Pensucian Ahlul Bayt as “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan segala jenis kekotoran darimu wahai Ahlul bayt dan mensucikanmu sesuci-sucinya.”
Berdasarkan riwayat dari Aisyah, Ummu Salamah, Abu Sa’id Al-Khudri dan Anas bin Malik, ayat ini turun hanya untuk lima orang, yaitu Rasulullah SAWW, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein as
Rasulullah SAWW bersabda seraya menunjuk kepada Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein as: “Ya Allah, mereka ini adalah Ahlul Baytku, maka peliharalah mereka dari keraguan dan sucikan mereka sesuci-sucinya.” Banyak hadis lain yang searti dengan hadis tersebut.
Silahkan rujuk:
1.Shahih Muslim, kitab Fadha-`ius Shaha-bah, bab Fadha-`il Ahli Baytin Nabi SAWW, juz 2, hal. 368, cetakan Isa Al-Halabi; juz 15 hal. 194, Syarah An-Nawawi, cetakan Mesir.
2.Shahih Tirmidzi, juz 5, hal. 30, hadis ke 3258; hal. 328, hadis ke 3875, cetakan Darul Fikr.
3.Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 5, hal. 25, cetakan Darul Ma’arif, Mesir.
Perintah Mencintai Ahlul Bayt as “Katakanlah wahai Muhammad: “Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini melainkan kecintaan terhadap keluargaku”.
Ayat ini turun untuk keluarga Rasulullah SAWW, yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l,karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 130, hadis ke 822, 823, 824, 825, 826, 827, 828, 832, 833, 834, dan 838.
2.Mana-qib Ali bin Abi Thalib,karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 307, hadis ke 352.
3.Dzakha-`irul ‘Uqba-, karya Ath-Thabari Asy-Syafi’i, hal. 25 dan 138.
28. Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 20; juz 2, hal. 13, hadis ke 359.
29. Abaqa-tul Anwa-rbagian hadis Ats-Tsaqalain, juz 1, hal. 285.
2
Asbabun Nuzul
Surah Al-Baqarah : 124
Ayat Imamah “Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia (berhasil) melengkapinya. Allah berfirman: “Sungguh aku akan menjadikanmu seorang imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim memohon: “ Juga dari keturunanku!”.
Allah berfirman: “Janjiku ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”.
Dalam Tafsir Al-Mizan karya Allamah Thabathaba’i juz 1 hal. 273, diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima Nabi Ibrahim as sebagai seorang hamba sebelum Dia mengangkatnya menjadi seorang mabi, mengangkatnya menjadi nabi sebelum Dia memilihnya menjadi rasul, mengangkatnya menjadi rasul sebelum Ia menjadikannya sebagai kekasih-Nya (Khalilullah), dan menjadikannya sebagai khalilullah sebelum mengangkatnya menjadi seorang imam. Dan setelah Allah menganugerahkan semua itu kepadanya, Dia berfirman: “Sungguh Aku telah mengangkatmu menjadi imam bagi seluruh manusia”. Karena imamah itu sangat agung baginya, maka beliau memohon kepada Allah: “Dan dari keturunanku juga!”. Kemudian Allah menjawab: “Janjiku ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”. Selanjutnya Imam Ja’far berkata: “Orang yang bodoh tidak akan menjadi imam bagi orang yang bertakwa”.
Allamah Thabathaba’i mengatakan berdasarkan riwayat di atas, yang dimaksud dengan “Kalimat” dalam ayat ini adalah imamah Nabi Ibrahim as, Ishak dan keturunannya yang kemudian ia menyempurnakannya dengan imamah Muhammad SAWW dan para imam Ahlul Bayt as dari keturunan Nabi Ismail as Kemudian Allah memperjelas persoalan ini dengan firman-Nya: “Sungguh Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia.”
Hadis tersebut dan hadis-hadis lain yang memiliki kandungan yang sama dengan hadis di atas terdapat di dalam:
Ayat Indza-r “Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat”
Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW bersabda: “Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Allah telah menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara kamu yang bersedia membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan washiku serta khalifahku?”
Mereka semua tidak bersedia kecuali Ali bin Abi Thalib. Di antara hadirin beliaulah yang paling muda. Ali berdiri seraya berkata: “Aku ya, RasulullahNabi. Aku (bersedia menjadi) wazirmu dalam urusan ini”. Lalu Rasulullah SAWW memegang bahu Ali seraya bersabda: “Sesungguhnya Ali ini adalah saudaraku dan washiku serta khalifahku atasterhadap kalian. Oleh karena itu, dengarkanlah dan taatilah ia.” Mereka tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Abu Thalib: “Kamu disuruh mendengar dan mentaati anakmu”.
Peristiwa di atas dapat dirujuk di buku-buku berikut:
1.Syawa-hidut Tanzi-l,karya Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 372, hadis ke 514; hal. 420, hadis ke 580, cetakan pertama, Beirut.
8.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 136 dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 116 dan 119, cetakan Islambul.
9.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-suyuthi, juz 3, hal. 390.
10.Al-Ghadi-r,karya Al-Amini, juz 2, hal. 305.
11.Ru-hul Ma’a-ni-, karya Al-Alusi juz 11, hal. 41.
12.Gha-yatul Mara-m, bab 42, hal. 248, cetakan Iran.
13.Fara-`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal. 314, hadis ke 250; hal. 370, hadis ke 299 dan 300.
3
Asbabun Nuzul
Surah Al-An’a-m : 153
Perintah Mengikuti Jalan Kebenaran “Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya”
5.Fara-`idus Simthain juz 1 hal. 314, hadis ke 250.
Surah An-Nahl : 43
Perintah Merujuk Kepada Ahlul Bayt as “Maka bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kamu tidak tahu”
Yang dimaksud dengan ahludz dzikr dalam ayat di atas adalah Ahlul Bayt Nabi as Yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke: 460,463, 464, 465, dan 466.
2.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya syeikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 51 dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 46, 119, cetakan Islambul.
3.Tafsir Al-Qurthubi, juz 11, hal. 272.
4.Tafsir Ath-Thabari, juz 14, hal. 109.
5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 570.
6.Ru-hul Ma’a-ni-, karya Al’Alusi, juz 14, hal. 134.
7.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari juz 3, hal. 483, cetakan Tehran.
Surah Ar-Ra’d : 7
Mundzir dan Pemandu Kepada Kebenaran “Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan (mundzir), dan setiap kaum (pasti memiliki) seorang pemberi petunjuk”
Yang dimaksud dengan “penunjuk jalan” dalam ayat di atas adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as
Ibnu abbas meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW meletakkan tangan di atas dadanya sambil bersabda: “Aku adalah mundzir”. Dan ketika membaca: “Wa li kulli qaumin ha-d”, beliau menunjuk ke arah Imam Ali as seraya bersabda: “Wahai Ali, kamu adalah pemberi petunjuk itu, dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk setelah aku (wafat), mereka mendapatkannya melalui (petunjukmu)”.
Hadis ini dan hadis-hadis lain yang searti dengannya dapat dilihat di dalam buku-buku referensi berikut:
Jalan yang Lurus “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Kau beri nikmat kepada mereka”
Yang dimaksud “jalan yang lurus” dalam ayat di atas adalah Muhammad SAWWW dan Ahlul Bayt beliau a.s. Mereka adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal. 57, hadis ke 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 101, 102, 103, 104, dan 105.
2.Al-Ittiha-f bi Hubbil Asyra-f, karya Asy-Syabrawi, hal. 76.
Orang-orang yang Diberi Nikmat “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, maka (di hari kiamat) mereka akan bersama orang-orang yang telah diberi nikmat karya Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan mereka adalah sahabat yang baik”
Yang dimaksud dengan nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAWWW, shiddiqin adalah Ali bin Abi Thalib a.s., syuhada` adalah Hamzah dan Ja’far r.a. dan shalihin adalah Hasan dan Husein a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi juz 1 hal. 153, hadis ke 206, 207, 208, dan 209.
2.Ihqa-qul Haqq, At-Tustari juz 3 hal. 542.
3.Gha-yatul Mara-m, bab 182, hal. 426, cetakanTehran.
Surah Al-Ma-`idah : 55-56
Ayat Wilayah "Sesungguh pemimpin kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang memberikan zakat ketika sedang ruku'. Barang siapa yang berwilayah kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang yang beriman, sesungguhnya hizbullah adalah orang-orang yang jaya”
Ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib a.s. ketika beliau memberi sedekah kepada pengemis saat ruku’.
23.Syarah Nahjul Bala-ghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 13, hal. 277, cetakan Mesir, dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl; juz 3, hal. 275, cetakan pertama, Mesir.
Ayat Tabligh "Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan hal itu, berarti engkau belum menyampaikan risalah-Nya.”
Menurut beberapa hadis yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi SAWWW, seperti Ibnu Abbas, Abu Said Al-Khudri, Al-Barra' bin Azib, Abu Hurairah, dan lainnya, ayat ini turun setelah haji Wada' di Ghadir Khum sehubungan dengan perintah memproklarnirkan kepemimpinan (wilayah) Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
14.Al-Milal wan Nihal, karya Syahrastani Asy-Syafi'i, jilid 1, hal. 163.
15.Fara-`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal. 158, hadis 120, cetakan Beirut.
16.Mifta-hun Naja-h, karya Al-Badkhasyi, hal. 41.
17.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 6, hal. 347.
18.Matha-libus Sa`u-l, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, juz 1, hal. 44, cetakan Dar Kutub Najaf; hal. 16, cetakan Tehran.
19.Al-Fushu-lul Muhimmah, karya Ibn Shabbagh Al-Maliki Al-Makki, hal. 25, cet Al-Haidariyah.
20.Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalib dalam Ta-ri-kh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 86, hadis ke 586, cetakan Beirut.
21.Fathul Baya-n fi Maqa-shidil Qura-n, karya Allamah Sayyid Shiddiq Hasan Khan, juz 3, hal. 63, cetakan Mathba' Al-'Ashimah, Kairo; juz 3, hal. 89, cetakan Bulaq, Mesir, 23; Al-Ghadir, karya Al-Amini, juz 1, hal. 9.
Surah Al-Ahza-b : 6
Ayat Wilayah "Nabi itu lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri"
Ayat ini turun untuk mempertegas kepemimpinan Ali bin Abi Thalib a.s.
Dalam suatu riwayat, Al-Barra' bin' Azib berkata: “Kami bersama Rasulullah SAWWW dalam suatu perjalanan, lalu kami sampai di suatu tempat bernama Ghadir Khum. Nizcaya Nabi menyeru: “Mari shalat berjema' ah!”. Dalam keadaan panas yang melelahkan Nabi melakukan shalat Zhuhur di bawah dua pohon. Lalu Nabi memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: "Tidakkah kamu tahu bahwa aku lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri?” Para sahabat menjawab: “Betul (engkau lebih utama bagi orang-orang mukmin dari pada diri mereka sendiri)”. Selanjutnya Nabi SAWWW bersabda: "Tidakkah kamu tahu bahwa sesungguhnya aku lebih utama bagi setiap orang yang beriman dari pada diri mereka sendiri?" Mereka menjawab: “Benar”. Maka Nabi SAWWW memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: "Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah orang yang menolong Ali dan musuhilah orang yang memusuhinya”. Lalu Umar bin Khattab mengucapkan selamat kepada Ali bin Abi Thalib: “Selamat atasmu, wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi pemimpin setiap mukmin dan mukminah.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, dan An-Nasa'i, dari Buraidah, ia berkata: “Saat aku bersama Ali pergi ke Yaman untuk berperang, aku melihat ia marah. Ketika aku bertemu dengan Rasululah SAWWW, aku ceritakan semua peristiwa itu dengan nada sengaja ingin merendahkannya. Aku melihat wajah Rasulullah SAWWW berubah dan berkata: "Wahai Buraidah, bukankah aku lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri?” Aku menjawab: “Benar, ya Rasulullah (engkau lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri)”. Lalu Nabi SAWWW bersabda: "Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. "
Riwayat ini dan riwayat-riwayat lainyang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Musnad Ahmad, juz 4, hal. 281, 368 dan 372.
2.Shahi-h Ibnu Majah, bab Fadha-`il Ashhab Rasulillah, hal. 13.
3.Khasha-`ishun Nasa`i, hal. 25.
4.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi, juz 6, hal. 566.
5.Kanzul 'Umma-l, karya Al-Muttaqi Al-Hindi, juz 6, hal. 390, 397, dan 399.
6.Musykilul Atsar, karya Ath-Thahawi, juz 2, hal. 307.
7.Al-Mana-qib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 18.
8.Usdul Gha-bah, karya Ibnu Atsir, juz 2, hal. 307.
9.Al-Isha-bah, karya Ibnu Hajar Al-'Asqalani, juz 4, hal. 16.
10.Ash-Shawa-'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 25.
11.Ar-Riya-dhun Nadhirah, karya Ath-Thabari, juz 2, hal. 169.
12.Tafsir Majma'ul Baya-n, karya Ath-Thabarsi, juz 21, hal. 104.
Surah Al-Ma-`idah : 3
Penyempurnaan Agama dan Nikmat (Wilayah) “Pada hari ini telah Kusempumakan untukmu agamamu, Kulengkapi nikmat-Ku bagimu dan Kurestui Islam sebagai agamamu”
Ayat ini turun di Ghadir Khum ketika Nabi SAWWW mengangkat tangan Imam Ali a.s. untuk memproklamirkan kepemimpinannya di depan kurang lebih 150 ribu hadirin saat itu. Nabi SAWW menyampaikan hal ini setelah melaksanakan haji Wada', dan ketika itu Nabi SAWW bersabda: “Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah orang yang menolongnya dan musuhilah orang yang memusuhinya... "
Selanjutnya Umar bin Khattab mengucapkan selamat kepada Imam Ali a.s. seraya berkata: “Selamat, selamat atasmu wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi pemimpinku dan pemimpin setiap yang mukmin dan mukminah”.
Riwayat tersebut dan riwayat-riwayat lain yang semakna dengannya terdapat dalam kitab-kitab berikut:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Haskani, juz 1, hal. 157, hadis ke: 211, 212, 213, 214, 215, 250, cetakan pertama, Beirut.
2.Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 75, hadis ke: 575, 576, 577, 578, 585, cetakan pertama, Beirut.
3.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 19, hadis ke 24, cetakan Tehran.
14.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 6, hal. 106.
15.Ru-hul Ma'a-ni-, karya Al-Alusi, juz 6, hal. 55, cetakan Al-Muniriyah.
16.Al-Bida-yah wan Niha-yah, karya Ibnu Katsir, juz 5, hal. 213; juz 7, hal. 347, cetakan Kairo.
Adapun riwayat dari jalur Syi'ah, silahkan rujuk: Al-Biha-r, karya Al-Majlisi, juz 38, bab 52, cetakan baru.
5
Asbabun Nuzul
Surah Al-Ma’a-rij : 1-3
Mendapat Siksa karena Meragukan wilayah Imam Ali a.s. “Seorang peminta telah meminta datangnya siksa yang (sekarang) telah terjadi. (Siksa itu) untuk orang-orang kafir, (dan) tidak ada seorang pun dapat menolaknya. "
Ayat ini berkenaan dengan Nu'man Al-Fihri, ketika ia meragukan pengangkatan Nabi SAWW terhadap Ali bin Abi Thalib a.s. sebagai penggantinya.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 2, hal. 286, hadis ke 1030, 1031, 1033, 1034.
2.As-Si-ratul Halabiyah, karya Ali bin Burhanuddin AI-Halabi Asy-Syafi'i, juz 3, hal. 275, cetakan Al-Bahiyyah, Mesir, tahun 1320 H.
3.Tadzkiratul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 30.
4.Nizham Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 93.
5.Al-Fushu-lul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 25.
7.Ru-hul Ma'a-ni, karya Al-Alusi, tentang ayat ini.
8.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 79.
Surah Az-Zukhruf : 45
Kepemimpinan Rasullulah SAWW dan Imam Ali a.s. “Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelummu"
Yaitu mereka diutus untuk berwilayah kepada Muhammad SAWW dan Ali bin Abi Thalib a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 2, hal. 156, hadis ke 855, 856, 858.
2.Al-Mana-qib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 220.
3.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Ta-ri-kh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 97, hadis ke 599.
4.Gha-yatul Mara-m, bab 44, cet. Iran.
5.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 81.
Surah A-lu Imra-n : 61
Ayat Mubahalah "Maka katakanlah (kepada mereka): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah lalu kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta”
Umat Islam sepakat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Nabi SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s.
Silahkan rujuk:
1.Shahi-h Muslim, kitab Al-Fadha-`il, bab Fadha-`il Ali bin Abi Thalib, juz 2, hal. 360, cet. Isa Al-Halabi; Syarah An-Nawawi, juz 15, hal. 176, cet. Mesir.
2.Sunan At-Tirmidzi, juz 4, hal. 293, hadis ke 3085; juz 5, hal. 301, hadis ke 3808.
3.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 120-129, hadis ke 168, 170,171, 172, 173, dan 175.
4.Mustadrak Al-Hakim, juz 3, hal. 150. la menganggap riwayat ini sahih. Dalam Ma'rifah 'Ulu-mil Hadi-ts, karya Al-Hakim disebutkan bahwa dalam kitab-kitab tafsir termaktub riwayat-riwayat yang mutawatir dari Abdullah bin Abbas dan lainnya bahwa Rasulullah SAWW pergi ke tempat mubahalah sambil menuntun tangan Ali, Hasan dan Husein a.s., sedangkan Fathirnah a.s. berada di belakang mereka. Beliau bersabda: “Mereka ini adalah anak-anak karni, diri kami, dan wanita karni, maka panggillah anak-anakmu, dirimu, dan wanitamu. Kemudian, mari kita bermubahalah kepada Allah dan memohon supaya kutukan-Nya ditimpakan kepada orang-orang yang dusta”.
5.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 263, hadis ke 310.
6.Musnad Ahrnad bin Hanbal, juz 1, hal. 185, cet. Al-Maimaniyah; juz 3, hal. 97, hadis ke 1608, cet. Darul Ma'arif.
13.Ahka-mul Qura-n, karya Al-Jashshash, juz 2, hal. 295-296. la berkata: “Para ulama tidak berbeda pendapat bahwa Nabi SAWW menuntun tangan Hasan, Husein, Ali dan Fathimah a.s. ..., cet. Abdurrahman, Mesir.
14.Asba-bun Nuzu-l, karya Al-Wahidi, hal. 59.
15.Ahka-mul Qura-n, karya Ibnu Al-'Arabi, juz 1, hal. 275, cet. kedua Al-Halabi; juz 1, hal. 115, cet. As-Sa'adah, Mesir.
16.At-Tashi-l li 'Ulu-mit Tanzi-l, karya Al-Kalbi, juz 1, hal. 109.
24.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi, juz 2, hal. 38-39.
25.Tafsir Al-Baidhawi, juz 2, hal. 22.
26.Tarikhul Khulafa-`, karya As-Suyuthi, hal. 169.
27.Ash-Shawa'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar Asy-syafi'i, hal. 72, cet. Al-Maimaniyah; hal. 119 cet. Al-Muhammadiyah, Mesir. Dalam cetakan ini nama Imam Hasan dihilangkan, sementara di cetakan pertama nama itu masih ada; Hal. 72, menyebutkan bahwa ayat ini turun untuk mereka; hal. 87 dan 93, cet. Al-Maimaniyah; hal. 143 dan 153, cet. Al-Muhammadiyah.
28.Tafsir Al-Kha-zin, juz 1, hal. 302.
29.Al-Ittiha-f bi hubbil Asyra-f, karya Asy-Syabrawi Asy-Syafi'i, hal. 5.
33.Al-Mana-qib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 60 dan 97.
34.Al-Fushu-lul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 110.
35.Syarah Nahjul Bala-ghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 16, hal. 291, cet. Mesir, dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl; juz 4, hal. 108, cet. pertama, Mesir.
47.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 387, hadis ke 307; juz 2, hal. 23, hadis ke 365; hal. 205, hadis ke 484, 485, dan 486.
Surah Ad-Dahr : 5-22
Kisah Memberi Makanan “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Mereka akan meminum) dari mata air (dalam surga) yang dari mata air itu hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana ... Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri. "
Ayat ini turun untuk Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein a.s., sehubungan dengan kisah puasa mereka selama tiga hari dan sedekah yang mereka berikan selama tiga hari itu dengan memberi makanan kepada orang-orang miskin, anak yatim, dan tawanan.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 298, hadis ke 1042, 1046, 1047, 1048, 1051,1053, 1054, 1055, 1056, 1057, 1058, 1059 dan 1061.
2.Al-Mana-qib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 188-194.
27.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 93 dan 212, cet. Istambul ; hal.107,108 dan 251, cet. Al-Haidaiyah.
28.Nawa-dhirul Ushu-l, karya Al-Hakim At-Tirmidzi, hal. 64 tanpa mencantumkan cetakan.
29.Syarh Nahjul Bala-ghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 1, hal. 21; juz 13, hal. 276 dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl.
30.Ar-Riya-dhun Na-dhirah, karya Muhibuddin Ath-Thabari Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 274 dan 302, cetakan ke-2.
31.Fadha-`ilul Khamsah min Ash-Shiha-his Sittah, juz 254.
32.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 53-56, hadis ke 383.
Surah Al-Baqarah : 37
Tawassul Nabi Adam a.s. ketika Bertaubat “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya”
Kalimat-kalimat yang dijadikan tawassul Nabi Adam a.s. ketika bertaubat kepada Tuhannya adalah Nabi Muhammad SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s.
Silahkan rujuk:
1.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al- Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 63, hadis ke 89.
2.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 97 dan 239, cet. Istambul; hal. 111, 112, 283, cet. Al–Haidariyah.
3.Muntakhab Kanzul ‘Umma-l, karya Al-Muttaqi Al-Hindi (catatan pinggir) Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, hal. 419.
4.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 60.
5.Al-Ghadi-r, karya Al-Amini, juz 7, hal. 300.
6.Ihqa-qul Haqq, At-Tustari, juz 3, hal. 76.
6
Asbabun Nuzul
Surah An-Nisa-`: 54
Manusia yang Dihasudi “Apakah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya”
Manusia yang dihasudi dalam ayat ini adalah Ahlul Bayt a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 143, hadis ke 195, 196, 197, dan 198.
2.Mana-qib Al-Imam Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 467, hadis ke 314.
3.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal 142, 328 dan 357, cet. Al-Haidariyah; hal. 121, 274, dan 298, cet. Istambul.
6.Al-Ittiha-f bi Hubbil Asyra-f, karya Asy-Syibrawi Asy-Syafi’i, hal. 76.
7.Rasyafah Ash-Shadi, karya Abu Bakar Al-Hadhrami, hal. 37.
8.Al-Ghadi-r, karya Al-Amini, juz 3, hal. 61.
Surah Al-A’ra-f : 46
Tokoh-tokoh A’raf “Dan di atas Al-A’raf itu terdapat orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu (penghuni surga dan neraka) dengan tanda-tanda mereka”
Para penghuni Al-A’raf adalah Ali, Ja’far, Hamzah, dan Abbas. Mereka mengenal orang-orang yang mencintai dan membenci mereka.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal. 198, hadis ke 256, 257, dan 258, cet. Beirut.
2.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 118 dan 119 cet. Al-Haidariyah; hal. 102, cet. Istambul.
5.Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukuni, juz 2, hal. 212.
6.Fadha-`ilul Khamsah min Ash-Shihahis Sittah, juz 1, hal. 286.
Surah Al-Ahza-b : 23
Orang yang Menunggu-nunggu Janji Allah “Di antara orang-orang itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka, di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”
Ia menunggu apa yang telah dijanjikan Allah kepadanya, dan ia adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 1 hadis ke 627 dan 628.
12.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 363.
13.Fadha-`ilul Khamzah min Ash-Shihahis Sittah, juz 1, hal. 287.
Surah An-Nu-r : 36-37
Rumah-rumah yang Dimuliakan “Bertasbihlah kepada Allah di rumah-rumah yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada sesuatu hari yang (di hari itu) hati dan pandangan menjadi guncang”
Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-dihut Tanzi-l, Al-Hakim Al- Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 409, hadis ke 566, 567, dan 568.
2.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi, juz 5, hal. 50.
3.Ru-hul Ma’a-ni, karya Al-Alusi, juz 18, hal. 157.
4.Gha-yatul Mara-m, hal. 318, cet. Tehran.
Surah An-Nu-r : 35
Cahaya Allah “Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpaan cahaya Allah seperti miskat (sesuatu yang tak tembus cahaya) yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya”
Silahkan rujuk Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i , hal. 316, hadis ke 361, cet. Tehran.
Surah Al-Wa-qi’ah : 10-11
Orang yang Terdahulu Beriman “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Merekalah orang yang didekatkan (kepada Allah)”
Ayat ini turun untuk Ali bin Abi Thalib a.s. Rasulullah SAWW bersabda: “Orang yang dahulu beriman ada 3 orang : orang yang paling dahulu beriman kepada Nabi Musa adalah Yawsya’ bin Nun, orang yang paling dahulu beriman kepada Isa adalah Shahibu Yasin, dan orang yang palig dahulu beriman kepada Muhammad adalah Ali bin Abi Thalib”.
Silahkan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 213, hadis ke 924, 925, 926, 927, 928, 929, dan 930.
2.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazaili Asy-Syafi’i, hal. 320, hadis ke 365.
3.Tadzkiratul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi.
4.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi, juz 6, hal. 154.
18.Fadha-`ilul Khamsah min Ash-Shiha-his Sittah, juz 1, hal. 588.
Surah Al-Hadi-d : 19
Shiddi-qqi-n “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang shiddiqin (orang-orang yang teguh imannya kepada kebenaran Rasul) dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka”
Yang dimaksud dengan shiddi-qi-n di sini adalah Ali bin Abi Thalib a.s., seorang mukmin dari keluarga Fir’aun dan seorang mukmin dari keluarga Yasin.
Siapakah ash-shiddi-q dan al-fa-ru-q itu? Menurut hadis-hadis yang mutawatir, ash-shiddi-q dan al-fa-ru-q yang paling agung adalah Ali bin Abi Thalib a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi , juz 2, hal. 223, hadis 938, 939, 940, 941 dan 942.
2.Gha-yatul Mara-m, bab 165, hal. 417 dan 648, cet. Tehran.
3.Tarjamah Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 74, hadis ke 121, 122, 123, 124 dan 126.
Pemandu dan Penegak Keadilan “Dan di antara makhluk yang kami ciptakan ada sekelompok yang memberi petunjuk (sesuai) dengan kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka bertindak adil”
Ayat ini turun untuk keluarga Muhammad SAWW. Silahkan rujuk Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal. 204, hadis ke 266 dan 267.
Surah Sha-d : 28
Mereka yang Bertakwa dan yang Bermaksiat “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat.”
Yang dimaksud dengan “orang-orang yang bertakwa” di sini adalah Ali bin Abi Tahlib, Hamzah, Ubaidah bin Harits. Sedangkan yang dimaksud dengan “orang-orang yang bebuat maksiat” adalah Al-Walid, Utbah, dan Syaibah.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 113, hadis ke798, 799, 800, 801, 802, 803 dan 804.
2.Ru-hul Ma’a-ni, karya Al-Alusi, juz 23, hal. 171.
3.Gha-yatul Mara-m, hal. 379, cet. Tehran.
Surah Al-Ja-tsiyah : 21
Mereka yang Bariman dan yang Membuat Kerusakan “Apakah orang-orang yang membuat kerusakan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah persangkaan mereka itu”
Yang dimaksud dengan “orang-orang yang beriman” di sini adalah Ali bin Abi Thalib, Hamzah dan Ubaidah bin Harits. Sedangkan yang dimaksud dengan “orang-orang yang membuat kerusakan” adalah Al-Walid, Utbah, dan Syaibah.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 114, hadis ke 801; hal. 168, hadis ke 872, 873, 874 dan 875.
10.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi, juz 6, hal. 379.
11.Tafsir Ath-thabari, juz 30 dan 146, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
12.Tadzkiyatul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 18.
13.Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, jilid 5, hal. 477.
14.Ru-hul Ma’a-ni, karya Al-Alusi, juz 30, hal. 207.
15.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 287.
16.Al-Gahdi-r, karya Al-Amini, juz 2, hal. 57.
17.Fadha-`ilul Khamsah, juz 1, hal. 278.
18.Gha-yatul Maram, bab 28, hal. 328, cet. Tehran.
19.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 156.
Surah Al-Hajj : 19
Dua Golongan yang Bertengkar “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. ”
Ayat ini turun berkenaan Ali bin Abi Thalib a.s. dan sahabatnya, Hamzah dan Ubaidah pada peristiwa perang Badar, dan di sisi yang lain, berkenaan dengan untuk Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabi’ah dan Utbah bin Rabi’ah. Dan orang pertama yang berhadapan dalam pertengkaran adalah Ali bin Abi Thalib a.s.
Silahkan rujuk :
1.Shahih Bukhari, kitab Tafsir, bab Tafsir Surat Al-Hajj, juz 5, hal. 142, cet. Darul Fikr; juz 6, hal. 124, cet. Mathabi’ Dar Ats-Tsa’b; juz 3, hal. 116 , Al-Khayriyah, Mesir.
2.Syawa-hidut Tanzi-l, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1 , hal. 386, hadis ke 532, 533, 534, 535, 538 dan 542.
3.Shahih Muslim, kitab Tafsir, juz 2, hal. 611, cet. Isa Al-Halabi; juz 8, hal. 245, cet. Muhammad Ali Shabih, Mesir.
4.Mustadarak Al-Hakim, juz 2, hal. 386. Ia mensahihkannya.
5.Talki-shul Mustadrak, karya Adz-Dzahabi, dicetak di akhir Al-Mustadarak, dan ia mensahihkannya.
6.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 264, hadis ke 311.
7.Ad-Durrul Mantsu-r, karya Al-Wahidi An-Naisaburi, hal. 176.
8.Asba-bun Nuzu-l, karya Al-Wahidi An-Naisaburi, hal. 176.
9.Nizham Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 93.
Antara mukmin dan Fasik “Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang fasik, maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari dalamnya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:’Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu dustakan’”
Ayat ini turun untuk dua orang, mukmin adalah Ali bin Abi Thalib dan fasik adalah Walid bin Uqbah.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 445-453, hadis ke 610, 611, 612, 613, 614, 615, 616, 617, 618, 619, 620, 621, 622 dan 626.
2.Mana-qib Al-Imam Ali bin abi Thalib, karya Al-Maghazili AsySyafi’I, hal.324, hadis ke 370 dan 371.
Pemberian Minuman dan Keimanan “Apakah (orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah, dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Ayat ini turun berkenaan dengan Ali bin Thalib a.s. dan Al-Abbas. Ali adalah orang yang beriman kepada Allah dan berjihad.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzil, karya al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi juz1, hal.244, hadis ke 328, 329, 330, 331, 332, 333, 334, 335, 336, 337 dan 338.
2.Mana-qib ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 321, hadis ke 367 dan 368.
3.Tafsir Ath-Thabari, juz 10, hal. 96.
4.Tafsir Al-Qurthubi, juz 8, hal. 91-92.
5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 341-342.
6.Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 2, hal. 346.
17. Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Ta-ri-kh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 314, hadis ke 910.
18. Al-Ghadi-r, karya Al-Amini, juz 2, hal. 53.
19. Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal.122.
20. Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 203, hadis ke 159.
Surah Al-Baqarah : 207
Korban yang Pertama “Di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya demi mencari ridha Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”
Ayat ini turun berkenaan dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. ketika beliau menggantikan Nabi SAWW tidur di ranjang beliau pada malam hijrah.
Silahkan rujuk:
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 96, hadis ke 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141 dan 142.
3.Al-Fushu-lul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 31, cet. Al-Haidariyah; hal. 33, cet. yang lain.
4.Tadzkiratul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 35 dan 200, cet. Al-Haidariyah ; hal. 21 dan 115, cet. yang lain.
Surah Al-Baqarah : 274
Berinfak Secara Sembunyi “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka akan mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
Ayat ini turun untuk Ali bin Abi Thalib a.s.
Silakan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 109, hadis ke 155, 156, 158, 159, 160, 161, 162 dan 163.
2.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili, hal. 280, hadis ke 325.
4.Ad-Durul Mantsu-r, karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i, juz 5, hal. 328.
5.Tafsir Al-Qurthubi, juz 15, hal. 256.
6.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimsayq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 418, hadis ke 917 dan 918.
7.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal.177.
Surah Al-Anfa-l : 75
Hubungan Kerabat “Dan orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah”
Ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib as. Silahkan rujuk Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimsayq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 14, hadis ke 12.
Surah Ath-Thu-r : 21
Keturunan Yang Baik “Dan orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam iman, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka…”
Ayat ini turun untuk lima orang : Rasulullah SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s.
Silakan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 197, hadis ke 903, 904, 905, 906, 907, 908 dan 909.
Keluarga Dekat “Dan berikanlah kepada keluarga dekat haknya”
Yang dimaksud dengan “keluarga dekat” dalam ayat ini adalah Fathimah Az-Zahra` a.s., suaminya dan anak-anaknya. Ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW memberikan tanah Fadak kepada Fathimah Az-Zahra a.s.
Silakan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 338, hadis ke 467, 468, 469, 470, 471, 472 dan 473.
2.Ad-Durul Mantsu-r, oleh As-Suyuthi, juz 4, hal. 177.
Ayat Khumus “Ketahuilah, sesungguhnya setiap ghanimah (rampasan perang) yang kamu peroleh, maka sesungguhnya seperlima dari ghanimah tersebut adalah untuk Allah, Rasul, dzil qurba-.....”
Yang dimaksud dengan dzul qurba- dalam ayat di atas adalah Ali, Fathimah, Hasan Dan Husein a.s.
Silakan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 218, hadis ke 292, 293, 294, 295, 296, 297, dan 398.
2.Tafsir Ath-Thabari, juz 10, hal. 5 dan 8, cetakan kedua.
Ayat Tentang Fai` “Setiap harta rampasan (fai`) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota, maka harta itu adalah untuk Allah, Rasul dan keluarga dekat Rasul”
Maksud “al-qurba-” di sini sudah jelas dari keterangan sebelumnya. Dan untuk keterangan lebih lanjut.
Silakan rujuk :
1.Tafsir Al-Kasysya-f, oleh Az-Zamakhsyari, juz 4, hal. 502, cet. Beirut.
11.Ihqa-qul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 449, cet. Tehran.
Surah Al-Ahza-b : 56
Ayat Tentang Shalawat “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkan salam kesejahteraan kepadanya”
Ayat ini menjelaskan cara bershalawat kepada Nabi dan Keluarganya.
Silakan rujuk :
1.Shahih Bukhari, kitab At-Tafsi-r, bab Firman Allah innalla-ha wa mala-ikatahu- Yushallu-na ‘alan Nabi-, juz 6, hal. 27, cet. Darul Fikr; juz 6, hal. 151, cet. Mathabi’ Asy-Sya’b; juz 6, hal. 120, cet. Al-Amiriyah. Dan kitab Bad`ul Khalq, bab Yazifuna An-Naslan fil Masy-yi, juz 4, hal. 118, cet. Darul Fikr; kitab ad-da’awa-t, bab ash-shala-h ‘alan Nabi SAWW, juz 7, hal. 156, cet. Darul Fikr.
2.Shahih Muslim, kitab ash-shala-h, bab ash-shala-h ‘alan Nabi SAWW, juz 2, hal. 16, cet. Syirkah Al-I’lanat; juz 1, hal. 173, cet. Isa Al-Halabi.
27.Ihqa-qul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 252.
28.Al-Ghadi-r, oleh Al-Amini, juz 2 hal. 6, 7, 8 dan 9.
29.Ta-ri-kh Baghdad, juz 8, hal. 381.
30.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 1, hal. 2268.
31.As-Sunan Al-Kubra-, oleh Al-Baihaqi, juz 2, hal. 378.
8
Asbabun Nuzul
Surah Ar-Ra’d : 29
“Thu-ba-” (Tempat Kembali yang Baik) “Orang-orang yang beriman dan beramal salih, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”
Tentang makna “thu-ba-”, Rasulullah SAWW bersabda : “Thuba adalah satu pohon di surga, akarnya berada di kediaman Ali bin Abi Thalib dan cabangnya untuk penduduk surga”. Lalu sebagian sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, aku telah bertanya kepada Anda berkenaan dengan hal itu dan Anda menjawab bahwa akarnya berada di kediamanku dan cabangnya untuk penduduk surga”. Rasulullah SAWW bersabda : “Bukankah kediamanku dan kediaman Ali adalah satu?”.
Silakan rujuk :
1.Syawa-hidut Tanzi-l, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-0Hanafi, juz 1, hal. 304, hadis ke 417, 418, 419 dan 421.
2.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, oleh Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’I, hal. 268, hadis ke 315.
6.Mi-za-nul I’tida-l, oleh Adz-Dzahabi, juz 2, hal. 380.
7.Ihqa-qul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 376.
Surah Tha-ha- : 25
Memohon Seorang Wazir Diriwayatkan bahwa Nabi SAWW berdo'a : "Ya Allah, sesungguhnya saudaraku Musa memohon kepada-Mu dengan do'anya : ‘Ya Tuhanku, lapangkan untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku, lepaskan kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkan dengannya kekuatanku, dan jadikan dia sekutu dalam urusanku”. Lalu Kauwahyukan kepadanya : 'Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu berdua (Al-Qashash : 35). Ya Allah, sungguh aku adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu, Muhammad, lapangkan untukku dadaku, dan mudahkan untukku urusanku, dan jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku, (yaitu) Ali, saudaraku.
1.Syawa-hidut Tanzi-l, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 179, hadis : 235.
2.Tadzkiratul Khawwa-sh, oleh As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 15.
7.Matha-libus Sa`u-l, oleh Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, juz 87.
8.Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 192, hadis ke 151.
Surah Al-Ahza-b : 72
Penyerahan Amanat Wilayah Ahlul Bayt a.s. termasuk amanat yang diynatakan oleh Allah dalam firman-Nya ini. Silahkan rujuk Tafsir Ash-Sha-fi-, juz 2, hal. 369, Tafsir Ali bin Ibrahim Al-Qummi, juz 2, hal. 198 dan Gha-yatul Mara-m, hal. 396, cet. Iran.
“Wahai orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam dengan sempurna, dan janganlah kamu mengikuti langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata”
Surah Al-A’ra-f : 172
Kesaksian Anak Cucu Adam “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan : ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) telah lengah terhadap hal ini”
Wilayah Ahlul Bayt a.s. adalah termasuk kesaksian yang dinyatakan oleh Allah di dalam ayat ini.
Silakan rujuk :
1.Al-Ikli-l, oleh As-Suyuthi, hal. 89, cet. Mesir. “Dialah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah Ummul Kitab dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat dengan tujuan mengikuti fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka (yang mendalam ilmunya) berkata : ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami’. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya kecuali orang-orang yang berakal”.
Kepercayaan Islam, Muhammad bin Ya'qub meriwayatkan dengan sanad yang sahih, dari Imam Ja'far Shadiq a.s., ia berkata, ia berkata : "Kami adalah orang-orang yang diwajibkan oleh Allah untuk ditaati, dan kami adalah orang-orang yang mendalam ilmunya (ar-ra-sikhu-na fil 'ilm) dan kami pun juga orang-orang yang dihasudi..". Silakan rujuk Tafsir Ali bin Ibrahim Al-Qummi, juz 1, halamn 96.
Surah Al-Hasyr : 20
Penghuni Surga dan Neraka “Tidak sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung”
Syeikh Thusi dalam kitabnya Al-A-ma-li, meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Amirul Mukminin a.s. bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Penghuni-penghuni surga adalah orang-orang yang taat kepadaku dan Ali sesudahku, dan berpegang teguh kepada wilayahnya". Kemudian sahabatnya bertanya tentang penghuni-penghuni neraka. Beliau menjawab: "Orang-orang yang menentang wilayah Ali, mengingkari kesaksian, dan orang-orang yang memeranginya." Riwayat ini juga diriwayatkan oleh Ash-Shaduq dari Imam Ali a.s.
Abu Muayyid Al-Muwaffiq bin Ahmad meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah SAWW bersabda : "Demi Dzat yang diriku berada dalam (genggaman) kekuasaan-Nya, sesungguhnya ia (Ali) dan Syi'ahnya mereka adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat". Silakan rujuk Tafsir Fura-t Al-Ku-fi-, hal. 181.
Surah Fa-thir : 32
Pewaris Al-Kitab “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”
Yang dimaksud dengan "hamba-hamba yang dipilih, yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, dan para pewaris Al-Kitab " adalah para imam dari Ahlul Bayt a.s., merekalah orang-orang yang mendapat karunia yang amat besar. Yang dimaksud dengan "hamba-hamba yang berada pada pertengahan" adalah mereka yang mengenal para imam a.s. dan "hamba-hamba yang menganiaya diri mereka sendiri" adalah orang-orang yang tidak mengenal para imam a.s.
Ketika menafsirkan ayat tersebut Imam Muhammad Al-Baqir a.s. berkata: "orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah imam, orang yang berada pada pertengahan adalah orang yang mengenalnya, orang yang menzalimi dirinya sendiri adalah orang yang tidak mengenalnya".
Hadis ini juga diriwayatkan dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. dari Imam Musa Al-Kazhim a.s. dan dari Imam Ali Ar-Ridha a.s.. Silakan rujuk Gha-yatul Mara-m, hal. 351, cet. Dar Al-Qamus Al-Haditsah.
Tiga Perdelapan Al Quran Turun untuk Imam Ali a.s.
3.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, oleh Ibnu Al-Maghazili, hal. 328, cet. Tehran.
Surah Maryam : 96
Orang-Orang yang Beriman dan Beramal Salih “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal salih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang”
Para mufassir dan ahli hadis mengatakan bahwa ayat ini turun untuk Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.
Surah Hu-d : 17
Seorang Saksi dari Allah SWT "Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang berada pada hujjah yang jelas dari Tuhannya (Al Quran), dan diikuti pula oleh seorang saksi dari-Nya"
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Ali bin Abi Thalib a.s. berkata: "Tidak seorang pun dari suku Qureisy kecuali turun untuknya satu atau dua ayat”. Kemudian beliau ditanya: “Ayat yang turun untukmu?”. Beliau menjawab: "Tidakkah kamu membaca Surat Hud : 17 yang menegaskan 'Dan diikuti oleh seorang saksi dari-Nya”.
Riwayat ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya terdapat di dalam:
1.Tafsir Ja-mi'ul Baya-n, oleh Ath-Thabari, juz 11, hal. 11.
3.Tafsir Fathul Qadi-r, oleh Asy-Syaukani, juz 2, hal. 482.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 440.
5.Al-Mana-qi-, oleh Ibnu Syahr-asyub, juz 2, hal. 282.
6.Al-Ghadi-r, oleh Al-Amini, juz 1, hal. 107.
Surah At-Tahri-m : 4
Mukmin yang Salih "Jika kalian (dua orang wanita) bertaubat kepada Allah, maka (hal itu adalah sangat baik dan) sesungguhnya hatimu menginginkan (hal itu), dan jika kalian berdua saling bahu-membahu untuk mengganggunya (Nabi), maka sesunggunya Allah, Jibril dan mukmin yang salih adalah pelindungnya"
Ayat ini turun berkenaan dengan kasus A’isyah dan Hafshah. Dan yang dimaksud dengan "mukmin yang salih" adalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s.
Silahkan rujuk:
1.Tafsir Fathul Qadi-r, oleh Asy-Syaukani, juz 1, hal. 253.
5.Al-Mana-qib, oleh Ibnu Syahr-asyub, juz 2, hal. 274.
6.Al-Mustadarak, karya Al-Hakim, juz 2, hal. 493.
Surah Asy-Syu-ra- : 23
Orang Yang Berbuat Kebaikan "Dan barang siapa yang berbuat sebuah kebajikan, maka Kami akan menambahkan kebaikan baginya dalam kebaikannya itu"
Yang dimaksud dengan "berbuat kebaikan" dalam ayat di atas adalah mencintai Keluarga Nabi SAAW, sebagaimana hal ini telah dinyatakan karya susunan kata sebelumnya secara implisit yang menganjurkan kita untuk mencintai keluarga Nabi SAWWW.
Berkenaan dengan informasi lebih lanjut dapat Anda baca di dalam:
7.Nizha-m Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 86.
8.Yana-bi-'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 118, cet. Istambul.
9.Al-Fushu-lul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 11, cet. Najaf.
10.Al-Mana-qib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 2.
9
Asbabun Nuzul
Surah At-Taubah : 1
Deklarasi Pemutusan Hubungan dengan Musyrikin "(Inilah deklarasi) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya untuk musyrikin yang kalian (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka)"
Ayat ini turun untuk Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW mengutus Abu Bakar untuk menyampaikan deklarasi pemutusan hubungan dengan musyrikin, lalu beliau mengalihkan tugas itu kepada Imam Ali a.s. Ketika Abu Bakar pulang ke Madinah, ia bertanya kepada Nabi SAWW: “Apakah ada ayat turun tentang hal ini?”. Beliau menjawab: "Tidak, tetapi aku yang diperintahkan menyampaikan pernyataan itu atau seseorang dari Ahlul Baytku".
Hadis ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Al-Kasysya-f, karya Az-Zamakhsyari, juz 2, hal. 177.
2.Tafsir Ja-mi'ul Baya-n, karya Ath-Thabari, juz 10, hal. 46.
3.Tafsir Ghara-`ibul Qura-n, karya An-Naisaburi, juz 10, hal. 36.
4.Tafsir Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 2, hal. 333.
6.Sunan Ibnu Majah, tentang Fadha-`ilus Shaha-bah, juz 1, hal. 9.
7.Musnad Ahmad, juz 4, hal. 164.
8.Kanzul 'Umma-l, juz 6, hal. 152.
Surah Al-Muja-dalah : 12
Bersedekah sebelum Berbicara Khusus dengan Rasulullah SAWW "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, hendaklah kalian mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumitu"
Orang yang mempraktikkan ayat ini hanyalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. dan tidak ada seorang sahabat pun yang mempraktikkannya sesudah beliau.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. berkata: "Sesungguhnya di dalam Al Quran terdapat satu ayat yang tiada seorang pun mengamalkannya sebelum dan sesudah aku. Yaitu (ayat yang berbunyi) "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, hendaklah kalian mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumitu". Pada waktu aku hanya memiliki 1 Dinar. Karena aku ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, lalu kusedekahkan uang tersebut. Kemudian ayat ini disusul oleh ayat lain yang berbunyi: “Apakah kalian takut (menjadi miskin) karena memberikan sedekah sebelum berbicara khusus (dengannyal)? Jika kalian tidak melakukannya dan Allah (meskipun demikian) masih mengampuni kalian, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya”. (Al-Muja-dalah:13).” Lalu beliau berkata: “Melalui perantarku Allah meringankan umat ini. Tidak ada seorang pun yang mengamlkan ayat ini sebelum dan sesudahku”.
Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya terdapat di dalam:
2.Tafsir Ja-mi'ul Baya-n, karya Ath-Thabari juz 28, hal. 14.
3.Tafsir Ghara-`ibul Qura-n, karya An-Naisaburi, juz 28, hal. 23.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 326.
Surah Al-Ha-qqah : 11-12
Telinga Yang Mau Mendengar "Ketika air (yang hendak menelan para penentang) membumbung tinggi Kami masukkan kalian ke dalam kapal laut, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan (sayangnya) hanya telinga yang sadar yang dapat mendengar peringatan itu"
Yang dimaksud dengan "telinga yang sadar" adalah telinga Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW bersabda: "Ya Allah, jadikanlah telinga Ali mendengar peringatan itu". Kemudian Imam Ali a.s. berkata: "Karena doa itu apa yang kudengar dari Rasulullah SAWW tidak pernah kulupakan".
Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 282.
2.Tafsir Al-Kasysya-f, karya Az-Zamakhsyari, juz 4, hal. 151.
5.Tafsir Ja-mi'ul Baya-n, karya Ath-Thabari, juz 29, hal. 43.
6.Tafsir Majma'ul Baya-n, karya Ath-Thabarsi, juz 29, hal. 43.
7.Al-Ghadi-r, karya Al-Amini, juz 3, hal. 391.
Surah Adh-Dhuha- : 5
Ridha Rasulullah SAWW “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hatimu) menjadi puas”
Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Al-Qurthubi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAWW puas (baca : rela) karena tidak ada seorang pun dari Ahlul Baytnya yang masuk ke dalam api neraka”. Rasulullah SAWW bersabda: "Sesungguhnya Fathimah adalah wanita yang memelihara kesuciannya, maka Allah mengharamkannya dan keturunannya dari api neraka."
Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Ja-mi'ul Baya-n, karya Ath-Thabari, juz 30, hal. 149.
3.Tafsir Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 459.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 523.
5.Tafsir Majma'ul Baya-n, karya Ath-Thabarsi, juz 3, hal. 136.
6.Asy-Syaraful Mu`abbad li A-li Muhammad, karya An-Nabhani, hal. 44, cetakan Al-Halabi, cetakan kedua.
Surah Al-Kautsar : 1-3
Keturunan Rasulullah SAWW "Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (keturunannya)"
Ayat ini turun berkaitan dengan pernikahan Fathimah Az-Zahra' dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s., dan juga sebagai jawaban atas tuduhan bahwa keturunan Rasulullah SAWW terputus. Jadi, yang dimaksud dengan "nikmat yang banyak" adalah Rasulullah SAWW memiliki keturunan yang banyak dan baik melalui Fathimah Az-Zahra' dan Amirul Mukminin a.s. Keturunan itu adalah para imam a.s. yang akan membimbing manusia menuju ketaatan dan keridhaan Allah. Adapun yang dimaksud dengan "orang yang membencimu dialah yang terputus" adalah orang yang beranggapan bahwa Rasulullah SAWW tidak memiliki keturunan.
Penafsiran ini dapat Anda baca dalam buku-buku berikut:
1.Tafsir Fathul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 30, hal. 504.
4.Nu-rul Absha-r, karya Asy-Syablanji, hal. 52, cet. Darul Fikr, tahun 1979 M.
5.Al-Mana-qib, karya Syahr-asyub, juz 3, hal. 127.
Surah Ar-Rahma-n : 19-22
Dua Lautan yang Bertemu, Membuahkan Mutiara dan Marjan "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya terdapat pembatas yang tidak akan dapat saling menembus. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan"
Yang dimaksud dengan "dua lautan" adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra a.s., yang dimaksud dengan "mutiara" adalah Imam Hasan a.s. dan yang dimaksud dengan "marjan" adalah Imam Husein a.s.
7.Tadzkiratul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi, hal. 54, cet. Al-Ghira.
8.Al-Mana-qib, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, hal. 212.
9.Al-Mana-qib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 111, cet. Najaf.
10.Tafsir Majma'ul Baya-n, karya Ath-Thabarsi, juz 27, hal. 91.
11.Ihqa-qul Haqq Wa Izha-qul Ba-thil, karya Nurullah Al-Huseini, juz 9.
Surah Muhammad : 30
Kebencian Munafikin terhadap Ali bin Abi Thalib a.s. "Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengetahui mereka dengan tanda-tanda (yang ada pada) mereka. Dan kamu akan benar-benar mengenal mereka dari cara bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian"
Ayat ini berkaitan dengan munafikin yang membenci Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik pada zaman Rasulullah SAWW kecuali melalui kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib."
Riwayat ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam :
1.Ad-Durrul Mantsu-r, karya As-Suyuthi juz 7, hal. 504.
2.Al-Mana-qib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 315.
3.Kanzul 'Umma-l, bab Fadha-`il Ali bin Abi Thalib, juz 6, hal. 294.
4.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 129. Ia meriwayatkan dari Abu Dzar r.a. bahwa ia berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik kecuali melalui kedustaan mereka atas nama Allah dan Rasul-nya, keingkaran mereka terhadap shalawat, dan kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib r.a." Al-Hakim berkata: “Hadis ini shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya”.
5.Ash-Shawa-'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 177.
6.Dala-`ilus Shidq, karya Al-Muzhaffar, juz 2, hal. 155. Hadis Tentang Pintu Ilmu dan Hikmah
Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah kota ilmu dan Ali pintuya, maka siapa yang menghendaki ilmu, hendaknya ia mendatanginya dari pintunya." Hadis ini terdapat di dalam :
1.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 464, hadis ke : 984, 985, 986, 987, 988, 989, 990, 991, 992, 993, 994, 995, 996 dan 997.
2.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke 459.
3.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 16 dan 127; ia mengatakan hadis ini shahih.
4.Usdul Gha-bah, juz 4, hal. 22.
5.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 80, hadis ke : 120, 121, 122, 123, 124, 125 dan 126.
7.Al-Mana-qib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 40.
8.Nizha-m Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 113.
9.Yana-bi-'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 65, 72, 179, 182, 210, 234, 254, 282, 407, dan 40, cet. Islambul; hal. 211, 217, 248, 278, 303, dan 338, cet. Al-Haidariyah.
10.Ta-ri-khul Khulafa-`, karya As-Suyuthi, hal. 170.
11.Is'a-fur Ra-ghibi-n (catatan piggir) Nu-rul Absha-r, hal. 140, cet. Al-'Utsmaniyah; hal. 154, cet. As-Sa'idiyah; hal. 174, cetakan yang lain.
12.Tadzkiratul Khawwa-sh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 47 dan 48.
13.Maqtalul Husein a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 43.
14.Fathul Mulk Al-'A-li, karya Al-Maghribi, hal. 222, 23, 24, 28, 29, 40, 41, 42, 43, 44, 54, 5, dan 57, cet. Al-Haidariyah; hal. 3, 4, 5, 14, 15, dan 16, cet. Al-Islamiyah, Al-Azhar. Ia mensahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah Ali".
15.Faydhul Qadi-r, karya Asy-Syaukani, juz 3, hal. 46.
29.Dan kitab-kitab yang lain bahkan berpuluh-puluh kitab yang secara khusus disusun untuk hadis ini, antara lain Abaqa-tul Anwa-r, juz 5, cet. Al-Hindi. Kitab ini disusun khusus untuk hadis ini. Fathul Mulk Al-'A-li, karya Al-Maghribi, dengan menshahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah Ali", cet. Mesir dan Najaf, dan kitab-kitab lainnya.
Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah rumah hikmah dan Ali adalah pintunya." Hadis ini terdapat di dalam:
1.Shahih Tirmidzi, juz 5, hal. 301, hadis ke-3807.
2.Hilyatul Awliya-`, juz 1, hal. 63.
3.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazali Asy-Syafi'i, hal. 87, hadis ke-129.
4.Fathul Mulk Al-'A-li, karya Al-Maghribi, hal. 22 dan 23, cet. Mesir; hal.: 45, 53, dan 55, cet. Al-Haidariyah.
15. Al-Fathul Kabi-r, karya An-Nabhani, juz 1, hal. 272.
16. Fara-`idus Simthain, juz 1, hal. 99.
Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah kota hikmah dan Ali adalah pintunya." Hadis ini dapat Anda baca di dalam:
1.Mana-qib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 86, hadis ke-128.
2.Fathul Mulk, karya Al-Maghribi, hal. 26, cet. Mesir; hal. 59, 42, dan 43, cet. Al-Haidariyah
Rasulullah SAWW bersabda: "Ali adalah pintu ilmuku, dan penjelas risalahku terhadap ummatku sesudahku; Mencintai Ali adalah iman dan membencinya kemunafikan...". Hadis ini terdapat di dalam:
1.Fathul Mulk Al-'A-li, karya Al-Maghribi, hal. 18, cet. Al-Azhar; hal. 47, cet. Al-Haidariyah.
2.Al-Ghadi-r, karya Al-Amini, juz 3, hal. 96.
3.Kanzul 'Umma-l, juz 6, hal. 156. Hadis ini diriwayatkan karya Ad-Dailami dari Abu Dzar.
Rasulullah SAWW bersabda kepada Ali: "Kamu adalah penjelas terhadap ummatku apa yang mereka perselisihkan sesudahku”. Silahkan rujuk:
1.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 122; hadis ini diriwayatkan dari Anas bin Malik. Ia mengatakan bahwa hadis ini adalah shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.
2.Kanzul 'Umma-l, juz 6, hal. 156. Ia meriwayatkan dari Ad-Dailami dari Anas bin Malik.
3.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i juz 2, halman 488, hadis ke-1008 dan 1009.
4.Maqtal Al-Husein a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 86.
5.Al-Mana-qib, karya Al-Kharazmi, hal. 236.
6.Kunu-zul Haqa-`iq, karya Al-Manawi, hal. 203, cet. Bulaq.
7.Yana-bi-'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 182, cet. Istambul.
Hadis ini menjelaskan makna firman Allah SWT yang berbunyi: "Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (An-Nahl : 64) Hadis Tentang Manusia Terbaik
Rasulullah SAWW bersabda: "Ali adalah sebaik-baik manusia. Karena itu, barang siapa yang menolaknya, ia adalah kafir."