Keutamaan Bulan Sya’ban
Ketahuilah! Sesungguhnya bulan Sya‟ban adalah
bulan yang mulia, bulan yang dinisbatkan pada
Rasul Allah saaw, dimana pada bulan itu beliau
berpuasa dan menghubungkannya dengan bulan
Romadhan, Beliau saaw bersabda Sya‟ban adalah
bulanku, barang siapa yang berpuasa sehari pada
bulan Sya‟ban, maka surga wajib baginya.
Rasulullah saaw bersabda: “Sya‟ban adalah
bulanku, maka berpuasalah pada bulan ini, sebagai
ungkapan rasa cinta kalian kepada Nabi kalian dan
karena bertaqarrub pada Tuhan kalian.
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin a.s.;
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Sya‟ban sebagai
ungkapan cinta pada Rasul Allah saaw dan karena
bertaqarrub pada Allah, niscaya Allah
mencintainya, dan mendekatkannya pada
kemuliaan-Nya, pada hari kiamat serta mewajibkan
surga untuknya.
As-Syeikh meriwayatkan dari Shafwan Al-Jamal
berkata; Imam As-Shodiq a.s. bersabda kepadaku;
“Doronglah orang-orang yang ada di dekatmu
untuk melakukan puasa Sya‟ban, lalu saya
bertanya, apakah anda melihat sesuatu di
dalamnya? Beliau menjawab; Ya, sesungguhnya Rasulullah saaw jika melihat bulan sabit pada bulan
Sya‟ban, beliau menyuruh tukang panggil untuk
menyeru di kota Madinah; “Wahai seluruh
penduduk (penghuni Yatsrib!) Sesungguhnya saya
Rasulullah untuk kalian; Ingatlah sesungguhnya
Sya‟ban adalah bulanku, maka semoga Allah
merahmati orang yang menolongku menunaikan
bulanku”. Lalu beliau a.s. berkata; Sesungguhnya
Amirul Mukminin a.s. bersabda; “Saya tidak
pernah tertinggal oleh puasa Sya‟ban sejak saya
dengar tukang serunya Rasulullah saaw
menyerukan pada bulan Sya‟ban, dan ia tidak
pernah lepas dariku selama hari-hari hidupku, yakni
puasa Sya‟ban”. Lalu beliau a.s. bersabda; “Puasa
berturut-turut 2 bulan adalah merupakan taubat dari
Allah”.
Imam Ali ditanya; „Apa yang telah dipersiapkan
oleh Allah SWT untuk orang taat pada hari-hari di
bulan Sya‟ban? Lalu beliau menceritakan tentang
sesuatu yang pernah terjadi pada bala tentara yang
dikirim oleh Rasulullah saaw dalam menghadapi
orang kafir. Pada malam yang gelap gulita di mana
kaum muslimin sedang lelap tidur yang terbangun
hanyalah Zaid bin Haritsah, Abdullah bin Rawahah,
Qotadah bin Nukman, Qais bin Ashim semuanya
menunaikan sholat malam dan membaca Al-Quran,
tiba-tiba orang-orang kafir melakukan serangan
dimana kaum muslimin hampir musnah karena gelap dan tidak dapat melihat para musuh untuk
melawan secara tak terduga, tiba-tiba muncul
cahaya dari mulut keempat orang tersebut dan
menerangi bala tentara kaum muslimin yang hal itu
menjadikan kekuatan dan keberanian pada mereka
sampai dapat melumpuhkan kaum kuffar dengan
cara membunuh dan melukainya serta menawan
mereka. Setelah bala tentara kaum muslimin pulang
mereka menceritakan dan mereka menceritakan
pada Nabi saaw mengenai apa yang terjadi. Beliau
lalu bersabda:
“Sesungguhnya cahaya tersebut lantaran saudarasaudara kalian melaksanakan berbagai amalan pada
masa kecemerlangan bulan Sya‟ban”. Lalu beliau
menceritakan amal-amal tersebut satu demi satu.
Beliau saaw bersabda:
“Jika awal bulan Sya‟ban telah masuk Iblis
menyebarkan bala tentaranya di sudut-sudut bumi
dan diufuqnya seraya berkata pada
mereka:‟bersungguh-sungguhlah kalian di dalam
memperdaya sebagian hamba Allah pada kalian
karena sesungguhnya Allah Azza wajalla
menyebarkan malaikat-malaikat-Nya di sudut-sudut
bumi dan ufuqnya seraya berfirman pada
mereka;”Bendunglah para hamba-Ku dan
tunjukkan pada mereka. Semuanya akan beruntung
kecuali yang enggan dan yang angkuh maka ia akan tergolong di dalam pasukan Iblis dan
balatentaranya. Dan sesungguhnya Allah Azza
wajalla jika telah masuk permulaan Sya‟ban
memerintahkan agar pintu-pintu syurga di buka dan
memerintahkan pohon Thuba agar cabangcabangnya mendekat ke bumi lalu seorang penyeru
menyerukan :
“Wahai para hamba Allah! Inilah cabang-cabang
pohon Thuba bergantunglah kalian dengannya agar
kalian terangkat bersamanya ke dalam syurga. Dan
ini cabang-cabang pohon zaqqum maka
menyingkirlah kalian darinya jangan sampai ia
membawa kalian ke neraka jahim.
Beliau melanjutkan:
”Demi Dzat yang telah mengutusku sebagai nabi,
sesungguhnya siapa yang menunaikan satu bagian
dari kebaikan pada hari ini berarti telah bergantung
pada salah satu dari cabang pohon Thuba yang akan
membawanya ke dalam syurga. Dan orang yang
melakukan satu bagian dari kejahatan pada hari ini
berarti ia telah bergantung pada salah satu cabang
pohon zaqqum (pohon kecelakaan) yang akan
membawanya ke dalam neraka.
Lalu Rasulullah saaw melanjutkan:
“Barangsiapa mencari pahala karena Allah melalui
sholat pada hari ini berarti telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang berpuasa pada hari ini berarti
telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut
(Thuba:pohon keberuntungan).
Barangsiapa memperbaiki hubungan dengan
isterinya ayah dan anak-anaknya, kerabat dekatnya
tetangga dan orang-orang lainnya (temantemannya) berarti sudah bergantung pada cabang
pohon tersebut.
Barangsiapa meringankan kesulitan karena utang
seseorang atau menghapuskan utang orang yang
berhutang padanya berarti ia telah bergantung
dengan salah satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang melihat data hutangnya dan yang
menghutanginya telah putus asa dengannya
kemudian ia membayarnya berarti telah bergantung
dengan salah satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang merawat anak yatim berarti telah
bergantung pada satu cabang dari pohon tersebut.
Barangsiapa yang menolak orang bodoh karena
ingin menjatuhkan harga diri seorang mukmin,
berarti telah bergantung pada satu cabang pohon
tersebut.
Barangsiapa yang membaca Al-Qur‟an atau
sekelumit darinya berarti telah bergantung pada
satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa duduk mengingat Allah dan nikmatnikmat-Nya agar ia dapat mensyukurinya, berarti
telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa menjenguk orang sakit, berarti telah
bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang berbakti pada kedua orang
tuanya, atau salah satunya pada hari ini, berarti
telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang sebelumnya telah membuat
murka kedua orang tuanya, lalu pada hari ini ia
membuat keduanya rela, berarti telah bergantung
pada satu cabang pohon tersebut.
Begitu pula barangsiapa melakukan sesuatu dari
semua pintu-pintu kebaikan pada hari ini, berarti
telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Kemudian beliau bersabda; Demi Dzat yang telah
mengutusku sebagai nabi, Barangsiapa yang
melakukan tindakan kejahatan atau kemaksiatan
pada hari ini, berarti telah bergantung pada satu
cabang pohon Zaqqum yang akan membawanya ke
dalam neraka.
Lalu Rasulullah saaw bersabda; Demi Dzat yang telah mengutusku sebagai nabi, Barangsiapa
mengurangi shalat wajib dan mengabaikannya,
berarti telah bergantung pada satu cabang pohon
Zaqqum yang akan membawanya ke dalam neraka.
Barangsiapa pada hari di datangi orang fakir yang
lemah, dimana ia mengetahui keadaannya tidak
baik, sedang ia mampu merubahnya tanpa ada
petaka yang harus menimpanya dan disitu tidak
terdapat orang yang akan menggantikannya atau
menempati posisinya, lalu ia meninggalkan dan
mengabaikannya, tidak menolongnya, berarti telah
bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang didatangi oleh orang bersalah
padanya lalu ia beruzur, dan tidak menerima
uzurnya malah ia memberi sanksi yang tidak sesuai
dengan kesalahannya bahkan ia melebihi kesalahan
tersebut, berarti telah bergantung pada satu cabang
pohon tersebut.
Barangsiapa yang meretakkan hubungan antara
seorang dengan istrinya, atau ayah dengan anaknya,
atau seseorang dengan saudaranya atau kerabat
dengan kerabatnya atau antara dua tetangga, antara
dua kawan atau antara dua saudara, berarti telah
bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa mempersulit orang melarat sedang ia
mengetahui kemelaratannya lalu ia bertambah marahnya dan caciannya, berarti telah bergantung
pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang memiliki utang, lali ia
mengingkari utang tersebut pada orangnya dan
melakukan tindakan zalim atasnya sampai ia
membebaskan utang tersebut, berarti telah
bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa memutuskan anak yatim dan
mengganggunya/ menyakitinya serta merampas
hartanya, berarti telah bergantung pada satu cabang
pohon tersebut.
Barangsiapa melakukan pencemaran harga diri
saudaranya yang mukmin, dan ia membawa
manusia untuk itu, berarti telah bergantung pada
satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang menyanyikan suatu lagu,
dengannya ia membangkitkan orang pada maksiat,
berarti telah bergantung pada satu cabang pohon
tersebut.
Barangsiapa duduk mempersiapkan kejahatankejahatan di dalam perang serta berbagai macam
kezaliman terhadap hamba Allah, dan ia pun
bangga dengannya, berarti telah bergantung pada
satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang tetangganya sakit, lalu ia tidak melawat mayatnya, karena menguntungkannya,
berarti ia telah bergantung pada satu cabang pohon
tersebut.
Barangsiapa yang berpaling dari orang yang
tertimpa musibah, berarti ia telah bergantung pada
satu cabang pohon tersebut.
Barangsiapa durhaka pada kedua orang tuanya, atau
salah satunya, berarti ia telah bergantung pada satu
cabang pohon tersebut.
Barangsiapa yang sebelum hari ini durhaka pada
kedua orang tuanya, lalu pada hari ini ia tidak
membuat keduanya rela, padahal ia sanggup
melakukannya, berarti ia telah bergantung pada satu
cabang pohon tersebut.
Begitu pula orang yang melakukan tindakan
kejahatan dalam berbagai bentuknya, berarti ia
telah bergantung pada satu cabang pohon tersebut.
Demi Zat yang telah mengutusku membawa
kebenaran sebagai nabi, sesungguhnya mereka yang
bergantung pada cabang-cabang pohon Thuba,
niscaya ia akan mengangkat mereka ke surga.
Kemudian Rasulullah melihat ke langit sejenak
tertawa lalu tersenyum, kemudian menunduk ke
bumi, lalu beliau mengkerut dan bermasam Dan
selanjutnya beliau menghadap pada sobatnya, seraya bersabda; Demi Zat yang telah mengutus
Muhammad membawa kebenaran sebagai nabi,
saya telah melihat pohon Thuba mengangkat
cabang-cabangnya ke dalam surga bersama orangorang yang bergantung padanya.
Saya melihat dari mereka ada yang tergantung pada
satu cabang, ada yang dua cabang, adapula yang
pada banyak cabang, sesuai dengan kadar ketaatan
mereka, dan sungguh saya telah melihat Zaid bin
Haritsah bergantung pada banyak cabang pohon
tersebut, lalu ia mengangkatnya pada tingkat yang
paling tinggi, karena itulah saya tertawa dan
tersenyum.
Kemudian saya melihat ke bumi, maka Demi Zat
yang telah mengutusku membawa kebenaran
sebagai nabi, saya juga telah melihat pohon
Zaqqum, menurunkan cabang-cabangnya bersama
orang-orang yang bergantung padanya ke dalam
neraka Jahim.
Dan saya melihat ada diantara mereka yang
bergantung pada satu cabang, atau dua bahkan
banyak cabang, sesuai dengan kejahatan yang
mereka bawa, dan sungguh saya telah melihat
sebagian orang-orang munafiqin telah bergantung
pada banyak cabang pohon tersebut, lalu ia
menurunkan mereka ke tingkat paling bawah,
karena itulah saya mengkerut dan bermasam.
Amalan Malam Nisfu Sya’ban
Rasulullah saaw bersabda :”Pada malam ini (Nisfu
Sya‟ban) dibagikan-Nya rizki, dicatat-Nya ajal, dan
Allah SWT pada malam ini akan mengampuni
dosa-dosa hamba-Nya, Allah menurunkan
Malaikat-Nya dari langit ke bumi. Dalam riwayat
yang lain disebutkan bahwa pada malam ini
dihapuskan semua amal (yang jelek bagi yang
memohonkannya) dibagikan-Nya rizki, dicatat-Nya
ajal, diampuni-Nya dosa kecuali orang musyrik,
yang bertengkar, yang memutuskan silaturrahmi,
pemabuk, yang terus menerus melakukan dosa,
penyair (suka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakan), dukun.
Diriwayatkan dari Ali bin Husein dari ayahnya dari
Imam Ridho ketika beliau ditanya tentang malam
nisfu Sya‟ban malam itu adalah malam
diselamatkan-Nya hamba dari siksa api neraka,
diampuni-Nya dosa-dosa besar.
Diriwayatkan dari al-Majlisi dari kitab Zaadul
ma‟ad, Nabi saaw bersabda :”Pada malam nisfu
Sya‟ban Jibril datang kepadaku dan berkata
„Bangunlah wahai Muhammad kemudian kami
menuju ke Baqi‟ kemudian dia berkata „angkatlah
kepalamu ketahuilah pada malam ini Allah akan
membuka pintu langit, dibukanya pintu rahmat,
pintu kerelaan, pintu pengampunan, pintu
keutamaan, pintu tobat, pintu nikmat, pintu
kedermawanan, pintu ihsan, ditetapkan-Nya ajal,
dibagikan-Nya rezki, dari tahun ini hingga tahun
yang akan datang, diturunkan-Nya apa yang akan
terjadi selama setahun kemudian. Kemudian Jibril
melanjutkan Allah telah memberikan kepadamu
duhai Muhammad apa saja yang ada pada kerajaan
langit, Allah akan menetapkan pada malam hari ini
bagi yang berdiri, rukuk dan sujud (Sholat), yang
berdzikir dan bertasbih yang berdoa akan
dikabulkan doanya, yang memohon hajatnya akan
diterima, yang memohon ampun akan diampuni,
yang bertaubat akan diterima taubatnya. (Dikutip
dari Kitab Muntakhob Hasani)
Imam al-Baqir a.s. telah ditanya mengenai
keutamaan malam pertengahan bulan Sya‟ban, lalu
beliau a.s. menjawab; “Dialah yang paling utama di
antara malam setelah malam Lailatul Qadar. Di
dalamnya Allah telah memberikan kelebihan pada
hamba-hamba-Nya dan dengan kemurahan-Nya Allah mengampuni mereka, maka berjuanglah di
dalam mendekatkan diri pada Allah, karena malam
itu untuk menuju Allah. Dan Allah mewajibkan
atas diri-Nya untuk tidak menolak orang yang
memohon selama ia tidak memohon maksiat pada
malam itu. Dan sesungguhnya malam yang
dijadikan oleh Allah untuk kami ahlul bait,
disamping Allah menjadikan lailatul Qadar untuk
Nabi kita, maka bersungguh-sungguhlah kalian
dalam berdoa pada Allah dan memuji pada-Nya
Dan di antara kebesaran berkah malam ini adalah ia
merupakan waktu kelahiran pemimpin zaman dan
imam zaman dimana ruh-ruh kita adalah tebusan
baginya, dilahirkan pada waktu Sahur th 255 H di
dalam kesenangan orang yang melihatnya dan
inilah yang menambah kemuliaan dan
keutamaannya.
Ada beberapa doa yang dibaca pada malam nisfu
Sya‟ban di antaranya: Doa-doa yang terdapat dalam
kitab Mafatihul Jinan hal 227 – 231. Di antaranya:
Doa ini adalah doa yang dibaca Nabi saaw pada
malam nisfu Sya‟ban: Doa ini adalah doa paripurna
dan akan banyak manfaatnya bila dibaca setiap
waktu. Disebutkan dalam kitab Awalil laalii bahwa
Nabi saaw selalu membaca doa ini setiap waktu.
بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَُّه َّم َص ّْل َعلَى ُم َح َّم ٍد َوآِؿ ُم َح َّم ٍد
Bismillahirrohmaanirrohiim, Allahumma sholli
„alaa Muhammad wa aali Muhammad
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang
Ya Allah limpahkanlah karuniamu atas Muhammad
dan keluarga Muhammad
اَللَُّه َّم اقْ ِس ْم لَنَا ِم ْن َخ ْشيَتِ َك َما يَ ُحْوُؿ بَػْيػنَػنَا
َوبَػْي َن َمْع ِصيَتِ َك،
Allahummaqsim lanaa min khosy yatika maa yahuulu
baynanaa wa bayna ma’shiyatika
Ya Allah karuniakan kami dari kekhusyukan-Mu
yang Engkau limpahkan dalam diri kami agar dapat
menghindarkan maksiyat kepada-Mu
َوِم ْن طَا َعتِ َك َما تُػبَػلّْغُنَا بِِو ِر ْضَوانَ َك،
wa min tho atika ma tuballighuna bihii ridhwaanak
Ketaatan kepada-Mu yang dapat mengantarkan
kami menuju keridhoaan-Mu
وِم َن الْيَِقْي ِن َما يَػُهْو ُف َعلَْيػنَا بِِو ُم ِصْيبَا ُت
ال ُّدنْػيَا،
waminal yaqiinii maa yahuunu ‘alainaa bihii
mushiibaatut dunyaa
Keyakinan yang dapat menghindarkan kami dari
mushibah dunia
اَللَُّه َّم أَْمتِْعنَا بِأَ ْس َما ِعنَا َوأَبْ َصاِرنَا َوقُػَّوتِنَا َما
أَ ْحيَػْيتَػنَا
Allahumma amti’naa biasmaa inaa wa abshoorinaa wa
quwwatinaa maa ahyaitanaa
Wahai Tuhan Kami! Berikanlah kesenangan kami
melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan
kami selama Engkau hidupkan kami.
َوا ْجَعْلوُ الَْواِر َث ِمنَّا َوا ْجَع ْل ثَاَرنَا َعلَى َم ْن
ظَلََمنَا َوانْ ُصْرنَا َعلَى َم ْن َعا َدانَا
waj’alhul waaritsa minnaa waj'al tsaaronaa 'alaa man
dholamanaa wan shurnaa 'alaa man 'aadaana
Dan jadikanlah dia sebagai pewaris dari kami.
Jadikanlah perjuangan kami pada orang yang
menganiaya kami. Tolonglah kami atas orang-orang
yang memusuhi kami.
َولاَ تَ ْجَع ْل ُم ِصْيبَتَػنَا فِ ْي ِديْنِنَا، َولاَ تَ ْجَع ِل
ال ُّدنْػيَا أَ ْكبَػَر َىّْمنَا، َولاَ َمْبػلَ َغ ِعْل ِمنَا،
wa laa taj‟al mushiibatanaa fii diininaa walaa
taj‟alil dunyaa akbaro hamminaa walaa mablagho
„ilminaa
Janganlah Engkau jadikan petaka berada di dalam
agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia
sebagai keinginan kami yang paling besar dan
bukan pula puncak pengetahuan kami.
َولاَ تُ َسلّْ ْط َعلَْيػنَا َم ْن لاَ يَػْرَح ُمنَا، بَِرْح َمتِ َك يَا
أَْرَح َم الَّرا ِح ِمْي َن
walaa tusallith ‘alainaa man laa yarhamuna,
birohmatika yaa arhama roohimiin
Serta jangan pula Engkau beri kekuasaan orang
yang tidak memiliki belas kasih sayang pada kami
dan atas kami. Wahai Dzat yang paling berbelas kasih di antara yang berbelas kasih.
Membaca tasbih sebanyak 100 kali agar
pelanggaran yang telah lalu diampuni dan agar
dipenuhi segala kebutuhan dunia dan akhirat.
Tasbihnya adalah:
ُسْب َحا َف الله َوالْ َحمػُْدِِ للَّػِو َولاَ اِلَوَ اِلاَّ اللهُ
َوللهُ أَ ْكػبَر
subhaanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah
wallahu akbar
Maha suci Allah, segala puji bagi Allah tidak ada
Tuhan kecuali Allah, Allah Yang Maha Besar