tahap tersebut akan menghadapi kerancuan sehingga tidak dapat menentukan identitasnya dengan benar. Orang yang tidak memiliki identitas pasti akan menghadapi banyak masalah dalam hidupnya.

Krisis identitas bisa terjadi bagi setiap orang. Krisis ini tidak hanya sebatas di masa remaja atau muda saja. Dari sudut pandang lain, krisis identitas didefinisikan sebagai kegagalan seorang remaja untuk membentuk identitasnya, baik karena pengalaman buruk masa kecil atau kondisi tidak mendukung saat ini.

Padahal, krisis identitas merupakan salah satu unsur terpenting di era modern ini bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama yang berada pada masa transisi. Banyak sosiolog dan politisi menghubungkan kondisi krisis identitas ini dengan globalisasi dan menganalisanya dari sudut pandang globalisasi. Jürgen Habermas, Manuel Castells, Anthony Giddens dan Michel Foucault termasuk di antara para sosiologis yang meyakini hal tersebut.

Di masa lalu, ajaran agama disampaikan melalui cetakan buku-buku agama, dan teks-teks religius ini tetap tidak berubah selama bertahun-tahun, sementara di dunia maya agama tersebut tidak terbatas waktu dan tidak tetap pada satu kondisi, dan banyak situs-situs agama yang mengalami perubahan cepat di bidang struktur dan konten. Menyusul hal itu, kemunculan dan perluasan teknologi baru dunia maya, khususnya internet, berdampak pada meluasnya kecenderungan pada materialisme, hedonisme dan konsumerisme.

Iklan meluas di ruang ini sering difokuskan dalam rangka sekulerisasi penggunanya, yang dirancang oleh pemiliknya untuk menyukseskan kepentingan mereka atau negara mereka, sebagaimana mereka mengupayakan kepentingan mereka secara faktual di dunia nyata. Sistem definisi di era ini berdasarkan pada beberapa pokok seperti apa yang dikonsumsi, mobil apa yang dikendarai atau rumah seperti apa yang dibeli.

Identitas religius individu juga dipengaruhi oleh lingkungan virtual ini. Di dalam ruang seperti itu, peran elemen esensial agama, termasuk dosa, kesucian, kemurnian, keselamatan dan ketaatan telah sirna di mata pengguna, terutama para pemuda, dan pada akhirnya menimbulkan ancaman. Akan muncul pula krisis keagamaan di kalangan pemuda. Menurut para ahli, sinyal-sinyal ini melalui berbagai propaganda luas dan dengan kualitas tinggi, berusaha menggalang kepercayaan para pengguna. Semakin kuat sinyal tersebut maka semakin kuat pula daya tariknya. Melalui cara tersebut mereka dapat mencuri informasi pengguna serta membentuk kepribadian dan identitas mereka sesuai keinginan pemilik jasa.

Dari sudut pandang sosiologi, internet dapat dianggap sebagai titik masuk bagi komunitas elektronik global. Di dunia modern ini, kehidupan manusia terkait dengan jejaring sosial. Jejaring sosial telah menjadi fenomena global, dan aplikasi seperti telegram, Vk, WhatsApp, dan Viber dan OK, memiliki ratusan juta pengguna. Peran sentral jejaring sosial sangat mendasar sehingga tanpanya, kemungkinan perencanaan dan pengembangan dan produktivitas di bidang sosio-ekonomi, sains dan budaya tidak akan mungkin dilakukan. Dampak terbesar jaringan sosial terhadap keluarga adalah menciptakan kesenjangan antara dua generasi. Dampak sosial dan budaya tersebut telah menarik perhatian para sosiolog.

Mengingat teknologi itu bersifat tidak netral, mereka memaksakan nilai dan norma tertentu pada sekelompok masyarakat dan karena alasan itu, studi tentang teknologi ini sangat penting. Banyak masyarakat yang khawatir akan kehilangan identitas budaya dan nasional mereka dan mencari solusi untuk menghadapi ancaman tersebut. Seperti yang telah disebutkan, jejaring sosial adalah perangkat yang sama seperti perangkat lain, memiliki aspek positif dan negatif, dan penilaian kita tentang hal itu bergantung pada jenis penggunaannya.

Dalam meneliti reaksi masyarakat terhadap kemajuan teknologi komunikasi, kita perlu memperhatikan adanya benturan negatif yang tidak berpengaruh di ruang komunikasi baru. Di masyarakat barat, ada sejumlah indikasi kelelahan dan kejenuhan pada teknologi, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain untuk melepaskan diri dari perluasan teknologi komuniasi baru tersebut.

Dengan demikian dapat dirasakan posisi cyberspace dalam menciptakan soft power yang sangat dipahami oleh pemiliknya di seluruh dunia. Saat ini, tidak ada lingkungan budaya, sosial, politik atau ekonomi yang kebal dari pengaruh teknologi informasi dan komunikasi.

Di bidang kebudayaan, sebelumnya mekanisme komunikasi negara-negara Barat melalui satelit bersifat sepihak dan penonton sepenuhnya pasif dan terpengaruh. Namun ini tidak terjadi di internet dan dunia maya. Di ruang ini, platform untuk penonton terbuka lebar, dan setiap orang dapat hadir kapan pun dia mau, dan dengan demikian dunia maya telah menjadi realitas komunikasi manusia yang tak terelakkan.

Aktivitas di media ini memiliki gaya tertentu dan pengguna harus bertindak sesuai orientasinya. Pengguna tidak bisa hadir tanpa memberikan informasi tentang diri mereka, dan poin ini yang membuat jenis teknologi ini maju pesat. Para pengguna di dunia maya mungkin akan menganggap mereka lebih berwawasan ketika mampu menggunakan teknologi tersebut, akan tetapi sejatinya hal itu lebih mengacu pada keterampilan komunikasi internet ketimbang sains atau ilmu pengetahuan.

Dunia Maya: Peluang dan Ancaman (5)

Di bidang kemajuan teknologi informasi di dunia, kita berhadapan dengan proses cepat, dan kecepatan tersebut mempengaruhi perencanaan, kebijakan, pengambilan keputusan dan koordinasi.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan negara adalah konsumen di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Lebih tepatnya, dalam perang budaya ini, yang merupakan produk teknologi dan transformasi komunikasi, mereka tidak dapat berpolitik dan mengambil keputusan proporsional yang tepat waktu, dan sebesar upaya mereka untuk stabil di bidang ini maka semakin kecil keberhasilan mereka.

Terekspos dengan cara apapun, partisipasi dalam segala hal dan efektivitas di ruang manapun, tanpa mengetahui basis ruang tersebut, lebih penting daripada memperoleh informasi yang akurat dalam hal ini. Mengingat sedikitnya kedalaman pemikiran, perspektif, dan manuskrip di ruang ini, konten yang tersedia juga lebih berpengaruh pada audiens, dan ini merupakan ancaman yang dapat membuat umat manusia tergelincir dalam degenerasi. Telekomunikasi tampaknya melayani budaya dan pertukarannya, akan tetapi pada praktisnya bertentangan dengan budaya.

Menjaga budaya, nilai dan peradaban bergantung pada pengetahuan dan kontrol cerdas serta pemanfaatan efektif ruang komunikasi. Namun sarana komunikasi baru telah menciptakan banyak masalah bagi masyarakat. Dalam konteks ini, harus ada kemampu mengubah ancaman tersebut menjadi peluang serta menyelaraskannya dengan nila-nilai budaya.

Internet adalah media baru dengan esensi yang beberada dengan media sebelumnya, namun pada saat yang sama memiliki hampir semua fiturnya. Internet adalah laman budaya dan sosial di mana setiap individu menempatkan posisi, peran, dan gaya hidup yang berbeda. Interaksi yang digunakan dalam teknologi komunikasi modern, seperti Internet, berbeda dengan interaksi secara langsung dan tatap muka.

Faktor-faktor seperti tidak adanya pengaruh langsung seperti interaksi langsung dan faktor anonimitas membuat interaksi di internet sangat jauh berbeda dengan interaksi langsung. Oleh karena itu, ada kemungkinan terbentuk identitas selama interaksi sosial di ruang virutal yang akan mempengaruhi identitas faktul seseorang. Terkadang pengaruh ini positif atau bahkan negatif.

Para psikolog dalam penelitian mereka menjabarkan bahwa Internet seseorang mungkin secara sadar dan sangat ahli dalam mengendalikan identitas online sambil menimba pengalaman dari identitasnya yang baru dan berbeda. Dengan cara ini, internet dapat bermanfaat karena memberi orang kebebasan untuk menemukan dan memilih identitas yang mereka rasa lebih baik.

Faktor fundamental dalam pembentukan identitas sosial adalah interaksi sosial. Sebenarnya, seseorang akan menemukan identitasnya sebagai anggota masyarakat saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain, identitasnya didefinisikan dalam konteks interaksi sosial. Munculnya teknologi komunikasi modern telah menciptakan transformasi mendasar di bidang transaksi dan komunikasi manusia, yang hasilnya menciptakan gaya interaksi baru, yang jauh berbeda dengan komunikasi pada media massa konvensional. Selain itu, jenis komunikasi baru ini benar-benar membuka peluang baru dalam berinteraksi dan menawarkan identitas.

Cyberspace adalah salah satu sarana yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri dengan berbagai cara, karena ketika orang berada di dunia maya, mereka ingin mencari cara baru untuk mengelola berbagai aspek perilaku mereka. Oleh karena itu, identitasnya, yang merupakan salah satu aspek kompleks manusia, juga ikut terpengaruh.

Dunia maya dan kemungkinan komunikasi simultan dan tak terbatas, merupakan sumber tren dadakan yang diikuti dengan munculnya identitas dadakan secara masif, untuk dalam periode terbatas, yang akan lenyap seiring dengan munculnya identitas baru. Berbagai fitur komunikasi virtual menawarkan kondisi yang berbeda dengan interaksi dunia nyata dan langsung. Kecepatan aksi, anonimitas dan kelancaran arusnya dapat dapat memberikan ruang yang sama tanpa persyaratan gender, status, etnis, ras, dan geografis, yang tentu memberikan pengalaman berbeda bagi penggunanya.

Cyberspace memungkinkan individu untuk meningkatkan kebutuhan, tuntutan dan identitas mereka sampai batas tertentu melampaui dunia nyata serta menentukan kondisi baru untuk dialog, pemahaman dan interaksi di dunia maya. Meskipun demikian, esensi interaksi tidak langsung ini dapat memberikan dorongan lebih bagi para penggunanya untuk bermain dengan identitas, uji coba perilaku dan presentasi gambaran yang tidak realistis, yang berisiko lebih kecil dibanding di dunia nyata.

Dalam masyarakat informasi, yaitu masyarakat yang didominasi oleh identitas virtual dan komunikasi elektronik, identitas dan perspektif di dalamnya tidak stabil, multi-lapis dan heterogen. Seorang ilmuwan Barat, Mark Poster, dalam bukunya berjudul "The Second Media Age" menegaskan, "Di era baru, internet dan komunikasi elektronik telah mendominasi masyarakat, atau dengan ungkapan lebih tepat, adalah komunitas virtual yang menciptakan identitas masyarakat. Sarana infomrasi dan komunikasi baru, yang muncul akibat perubahan perspektif manusia moderen, menempatkan identitas pada posisi baru yang sangat jauh berbeda dan bahkan bertentangan dengan di masa lalu."

Secara umum, identitas di dunia maya dan cyber di bergerak ke arah transnasionalisasi. Sejatinya, hubungan yang terbentuk dengan mengandalkan alat komunikasi dan informasi baru mengungkap visi dan pemahaman baru tentang identitas. Hubungan ini menjadi jalan pembuka manusia sebagai fenomena multi-lapis, berubah-ubah, pasif, dan terbagi-bagi. Sebuah fenomena yang pembentukannya sedemikian rupa sehingga melawan segala bentuk stabilisasi.

Cyberspace dan jejaring sosial memiliki kekuatan penetrasi sangat tinggi dalam keluarga, sehingga menimbulkan berbagai bahaya mental serius bagi penggunanya. Saling menjauh dan memisahkan diri antaranggota keluarga adalah secuil dari berbagai dampak buruk psikologis, fisik dan fisiologis penggunanya.

Penggunaan secara berlebihan dan tanpa tujuan ruang ini, menyebabkan ketergantungan akut dan bahkan dapat mencapai tahap fatal dan berbahaya. Di negara-negara Asia Timur, ini telah menjadi masalah serius sehingga memaksa pemerintah mendirikan pusat untuk menangani para penderita masalah tersebut serta proses rehabilitasi kecanduan internet.

Disebutkan bahwa, dalam 10 tahun mendatang, banyak negara akan menghadapi fenomena destruktif ini, dan mereka harus segera memikirkan solusi kunci untuk mengatasi kecanduan ini dan berbagai dampak negatifnya. Tentu dunia maya memiliki pengaruh positif bahkan bagi keluarga Islam, yang harus diperhatikan para pengguna dan keluarga.

Kegelisahan pikiran dan praktis, seperti kekhawatiran akan tidak online-nya seorang kawan, termasuk di antara efek samping kecanduan internet dan ruang maya. Dampak lainnya adalah kecenderungan untuk iseng atau sekedar bermain-main di dunia maya sangat penting untuk diperhatikan dalam pemanfaatan cyberspace.

Perilaku agresif dan anti-sosial juga merupakan dampak lain dari penggunaan dunia maya berlebihan. Sebuah penelitian tahun 2000 di Jerman menunjukkan bahwa kencan online memiliki dampak buruk pada kehidupan bersama dan bahkan menyebabkan pasangan berpisah dan ikatan keluarga hancur. Terungkap juga banyak skandal internet.

Dampak lain dari penggunaan berlebuhan media ini adalah kecenderungan untuk berkata kasar, kekerasan, keributan dan kemarahan, di mana ketika selesai menggunakan internet, maka kecenderungan tersebut akan berdampak pada kepribadiannya di dunia nyata. Sayangnya, ruang-ruang ini sangat memprihatinkan dan penggunaan secara ekstrem akan mengisolasi individu tersebut dan secara bertahap menimbulkan depresi.

Seseorang yang telah telah terisolasi secara fisik akibat penggunaan berlebihan cyberspace, pada akhirnya akan berubah menjadi orang yang depresi. Orang yang dapat menggalang "dukungan sosial" dunia nyata, akan merasa kurang mendapat dukungan di dunia maya karena lingkup hubungan faktualnya telah terbatasi. Tentu saja orang yang merasa tidak mendapat dukungan lambat laun akan mengalami depresi serta afeksi negatif.